Anda di halaman 1dari 18

Laporan Zat Pembantu Tekstil

Analisa Lemak / Minyak


        I.            Maksud dan Tujuan
a.       Maksud
-          Bilangan Asam
Menentukan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam contoh uji minyak/lemak.
-          Bilangan Ester
Menentukan banyaknya asam lemak yang teresterkan pada gliseril di dalam contoh uji
lemak/minyak.
-          Bilangan Penyabunan
Menentukan banyaknya total asam lemak yang bebas dan teresterkan didalam lemak/minyak.
-          Bilangan Iodium
Menentukan bilangan iodium suatu contoh uji.
-          Analisa lemak / minyak Cara Soxhlet
Menentukan kadar lemak/minyak dalam suatu contoh uji.

b.      Tujuan
  Bilangan Asam
Menetralkan asam-asam organik (lemak) bebas dalam 1 gram lemak dengan beberapa mgram
KOH.
  Bilangan Ester
Menyabunkan ester dalam 1 lemak/minyak dengan beberapa mgram KOH.
  Bilangan Penyabunan
Menyabunkan sempurna minyak/lemak dalam 1 lemak/minyak dengan beberapa mgram KOH.
  Bilangan Iodium
Mengikat halogen dengan minyak/lemak.
  Analisa lemak/minya cara soxhlet
Menghilangkan lemak/minyak dalam contoh uji.

    II.            Teori Dasar
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid ,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena
lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya
dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi.
Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih
polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak
yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N)
sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-
polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti
“triester dari gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis
lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam
lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.

1. Penamaan lemak dan Minyak


Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara
menggantikan akhiran at pada asam lemak dengan akhira in , misalnya :
- tristearat dari gliserol diberi nama tristearin
- tripalmitat dari gliserol diberi nama tripalmitin

selain itu , lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan
suatu ester, misalnya:
- triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat
- tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat

2. Pembentukan Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol . Dalam pembentukannya,
trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam
lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk satu molekul
trigliserida dan satu molekul air .
Bila R1=R2=R3 , maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana (simple
triglyceride), sedangkan bila R1, R2,R3, berbeda , maka disebut trigliserida campuran (mixed
triglyceride).

3. Klasifikasi Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan, yaitu:
3.1 Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap) :
3.1.1. Asam lemak jenuh
Nama Asam Struktur Sumber
CH3(CH2)2CO2H
Butirat Lemak susu

CH3(CH2)14CO2H
Palmiat Lemak hewani dan nabati

CH3(CH2)16CO2H
Stearat Lemak hewani dan nabati

3.1.2 Asam lemak tak jenuh

Nama Asam Struktur Sumber


Palmitoleat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H Lemak hewani
dan nabati

Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H Minyak nabati

Linolat CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH Minyak biji rami


(CH2) 7CO2H

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig – zag yang dapat cocok satu sama
lain, sehingga gaya tarik van der walls tinggi, sehingga biasanya ber wujud padat. Sedangkan
asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama terdapat
pada minyak nabati, minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.

            4. Dasar-dasar analisa lemak dan minyak


Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam
bahan mkanan atau bahan pertanian.
Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses
ekstraksinya,atau ada pemurnian lanjutan , misalnya
penjernihan(refining) ,penghilanganbau(deodorizing), penghilangan warna(bleaching).
Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
penyimpanan,sifat gorengnuya,baunya maupun rasanya.tolak ukur kualitas ini adalah angka
asam lemak bebasnya(free fatty acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat ketengikan dan kadar
air.
Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak
tertentu. data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka Reichert-Meissel,angka
polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi titik cair,angka kekentalan,titik
percik,komposisi asam-asam lemak ,dan sebagainya.
Uji analisa lemak meliputi:
1.      Kadar minyak/lemak dalam tekstil cara soxhlet
            Kadar lemak/ minyak dalam bahan tekstil adalah perbandingan antara berat
minyak/lemak dalam bahan tekstil dengan berat kering mutlak bahan tekstil yang telah
dihilangkan minyak/lemak. Prinsipnya minyak/lemak dalam contoh uji diekstrak dengan zat
pelarut minyak/lemak dengan menggunakan alat pengekstraksi Soxhlet.
2.      Bilangan Asam (BA)
            Bilangan asam adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH (alkali) yang
diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas didalam lemak. Bilangan asam dilakukan untuk
menentukan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak/lemak. Metoda yang dilakukan adalah
penetralan asam dengan alkali. Prinsipnya dengan melarutkan lemak/minyak dalam eter alkohol.
Cara penetralan dengan titrasi alkalimetri yaitu dititar dengan alkali.
3.      Bilangan Ester (BE)
            Bilangan ester adalah bilangan yang menyatakan berapa miligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan ester yang ada dalam 1 gram minyak/lemak. Tujuannya yaitu untuk
menghitung gliserol yang teresterkan. Metoda yang dilakukan yaitu hidrolisa lemak dan
penyabunan asam lemak dengan alkali. Cara penetapannya dengan cara titrasi asidimetri
(penitarnya asam) setelah proses penyabunan sempurna.
4.      Bilangan Penyabunan (BP)
            Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram KOH yang
diperlukan untuk menyabunkan sempurna 1 gram minyak/lemak. Tujuannya yaitu untuk
menentukan banyaknya total asam lemak (yang bebas dan teresterkan) didalam minyak/lemak.
Metoda yang dipakai yaitu hidrolisa lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali.
Penetapan dilakukan dengan cara titrasi asidimetri setelah proses penyabunan selesai.
5.      Bilangan Iodium (BI)
Bilangan iodium adalah bilangan yang menunjukkan berapa miligram halogen (dinyatakan
sebagai iodium) yang dapat diikat oleh 100 miligram minyak/lemak. Jadi BI merupakan ukuran
bagi banyaknya ikatan rangkap (tidak jenuh) dalam minyak/lemak karena halogenida akan
diadisi pada ikatan rangkap tersebut. Tujuannya untuk menentukan berapa banyaknya ikatan
rangkap dalam rantai hidrokarbon pada minyak/lemak. Metoda yang digunakan yaitu adisi ikatan
rangkap dalam hidrokarbon dengan halogen. Penetapannya dilakukan dengan cara titrasi
yodometri (dititar dengan tio sulfat) setelah proses adisi selesai.

 
 Kegunaan Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting bagi kehidupan makhluk hidup.adapun
lemak dan minyak ini antara lain:
1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesipek
2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul
3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena lemak dan
minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau
minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein
atau karbohidrat.
4. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng
makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya
atau menjadi kering.
5. Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
6. Memberikan tektur yang lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.
7. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine
8. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega
9. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial.

6. Sifat-sifat Lemak dan Minyak


6.1 Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu kamar
3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian
kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0, sedikit larut dalam alkohol
dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang
berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan
pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak
9. shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak
10. slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh kehadiran
komponen-komponennya
Sifat Lemak / minyak:
-          Penyabunan : lemak / minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali pada suhu mendidih.
-          Hidrolisa lemak : lemak / minyak mudah terhidrolisa oleh larutan asam kuat pada suhu
mendidih terutama asam – asam mineral.
-          Oksidasi / reduksi : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain, asam
lemak jenuh tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Lemak tak jenuh mengandung asam
oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam lemak tak jenuh mudah tereduksi membentuk asam
lemak jenuh dan mudah teroksidasi membentuk keton-keton.
-          Lemak/minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi bau dalam
penyimpanan. Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, mula-mula asam lemak tak
jenuh berubah menjadi hidroksida kemudian membentuk keton yang menimbulkan bau.
Gabungan oksidasi dan penyabunan oleh enzim dapat menguraikan lemak menjadi gliserol dan
merubahnya menjadi Akrolein CH2 = CH. CHO yang menjadi penyebab utama timbulnya bau
tengik.
-          Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan warna kekuningan. Oksigen
mensubstitusi ikatan rangkap membentuk timulnya gugus karbonil menyebabkan warna
kekuningan
-          Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, dan membiarkan lemak lama berhubungan
dengan udara menyebabkan lemak/minyak tak jenuh menjadi keras sehingga sukar dihilangkan
dalam proses pencucian. Hal tersebut timbul karena terjadi polimer lemak.
-          Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan proses polimerisasi antara ikatan rangkap
pada hidrokarbon. Oksigen radikal mensubstitusi ikatan rangkap membentuk:
                              - CH – CH -   - CH – CH -               - CH = CH –
                                                    peroksida
Timbulnya gugus karbonil menyebabkan warna kekuningan
-          Pengsulfonan : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain, asam lemak
jenuh dapat disulfonkan oleh asam sulfat pekat pada suhu dan tekanan tinggi
-          Pengsulfatan : lemak tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam
lemak tak jenuh mudah tersulfatkan oleh asam lemak sulfat pekat pada suhu mendidih
-          Jenis pelarut : benzena, minyak tanah, eter, hidrokarbon terklorinasi. Terpentin, karbon
disulfida, ligroin, dll. Tisdak larut dalam air, asam, dll.
-          Titik leleh : 47 0C – 65 0C

Cara menghilangkan:
a.       penyabunan atau hidrolisa dengan alkali
b.      pengemulsian oleh sabun atau zat aktif permukaan
c.    ekstraksi dengan pelarut organik

  III.            Reaksi
a.       Bilangan Asam
RCOOH + KOH                       RCOOK + H2O
b.      Bilangan Ester
R(COO)3C3H5 + KOH                     RCOOK + C3H5(OH)3
               KOH + HCl                      KCl + H2O

c.       Bilangan Penyabunan
R(COO)3C3H5 + 3 KOH              3 RCOOK + C3H5 (OH)3

d.      Bilangan Iodium
                                                      H          H
CH = CH + Br 1               C          C
                                                                    I          Br
Br2 + 2 KI             2K Br   + I2
I2 + 2Na2S2O3              Na2S4O6 + 2 Na I

  IV.            Alat dan Bahan


a.       Bilangan Asam

Alat :
  Erlenmeyer 250 ml
  Gelas ukur 100 ml
  Pipet volume 10 ml
Pereaksi :
  Eter : Alkohol netral = 1 : 2
  Alcohol KOH 0,1 N
  Indicator PP

b.      Bilangan Ester

Alat :
  Erlenmeyer 250 ml
  Gelas ukur 100 ml
  Pipet volume 10 ml
  Refluk
  Buret 50 ml
Pereaksi :
  HCl 0.5 N
  Alcohol KOH 0,5 N
  Indicator PP

c.       Bilangan Penyabunan

Alat :
  Erlenmeyer 250 ml
  Gelas ukur 100 ml
  Pipet volume 10 ml
  Refluk 
  Buret 50 ml
Pereaksi :
  HCl 0.5 N
  Alcohol KOH 0,5 N
  Indicator PP

d.      Bilangan Iodium

Alat :
  Erlenmeyer 250 ml
  Gelas ukur 100 ml
  Buret 50 ml
Pereaksi :
CHCl2  
          

         Hanus 0,1 N
KI (Kalium Ionida) 10 % 
          

         Indikator kanji
         Na2S2O3

e.       Analisa minyak/lemak Cara Soxhlet        


Alat :
-          Pengekstrak Soxhlet lenglap, terdiri dari :
Labu lemak / labu ekstraksi 250 ml
Tabung / labu Soxhlet
Pendingin gondok / pendingin spiral
-    Penangas listrik / elekrik heating plate
-    Oven / pengering listrik
-    Eksikator
-    Kertas saring tabung / kertas saring biasa bebas lemak
-    Neraca analitik

Pelarut :

− Benzene
− Ethanol
− Karbon tetra klorida
−     Trikloro etilena
−     Campuran benzene : ethanol = 1 : 1
                 
V.            Cara Kerja
    

a.       Bilangan Asam
1)      Timbang dengan teliti 1-2 gram lemak / minyak
2)      Larutkan dalam 25 ml pelarut eter alcohol netral
3)      Bubuhi 2 tetes indicator PP (harus tidak berwarna)
4)      Titar cepat dengan alcohol KOH 0,1 N sampai warna merah jambu muda
5)      Sisa larutan jangan dibuang, dilanjutkan untuk penetapan bilangan ester
6)      Penetapan dilakukan duplo (dua kali percobaan)

b.      Bilangan Ester
1)      Sisa bilangan asam + 10 ml KOH alkohol 0,5 N;
2)      Kemudian direfluk selama 15 menit (Mendidih);
3)      Dinginkan kemudian tambahkan 2 – 3 tetes P.P;
4)      Titrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna merah hilang;
5)      Titrasi Blanko dengan 10 ml KOH alkohol 0,5 N;
6)      Direfluk selama 10 menit, tambahkan 2 – 3 tetes P.P;
7)      Titrasi dengan HCl 0,5 N.

c.       Bilangan Penyabunan
1)      Menimbang 1 – 2 gram lemak;
2)      Tambahkan 10 ml KOH alkohol 0,5 N kemudian refluk selama 15 – 20 menit;
3)      Dinginkan kemudian tambahkan 2 – 3 tetes P.P sampai warna merah muda;
4)      Titrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna merah hilang;
5)      Lakukan titrasi blanko terhadap  10 ml KOH alkohol 0,5 N;
6)      Direfluk selama 10 menit, tambahkan 2 – 3 tetes P.P;
7)      Titrasi dengan HCl 0,5 N.

d.      Bilangan Iodium
1)      Menimbang 0,1 – 0,2 gram lemak ( dalam Erlenmeyer );
2)      Larutkan dengan CHCl3 sebanyak 5 ml;
3)      Tambahkan 10 ml Hanus 0,1 dari buret;
4)      Simpan ditempat yang gelap selama 15 menit;
5)      Setelah 15 menit tambahkan 10 ml KI 10 % sampai warna merah cokelat;
6)      Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning muda.
7)      Tambahkan Indikator kanji 3 – 5 tetes, kemudian titrasi lagi sampai tidak berwarna;
8)      Lakukan titrasi blanko untuk Hanus 0,1 N;
9)      Tambahkan 5 ml CHCl3 disimpan dalam tempat gelap;
10)  Tambahkan 10 ml KI 10 % kemudian titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N.

e.       Analisa minyak/lemak Cara Soxhlet


1)      CU ditimbang, misalnya berat CU = a gram
2)      Keingkan labu lemak / labu ekstraksi yang telah diisi batu didih, dalam oven pengering suhu
105-110 oC selama 1 jam, kemudian dipindahkan / dinginkan pada eksikator, dan timbang.
Misalnya berat labu lemak / ekstraksi = b gram
3)      CU dimasukkan kedalam kertas saring tabung, atau dibungkus dengan kertas saring biasa
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu sirkulasi zat pelarut / lemak.
4)      CU tersebut dimasukkan kedalam labu Soxhlet yang telah dikeringkan.
5)      Masukkan zat pelarut minyak / lemak sebanyak 1,5-2 kali volume labu Soxhlet yang telah
dilengkapi labu lemak / labu ekstraksi, kemudian pasang dan hubungkan dengan alat pendingin.
6)      Letakkan pengekstrak selama kurang lebih 2 jam, atau sekurang-kurangnya 6 kali putaran /
sirkulasi pelarut.
7)      Setelah ekstraksi selesai, keluarkan CU dari labu Soxhlet, untuk menghilangkan pelarut pada
CU tersebut dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 1-2 jam, dinginkan dalam eksikator,
kemudian timbang. Ulangi pengerjaan ini sampai bobot tetap. Misalnya berat CU = c gram
8)      Pisahkan minyak / lemak dari pelarut dalam labu ekstraksi dengan cara penyulingan sampai
pelarut hampir habis. Hilangkan sisa pelarut dalam labu lemak / labu ekstraksi pada oven
pengering pada suhu 105-110 oC selama 30 menit (sampai kering), dinginkan pada eksikator dan
timbang.
9)      Ulangi pengerjaan tersebut sampai bobot tetap dan terakhir penimbangan dengan perbedaan
maksimal 0,1 mg dengan penimbangan sebelumnya. Missal berat labu lemak / labu ekstraksi dan
minyak / lemak = d gram

  VI.            Data Pengamatan dan Perhitungan


a.       Bilangan Asam
N KOH Alkohol                     : 0.1 N
BE KOH Alkohol                   : 56.1
Bobot contoh lemak I             : 1.0203 gram
Bobot contoh lemak II            : 1.0130 gram
Titrasi I           : 0.7 ml
Titrasi II          : 0.8 ml
Perhitungan :
Bilangan Asam            = 
                        I           =  = 3.8489 g

                        II         =  = 4.4304 g

Rata – rata                   = KOH/g lemak


b.      Bilangan Ester
N HCl                                                 : 0.5 N
BE KOH Alkohol                   : 56.1
Bobot contoh lemak I             : 1.0203 gram
Bobot contoh lemak II            : 1.0130 gram
ml Blanko        : 37.00 ml
Titrasi I           : 36.50 ml
Titrasi II          : 36.60 ml
Perhitungan :
Bilangan Ester             = 
                        I           =  = 0.013746 mg

                       II          =  = 0.011076 mg
Rata – rata                   = 
KOH/mg lemak

c.       Bilangan Penyabunan
N HCl                                                 : 0.5 N
BE KOH Alkohol                   : 56.1
Bobot contoh lemak I             : 1.0493 gram
Bobot contoh lemak II            : 1.0274 gram
ml Blanko        : 13.10 ml
Titrasi I           : 9.00 ml
Titrasi II          : 8.70 ml
Perhitungan :
Bilangan Penyabunan             = 
                        I           =  = 0.10960 mg

                       II          =  = 0.12013 mg

Rata – rata                   = 
                                    KOH/mg lemak

d.      Bilangan Iodium
N Tio                                       : 0.1 N
BE Tio                                     : 127
Bobot contoh lemak I             : 1.0697 gram
Bobot contoh lemak II            : 1.0161 gram
ml Blanko        : 23.20 ml
Titrasi I           : 1.40 ml
Titrasi II          : 1.00 ml
Perhitungan :
Bilangan Iodium         = 
                        I           =   = 27.494 mg
II         =   = 28.149 mg

Rata – rata                   = 
                                    KOH/mg lemak
e.       Analisa minyak/lemak Cara Soxhlet                                      
Bobot contoh lemak                : 1.0013 gram
Berat Labu lemak Awal          : 106.0337 gram
Berat Labu lemak Akhir         : 106.3094 gram

Residu             = berat labu lemak akhir – berat labu lemak awal


                        = 106.3094 – 106.0337
                        = 0.2757 gram
Perhitungan :

VII.            Diskusi
Pada beberapa praktikum ini mengenai minyak / lemak, hal yang harus diperhatikan secara
keselruhan adalah, penggunaan alat yang benar – benar bersih dan kering. Juga ketelitian dan
ketepatan pada saat praktikum khususnya pada saat titrasi. Diskusi untuk masing – masing
percobaan ialah :
a.       Bilangan Asam
Pada praktikum bilangan asam, ketepatan pada saat melihat titik akhir titrasi (perubahan warna
yang terjadi) karena untuk contoh minyak yang berwarna agak sulit untuk melihat titik akhir
titrasinya. Dan setelah memakai pelarut, harus cepat dititar agar tidak mempengaruhi hasil
akhirnya.
b.      Bilangan Ester
Bilangan ester, menggunakan sisa dari larutan bilangan asam sehingga larutan sebelumnya harus
benar pengujiannya. Hal yang perlu diperhatikan saat praktikum adalah pengunaan konsentrasi N
penitrasi bilangan ester yaitu KOH 0.5N dan proses refluks pun harus tepat bila tidak tepat dan
pendingin pun harus pas karena jika tidak larutan yang menguap tidak akan kembali
terembunkan.
c.       Bilangan Penyabunan
Pengujian titrasi yang dilakukan harus tetili karena akan berpengaruh pada hasil perhitungan
akhir. Proses refluks pun harus diperhatikan kecocokan antara pendingin dan Erlenmeyer yang
digunakan, jika tidak larutan akan menguap. Ketepatan titik akhir harus benar – benar teliti pada
saat indicator PP berubah tepat tidak berwarna dari larutan yang berwarna merah.
d.      Bilangan Iodium
Dalam pengujian bilangan iodium, digunakan Erlenmeyer tutup asah yang berfungsi agar larutan
yang digunakan pada pengujian ini tidak menguap. Terutama pada saat memasukan larutan
hanus, harus hati-hati dan Erlenmeyer tidak boleh terbuka. Penyimpanan larutan pada ruang
gelap pun harus diperhatikan karena dapat berpengaruh pada jalannya reaksi larutan. Pemberian
indicator kanji pun harus tepat penggunaannya jangan di gunakan pada awal titrasi namun
setelah larutan berwarna kuning.
e.       Analisa minyak/lemak Cara Soxhlet
Pada percobaan pengujian kadar minyak/lemak dalam bahan tekstil cara soxhlet, harus
menggunakan pelarut organic yang tepat pada pengujiannya karena bila kita tidak mengetahui
berapa titik didih pelarut tersebut akan membuat larutan sulit menguap pada soxhlet, sehingga
membuat pengujian tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama. Suhu pada heater pun
harus diperhatikan bila heater terlalu panas menyebabkan larutan masuk pada soxhlet tanpa
proses penguapan. Zat yang digunakan pun harus murni atau belum terkontaminasi oleh apapun.
Dan sirkulasi pelarut pada saat ekstraksi pun harus diperhatikan pula karena, berpengeruh pada
jumlah lemak pada bahan tekstil yang larut.       Ketelian sangat diperlukan dalam
praktikum.                         

VIII.            Kesimpulan
a.       Bilangan Asam
Asam lemak bebas didalam minyak/lemak = KOH/g lemak
b.      Bilangan Ester
Banyak asam lemak yang teresterkan didalam minyak/lemak
= KOH/mg lemak
c.       Bilangan Penyabunan
Banyaknya total asam lemak = KOH/mg lemak
d.      Bilangan Iodium
Kadar ikatan tak jenuh pada lemak/minyak = KOH/mg lemak
e.       Analisa minyak/lemak Cara Soxhlet              
Kadar lemak tak tersabunkan =                  

  IX.            Daftar Pustaka
-          Diktat Zat Pembantu Tekstil, STT Tekstil
-          PDF. Handout lemak/minyak. www. google.com

Anda mungkin juga menyukai