Proses Penyempurnaan Tahan Api pada Kain Kapas, Poliester, dan Campuran
Disusun oleh :
Grup : 2K2
Dosen Pengampu :
KIMIA TEKSTIL
2021
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 MAKSUD
Melakukan penyempurnaan tahan api pada kain kapas, polyester, dan kain
campuran untuk menghasilkan kain yang tahan terhadap api.
1.2 TUJUAN
Untuk mendapatkan kain yang mempunyai ketahan terhadap api yang
cukup baik
Mengetahui pengaruh proses pencucian terhadap hasil akhir dari
penyempurnaan
Serat kapas mempunyai bentuk penampang melintang yang sangat bervariasi dari
elips sampai bulat. Tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Bentuk membujur
serat kapas adalah pipih seperti pita yang terpuntir. Bentuk penampang melintang dan
membujur.
Warna serat kapas tidak betul-betul putih. Biasanya sedikit berwarna krem.
Kekuatan serat / bundelnya adalah 70.000 sampai 96.700 pon / inci persegi.
Dalam keadaan basah, kekuatannya akan bertambah.
Mulurnya sekitar 4-13% dengan rata-rata 7%.
Keliatan (toughness) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda
untuk menerima kerja.
Kekakuan (stiffness) adalah daya tahan terhadap perubahan bentuk atau
perbandingan kekuatan saat putus dengan mulur saat putus.
Moisture Regain serat kapas pada kondisi standar adalah 7-8,5%.
Berat jenis serat kapas berkisar 1,50-1,56.
Indeks bias serat kapas yang sejajar sumbu serat 1,58. Sedangkan yang tegak
lurus adalah 1,53.
Sifat Kimia Serat Kapas
Bahan biasanya direndam dalam palung dan diperas lewat pemeras atau
mangel. Pemeras tersebut harus agar bahan yang dimpregnasi rata menurut lebarnya
dan tekanan dari rol mangel harus seragam. Tekanan normal adalah 6 – 10 ton
dibandingkan terhadap tekanan dari nipnya sendiri, yaitu 200 sampai 300 lb/in.
Regangan yang diberikan pada kain harus secukupnya untuk mencegah lipatan-
lipatan, tetapi tanpa tarikan, karena tarikan yang terlalu banyak dapat mencegah
masuknya resin.
a) Terhidrolisis dalam asam kuat sehingga kekuatan turun
BAHAN
1. Kain Kapas
2. Kain Poliester
3. Kain campuran Kapas – Poliester
4. Resin Tahan Api Leguard 700
5. Urea
6. Na2CO3
7. Sabun
3.2 DIAGRAM ALIR
Pembilasan
Proses Pencucian
Sabun : 1 g/L
Na2CO3 : 1 g/L
Vlot : 1:20
Suhu : 60-70°C
Waktu : 15 menit
IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum penyempurnaan kain tahan piini digunakan variasi jenis
kain yaitu kain kapas dan kain poliesterdengan resin acrilic fosfat (Pyroguard FP-
710). Suatu kain dilakukan penyempurnaan tahan apibertujuan agar kain tersebut
memiliki kemampuan untuk tidak meneruskan nyala api. Prinsip
kerjapenyempurnan tolak apiyaituresin acrilic fosfat akan bereaksi dengan gugus-
gugus utama dalam polimer-polimer serat sehingga terjadi ikatan secara kovalen
antara polimer-polimer serat dengan resin.
Dengan memvariasikan jenis kain yaitu kain kapas yangberasal dari serat
selulosa dan kain poliester, didapatkan hasil uji nyala apipada poliesterlebih baik
dibandingkan uji nyala apipada kapas. Kain poliester tanpa pencucianhasil uji
nyala api menunjukkan waktu yang paling sebentar, api yang menyala pada
kain berdurasi sangat singkat sehingga kain tidak meneruskan api yang
berartipenyempurnaan tahan api dengan resin acrilic fosfat kurang tahan
terhadap pencucian, sedangkan pada kain kapas hasil uji nyala api menunjukkan hasil
nyala api yang lama dan pada kain kapas setelah diberikan resin tetap
meneruskan api. Hal ini dapat disebabkantidak terjadinya reaksi antara resin
acrilic fosfat dengan polimer selulosa.
Namun resin acrilic fosfat ini cenderung tidak tahan terhadap pencucian.
Hal ini dapat dilihat dari hasil uji nyala api pada kain kapas maupun poliester
yang menghasilkan nyala apai yang lebih lama dibandingkan kain tanpa
proses pencucian. Hal ini menunjukkan resin yang berikatan pada serat telah hilang.
Maka berdasarkan hasil percobaan penyempurnaan tahan api ini, kain
poliester memiliki sifat tahan terhadap api yang lebih baik dibaningkan kain
kapas setelah dilakukan proses penambahan resin acrilic fosfat. Hal ini
disebabkanresin acrilic fosfat memiliki sifat gugusan yang cenderung hidrofob,
menyebabkan resin acrilic fosfat cenderung akan bereaksi dengan serat yang bersifat
hidrofob sehingga resin acrilic fosfat akan bereaksi dengan serat poliester dan
tidak terjadi reaksi antara resin acrilic fosfat yang bersifat hidrofob dengan serat
kapas yang bersifat hidrofil.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan penyempurnaan tahan api pada kain kapas
dan poliester dengan resin Acrilic Fosfat, dapat disimpulkan bahwa sifat tahan api
yang optimum terdapat pada kain poliester tanpa pencucian dengan waktu
pembakaran 0,55 detik dan panjang pembakaran 8,5 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman, Dkk. “Teknologi Penyempurnaan Tekstil”. Institut Teknologi Tekstil, Bandung, 1977.
Susyami, N.M., S.Teks., M.Si., dkk. Bahan Ajar Praktek Teknologi Penyempurnaan Kimia. Bandung
: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Kemal, Noerati. Pengantar Mata Kuliah Serat Tekstil . Bandung: Sekolah Tinggi
Teknologi Teksti