Anda di halaman 1dari 6

MC/MR

Laporan Pratikum Serat Tekstil

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pratikum Serat

Oleh

Friska Eka Putrisia

23430046

G3

Kelompok 2

PROGRAM STUDI PRODUKSI GARMEN

POLITEHNIK STTT BANDUNG

2023
Laporan Pratikum MC/MR

1.1Maksud dan Tujuan


A. Maksud
Mampu untuk melakukan uji mr dan mc pada setiap jenis serat secara umum pada
kain dan dapat mengetahui karakteristik serat secara umum.
B. Tujuan
Untuk mengetahui kadar kelembapan pada kain yang diuji.
1.2 Teori Dasar
Kemampuan serat menyerap uap air dipengaruhi 3 faktor diantaranya yaitu:
1. Struktur dan susunan molekul serat
2. Gugus fungsi yang ada pada serat
3. Kondisi ruang: RH (kelembaban udara) dan temperature
Susunan rantai molekul didalam serat, ada bagian yang teratur dan ada yang tidak teratur.
1. Daerah teratur : Kristalin
2. Daerah tak teratur : Amorf

Semakin banyak daerah kristalin, semakin sulit air masuk berarti kemampuan
menyerap/menyimpan air kecil (dan sebaliknya)
Kemampuan serat menyerap uap air dipengaruhi oleh struktur kimia dari seratnya. Gugus
fungsi merupakan gugus reaktif pada rantai molekul serat. Gugus fungsi yang umum pada
serat misalnya:
1. Gugus hidroksil (-OH)
2. Gugus karboksilat (-COOH)
3. Gugus amina (-NH2 )
Semakin banyak gugus hidroksil pada serat semakin banyak kemampuan
menyerap/menyimpan uap air, Contohnya adalah kapas yang merupakan serat selulosa,
memiliki banyak gugus hidroksil sehingga kelembabannya tinggi.
Selain dipengaruhi oleh struktur kimia kelembapan pada serat dipengaruhi oleh kondisi
ruangan RH (Relative Humidity) kandungan kelembaban udara mengandung arti semakin
lembab udara, air yang masuk kedalam serat semakin banyak (nilai MC/MR hasil
pengukuran lebih tinggi) sedangkan menurut temperatur udara mengandung artian semakin
tinggi temperatur udara, semakin sedikit air yang masuk kedalam serat (nilai MC/MR hasil
pengukuran lebih rendah). Sehingga pengukuran MC/MR harus pada kondisi standar dengan
temperature 21°C dan RH 65 %.
SERAT MC (%) MR (%)
Serat kapas 7,83 7-8,5
Serat rayon viskosa 11 11
Serat rami 10,7 12
Serat wool 14,5 15
Serat sutra 9,91 11
Serat polyester <0,4 0,4
Serat poliakrilat <1 1-2
Serat pliamida 3,37 4
Menghitung Persentase kandungan uap air dalam bahan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1. Membandingkan dengan berat kain sebelum dikeringkan (Moisture Content/MC)
2. Membandingkan dengan berat kain setelah dikeringkan (Moisture Regain/MR)
berat basah−berat kering berat basah−berat kering
MR= MC=
berat basah berat kering

Serat secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu serat alam, serat yang sudah
tersedia dialam. Dan serat buatan, serat yang unsurnya disusun secara sengaja oleh
manusia.
a) Serat alam
1. Kapas
Serat yang dihasilkan dari rambut biji tanaman kapas.
2. Rami
Serat yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria nivea.
3. Sutra
Serat yang berasal dari ulat sutra, yang berasal dari telur kupu-kupu
bombyx mori dan tussah. Serat sutra merupakan salah satu jenis serat
alam yang tergolong filamen.
4. Wool
Serat yang berasal dari bulu biri-biri, wool bersifat lembut, halus,
kuat,elastis, dan keriting.
b) Serat buatan
1) Rayon viskosa
Serat selulosa alam yang tersusun dari struktur molekul yang sama
dengan serat seluloa lainnya. Sebagian bahan dasarnya adalah kayu
sebangsa cemara.
2) Polyester
Serat ini terbuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.
3) Poliamida
Serat ini terbuat dari hasil reaksi senyawa diamina dan dikarboksilat.
4) Poliakrilat
Merupakan serat yang dibuat dari polimer akrilonitril yang disintesis
dengan polimerisasi adisi.

1.3Alat dan Bahan


Alat Bahan
Neraca Kain dengan
analitik bermacam-
macam serat

Oven
Desicator
Botol timbang
Penjepit tang

1.4 Cara Kerja


1. Kain uji dikondisikan dengan Relative Humidity (RH) 65% dan suhu 21C. Jika sudah
dikondisikan tidak boleh terkena pengaruh air / uap air, maka tidak boleh ada kontak
dengan tangan.
2. Botol timbang dalam keadaan terbuka dioven selama 15 menit pada suhu 110C. Setelah
botol timbang lalu disimpan di desicator selama 15 menit.
3. Botol timbang yang sudah dingin lalu ditimbang di neraca analitis dalam keadaan tertutup
lalu catat angkanya.
4. Contoh uji yang sudah dikondisikan dimasukkan ke dalam botol timbang lalu ditimbang
kembali beratnya. Setelah itu botol timbang dan kain dimasukkan ke dalam oven dengan
keadaan tutup botol terbuka dan dioven selama 1 jam.
5. Setelah itu botol timbang dimasukkan kedalam desicator selama 15 menit 6. Botol
timbang yang sudah dingin lalu ditimbang beratnya.

1.5 Pembahasan
Kandungan uap air di dalam udara akan memengaruhi kelembapan udara tidak terkecuali
pada kain. Untuk itu dilakukan pratikum uji coba Mc dan Mr yang berfungsi untuk
mengetahui kadar uap air dalam kain yang nantinya dapat mengelompokan serat berdasarkan
fungsinya untuk kehidupan sehari-hari. Seperti kapas mempunyai kadar kelembapan sebesar
8,5% cocok digunakan untuk pakain sehari-hari tapi kurang cocok untuk olahraga karena
bahan dasar baju olahraga biasanya terbuat dari polyester atau sejenis serat buatan lainnya
karena sifatnya yang tidak mudah menyerap uap air. Jadi dapat disimpulkan bahwa serat
alam memiliki daya serap uap air yang tinggi sedangkan serat buatan tidak.
Kelembapan udara sendiri adalah kandugan uap air dalam udara. Kelembapan ini dapat
dibagi menjadi 3 yaitu
1. Tekanan persil yaitu tekanan dalam mm,hg,dan inchi
2. Kelembapan mutlak yaitu berat uap air per unit volume
3. Kelembapan relative (RH) yaitu persen berat uap air per unit volume terhadap berat
uap air jenuh per unit volume yang sama pada suhu dan tekanan yang sama pula.
Semakin besar RH Mr akan ikut semakin besar begitu sebaliknya
Pada pratikum ini untuk mengetahui Mc Mr dilakukan dengan cara di oven. Tahap oven
sendiri berbeda-beda. Pertama geras timbang dioven kurang lebih 30 menit, yang kedua gelas
timbang beserta kain dioven selama 30 menit dalam posisi tutup botol timbang terbuka, dan yang
terakhir botol timbang dan kain dalam posisi tutup botol kain tertutup dioven selama 1 jam
semakin lama akan semakin baik. Setelah itu baru disimpan didesikator yang didalamnya sudah
ada silika yang berfungsi untuk menyerap kelembapan. Jangan terlalu lama mendiamkan serat di
ruangan terbuka karena dapat menyebabkan serat Kembali lembab usahakan setelah dioven
segera masukkan ke dalam desikator dan jangan terlalu lama membuka tutup desikator, selain itu
sebelum desikator ditutup usahakan untuk mengganjal dengan kertas agar memudahkan untuk
membuka. Selain suhu yang paling diperhatikan adalah kondisi kain yang akan diuji itu sendiri
apabila terjadi kesalahan yang terjadi perbandingan dengan cara yang sama atau bisa disebut data
data tidak valid.

1.6 Kesimpulan
Pada pengujuan MC MR data pertama didapatkan data
MC sebesar 0,396%
MR sebesar 0,397 %
Yang artinya MC lebih kecil dari pada MR, dapat disimpulan serat yang diuji adalah serat
polyester dengan data MR secara teori sebesar 0,4%

Pada pengujian data MC MR data kedua didapatkan data


MC sebesar 5,195%
MR sebesar 5,479%
Yang artinya MC lebih kecil dari pada MR, dapat disimpulkan serat yang diuji adalah serat
kapas dengan data MR secara teori didapati sebesar 8,5%

Pada kedua pratikum ini dapat disimpulkan mengapa serat yang diuji datanya sangan jauh
dengan data uji serat secara teori hal ini dikarenakan suhu ruangan itu sendiri, terlalu lama
membuka tutup desikator, dan ketidak sabaran dalam menimbang serat.

1.7Daftar Pustaka
 Hardianto.Mc.MR (moisture content moisture regain)
 SoeprijonoP.,dkk. (1973).SERAT-SERATTEKSTIL.Bandung: INSTITUTTEKNOLOGI
TEKSTIL.
 Komalasari maya.,dkk (2013).BAHAN AJAR PRATIKUM SERAT
TEKSTIL:SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL.

Anda mungkin juga menyukai