PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak
dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega
dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya
minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun
lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai
struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol,
yang dinamakan trigliserida.
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa
tak larut air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut
organik seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari
karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati
lainnya. Lipid adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber
energi dan merupakan komponen struktural penyusun membran serta
sebagai pelindung vitamin atau hormon. Lipid dapat dibedakan menjadi
trigliserida, fosfolipid, dan steroid. Trigliserida sering disebut lemak atau
minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud padat. Sebaliknya,
disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Perannya pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita
harus mengetahui lemak atau lipid ini lebih mendalam, Karena ini
dianggap penting dalam bahan pangan, maka pada praktikum ini akan
menguji berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa pelarut,
dengan melakukan 3 uji yaitu, Uji Keberadaan lemak, Uji Kelarutan
lemak, Uji Deteksi tingkat kejenuahan asam lemak.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Uji Keberadaan Lemak
- Bagaimana mendeteksi keberadaan lemak dalam berbagai bahan
makanan ?
2. Uji Kelarutan Lemak
- Bagaimana mendeteksi kelarutan lemak dalam berbagai bahan
pelarut?
3. Uji Deteksi Tingkat Kejenuhan Asam Lemak
- Bagaimana menentukan suatu asam lemak termasuk asam lemak
jenuh atau tidak jenuh?
C. TUJUAN
1. Uji Keberadaan Lemak
- Mendeteksi keberadaan lemak dalam berbagai bahan makanan.
2. Uji Kelarutan Lemak
- Mendeteksi kelarutan lemak dalam berbagai bahan pelarut
3. Uji Deteksi Tingkat Kejenuhan Asam Lemak
- Menentukan suatu asam lemak termasuk asam lemak jenuh atau tidak
jenuh
D. MANFAAT
Kami jadi lebih mengetahui seluk beluk lemak tidak hanya dengan teori
karena diperuat dengan praktikum uji keberadaan lemak. Kelarutan, dan
tingkat kejenuhan asam lemak pada bahan-bahan yang mengandung lemak
maupun yang sedikit/tidak mengandung lemak.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Lipid
Suatu Lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar sperti
suatu hidrokarbon atau dietil eter ( Fessenden & Fessenden,1982)
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan
gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene
(Salirawati et al,2007)
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan
minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan
minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
2. Struktur Lipid
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang
berarti “triester dari gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan
ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol .
Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang
dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan
fosfolipid ( Salirawati et al,2007)
Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. Rumus
umum lemak yaitu:
3
R1,R2,dan R3 adalah rantai hidrokarbin dengan jumlah atom karbon dari 3
sampai 23, tetapi yang paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17 (Salirawati et
al,2007).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol,kedua istilah ini
berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (fessenden & fessenden, 1982).
4. Penggolongan Lemak
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.
Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh (Salirawati et
al,2007).
4
Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak
sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan (Salirawati et al,2007).
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana
ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et
al,2007). Dengan reagen HubI’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan
mengandung sedikit HgCl2, maka kemungkinan hilangnya warna iod akan
berbeda untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan
rangkap setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap
semakin cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk
memutuskan ikatan rangkap ( Salirawati et al,2007). Derajat ketidak jenuhan
dinyatakan dengan bilangan iodin, yaitu jumah garam yang dapat diserap oleh 100
gram lemak untuk reaksi penjenuhan. Semakin besar bilangan Iodin semakin
tinggi ketidakjenuhannya ( Salirawati et al,2007).
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan
gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim
tertentu. Contohnya hidrolisis gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan
asam stearat (salirawati et al,2007)
5
5. Klasifikasi Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan,
yaitu:
5.1 Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap) :
5.1.1. Asam lemak jenuh
Tabel 1. Contoh-contoh dari asam lemak jenuh, antara lain:
Nama asam Struktur Sumber
Butirat CH3(CH2)2CO2H Lemak susu
Palmitat CH3(CH2)14CO2H Lemak hewani dan nabati
stearat CH3(CH2)16CO2H Lemak hewani dan nabati
6
lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada
minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.
5.2 Berdasarkan sifat mengering
Tabel 3. pengklasifiksian lemak dan minyak berdasarkan sifat mengering.
Sifat Keterangan
Minyak tidak - tipe minyak zaitun, contoh: minak zaitun,minyak
mengering (non- buah persik,minyak kacang
drying oil) - tipe minyak rape,contoh: minyak biji rape,minyak
mustard
- tipe minyak hewani contoh; minyak sapi
Minyak setengah Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih
mengering (semi – lambat.
drying oil) Contohnya: minyak biji kapas ,minyak bunga matahari
Minyak nabati Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika
mengering (drying – kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan tebal ,
oil) bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika
dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak kacang
kedelai, minyakbiji karet
Sumber Keterangan
Berasal dari tanaman (minyak - biji-biji palawija. Contoh: minyak jagung, biji
Nabati) kapas
- kulit buah tanaman tahunan. Contoh: minyak
zaitun, minyak kelapa sawit
- biji-biji tanaman tahunan .contoh :kelapa,
coklat, inti sawit
Berasal dari hewan(lemak - susu hewan peliharaan,contoh: lemak susu
hewani) - daging hewan peliharaan ,contoh: lemak sapi,
oleosterin
- hasil laut, contoh: minyak ikan
sardin,minyak ikan paus.
Nama Kegunaan
Minyak meneral(minyak bumi) Sebagai bahan bakar
Minyak nabati/hewani (minyak/lemak) Bahan makan bagi manusia
7
Minyak atsiri(essential oil) Untuk obata-obatan Minyak ini mudah
menguap pada temperatur
kamar,sehingga disebut juga minyak
terbang
1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari
lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu
kamar
3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan
untuk pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0, sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan
pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang
rantai karbon
6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena
asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada
kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau
minyak dengan pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak/lemak
9. shot melting point adalah temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari
minyak / lemak
10. slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya
1. Esterifikasi
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan
8
minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan
minyak tersebut.
3. penyabunan
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam
lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah
minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Pembentukan keton
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada lemak atau minyak.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Alat :
Kertas HVS
b. Bahan :
Bahan makanan berlemak ( mentega, minyak goring, biji
kacang-kacangan)
Bahan makanan tidak/sedikit berlemak (kentang, wortel, apel)
a. Alat :
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Pipet volume
Beaker glass
Kertas saring
b. Bahan :
Aquades
Etanol
Kloroform
10
Natrium karbonat 2%
Minyak zaitun
Mayonnaise
a. Alat :
Tabung Reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Pipet volume
Beaker glass
Kertas saring
b. Bahan :
Kloroform
Minyak zaitun
Mayonaise
Lugol
11
C. PROSEDUR KERJA
Hasil
Hasil
12
3. Mendeteksi tingkat kejenuhan asam lemak
Hasil
13
BAB IV
PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Tabel 1: Uji Keberadaan Lemak
1. Mentega
2. Minyak Goreng
3. Kacang Tanah
4. Kentang
5. Apel
6. Wortel
14
2. Mayonaise +
aquades
3. Minyak Zaitun +
etanol
4. Mayonaise +
etanol
5. Minyak Zaitun +
kloroform
6. Mayonaise +
kloroorm
7. Minyak Zaitun +
natrium karbonat
2%
8. Mayonaise +
natrium karbonat
2%
15
B. PEMBAHASAN
16
sudah sangat jelas mengandung lemak nabati meskipun kandungannya
berbeda-beda. Jadi pada uji ini minyak goring meninggalkan noda
minyak atau efek transparan pada kertas ketika dioles pada kertas dan
ditunggu hingga beberapa saat.
17
Praktikum 2 : Uji kelarutan Lemak
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,
kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan
akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3)
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
Seperti pada bahan uji yang kami gunakan ketika mayonnaise ataupun
minyak zaitun di homogenkan dengan air, keduanya tidak bisa terampur atau
larut, tetapi pada uji yang dilakukan dengan kloroform matonaise dan minak
zaitun dapat bercampur ketika dihomogenkan.
18
C. DISKUSI
19
20
21
22
23
24
25
26
Datar Pustaka
Kolasa, KM 1993, The potato and human nutrition. Am. Potato J., vol. 70, no. 5,
pp. 375-83.
Winarno FG. 1994. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
27