Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 1

PENGETAHUAN TEKSTIL

Oleh :
Nama : Nicky Wulan Sari, S.Pd
NUPTK : 7435768669130043
NO. Peserta PPG : 19086569810108
Bidang Studi Sertifikasi : 698. Tata Busana
Sekolah Asal : SMK N 3 Payakumbuh

SOAL

Berdasarkan hasil pengujian sifat dan karakteristik suatu bahan tekstil


ditemukan bahwa bahan tekstil tersebut memiliki daya elastisitas yang tinggi,
nyaman dipakai karena mudah menyerap keringat, kuat, tahan terhadap
gesekan, panas, dan cendawan, serta tidak mudah kusut.

Mengacu pada hasil pengujian bahan tekstil di atas, maka:


1. Analisis dan identifikasilah asal serat bahan tekstil tersebut berdasarkan
sifat dan karakteristik yang ditemukan.
2. Pengujian apa saja yang diperlukan untuk mengetahui kualitas/mutu serat,
benang dan kain tersebut sebelum dibuat busana
3. Jelaskan jenis busana yang dapat dibuat dari bahan tersebut
4. Jelaskan bagaimana cara perawatan dan pemeliharaannya
JAWABAN
1. Analisis dan identifikasilah asal serat bahan tekstil tersebut berdasarkan
sifat dan karakteristik.

Mengacu pada analisis urain soal diatas yaitu karakteristik suatu bahan
tekstil seperti memiliki daya elastisitas yang tinggi, nyaman dipakai karena
mudah menyerap keringat, kuat, tahan terhadap gesekan, panas, dan
cendawan, serta tidak mudah kusut merupakan karakteristik dari serat semi
sintetis. Serat semi sintetis merupakan serat campuran dari serta alam dan
serat buatan maka saya berkesimpulan bahwa serat tersebut merupakan
campuran dari serat wol dan serat poliester.

Serat wol berasal dari bulu biri-biri, kelinci angora, rambut kuda atau
domba. Serat wol memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menyerap uap air yang tinggi dari udara. Besar kecilnya kadar uap air
yang diserap bergantung pada kelembaban udara.
b. Berkilau, dengan perbedaan bergantung dari susunan permukaan serat,
ukuran serat, serat gelombang atau keriting.
c. Keadaan basah, serat wol memiliki kekuatan berkisar antara 1,2 – 1,7
gram per deniwe dengan mulur 30 – 40 %.
d. Mempunyai elastis sempurna (di dalam air dingin).
e. Daya pegas yang kuat, sehingga kain wol tidak mudah / dapat kusut, kalau
kain diremas dan dilepaskan maka akan kembali pada bentuk semula.
f. Panjang serat wol antara 4 – 35.
g. Tidak tahan terhadap ngengat.
h. Kilau wol tidak tampak pada satu serat, tetapi tampak pada sekelompok
benang atau kain
i. Di dalam air serat wol mengelembung, tetapi setelah kering akan kembali
ke bentuk semula.
j. Wol dapat bereaksi dengan asam kuat atau lemah, tetapi tidak larut.
k. Wol mudah rusak dalam alkali.
l. Wol tahan terhadap jamur dan bakteri, tetapi bila wol telah dirusak oleh
zat kimia, terutama alkali maka wol mudah diserang serangga dan jamur,
yaitu kekuatan menurun, warna berubah dan serat dimakan serangga.
m. Finished wol dengan formaldehida bertujuan melindungi serat terhadap
alkali, kaustik soda dan sterilisasi.
n. Wol dapat dicelup dengan zat warna asam, direk dan krom.

Poliester termasuk kedalam serat polimer kondensasi. Serat polimer


kondensasi terbagi menjadi 2 yaitu Poliamida (Nylon) dan Poliester. Kain-kain
yang dibuat dari poliester mempunyai sifat cepat kering, kuat dan dapat
berbentuk seperti serat alam. Serat-serat poliester bisa dicampur dengan serat-
serat katun, wol, rayon dan sutera. Poliester menghasilkan filamen-filamen
poliester yang licin, serat-serat profil dan benang-benang tekstur yang elastis.

Serat poliester memiliki karakteristik sebagai berikut:


a. Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.
b. Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
c. Tahan obat kelantang.
d. Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
e. Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga terjadi lipatan tetapi
dapat dihilangkan dengan panas yang sama pula. Untuk membuat lipatan
yang permanen diperlukan panas 210°C.
f. Mempunyai sifat elastis yang baik.
g. Poliester berbentuk selinder dengan penampang lintang bulat.
h. Poliester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih.
i. Poliester meleleh di udara pada suhu 205°C dan tidak menguning pada
suhu tinggi.
j. Poliester tahan serangga, jamur dan bakteri.
k. Dimenesi kain poliester dapat distabilkan dengan cara pemantapan panas
yang diatur pada suhu tertentu.

Berdasarkan urain materi diatas, dapat kita simpulkan bahwa serat wol
dan serat polyester jika kita campurkan akan menghasilkan serat semi sintetis.
Kombinasi serat tersebut akan menghasilkan bahan tekstil yang kuat, elastis,
dan tidak mudah kusut serta hangat. Sesuai juga denga pendapat Ernawati,
2008 “Serat-serat poliester bisa dicampur dengan serat-serat katun, wol, rayon
dan sutera. Serat poliester dapat menghasilkan kain yang tipis atau tebal
dengan cara menenun atau merajut sesuai dengan kebutuhan, Jika
menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang
menyerupai katun atau wol ”.

2. Pengujian apa saja yang diperlukan untuk mengetahui kualitas/mutu serat


benang dan kain tersebut sebelum dibuat busana

Pemilihan bahan tekstil dalam pembuatan busana sangat menentukan


kualitas produk busana sehingga perlu dilakukan pengawasan terhadap
kualitas bahan tekstil tersebut. Pengawasan bahan tekstil sebagai bahan baku
busana ini harus mampu menjamin ketepatan dengan standar kualitas maupun
ketersediaan dalam jumlah (kuantitas). Pemeriksaan bahan tekstil / kain
sebelum dipotong dilakukan menyeluruh untuk menghindari cacat. Sebab, di
bagian potong inilah tanggung jawab dari kain akan langsung berada di tangan
produsen, bila kain telah dipotong. Tetapi bila kain cacat maka masih bisa
dikembalikan kepada pembuat kain. Pemeriksaan ini menyangkut dimensi,
cacat warna, cacat kontruksi kain.
Bahan tekstil/kain sebagai bahan baku utama (main material) dalam
pembuatan busana harus memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan.
Standar kualitas ini ditentukan melalui berbagai pengujian yang telah
disepakati, misalnya berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia), SII
(Standar Industri Indonesia), atau AATCC (American Association Of Textile
Chemists And Colorists).
Pengujian bahan tekstil (kain) untuk busana dapat meliputi: pengujian
konstruksi kain, pengujian kekuatan kain, moisture regain, daya serap,
kekusutan, perubahan dimensi, ketahanan luntur warna, dan lainlain.

Pengujian Kualitas Bahan Tekstil Pada Umumnya Dilakukan Dengan Metode:


a. Metode Uji Sensoris/Visual
Dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas, diterawang, dibentang dan
lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera manusia.
b. Pengujian secara teknis laboratorium, yaitu dilakukan dengan penguji
laboratorium. Mutu/kualitas bahan tekstil dapat diketahui dengan
cmenganalisis bahan tekstil tersebut berdasarkan pengujian sifat-sifat baik
dengan pengujian secara fisika maupun secara kimia.

Disimpulkan bahwa sebelum pembuatan busana kita sebagai konsumen


atau pemberi jasa dapat menganalisis mutu busana menggunakan visual dan
metode pembakan. Metode visual dapat langsung diterapkan pada pembelian
bahan tesktil karena motode ini dapat dilakukan dengan kemampuan panca
indra.

3. Jelaskan jenis busana yang dapat dibuat dari bahan tersebut


Busana yang cocok dari kombinasi serat wol dan poliester antara lain
adalah busana kerja pria dan wanita, jas dan safari. Karena pada kombinasi
serat tersebut akan menghasilkan bahan tekstil yang bersifat higroskopis atau
menyerap keringat, tidak mudah menempel debu, tidak mudah kusut dan tegas,
sesuai karakteristik busana kerja, serat daya elastis tinggi yang dapat memberi
kenyaman. Contoh lain dari pembuatan busana dari kombinasi serat wol dan
poliester adalah pembuatana jacket atau mantel pack yang bisa memberi
kehangatan pada sipemakai. Sesuai dengan sifatnya yang dapat diolah. Jika
menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang
menyerupai katun atau wol.
Pembuatan pakaian pada uraian diatas dianjurkan memakai lining atau
furing. Lining yang dipakai pada serat semi sintetis ini dapat digunakan sesuai
kebutuhan. Sebaiknya memakai lining dari serat kapas (katun), agar pakaian
yang digunakan dapat menghisap keringat dan nyaman dipakai. Dan dapat juga
memakai lining dari serat polyester untuk menimbulkan kehangatan pada
sipemakai.

4. Jelaskan bagaimana cara perawatan dan pemeliharaannya

Cara perawatan dan pemeliharaan yang dapat dilakukan serat wol antara lain:
a. Pakaian dari wol hendaklah disikat setelah dipakai untuk membuang debu
dan kotoran-kotoran yang menempel. Gunakan sikat yang lemas tetapi
kuat supaya bulu-bulu wol berdiri dan sifat pegasnya kembali.
b. Gantung pakaian beberapa lama supaya kusutnya hilang dan bentuk
kembali seperti semula. Dengan menggantungkan pakaian di atas uap air
panas dapat mempercepat hilangnya kusut-kusut.
c. Simpan kain wol dalam keadaan bersih dan kering.
d. Mencuci wol harus dilakukan dengan hati-hati meskipun kain wol itu telah
dibuat tahan kusut.
e. Pakaian cukup diremas-remas untuk mengeluarkan kotoran.
f. Membilasnya harus sampai bersih.

Cara perawatan dan pemeliharaan yang dapat dilakukan serat poliester antara
lain:
a. Poliester dicuci dengan air sabun dan dibilas, tetapi tidak perlu diperas
dan gantungkan hingga kering.
b. Poliester tidak perlu diseterika apabila sudah digantungkan dengan baik.
Pada kombinasi serat wol dan poliester perawatanya pun juga akan berbeda
dari perawatan serat wol ataupun perawatan serat poliester, karena asal
seratnya telah bercampur. Berdasarkan uraian diatas maka perawatan dan
pemeliharaan yang dapat dilakukan pada kombinasi serat wol dan poliester
adalah :
a. Dianjurkan tidak menggunakan mesin cuci tapi cucilah dengan tangan
untuk menjaga kewetan bahan.
b. Dicuci dengan meremas-remas untuk menghilangkan kotoran. Dan
apabila ada kotoran dibagian tertentu seperti krah / leher gosoklah
sedikit dan seperlunya.
c. Setal dicuci dengan air sabun lalu dibilas, tetapi tidak perlu diperas dan
gantungkan sampai kering bahkan beberapa lama hingga kusutnya
berkurang bahkan hilang
d. Dijemur pada tempat yang tidak terkena matahari langsung.
e. Disetrika dengan suhu sedang atau tidak terlalu panas, untuk
menghindari bahan berkilat setelah disetrika.
Sumber:

Modul 1. Pengetahuan Testil, Noor Fitrihana. M. Eng dan Dr, Widihastuti

Ernawati, dkk. 2008 Tata Busana Jilid 2 . Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Padang

Tim Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, 2001


Mengidentifikasi Serat Tekstil. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai