JUDUL
Penyempurnaan tahan api pada kain kapas dan poliester kapas dengan
menggunakan variasi DAP (diamonium fospat) dan suhu pemanas awetan
Gambar 1
Penampang Melintang dan Membujur Serat Kapas
Sumber : W. V. Bergen and W. Krauser , “Textile Fiber Atlas”
Struktur Kimia Serat Kapas
Selulosa merupakan suatu rantai polimer linier yang tersusun dari
kondensat molekul-molekul glukosa (C6H10O5) yang dihubungkan oleh
jembatan oksigen pada posisi atom karbon nomor satu dan empat. Struktur
kimia dari selulosa dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
H OH CH2OH H OH CH2OH
OH H H O OH H H O OH
O
H H H H H H
OH OH H OH OH H
H O H O
O H O H
CH2OH H OH CH2OH H OH
Gambar 3.2.
Struktur Kimia Selulosa
(Sumber: P.Suprijono,Buku Serat – Serat Tekstil 1973 ,hal : 45.)
Berat molekut selulosa ditentukan oleh banyaknya jumlah glukosa yang
berpolimerisasi atau derajat polimerisasinya (n). Besar derajat polimerisasi
untuk kapas biasanya antara 2000 – 10000. Difraksi sinar-X serat kapas
menunjukan bahwa serat kapas terdiri dari bagian kristalin dan bagian amorf.
bagian kristalin, susunan rantai molekul selulosa sejajar satu sama lain dalam
bentuk spiral, sedangkan pada bagian amorf, susunannya tidak teratur
(disorientasi). Secara umum bagian kristalin menentukan sifat kekuatan tarik
serat, elastisitas dan ketahanan terhadap tekukan, sedangkan bagian amorf
menentukan sifat kelemasan, mulur, penggelembungan dan daya serap serat.
IV.2 POLIYESTER
Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietilen tereftalat
yang merupakan suatu ester dari komponen dasar asam dan alkohol yaitu
asam tereftalat dan etilena glikol.
OH OC COO(CH2)2O H + (2n-1)H2O
n
CH2OH
Sel—(CH2)2-N-CH2-P-CH2-N-(CH2)2-O-Sel
c. Perhitung
Air :500 ml
DAP : 250/1000 X 500 = 125 g/l
Urea : 20/1000 X 500 = 10 g/l
Pembasah : 2/1000 X 500 = 1 cc/l
Na2CO3 : 1/1000 X 500 = 0,5 g/l
d. Cara kerja
Siapkan alat dan hitung kebutuhan zat
Buat larutan tahan api, lalu bahan dibenam kemudian di pad dengan
WPU 70 %
Drying pada 1000C selama 3 menit
Lakukan pemanasawetan 1500C dengan variasi waktu yang ditugaskan
(2 atau 3 menit).
Lakukan penyabunan dan pembilasan
V.2 PENGUJIAN
Efek tahan api
Uji efek tahan api diuji dengan menggunakan alat flammable tester
sebelum dan sesudah proses penyabunan
Uji Kekuatan Tarik
Uji kekuatan tarik dilakukan dengan menggunakan dinamometer
dengan cara pita tiras (traveled strip)
Tabel 5.3.2 Data hasil pengujian kekuatan tarik pada kain kapas dan poliester-
kapas setelah dilakukan penyempurnaan tahan api, sebelum dan
sesudah dilakukan pencucian berulang.
VI. PEMBAHASAN
Pada peristiwa pembakaran kain terjadi dekomposisi kimia serat dan
menghasilkan suatu bahan tertentu yang mudah menguap dan dapat terbakar.
Bila nyala apinya padam maka tinggalah residu seperti karbon. Sifat bahan
dalam pembakaran ditentukan oleh jumlah bahan yang menguap. Sisa
pembakaran (arang) yang membara dapat juga meneruskan pembakaran.
Penyempurnaan tahan api diharapkan dapat mencegah bahan terbakar bila
terkena api dan mencegah bara api terus nyala pada sisa pembakaran. Pada
perceboaan ini digunakan suatu resin yang dapat meningkatkan ketahananan
kain terhadap nyala api. Resin tersebut adalah DAP (Diamonium Fosfat).
Resin DAP (Diamonium Fosfat) pada suhu tinggi dan adanya asam akan
berpolimerisasi membentuk lapisan film dan berikatan dengan serat atau
membentuk lapisan yang melindungi bahan dari udara dan mengikat zat-zat
yang mudah menguap selama terjadi pembakaran demikian akan dapat bahan
yang tahan terhadap pembakaran. Penyempurnaan yang dilakukan adalah
penyempurnaan anti api terhadap kain kapas dan poiester-kapas.
Berdasarkan hasil percobaan, pengujian dan hasil pengujian
penyempurnaan tahan api kain kapas dan poliester-kapas dengan
menggunakan variasi DAP (Diamonium Fosfat) dan pemanas awetan dapat
dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :
6.1 Efek tahan api.
Hasil pengujian efek tahan api kain kapas dan polyester-kapas yang
dilakukan penyempurnaan tahan api dengan variasi DAP (Dioaminum fosfat)
dan pemanas awetan dapat dilihat pada Tabel 5.3.1 Ternyata ada pengaruh
variasi konsentrasi DAP dan urea terhadap efek ahan api.
Semakin banyak konsentrasi DAP yang ditambahkan maka daya
tahan apinya semakin meningkat pula. Hal ini disebabkan karena terjadinya
esterifikasi bahan dengan asam fosfat sedangkan seratnya terlindungi oleh
lelehan campuran urea dan asam fosfat. Asam fosfat yang bereaksi tersebut
atau garamnya dapat menghambat nyala bara api (afterglow) karena dapat
melepaskan asam pada suhu tinggi
Semakin banyak urea yang diberikan maka daya tahan apinya
semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan pemberian urea dapat
menyangga reaksi DAP dengan serat sehingga mengurangi kerusakan serat
yang diakibatkan oleh suhu dari pemanasawetansehingga kain memiliki
memiliki sifat tahan api yang baik.
6.2 Efek Kekuatan Tarik.
Hasil pengujian efek kekuatan tarik kain kapas dan polyester-kapas
yang dilakukan penyempurnaan tahan api dengan variasi DAP (Dioaminum
fosfat) dan pemanas awetan dapat dilihat pada Tabel 5.3.2 Ternyata ada
pengaruh penambahan konsentrasi DAP dan urea terhadap efek kekuatan
tarik.
Semakin banyak konsentrasi DAP yang ditambahkan maka kekuatan
tariknya semakin meningkat pula. Hal ini disebabkan karena garam DAP akan
masuk ke dalam serat untuk berikatan, kemudian mengisi rongga – rongga
dalam serat sehingga serat akan padat dan kenampakan kain agak sedikit
kaku. Karena hal inilah maka kekuatan tariknya akan meningkat seiring
dengan penambahan garam DAP
Semakin banyak penambahan urea yangdilakukan maka kekuatan
tariknya semakin tinggi pula. Hal ini disebabkan karena dengan pemberian
urea
To yani
Data kekuatan tarik dan pegangan belum ada ,indah
bingung.tolong ketikan ya?jadi diskusi dan kesimpulan tentang
kekuatan tarik dan pegangan juga belum ,tulisin ya/indah
pulang dulu……………………………..
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, pengujian dan evaluasi penyempurnaan tahan api
kain rayon, poliester kapas dan poliester rayon dengan menggunakan variasi
DAP (Diamonium fosfat) dan urea dapat diambil beberapa kesimpulan, yakni
sebagai berikut :
Seiring dengan penambahan konsentrasi garam DAP dan urea ternyata ada
pengaruh terhadap daya tahan api dan kekuatan tarik..
semakin banyak penambahan konsentrasi garam DAP dan urea maka
ketahanan daya apinya semakin meningkat dan nilai tertinggi terletak pada
konsentrasi garam DAP 250 g/l.
semakin banyak penambahan konsentrasi garam DAP dan urea maka
kekuatan tariknya semakin meningkat dan nilai tertinggi terletak pada
konsentrasi garam DAP 250 g/l.
VII. SARAN
Untuk pemakaian resin tahan api sebaiknya disesuaikan terhadap tujuan
akhirnya. Bila efek yang diinginkan sementara bisa menggunakan resin ini
dan bila efek yang diinginkan permanen bisa menggunakan THPC (Tetrakis
hidroksil fosforium hidroksida).