1.2 Tujuan
Mengetahui berat dari benang lusi dan benang pakan dari hasil uji pada kain contoh.
Menentukan besar tetal lusi dan pakan pada kain contoh.
Menentukan nomor benang lusi dan pakan pada kain contoh.
Mengetahui besar mengkeret benang lusi dan pakan kain contoh.
Mengetahui konstruksi kain contoh.
Defleksi
Pada kain tenun dengan anyaman keper, float benang yang membentuk garis
keper akan menunjukkkan kecenderungan untuk merubah bentuk, dari bentuk lurus ke
bentuk belok pada ujung-ujungnya. Perubahan bentuk ini akan tampak jika float dilihat
dengan bantuan kaca pembesar atau loop. Selanjutnya perubahan bentuk ini disebut
“Defleksi”.
Apabila float terdiri dari benang dengan putaran S, maka defleksinya akan
sesuai dengan bentuk huruf S. Demikian pula float yang terdiri dari benang dengan
putaran Z, defleksinya akan sesuai dengan bentuk huruf Z.
3.2 Bahan
Kain contoh yang diuji
1000 9000
𝑇𝑒𝑥 = 𝑇𝑑 =
𝑁𝑚 𝑁𝑚
b. Perhitungan untuk benang pakan sama dengan perhitungan untuk benang lusi.
3. Menghitung berat kain/m2
a. Berat Penimbangan :
100 𝑐𝑚 𝑥 100 𝑐𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛 / 𝑚2 = 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 = 𝐵𝑏
9 𝑐𝑚 𝑥 9 𝑐𝑚
b. Berat Perhitungan :
Untuk Benang Lusi (B1) :
100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 (ℎ𝑙/𝑐𝑚)𝑥100 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔) (100 − 𝑀𝐿𝑢𝑠𝑖 ) 100(𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
𝑁𝑚 𝐿𝑢𝑠𝑖 𝑥 100
Untuk Benang Pakan (B2) :
100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 (ℎ𝑙/𝑐𝑚)𝑥100 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔) ( ) 100(𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
100 − 𝑀𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑁𝑚 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑥 100
Berat kain/m2 = B1 + B2 = Bk
4. Menghitung selisih berat :
BB BK
Selisih Berat = 100%
BB
4 31 helai/inchi 25 helai/inchi
5 30 helai/inchi 26 helai/inchi
1. Mengkeret Benang
𝑃𝐵−𝑃𝐾 𝑃𝐵−𝑃𝐾
𝑀= 𝑥 100% 𝑀= 𝑥 100%
𝑃𝐵 𝑃𝐵
= 2,91 % = 3,38 %
2. Nomor Benang
1000 1000
1000 1000 𝑇𝑒𝑥 = = 70,44 = 14,19
𝑇𝑒𝑥 = = 65,49 = 15,26 𝑁𝑚
𝑁𝑚
9000 9000
9000 9000 𝑇𝑑 = = = 127,76
𝑇𝑑 = = 65,49 = 137,42 𝑁𝑚 70,44
𝑁𝑚
a. Dengan Pertimbangan
100 𝑐𝑚 𝑥 100 𝑐𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛 / 𝑚2 = 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛
9 𝑐𝑚 𝑥 9 𝑐𝑚
100 𝑐𝑚 𝑥 100 𝑐𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛/ 𝑚2 = 𝑥 1,0325𝑔 = 103,25 𝑔⁄𝑚2
10 𝑐𝑚 𝑥 10 𝑐𝑚
b. Dengan Perhitungan
100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 (ℎ𝑙/𝑐𝑚)𝑥100 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔)( ) 100(𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
2 100−𝑀𝐿𝑢𝑠𝑖
Berat Benang 𝐿𝑢𝑠𝑖 ⁄𝑚 = 𝑁𝑚 𝐿𝑢𝑠𝑖 𝑥 100
100
30,2 (ℎ𝑙/𝑐𝑚)𝑥100 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔)( ) 100(𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
Berat Benang 𝐿𝑢𝑠𝑖 ⁄𝑚2 = 100−2,91
65,49𝑥 100
100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 (ℎ𝑙/𝑐𝑚)𝑥100 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔)( ) 100(𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
2 100−𝑀𝐿𝑢𝑠𝑖
Berat Benang 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛⁄𝑚 = 𝑁𝑚 𝐿𝑢𝑠𝑖 𝑥 100
100
25,4 (ℎ𝑙/𝑐𝑚)𝑥100 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔)( ) 100(𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
Berat Benang 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛⁄𝑚2 = 100−3,38
70,44 𝑥 100
Berat Benang Lusi + Berat Benang Pakan = 47,49 𝑔⁄𝑚2+ 37,31 𝑔⁄𝑚2
= 84,8 𝑔⁄𝑚2
𝐵𝑏−𝐵𝑘
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝐵𝑏
VIII. DISKUSI
Dari hasil praktikum dekomposisi kain polos ini didapatkan perhitungan tentang
mengkeret benang, nomor benang, berat kain dan selisih berat kain. Menurut literatur,
dalam menghitung selisih berat kain dengan hasil pengukuran, hasil yang paling
efisien yaitu pada rentang 0% - 5%. Pada hasil praktikum didapat selisih berat kain
lebih dari 5%. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan praktikan dalam :
1. Saat menggunting kain 10cm x 10cm maupun kain yang digunakan untuk
menghitung tetal harus sangat hati-hati. Karena untuk kain 10cm x 10cm akan
mempengaruhi perhitungan terutama ketika menghitung mengkeret lusi dan
IX. KESIMPULAN
Sebaiknya penguji melakukan pengujian dengan lebih teliti lagi ketika
menghitung tetal benang pakan dan lusi , lebih teliti lagi ketika menghitung panjang
setiap benang dan memakai sarung tangan agar benang tidak terkena keringat dari
tangan.
LAMPIRAN
Anyaman Keper
LUSI PAKAN
LAPORAN PRAKTIKUM
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Desain Tekstil dari Dosen
oleh :
NIM 18020036
2019