Anda di halaman 1dari 41

KEGIATAN PEMBELAJARAN 7.

PENYELESAIAN AKHIR BUSANA

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu melakukan penyelesaian akhir
busana (finishing) pada proses pembuatan busana wanita (blus), dan kompetensi yang
tercakup di dalamnya, seperti :
Elemen 1. Mampu mencuci busana
Elemen 2. Mampu menyeterika busana
Elemen 3. Mengemas busana
Elemen 4. Mampu menyimpan busana

B. Kriteria Unjuk Kerja


Kriteria Unjuk Kerja dalam Bab ini meliputi :
1.1. Bahan tekstil diidentifikasi berdasarkan asal bahan dan bagaimana pengaruhnya
dalam proses pencucian
1.2. “Wash auxellary” diidentifikasi sesuai untuk jenis bahan busana yang akan dicuci
dan berdasarkan takaran yang tepat
2.1. Peralatan steaming disiapkan sesuai dengan kebutuhan busana yang akan
disteam/disetrika
2.2. Pengaturan suhu/temperatur, uap disesuaikan dengan jenis bahan busana
2.3. Busana distrika dengan rata, licin dan bersih dengan menggunakan kain
3.1. Sisa-sisa benang pada busana digunting agar tampak rapi
3.2. Label harga dan atributnya diletakan melalui proses labelling busana
3.3. Busana dilipat sesuai prosedur yang berlaku dengan memperhatikan keindahan
3.4. Busana dikemas sesuai prosedur yang berlaku dengan memperhatikan keindahan
4.1. Busana disimpan dengan teknik yang benar sesuai dengan prosedur
4.2. Busana disimpan secara sistematis (tanggal pengambilan, warna dan lain-lain)

C. Aktivitas Pembelajaran
Elemen 1. Pencucian Busana
a. Identifikasi Bahan Tekstil
Bahan utama adalah bahan baku berupa bahan tekstil/kain yang dipakai untuk pembuatan
busana. Bahan tekstil berasal dari benang yang terbuat dari berbagai serat alam maupun
buatan melalui proses yang bermacam-macam cara dengan ditenun, dirajut yang dikerjakan
secara manual atau dikerjakan dengan mesin.
Masyarakat pada umumnya masih belum memahami tentang bahan tekstil/kain, dipasaran
seringkali terjadi seseorang salah menyebut nama jenis bahan yang berkilau selalu
disebutkan dengan bahan sutera/silk padahal kemungkinan bahan tersebut berasal dari serat
polyester yang berpenampilan seperti bahan sutera.
Bahan tekstil yang terbuat dari serat alam memiliki karakteristik yang berbeda dengan serat
tumbuh-tumbuhan atau serat buatan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari dan mengenal
asal serat dan jenis bahan tekstil yang dapat kita jumpai di pasaran.

HEWAN
(protein)
1. ALAM
TUMBUHAN
(sellulosa)
SERAT BAHAN
TEKSTIL ORGANIK
2. BUATAN
SINTETIS
3. CAMPURAN

Gambar 8.1 Penggolongan serat tekstil

Penggolongan serat bahan tekstil

Serat bahan tekstil dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu :


1) Serat alam.
Adalah serat bahan tekstil yang terbuat dari bahan alami dari hewan
(protein) maupun dari tumbuh-tumbuhan (sellulosa). Bahan tekstil yang terbuat
dari serat hewan antara lain :
Wol, yaitu bahan tekstil yang terbuat dari bulu biri-biri/domba. Negara
Australia adalah negara yang berpenghasilan wol terbanyak di dunia (30 %),
Rusia (14 %), dan Selandia Baru (11 %). Negara lain yang juga menghasilkan
wol antara lain Perancis, Amerika, Spanyol, Afrika Selatan dan Italia. Kualitas
bahan wol sangat dipengaruhi oleh jenis dombanya, makanan yang dimakan,
umur dan cara pengolahannya.
Sutera, yaitu bahan tekstil yang berasal dari kepompong ulat. Negara
terbesar penghasil sutera adalah Tiongkok, Jepang, Italia dan Perancis. Di
Indonesia sutera banyak dihasilkan dari kota Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Barat.
Bahan tekstil yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan (Sellulosa) antara
lain :
• Katun, bahan tekstil yang terbuat dari bahan kapas. Kapas adalah serat tekstil
yang paling banyak digunakan orang untuk membuat bahan tekstil. Di
Indonesia banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Palembang.
Sedangkan negara penghasil kapas adalah Amerika, Brazil, Rusia, Mesir dan
India.
• Lenan, adalah bahan tekstil yang dibuat dari batang lenan. Selain untuk bahan
tekstil lenan juga dibuat untuk benang jahit dan jala.
• Ramli, adalah serat tekstil yang diperoleh dari batang rami. Negara penghasil
rami adalah Tiongkok, Taiwan, Amerika, Jepang dan Philipina. Selain untuk
bahan busana rami juga dibuat untuk bahan kanvas atau tali.
• Henep, bahan tekstil yang berasal dari kulit kayu/kulit pohon. Rusia adalah
negara penghasil henep terbesar, termasuk Italia, Belanda, Philipina,
Tiongkok. Henep digunakan untuk kain terpal, benang kasur, goni dan
lainnya.
• Abaca atau manila henep. Yaitu serat tekstilyang berasal dari daun yang
termasuk keluarga pisang. Abaca Philipina salah satu negara penghasil Abaca.
Bahan busana yang dibuatdari henep biasanya tembus terang.
• Serat nenas. Yaitu serat tekstil yang berasal dari daun nenas, serat ini biasa
juga digunakan untuk bahan busana.

2) Serat buatan
Serat buatan adalah serat tekstil yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Ada dua
jenis serat yang dibuat dari bahan-bahan kimia antara lain :
• Serat organik. Adalah serat tekstil yang menghasilkan rayon yaitu serat
buatan pertama dari sellulosa yang diperdagangkan. Bahan pokoknya
adalah sellulosa kayu (kayu cemara). Rayon menyerupai sutera tetapi
kilaunya lebih tajam, dipasaran rayon sering disebut dengan sutera tiruan.
Sifatnya kurang kenyal, kurang kuat, kurang menyerap air makanya dalam
pemakaian terasa agak panas
• Serat sintetis. Di pasaran serat ini dikenal dengan bahan Nylon, Polyester,
Acrilic, Vinylon dan lainnya.
3) Serat Campuran.
Serat campuran adalah serabut tekstil yang terbuat dari campuran serabut alam
dan serabut buatan atau serabut sintetis. Bahan/kain serabut campuran biasanya
tertera keterangan komposisi serabut misalnya tetoron 65 % katun 35 % atau
polyester 65 % katun 35 %. Serat campuran ini dibuat dengan tujuan membuat
bahan tekstil menjadi lebih baik mutunya sehingga sifat-sifat yang kurang dari
salah satu serat dapat di tutupi dengan serat lainnya.

Sifat dan karakteristik bahan tekstil

Bahan tekstil/kain memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda tergantung dari
asal dari asal serabut. Konstruksi benang dan juga cara penyempurnaan bahan
tekstil tersebut. Beberapa sifat atau karakter bahan tekstil yang perlu diketahui
sebelum memilih atau membeli bahan tekstil antara lain :

Bahan tekstil yang terbuat dari serabut protein (hewan) memiliki sifat
sebagai berikut :

• Dalam keadaan basah kekuatan wol berkurang menjadi 40 % sutera


berkurang 15 %. Untuk itu perhatikan waktu mencuci
• Sangat baik dipakai di daerah yang beriklim dingin dan lembab karena
serabut protein ini mempunyai sifat higroscopis
• Bukan penghantar panas yang baik
• Tidak mudah kusut dan mudah dibentuk (kenyal/pegas)
• Wol menjadi keras, mudah hangus dan getas (tidak tahan panas)
• Tidak tahan alkali dan keringat, waktu mencuci pakailah sabun yang
tidak beralkali seperti sabun mandi
• Tidak tahan obat obatan seperti obat kelantang yang mengandung chloor
akan merisak serat
• Tidak tahan panas matahari karena akan merubah warna bahan
Bahan tekstil yang terbuat dari tumbuhan (Sellulosa) memiliki sifat sebagai
berikut :

• Serat kain kuat dan lebih padat dari serabut yang lain
• Mudah kusut
• Mudah menghisap air (higroscopis)
• Terasa dingin bila dipakai karena bersifat penghantar panas yang baik
• Tahan panas atau seterika dengan temperatur tinggi, kain dapat direbus
• Tidak tahan cendawan atau ngegat, jangan menyimpan kain dalam
keadaan basah
• Tidak tahan asam, noda pada kain harus cepat dihilangkan
• Mudah terbakar karena api.

Bahan tekstil yang terbuat dari serabut buatan (syntetis) memiliki sifat
sebagai berikut :

• Mudah dalam pemeliharaan, tahan ngegat, jamur, serangga sehingga


mudah dalam penyimpanan
• Sangat kuat, awet dalam pemakaian dan tahan gesekan
• Kekuatannya tidak berubah dalam keadaan kering atau basah
• Tahan kusut, elastis dan mudah licin
• Kurang menyerap air/keringat, terasa panas dalam pemakaian
• Tidak tahan panas dengan seterika temperatur tinggi (melunak/meleleh)
• Noda yang menempel mudah dihilangkan
• Tahan alkali, tahan cuci dan mudah kering

Bahan tekstil yang terbuat dari serabut campuran memiliki sifat sebagai
berikut :

• Tergantung dari komposisi serabutnya, bila komposisi lebih besar


serabut alam maka sifat bahan cenderung pada bahan yang serabutnya
dari hewan atau tumbuhan. Sebaliknya bila komposisinya lebih banyak
bahan sintetis maka sifat bahan menjadi lebih cenderung seperti bahan
serabut buatan.
Tabel 5.1 Serat, sifat dan perawatannya

No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan


I. Selulosa Alam : • Sangat higroskopis (mudah • Bisa dicuci dengan
menyerap air) menggunakan air
Biji
• Terasa dingin bila dipakai hangat, jika kotor
• Katun twill • Mudah kusut sekali bisa direbus
• Belacu • Tahan panas, tahan • Jemurlah dengan
• Poplin ngengat bagian buruk berada di
• Tobralko • Tidak tahan jamur luar
• Tetra • Mudah terbakar • Jangan menyimpan
• Reform kain dalam keadaan
• Paris lembab
• Voile
• Batist
• Organdi
• Drill
• Denim
• Osford
• Pique
• Corduroy
• Serat Batang • Terasa dingin jika dipakai • Bisa dicuci dengan
• Linen • Lebih kuat dari serat kapas menggunakan air
• Kurang elastis dan agak hangat, jika kotor
kaku sekali bisa direbus
• Cepat menghisap air dan • Jemurlah dengan
cepat kering bagian buruk berada di
• Tidak tahan pemutih luar
• Jangan menyimpan
kain dalam keadaan
lembab

• Serat daun • Agak keras, kuat, tidak • Menyimpan serat


• Serat Nanas tahan tekukan nanas hendaknya
• Tahan terhadap garam dengan cara digulung.

• Serat buah • Lembut, licin, tidak elastis • Perawatan sama seperti


• Kapuk • Tidak higroskopis tapi serat biji
bersifat higinis
No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan
• Mudah terbakar

Selulosa Buatan : • Higroskopis • Tidak mudah terkena


• Licin dan berkilau kotoran
• Rayon
• Terasa dingin bila dipakai • Kalau sudah kotor
• R.Georgette
• Tidak tahan panas, cepat harus segera dicuci
• R. Ripple
kusut • Sebaiknya dicuci
• Rayon Krep
• Tidak tahan asam, jamur dalam air hangat
dan ngengat • Jangan dipiuh
• Jangan disetrika terlalu
panas

II. Protein. • Jika dipakai terasa dingin • Harus dicuci dengan


dan dapat menyesuaikan cepat dan hati-hati,
A. Protein Alam :
dengan temperatur memakai sabun lunak
1. Sutera sehingga baik untuk daerah di air dingin. Untuk
tropis dan dingin sutera yang berwarna
• Taffeta
• Sangat higroskopis, kurang warni, cuci dengan air
• Fuji silk
kuat dalam keadaan basah dingin yang dibubuhi
• Figured satin
• Halus dan lembut garam dan jemur
• Habutae
• Tidak tahan asam pekat, dengan cara
• Moire
panas tinggi dan obat dibentangkan di atas
• Satin
kelantang chlor kain putih supaya
• Tahan ngengat sehingga cepat kering.
mudah dalam penyimpanan • Bilas dan digantung di
tempat yang teduh
• Disetrika dengan
temperatur hangat

• Wol • Tidak mudah kusut • Wol dicuci dengan


• Jersey • Sangat higroskopis, lambat sabun lama dalam air
• Cashmere basah tapi lambat kering hangat ( 39oC)
• Twill Prancis • Tidak tahan ngengat diremas lalu digantung
• Loop Tweed di tempat teduh
• Fancy Tweed • Diseterika dengan
temperatur hangat di
bawah kain lembab
No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan
atau dapat di lakukan
dry cleaning

A. Protein Buatan : • Berkilau keras • Wol dicuci dengan


• Lentur sabun lama d
• Wol susu
• Kuat tetapi lembut dalam air hangat
• Lanital
( 39oC) diremas lalu
digantung di tempat
teduh
• Diseterika dengan
temperatur hangat di
bawah kain lembab
atau dapat di lakukan
dry cleaning

• Vikara • Lebih tahan alkali daripada • dicuci dengan sabun


wol, tahan jamur dan lama d dalam air
ngengat hangat ( 39oC)
diremas lalu digantung
di tempat teduh
• Diseterika dengan
temperatur hangat di
bawah kain lembab
atau dapat di lakukan
dry cleaning

• Thermoplastik • Kuat dan tahan gesekan • Mudah dalam


• Nilon • Kenyal, pegas dan tahan pemeliharaan
• Dakron regangan • Jangan diseterika
• Terilene • Tidak hidroskopis dengan panas tinggi
• Trevira • Peka terhadap panas • Mudah dalam
• Tetoron • Tahan alkali, ngengat, menyimpan
• Tetrex jamur, serangga
• Shantung
• Organdi
• Orlon
• Cashmilon
No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan
• Mineral • Tidak dapat terbakar
• Asbes • Sangat kuat dan awet
• Benang logam • Tahan asam
• Tahan cendawan
• Tidak menghisap air dan
bau
• Tidak menyusut dan
mengkerut
• Tidak tahan alkali

b. Identifikasi Wash Auxelary


Macam-macam noda yang kemungkinan terjadi pada pakaian ketika sedang
dipakai. Misalnya terkena noda tinta, atau cuka atau mungkin kopi. Bagaimanakah
menghilangkan noda tersebut ? Berikut solusi bila terjadi pada pakaian Anda.
Bahan – bahan pencuci yang digunakan di laundry mempunyai sifat, karakteristik
kimia dan fungsi yang berbeda antara satu dan lainnya baik yang berupa bubuk (powder)
ataupun cairan (liquid). Dalam produk yang dipasarkan mempunyai nama / merek yang
berbeda namun mempunyai bahan dasar yang sama.
• Detergent / main detergent
Deterjen penghilang noda ramah lingkungan terhadap saluran pembuangan air (biota
air). Mudah larut dalam air, sehingga proses pelepasan kotoran dapat berlangsung
dengan cepat dan direkomendasikan untuk pakaian putih ataupun warna. PH 10
• Alkali / alkali builder
Alkali merupakan formulasi khusus yang digunakan sebelum proses penyabunan
dengan deterjen yang berguna melepaskan noda, kotoran, minyak dari kain sehingga
menghasilkan kualitas cucian yang baik. Bahan kimia yang membuat suasana
pencucian pada pH > 7 dan menjadi basa (PH 13). Karena pada keadaan basa,lemak
dan minyak akan lebih mudah diemulsikan dan menetralisir pengotoran yang bersifat
asam.
• Emulsifier
Larutan pengemulsi guna membantu deterjen mengangkat noda minyak, lemak dan
noda lainya pada kain katun, polyester baik itu linen, uniform khususnya pakaian
dapur maupun guest laundry. Bahan ini bersifat netral, sangat cocok untuk mencuci
kain berbahan halus. Bahan kimia yang mengandung konsentrat surfactant. PH 3.
• Chlorine Bleach, Sodium Hypochloride (CL2)
Cairan pengelantang yang memberikan kekuatan pemutih istimewa yang aman bagi
cucian putih. Cairan ini cepat larut dalam air, sehingga proses pelepasan noda
berlangsung cepat, juga bisa menghilangkan bau, sisa kotoran di kain dan sebagai
penghilang kuman (disinfectant). Bleach akan efektif pada larutan air dengan suhu
50ºC. PH 10 – 14.
• Oxygen Bleach, Oxy Bleach, Hydrogen Perocide (H2O2)
Cairan pengelantang yang diformulasikan khusus untuk melepaskan noda, kotoran
dari bahan tekstil alami, sintetis dan katun, polyester berwarna dan tidak
memudarkan material / tekstil. Bekerja baik pada suhu 60 ºC – 95 ºC. Bahan kimia
ini akan menyebabkan gatal-gatal dan panas apabilaterkena kulit. PH 1.
• Sour ( Neutralizer )
Cairan penetral multiguna yang diformulasi untuk menetralisir sisa, bau detergent,
chlorine, kadar alkali pada saat proses pencucian baik dalam larutan dingin maupun
hangat. Larutan ini mengurangi kerusakan tekstil atau efek kuning akibat unsur
pengelantang chlorine. PH 6.
• Softener
Cairan kental berwarna mengandung pelembut kationik bersifat pembunuh bakteri
untuk semua katun, sintetis, wool sehingga menjadi lembut, halus, harum dan
pakaian dapat disetrika dengan mudah. Istilah lain adalah Gliserin cair. PH 6,5.
• Water Hardness / Conditioner
Adalah bahan kimia yang berguna untuk menetralkan kadar air yang mengandung
zat besi (Fe), Mg, Ca.
• Starch
Adalah jenis kanji yang berguna membuat pakaian, linen menjadi kaku (kerahbaju,
pergelangan tangan, napkin, table cloth ) dan licin setelah disetrika / pressing.
• Solvent
Solvent adalah sejenis minyak dengan nama lain perklone / perkloroetheline / tetra-
cloroetheline. Bahan kimia ini dipergunakan untuk mencuci dengan sistem kering
(mencuci tidak menggunakan air ) / mencuci dengan minyak ( dry cleaning )
• Water / Air
Media utama dalam pelepasan kotoran dari material ( pakaian / linen ). Keadaan dan
kondisi air sangat mempengaruhi hasil cucian dan berpengaruh pada daya cuci
detergent.
• Laundry simbol
Simbol cucian adalah sebagai petunjuk , aturan, instruksi yang menunjukkan bahwa
pakaian tidak boleh dicuci dalam air, tidak boleh dikelantang atau disetrika pada
suhu tertentu. Sebuah simbol binatu, juga disebut simbol perawatan, adalah
pictogram yang merupakan metode cuci , misalnya pengeringan, dry-cleaning dan
menyetrika pakaian, simbol tersebut ditulis pada label, yang dikenal sebagai label
perawatan, yang melekat pada pakaian untuk menunjukkan bagaimana sebuah item
tertentu terbaik harus dibersihkan, diperlakukan. Ada standar yang berbeda untuk
label perawatan di beberapa negara / wilayah di dunia. Pada beberapa standar,
pictograms dilengkapi dengan instruksi tertulis.

Tabel 5.2. Penanganan noda pada bahan tekstil

Macam Kain, Kapas, Lenan Rayon Sutera Sintetis


Noda
Balpoint Noda ditaburi garam, dituangi air Seperti Seperti Seperti rayon
mendidih. Setelah noda hilang kapas,
rayon
direndam dala larutan borax dan tetapi
air panas (1 sdm borax + ¼ l air) dituangi air
selama 30 menit. Dicuci dan hangat,
dibilas bukan air
mendidih

Buah- Noda direndam dalam larutan Seperti Seperti Seperti rayon


borax dan air suam (1/2 sdt borax
buahan kapas kapas
+ 2 l air) selama ½ - 1 jam atau
dalam bongo, kemu-dian dicuci

Cat Noda dikikis dengan kerta tebal Seperti Seperti Seperti kapas
atau bambu. Sisa noda jangan
kapas kapas
dibersihkan denan perca/kapas memper-
yang dibasahi dengan bensin, gunakan
terpentin atau minyak tanah. bensin tetapi
Diulangi beberapa kali sampai minyak
bersih, kemudian dicuci tanah/terpenti
n
Macam Kain, Kapas, Lenan Rayon Sutera Sintetis
Noda
Cat bibir Noda digosok dengan gliserin Seperti Seperti Seperti kapas
atau Ready go, kemudian dicuci kapas kapas

Kelunturan Noda direncam dalam Seperti Seperti Seperti kapas


campuran air panas + spiritus dan
warna kapas kapas
beberapa tetes amonia (1 l air
panas 1 l spiritus + beberapa tetes
amonia) + 30 menit. Kemudian
noda dicuci
Noda digosok dengan kapas
yang dipakai dengan Color go
atau jellow go, kemudian dicuci

Tinta Rendam noda dengan air cuka Seperti Seperti Seperti kapas
sampai bersih baru dicuci. Dapat
kapas kapas
juga noda digosok dengan kapas
yang dibasahi dengan tar go
sampai bersih. Kain dicuci. Bila
terjadi noda karat.

1) Cara menghilangkan noda teh dan kopi


• Persiapkan air hangat suam-suam kuku, bukan air mendidih.
• Bentangkan pakaian yang bernoda di atas wastafel.
• Tuang air hangat perlahan-lahan pada bagian yang bernoda sehingga air
langsung tembus melewati kain seperti ketika Anda menyaring sesuatu.
• Setelah sekitar 15 detik, hentikan siraman dan oleskan sedikit deterjen sebagai
penghilang noda pakaian pada kedua sisi bagian yang bernoda.
• Jika tidak terjadi efek negatif, gosok deterjen hingga berbuih.
• Bilas kain sampai semua deterjen larut terbuang.

Gambar 8.2 Noda teh / kopi


2) Cara membersihkan noda tinta permanen berbahan dasar minyak
Walau lebih sulit, menghilangkan noda tinta permanen bukan sesuatu yang
mustahil. Tinta permanen dalam spidol atau pulpen terbuat dari bahan dasar minyak.
Kita tahu bahwa minyak tidak bisa dilawan dengan air sehingga air bercampur
deterjen tidak akan efektif untuk menghilangkan noda tinta jenis ini. Anda
memerlukan cairan penghilang tinta untuk menghancurkan kandungan minyak di
dalam noda sehingga lebih mudah dihilangkan. Berikut ini langkah-langkahnya:
• Serap tinta yang masih basah keluar dari bahan pakaian menggunakan kain
mikrofiber. Jangan pakai tisu karena serpihan serat-seratnya dapat tertinggal di
pakaian Anda.
• Oleskan alkohol atau semprotkan hairspray langsung pada noda. Alkohol
merupakan pembersih noda tinta yang ampuh karena mampu menghancurkan
kandungan minyak di dalam tinta permanen. Pastikan sirkulasi udara di sekitar
Anda lancar karena bau alkohol bisa jadi sangat menyengat.
• Pada saat alkohol atau hairspray masih basah, langsung masukkan pakaian ke
dalam mesin cuci, lalu jalankan mesin cuci pada suhu normal dengan tambahan
deterjen yang biasa Anda pakai. Jangan mencucinya bersama dengan pakaian
lain.
• Jika nodanya telah benar-benar hilang, keringkan pakaian secara alami. Jika
sisa-sisa noda masih terlihat, ulangi langkah-langkah di atas.

Gambar 8.3 Noda tinta


3) Cara menghilangkan noda minyak di baju
Noda minyak bisa mengenai pakaian apa pun. Kejadian yang sering
dialami sebagian orang adalah mengusapkan tangan ke rok berwarna gelap setelah
memegang makanan berminyak. Tergesa-gesa berangkat kerja juga bisa berujung
pada noda minyak rambut membekas di celana kesayangan. Meskipun noda
minyak tidak berwarna, bercaknya tetap terlihat jelas karena membuat kain
tampak lebih gelap daripada sekelilingnya dan membuat pakaian tampak
berlepotan.
Untuk menghilangkan noda minyak di baju berwarna gelap Anda, kami
memiliki tips sederhana dan mudah dipraktikkan. Tips ini bisa Anda coba pada
noda minyak baru maupun noda minyak yang sudah menempel lebih lama, tetapi
tentu saja noda minyak yang baru mengenai kain lebih mudah disingkirkan.
Perhatian utama ketika menghilangkan noda minyak pada baju berwarna gelap
adalah mempertahankan warna asli kain agar tidak pudar.
Jika noda minyak terbentuk karena tumpahan minyak dalam jumlah cukup
banyak, serap kelebihan minyak dengan kain lap bersih. Selagi noda minyak
masih segar dan basah, lakukan langkah-langkah berikut ini:
• Taburkan bubuk soda kue di atas noda untuk menimbun noda.
• Biarkan bubuk soda kue menyerap minyak selama beberapa saat. Serbuk akan
berubah warna menjadi lebih gelap karena kandungan minyak yang diserapnya.
• Buang bubuk soda kue ketika sudah tidak menyerap lebih banyak minyak.
• Tes sabun cuci piring cair di bagian kecil yang tersembunyi pada pakaian untuk
memastikan tidak terjadi pemudaran warna kain. Jika aman, tuangkan sabun
cuci piring cair pada bagian yang bernoda lalu kucek dengan sedikit air hingga
berbuih.
• Masukkan pakaian ke dalam mesin cuci, tambahkan deterjen, pilih suhu air
tertinggi yang aman bagi pakaian yang dicuci, lalu jalankan mesin cuci. Jika
Anda tidak yakin suhu air yang aman untuk baju yang Anda cuci, periksa label
perawatan baju tersebut.
• Keringkan seperti biasa dalam posisi sisi dalam pakaian berada di luar dan sisi
luar berada di dalam untuk melindungi warnanya
4) Menghilangkan noda kunyit di baju
Entah itu tangan Anda menyentuh baju setelah mengupas kunyit atau kuah kari
ayam tumpah di karpet, cara paling efektif menghilangkan noda kunyit adalah
sebagai berikut:
• Oleskan produk penghilang noda atau deterjen yang telah dirancang khusus
untuk menghilangkan noda, langsung pada bagian yang bernoda. Ingatlah untuk
selalu memeriksa petunjuk pemakaian pada label produk dan juga mengecek
label perawatan pada pakaian atau benda yang terkena noda. Sebaiknya tes dulu
teknik yang akan Anda lakukan di bagian kecil yang tersembunyi guna
menghindari kerusakan.
• Diamkan deterjen pada bagian bernoda selama 10 menit sebelum menepuk-
nepuknya dengan kain bersih. Jangan menggosok nodanya supaya tidak semakin
meluas. Hindari pemakaian kertas tisu yang bisa meninggalkan serpihan-
serpihan serat pada sofa atau karpet Anda.
• Terus oleskan deterjen dan tepuk-tepuk bagian yang bernoda sampai nodanya
hilang.
• Untuk pakaian, bilas bagian yang telah dibersihkan dengan air bersih. Untuk
karpet atau sofa, jangan membuatnya basah kuyup, cukup tepuk-tepuk dengan
air bersih atau sesuai petunjuk perawatannya.
• Sebisa mungkin keringkan secara alami. Anda juga dapat menjemurnya di bawah
sinar matahari langsung. Sinar matahari ampuh bekerja sebagai pemutih alami
dan sangat efektif menghilangkan noda kunyit yang tersisa, jadi bukalah gorden
untuk memaksimalkan sinar matahari yang masuk rumah untuk mengeringkan
sofa.

Gambar 8.4 Noda kunyit

5) Cara menghilangkan noda darah yang sudah lama


Langkah-langkah di atas seharusnya efektif diterapkan pada noda darah yang baru
terbentuk, namun mungkin kurang efektif untuk noda darah yang sudah lama atau
sudah kering dan berubah menjadi kecoklatan. Poin-poin kunci:

• Jangan biarkan noda darah mengering karena noda akan menjadi lebih sulit
dihilangkan
• Gunakan air dingin untuk membilas dan mencuci noda darah, hindari pemakaian
air hangat atau panas
• Perasan jeruk lemon atau jeruk nipis bisa menjadi alternatif untuk
menghilangkan noda darah yang baru terbentuk
Gambar 8.5 Noda darah mengering
Berikut ini tips untuk menghilangkan noda darah yang sudah lama:
• Gunakan produk penghilang noda yang mengandung hidrogen peroksida. Bahan
ini biasanya juga terdapat pada deterjen pencerah pakaian.
• Tes terlebih dulu sedikit produk penghilang noda pada bagian kecil yang
tersembunyi untuk mengetahui efeknya sebelum mengaplikasikannya pada
seluruh noda di bagian yang lebih besar dan terlihat jelas.
• Gunakan secukupnya pada noda, biarkan hingga meresap, lalu kucek perlahan
atau gosok dengan sikat gigi bekas. Hindari pemakaian pemutih kain berbahan
klorin untuk menghilangkan noda darah.
• Setelah noda hilang, diamkan pakaian selama kurang lebih lima menit agar bahan
penghilang noda bekerja maksimal.
• Cuci pakaian seperti biasa menurut petunjuk pada label pakaian dan
menggunakan deterjen berkualitas.
6) Cara menghilangkan karat di baju
Benda-benda berbahan besi di luar rumah mulai menunjukkan tanda-tanda
berkarat setelah beberapa tahun melewati musim hujan dan kemarau silih berganti.
Salah satu benda yang paling rentan berkarat adalah tiang dan kawat jemuran.
Warna karat mudah menempel pada cucian basah dan meninggalkan bercak noda
yang tidak sedap dipandang, terutama pada pakaian polos berwarna cerah.

Gambar 8.6 Noda karat


Tingkat kesulitan cara menghilangkan karat di baju tergantung pada jenis
noda karat dan bagaimana noda tersebut terbentuk. Noda yang terbentuk karena
serbuk kering karat besi lebih mudah dihilangkan. Noda semacam ini biasanya
mengenai pakaian karena sentuhan atau gesekan dengan permukaan besi kering
yang berkarat. Bersihkan noda serbuk kering karat besi secara kering juga sebisa
mungkin, yaitu dengan menyikatnya memakai sikat gigi bekas tanpa dibasahi. Jika
cara menghilangkan karat pada baju ini tidak mempan, tangani noda seperti
menangani jenis noda karat yang lebih membandel berikut ini.

Noda yang terbentuk karena tetesan air bercampur karat besi lebih sulit
dihilangkan. Noda jenis ini biasanya mengenai cucian basah yang dijemur di kawat
jemuran berkarat atau cucian yang dibiarkan di kawat jemuran berkarat pada saat
hujan. Produk cairan penghilang karat atau bahan lain penghilang noda baju
diperlukan untuk menghilangkannya dengan bantuan deterjen dan mesin cuci untuk
menyempurnakan hasilnya. Simak panduan berikut ini.

Produk cairan penghilang karat khusus untuk kain bisa menjadi salah satu
pilihan jika Anda bisa mendapatkannya dari toko swalayan. Produk semacam ini
mengandung bahan aktif zat asam kuat yang bereaksi memudarkan noda karat
membandel pada kain. Anda perlu memakai produk ini secara hati-hati dengan
mengikuti anjuran pemakaian pada label kemasannya, memakai sarung tangan karet
dan masker penutup hidung dan mulut.

Jika Anda tidak bisa menemukan produk penghilang karat, Anda bisa
memakai cuka putih yang sama-sama bersifat asam kuat sebagai penghilang noda
baju. Perlengkapan yang Anda perlukan adalah:

• Cuka putih
• Garam dapur
• Air
• Handuk
• Kapas putih atau kain putih lembut
• Dan tentunya dibantu dengan sinar matahari.
Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1) Alasi bagian kain yang bernoda dengan handuk.
2) Basahi kapas putih dengan cuka putih.
3) Tepuk-tepukkan kapas basah tersebut pada noda untuk melembapkan bagian
kain yang bernoda.
4) Tutup noda dengan lapisan tipis garam dapur.
5) Gosok perlahan menggunakan jari untuk mencampur garam dan cuka putih.
Hal ini memungkinkan keduanya bereaksi memudarkan noda karat.
6) Segera jemur kain di bawah sinar matahari tanpa membilasnya terlebih dulu.
Posisikan bagian yang bernoda sehingga benar-benar menghadap matahari.
Membentangkannya di permukaan datar merupakan cara terbaik.
7) Cuci seperti biasa memakai mesin cuci dan deterjen.
8) Cara menghilangkan karat pada baju di atas perlu Anda ulang beberapa kali jika
noda sangat membandel.

Elemen 2. Penyetrikaan Busana


a. Penyiapan alat steaming

Dalam proses pembuatan busana, teknik pressing sangat berpengaruh pada hasil jadi
busana. Beberapa tahap pressing kampuh pada saat proses sewing dibutuhkan alat bantu
untuk membentuk dan membuat hasil busana nampak rapi dan berkesan mewah. Alat bantu
tersebut beserta fungsinya yaitu:

• Keberadaan meja setrika atau meja press diperlukan sebagai tempat untuk melakukan
pengepresan. Penggunaan meja setrika ini dimaksudkan untuk memudahkan seseorang
dalam melakukan kegiatan pengepresan supaya tidak mengalami kendala atau
hambatan yang berarti.
• Mesin Press/Nahkoda (Streamer)
Mesin press/nahkoda (streamer) streamer merupakan mesin yang biasa digunakan
untuk mengepres bagian-bagian pakaian yang menggunakan kain keras (pelapis).
Berdasarkan jenis dan tujuan penggunaannya mesin press/nahkoda sendiri dapat
dibedakan menjadi berbagai macam varian.
Baik itu berupa mesin press kerah, mesin press kerah datar, maupun mesin press bidang
datar kapasitas besar.
Gambar 8.7 Mesin Press/Nahkoda (Streamer)
• Tailor's Ham (bantalan tailor), berguna untuk menyetrika bagian bagian kurva, seperti
lipit pantas/ kup, kampuh garis princess, kepala lengan.
• Point Presser (papan peruncing), berguna untuk membuka kampuh yang berujung
lancip/ runcing/ menyiku sebelum dibalik, seperti kampuh kerah, mangset, lapisan
singkap, ujung siku saku.

Gambar 8.8 Point Presser


• Sleeve Board (papan lengan baju), berguna untuk menyetrika bagian sempit pada
pakaian yang tidak bisa dilakukan di atas papan setrika, terutama bentuk pipa seperti
lengan baju, manset, pipa celana.

Gambar 8.9 Sleeve Board


• Wooden Clapper (balok penepuk), berguna untuk menahan uap panas dari setrika
tanpa terlalu lama menyetrika terutama pada bahan yang susah dimampatkan.

Gambar 8.10 Wooden Clapper


• Seterika listrik, berguna untuk menyeterika seluruh jenis bahan tekstil dengan mudah
dapat digunakan dengan mengatur temperatur yang tertera pada alat seterika tersebut.
Setrika rumah tangga biasanya lebih banyak digunakan untuk pengepresan busana saat
proses penjahitan berlangsung. Pengepresan dilakukan pada bagian-bagian pakaian
yang sudah dijahit atau disambung, seperti badan belakang kemeja dengan bahu,
sambungan lengan dengan manset (ploi atau lipit), dan saku kemeja. Tujuan utama
dari pengepresan busana dengan setrika biasa ini salah satunya agar hasil lipitan
tampak rapi dan licin.

Gambar 8.11 Setrika Listrik

• Setrika Uap Setrika uap adalah inovasi terbaru setrika listrik. Jika setrika listrik
menggabungkan energi panas dan besi pemberat untuk meluruskan serat-serat pakaian
maka setrika uap menggabungkan energi panas dengan energi uap
Setrika uap sendiri jenisnya ada yang berbentuk portable atau lebih mirip setrika listrik
biasa, namun ada juga yang berupa setrika uap berdiri. Jika menggunakan setrika uap
berdiri maka pakaian harus digantung kemudian diuapi, bukannya diletakkan di atas
papan setrika
Gambar 8.12 Setrika Uap

• Setrika Gas Setrika boiler atau gas merupakan jenis setrika yang diperoleh dari
modifikasi setrika uap, dimana sumber panasnya tidak dihasilkan melalui energi listrik
tapi melalui energi gas. Setrika ini sangat cocok untuk penggunaan dalam skala besar
sehingga lebih sering digunakan oleh jasa penyedia laundry.

Gambar 8.13 Setrika Gas

b. Pengaturan suhu dalam penyetrikaan


Pemilihan suhu untuk jenis bahan akan dapat dibaca pada seterika itu sendiri, atau
pada label yang terdapat pada pakaian tersebut. Sebagai contoh :

Pengepressan dengan mesin press


Harus disesuaikan dengan tanda-tanda suhu mesin. Nomor 1untuk nilon, nomor 2
untuk silk, nomor 3 untuk wool, nomor 4 untuk katun dan nomor 5 untuk linen. Untuk
nomor 1 tanpa uap air, untuk silk, wool, katun dan linen sudah memakai uap air. Untuk
lebih jelasnya lihat buku pedoman petunjuk pemakaian mesin press, karena setiap tipe
mesin press pengaturannya sesuai dengan spesifikasinya masing-masing.
c. Penyetrikaan Busana
Bila memakai seterika biasa panasnya juga disesuaikan dengan bahan yang akan
dipress, kemudian dapat dipakai bahan katun yang dibasahkan untuk alas
pengepresaan agar hasilnya rapi dan dapat mengatasi gosong pada pakaian. Pengaturan
suhunya nomor 2 untuk silk dan nilon, nomor 3 untuk poliester dan rayon, nomor 4
untuk wool nomor 5 untuk katun dan nomor 6. untuk linen dengan strika yang panas
maksimal 450 watt. Seandainya memakai seterika yang panasnya 300 watt bisa dengan
panas maksimal untuk mengepres polyester dan rayon dan dengan mengalas dengan
kain katun basah.

Teknik menyeterika
Penyeterikaan dan pengepresan pakaian jadi dengan tujuan menambah kerapian dan
keindahan. Langkah kerja hendaklah disesuaikan dengan desain busana, seperti contoh
berikut:
d. Penyetrikaan kemeja/blus terlebih dahulu di setrika bagian kerah kemudian
lengan dan sebagainya. Untuk kemeja/blus lengan pendek dapat disetrika dengan
melanjutkan garis bahu kelengan, tetapi untuk kemeja/blus lengan panjang
dengan menyetrika mengikuti garis belahan manset lengan. Untuk wanita
sebaiknya tidak ada garis tengah lengan, sehingga terlihat feminim.
e. Untuk penyetrikaan celana dengan cara mendempetkan kampuh sisi luar dengan
sisi dalam lalu dipress berarti patahannya ditengah muka dan tengah belakang
pipa celana. (cara ini dilakukan untuk celana yang kampuhnya terbuka)
f. Pakaian wanita seperti rok pada saat proses menjahit, kampuh dan lipit-lipitnya
sudah dilakukan pengepresan, sedangkan untuk penyetrikaan akhir, cara pertama
adalah menyetrika secara keseluruhan, kemudian bagian pinggang, bagian
kelim, khusus untuk pakaian kerja, baju kurung dan blus yang mempunyai
lengan licin (lengan suai) penyetrikaan lengan tanpa patahan dari puncak lengan
tetapi patahannya sama dengan lengan kemeja lengan panjang.
g. Blazer, penyeterikaan blazer untuk memperoleh hasil yang baik, dimulai pada
saat proses selama blazer tersebut dibuat. Mulai dari mengepres interfacing
untuk membentuk blazer, kampuh yang dgunakan, pembentukan kerah hingga
blazer tersebut selesai. Setiap langkah setelah dijahit sebaiknya dilakukan
penyeterikaan. Guna menghindari mengkilapnya bahan utama blazer tersebut,
gunakan bahan bantu sebagai alas saat menyeterika.
Keterampilan yang diperlukan dalam menyeterika busana
➢ Menyiapkan peralatan steaming
Pada saat menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menyeterika, perhatikan
pakaian yang akan diseterika. Bila pakaian yang akan diseterika misalnya seperti
: kemeja/blus, celana panjang, gaun atau rok, maka peralatan yang diperlukan
adalah :
• Meja seterika atau meja press
• Seterika listrik atau seterika uap
• Seam roll (roll kampuh)
• Tailor’s ham
• Sleeve board (papan lengan baju)
• Lap pelembab
Namun bila yang akan diseterika adalah blazer atau busana tradisional,
disamping peralatan seterika yang disebut di atas, maka perlu ditambah dengan:
• Mesin press
• Seterika gas
• Point presser (papan peruncing)
• Wooden clapper (balok penepuk)

c. Menyesuaikan suhu/temperatur sesuai jenis bahan busana


Ketika hendak mulai menyeterika, baca dengan teliti label pemeliharaan yang
terdapat pada pakaian tersebut atau teliti jenis bahan utama pakaian tersebut guna
menghindari rusaknya pakaian. Pengaturan suhunya nomor 2 untuk silk dan
nilon, nomor 3 untuk poliester dan rayon, nomor 4 untuk wool nomor 5 untuk
katun dan nomor 6. untuk linen dengan strika yang panas maksimal 450 watt.
Seandainya memakai seterika yang panasnya 300 watt bisa dengan panas
maksimal untuk mengepres polyester dan rayon dan dengan mengalas dengan
kain katun basah. Untuk mendapat kwalitas produk pakaian yang baik dengan
proses yang baik pula. Salah satunya teknik mempress atau pressing ada dua
tahap pengepressan
2. Pengepressan Antara
Pengepressan antara yaitu pada saat proses penjahit dilakukan pressing pada
bagian-bagian pakaian yaitu setiap langkah menjahit di press seperti:
➢ Pengepressan kampuh yaitu kampuh bahu dan kampuh sisi, setelah bahu
dan sisi disambungkan.

Gambar 8.14 Pengepresan kampuh


➢ Pengepressan lipit seperti lipit pantas dan lipit-lipit lainya bila ada.

Gambar 8.15 Pengepresan lipit

➢ Pengepressan lapisan (interfacing) pada tengah muka, depun, krah dan


sebagainya.

Gambar 8.16 Pengepresan lapisan (interfacing)


➢ Pengepressan komponen-komponen seperti tutup kantong sebelum
dipasangkan dan persiapan bagian-bagian lainnya.
3. Pengepressan Akhir
Pengepressan akhir yaitu pengepressan yang dilakukan pada saat pakaian
sudah siap (sudah jadi). Ini dapat dikerjakan dengan sterika press dan untuk
di garmen dengan produksi yang besar dengan "Stream Doily atau stream
tunnel.
• Memeriksa busana yang akan dipres agar jelas yang akan
dilakukan
• Mempres bagian atas dan bawah
• Mempres setikan kelim bawah
• Mempres ban pinggang, saku atau bagian-bagian busana lainnya.
• Pengaturan suhu sewaktu pengepresan disesuai-kan dengan bahan
yang akan di press.

Gambar 8.17 Pengepresn akhir

Sikap kerja yang diperlukan dalam menyeterika busana


• Ketepatan dalam menyiapkan alat steaming
Dalam menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menyeterika sesuai dengan
pakaian yang akan diseterika agar hasil maksimum sesuai dengan standard.
• Ketepatan dalam memilih suhu/temperatur sesuai jenis bahan
Suhu yang dipilih sesuai dengan jenis bahan tekstil pakaian tersebut. Sehingga
pakaian tidak rusak dalam proses menyeterika
• Ketelitian dalam menyeterika
Ketika proses menyeterika, perhatikan bagian dalam dari pakaian, kampuh,
bagian-bagian yang tebal, bagian-bagian yang akan mempengaruhi jatuhnya
pakaian. Begitu pula bagian luar pakaian. Jangan sampai bagian luar mengkilap,
ini berarti pakaian tersebut sudah rusak.
Elemen 3. Pengemasan Busana
a. Kerapihan jahitan busana
Benang atau tiras yang ada pada pakaian hendaknya dibersihkan agar baik penampilan
dari pakaian tersebut. Benang diikat 2 hingga 3 kali sebelum digunting agar jahitan
tidak lepas, kemudian baru benang digunting. Ketika menggunting benang, periksa
juga bagian-bagian yang perlu ditipiskan pada saat proses menjahit. Misalnya pada
bagian garis leher, kerung lengan, garis kelim, manset dan bagian-bagian lainnya.
Penipisan kampuh dapat dilakukan bertingkat agar ketebalan kampuh tidak
menumpuk pada satu tempat.
b. Labelling pada busana
Label yang terdapat dalam baju atau bahkan produk fashion lainnya yang digunakan
menjadi bentuk sumber informasi yang sangat berguna untuk para konsumen yang
ingin mengetahui mengenai detail dari produk tersebut secara lebih teliti. Berikut ini
adalah beberapa macam bentuk informasi yang bisa diberikan dari label baju
diantaranya : informasi yang disebutkan dapat berupa 100% menggunakan bahan
cotton, wolven atau pun jenis bahan lainnya yang memang digunakan dalam produk
dari barang tersebut. Informasi untuk segi pemeliharaan yang dapat dilakukan oleh
konsumen terhadap jenis barang tersebut. Biasanya informasi perawatan yang satu
ini lebih dikenal dengan simbol gambar-gambar tertentu, seperti halnya tidak boleh
disetrika dalam suhu tinggi, atau bahkan dilarang untuk dicuci dengan menggunakan
mesin cuci, informasi dari ukuran dari pakaian tersebut.
c. Teknik melipat busana
Melipat busana bermacam-macam disesuaikan dengan jenis busana yang akan
dilipat. Dalam melipat busana, berusaha untuk meminimaliskan kekusutan yang
akan diperoleh karena teknik melipat busana. Tidak semua busana dapat dilipat, ada
pula busana yang hanya digantung karena tebal dan kakunya busana tersebut, seperti
jas atau blazer.
d. Teknik mengemas busana
Kemasan merupakan tampilan terakhir dari busana untuk diserahkan pada
konsumen bila ini merupakan pesanan. Sebelum dikemas terlebih dahulu diberi label
yang merupakan keterangan atau isyarat untuk perawatan busana tersebut. Bentuk
kemasan yang baik mestinya sudah dirancang sebelumnya.
Rancangan kemasan harus disesuaikan dengan bentuk produk dan tampilan yang
diinginkan seperti untuk kemasan pakaian jadi dengan produksi massal memakai
kemasan plastik transparan atau kotak plastik seperti kemasan untuk kemeja. Untuk
kemasan jas atau pakaian pengantin lainnya kemasan dengan gantungan yang
dilengkapi dengan sarung/plastiknya.
Fungsi kemasan disini adalah untuk keamanan, untuk keindahan penampilan, dan
untuk promosi. Dalam perancangan kemasan ketiga unsur di atas perlu
dipertimbangkan. Makin tinggi kwalitas produk makin mewah pada kemasannya.

Keterampilan yang diperlukan dalam mengemas busana


➢ Menggunting sisa-sisa benang
Telah dijelaskan di atas teknik pengguntingan benang pada busana. Pada saat
menggunting benang atau tiras gunting yang digunakan adalah gunting benang
sehingga mudah dan praktis dalam proses pengguntingan benang ataupun tiras.
Hati-hati dalam menggunting benang, hindari kerusakan pada bagian busana
yang lain ketika melakukan pengguntingan benang, karena ujung dari alat
gunting benang runcing dan tajam. Berikut gambar gunting benang.

➢ Memberikan label pada busana


Label dan simbol instruksi yang pada umumnya terdapat pada label dapat dibagi
dalam 5 kelompok dasar : yaitu label perawatan pencucian (wash), pemutihan
(bleach), pengeringan (dry), penyeterikaan (iron) dan dry cleaning (cuci
kering).

Gambar 8.12 Label pada busana


➢ Label simbol Perawatan pencucian (washing)
Simbol pencucian pada umumnya berupa wadah yang berisi air. Simbol
pelengkapnya antara lain berupa titik, garis, silang dan gambar tangan. Bisa juga
secara spesifik terdapat keterangan tulisan suhu yang berupa angka.

Gambar 8.13 Label symbol perawatan pencucian (washing)

• Simbol garis di bawah wadah – merupakan keterangan untuk pengaturan


level putaran pada mesin cuci. Tidak ada garis, menunjukkan putaran
normal. Biasanya agak cepat. Satu garis menunjukkan putaran sedang.
Dua garis menunjukkan putaran lambat.
• Simbol tangan – adalah instruksi agar pencucian hanya diperbolehkan
dengan tangan, tidak boleh menggunakan mesin cuci.
• Simbol silang – tidak boleh dicuci baik dengan tangan ataupun mesin
cuci. Harus dengan penanganan khusus seperti menggunakan proses dry
clean atau dilakukan oleh binatu professional.
• Simbol angka – adalah suhu yang diperbolehkan pada saat mencuci.
Biasanya dalam ukuran celcius. Suhu tidak boleh melebihi dari angkat
tersebut.
• Simbol titik – Sama dengan angka, titik merupakan bentuk simbol lain
untuk keterangan suhu. Kebanyakan label biasanya hanya sampai 3 titik,
yaitu dingin, hangat dan panas. Jika lebih dari 3 titik, silahkan lihat
gambar di atas untuk keterangan suhu pastinya.
➢ Label simbol Perawatan dengan pemutih (bleaching)

Gambar 8.14 Label simbol perawatan dengan pemutih (bleaching)

• Simbol pemutih pada dasarnya berupa bentuk segitiga. Simbol


perlengkapannya antara lain berupa garis dan silang.
• Simbol hanya segitiga – boleh menggunakan pemutih apa saja.
• Simbol 2 garis – boleh menggunakan pemutih dengan bahan yang
mengandung chlorine saja.
• Simbol tanda silang – tidak diperkenankan untuk menggunakan pemutih
dalam proses pencuciannya.
➢ Label simbol Proses penyeterikaan (ironing)

Pada simbol penyetrikaan, simbol pelengkapnya antara lain berupa titik, silang
dan 2 garis dengan silang di bagian bawah.

Gambar 8.15 Label simbol proses penyeterikaan (ironing)


• Simbol titik – merupakan keterangan untuk pengaturan suhu yang
direkomendasikan. Terdiri hingga 3 titik yang memiliki arti level suhu
yaitu low, medium dan high.
• Simbol silang – tidak boleh disetrika, sedangkan tanpa silang boleh
disetrika.
• Simbol silang di bawah – penyetrikaan tidak boleh menggunakan setrika
uap.
➢ Label simbol Perawatan dengan proses dry cleaning
Simbol dasar berupa lingkaran atau bulat. Simbol pelengkapnya berupa huruf
“A”, “P”, “F”, “W” dan tanda silang.

Gambar 8.16 Label simbol perawatan dengan proses dry cleaning

• Simbol huruf A atau hanya lingkaran – proses dry cleaning boleh


menggunakan semua jenis bahan larutan kimia.
• Simbol huruf P – proses dry cleaning menggunakan bahan larutan kimia
standar yaitu seperti Perchloroethylene, R113 dan Hydrocarbon.
• Simbol huruf F – proses dry cleaning hanya menggunakan bahan larutan
kimia berbasis petroleum seperti R113 dan hydrocarbon.
• Simbol huruf W – proses dry cleaning tidak diperkenankan menggunakan
larutan kimia apapun.
• Simbol silang – artinya pakaian ini tidak boleh menggunakan proses dry
cleaning.

➢ Label simbol pengeringan (dry cleaning)


Pada proses pengeringan terdapat 2 simbol utama, yaitu kotak yang artinya
pengeringan tanpa mesin cuci alias dijemur. Lalu simbol kotak dengan
lingkaran di dalamnya yang artinya pengeringan dengan mesin cuci.

Gambar 8.17 Label simbol pengeringan (dry cleaning)

• Simbol nomor 1 – Pengeringan (menjemur) boleh menggunakan


gantungan/hanger.
• Simbol nomor 2 – Dijemur seperti biasa menggunakan tempat jemuran,
tanpa hanger/gantungan.
• Simbol nomor 3 – Namanya dry flat. Dijemur pada permukaan rata.
• Simbol nomor 4 – Tidak boleh dijemur pada matahari langsung.
• Simbol nomor 5 – Pasti sudah tahu kan? Ya, ini artinya tidak boleh
diperas.
• Simbol nomor 6 – Tidak boleh dijemur, harus dikeringkan dengan
pengering pada mesin cuci.

Pengeringan Dengan Mesin Cuci

Gambar 8.18 Pengeringan dengan mesin cuci

• Simbol dengan titik – merupakan keterangan untuk pengaturan (setting)


suhu pada mesin pengering.
• Simbol garis – merupakan keterangan pengaturan level putaran pada
mesin pengering. Satu strip cepat, 2 strip lebih lambat.
• Simbol lingkaran hitam – tidak boleh ada panas (no heat) pada saat
proses pengeringan.
• Simbol tanda silang – tidak boleh dikeringkan dengan mesin, harus
dengan dijem

Gambar 8.19 Contoh label untuk perawatan

1) Melipat busana
Menyeterika dan melipat pakaian bisa jadi pekerjaan sehari-hari yang
gampang-gampang susah. Mungkin selama ini, menyetrika dan melipat
pakaian dengan cara yang sama antara baju yang satu dengan yang lain.
Padahal, setiap jenis pakaian punya cara melipat yang berbeda-beda.
Berikut cara menyeterika dan melipat baju dengan mudah:
Menyeterika kemeja juga bisa dibilang gampang tapi susah. Gunakan
semprotan dengan cairan pelicin pakaian terlebih dahulu, lalu menyetrika
bagian ujung tangan dilanjutkan dengan menyeterika lengan. Seterika kemeja
bagian depan dari arah dalam sehingga kancing tidak terkena panas. Lipat
kerah dan setrika lagi pada bagian lipatannya. Terakhir gantung baju yang
sudah rapi dengan mengancingkan kancing atas agar tetap pada posisinya. Bila
celana panjang telah selesai diseterika, maka dapat dilipat menjadi 3 bagian
atau digantung.
2) Mengemas busana

Langkah awal dalam proses pengemasan adalah mengidentifikasi produk yang


akan dikemas dan jenis kemasan yang akan dipergunakan. Hal ini
dimaksudkan agar kemasan dapat disesuaikan dengan produk, sehingga
kemasan tidak merusak produk.

Identifikasi produk dilakukan berdasarkan:


• ukuran,
• model,
• warna,
• jenis bahan,
• kualitas produk,
• harga jual,
• teknik pendistribusian, dan sebagainya.

Gambar 8.20 Melipat busana


Sedangkan identifikasi kemasan dilakukan untuk menyesuaikan ukuran
lipatan produk dengan ukuran kemasan dan bahan kemasan. Produk sesuai
dengan jenisnya dikemas dengan cara dilipat, atau digantung dan kemudian
dimasukkan dalam kemasan. Gantungan dan lipatan produk disesuaikan
dengan ukurannya dan ukuran kemasan yang akan digunakan sebagai
pembungkusnya. Oleh karena itu dalam proses melipat dibuat pola atau
cetakan yang sesuai dengan ukuran kemasan agar produk dapat ditata dengan
rapih dan sesuai kemasannya.

gKemasan produk busana baik bahan maupun ukurannya disesuaikan dengan


jenis bahan, model, serta menunjukkan spesifikasi atau ke khasan
produsennya. Proses pengemasan dimulai pada saat penyeterikaan atau proses
pressing. Pada proses ini produk yang akan dikemas dengan cara digantung,
diseterika secara menyeluruh dengan rata, licin, dan tidak membuat lipatan
karena produk setelah diseterika langsung digantung.

Pengemasan Dengan Cara Digantung

Pada perusahaan atau industri busana besar, dan untuk jenis produk tertentu,
penyeterikaan atau pressing untuk busana yang akan dikemas dilakukan
dengan cara digantung dan tidak dilipat. Pressing atau penyetrikaan dilakukan
dengan menggunakan alat yang menyerupai lemari pakaian, produk
dimasukkan pada alat pressing tersebut kemudian tinggal mengatur tombol
dan dalam waktu tertentu produk sudah licin.

Pengemasan busana dengan cara digantung maupun dilipat, harus tetap


menonjolkan hiasannya. Hiasan sulaman fantasi pada busana harus tampak
dari luar atau dari bagian depan kemasan. Karena hal tersebut,
maka polybag yang digunakan sebaiknya yang transparan, juga kemasan
kotak sebaiknya bagian tutup dibuat yang transparan. Busana yang
telah dikemas dapat disimpan pada almari atau rak.Tempat penyimpanan
busana harus dijaga jangan sampai lembab karena akan menyebabkan
busana mudah berjamur, adanya ngengat, dan bau apek. Lemari sebaiknya
diberi anti ngengat dan pengharum. Sesekali busana dapat diangin-anginkan
ditempat teduh dan tidak langsung terkena sinar matahari.

Teknik mengemas ada berbagai macam, antara lain:


a. Dilipat kemudian dimasukkan dalam plastik
b. Digantung pada hanger atau boneka

Pengertian pengemasan pada lekapan burci adalah lekapan burci merupakan


benda antik yang hasil hiasannya perlu mendapat perhatian khusus dalam
mengemasinya dengan kata lain perlu hati-hati agar hasilnya tidak rusak.

Sedangkan cara pemeliharaannya dapat dilakukan dry clean atau dicuci secara
manual tanpa diperas.

Busana yang dihiasi sulaman fantasi dikemas dengan cara dimasukan polybag
kemudian disimpan dengan cara digantung atau dengan cara dilipat dan
dimasukkan kemasan bervolume, agar tidak mudah kusut, dan hiasan tidak
tertumpuk oleh busana lain.

Setelah produk dikemas kemudian dipak atau dikemas dalam wadah berupa
peti atau kotak terbuat dari kayu yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran
gantungan, atau dimasukkan langsung ke dalam kontainer.

Langkah kerja pengemasan produk yang harus digantung adalah:

1.Siapkan kemasan yang ukurannya telah disesuaikan dengan ukuran


produk
2.Masukkan produk pada alat pressing nyalakan tombol dan atur suhu
sesuai petunjuk dan jenis bahan
3.Keluarkan produk dari alat pressing
4.Gantung dengan hanger yang sesuai ukurannya
5.Masukkan gantungan produk pada plastik kemasan
6.Gantung pada tempat (hanger) untuk dilanjutkan dengan pemasangan
label.
7.Masukkan dalam tempat kemasan (kotak besar atau kontainer) dalam
posisi tetap tergantung.
Gambar 8.21 Pengemasan busana

Elemen 4. Penyimpanan Busana


a. Prosedur penyimpanan busana
Penyimpanan busana sangat diperlukan agar busana tidak rusak oleh ngengat, tempat
penyimpanan diberi kamper. Busana yang disimpan dalam lemari ada yang dilipat, ada
yang digantung seperti jas, pakaian kerja dan sebagainya. Khusus untuk pakaian-pakaian
mewah seperti kebaya wanita yang terbuat dari tile (yang lemas) dan dihiasi dengan
payet-payet jangan digantung karena akan mengakibatkan pakaian berubah ukuran
menjadi lebih panjang. Tetepi sebaliknya penyimpanan selendang yang berjambul harus
digantung, supaya jambulnya tidak berobah bentuk. Penyimpanan kain songket tidak
digantung dan tidak dilipat, tetapi digulung dan dibalut dengan kertas koran/kertas pola
lalu dimasukan kedalam plastik yang diberi kamper. Pengemasan pakaian dalam lemari
hendaklah sejenis pada tiap bagian lemari agar kelihatan rapi dan lebih mudah
mencarinya. Dianjurkan sekali seminggu lemari dibuka atau di anginkan agar tidak
pengap dan tidak lembab.

b. Penyimpanan busana secara Sistematis


Busana yang telah dihias dirapihkan dari sisa-sisa benang dengan cara dikibas-
kibaskan. Setelah bersih dari sisa-sisa benang dan tiras yang menempel kemudian
diseterika. Pada saat menyeterika bagian yang dihias dialas/ditutup dengan bahan katun
agar terhindar dari kerusakan yang diakibatkan proses penyeterikaan. Pada bagian buruk
busana dapat diseterika tanpa menggunakan alas. Busana yang sudah rapih lengkapi
dengan identitas yang diperlukan seperti jenis bahan, cara pemeliharaan, serta petunjuk-
petunjuk lain yang berkaitan dengan busana, atau sesuai dengan tanggal pemesanan
maupun tanggal pengambilan
Cara Menyimpan busana
Terkadang sebagian orang meremehkan penyimpanan pakaian yang mereka
kenakan, cukup hanya dimasukan kedalam lemari. Sebenarnya hal ini masih belum
cukup karena menyimpan pakaian pada lemari yang lembab hal ini bisa menyebabkan
berkembanganya jamur pada pakaian kita sehingga akan tumbuh bakteri-bakteri lain
yang mungkin bisa membahayakan bagi kesehatan kita. Maka dari itu untuk
menghindarinya beberapa cara menyimpan pakaian yang baik dan benar
Sebelum menyimpan pakaian, pastikan pakaian telah benar-benar kering agar tidak
menimbulkan jamur dan bau tidak sedap. Gunakan lemari yang bersih, kering, tidak
berdebu dan tertutup rapat.
• Seleksi pakaian, apabila dalam waktu setahun ini sudah tidak dipakai dan tidak
sesuai bentuk tubuh, sebaiknya keluarkan dari lemari dan mungkin bisa untuk
anda sumpangkan.
• Kelompokkan pakaian berdasarkan fungsinya, pakaian untuk bekerja, pakaian
sehari-hari, busana pesta atau jamuan penting. Bisa juga dikelompokkan menurut
jenisnya seperti gaun, kemeja, celana panjang, celana pendek, busana muslim dan
pakaian dalam. Hal ini dapat mempermudah anda ketika memilih baju.
• Agar tampilan isi lemari lebih rapi, gunakanlah gantungan baju yang bahanya
serupa seperti kayu,plastik atau kawat.
• Gantungkan pakaian yang mudah kusut misalnya yang berbahan katun dan jangan
menggantungkan busana yang terbuat dari bawan wol, atau rajut karena akan
merusak bentuknya. Masukan busana berbahan wol ke dalam plastik agar seratnya
dapat bertahan lebih lama dan jauh dari ngengat.
• Gantungkan kemeja dengan kondisi kancing atas, tengah dan bawah terkancing
rapat, untuk mencegah peregangan, simpan juga dasi dalam keadaan digantung.
• Menyimpan gaun, kebaya dan jas yang tidak dipakai dengan gantungan tebal dan
lembar yang tidak meregangkan area bahu, jangan lupa bungkus terlebih dulu
dengan plastik sebelum digantung. Untuk kebaya berbahan lace atau tulle simpan
dalam kotak khusus.
• Lapisi busana dengan memiliki aksen payet, studs dan bebatuan dengan clothing
cover atau plastik agar tidak tersangkut dengan busana lain di lemari.
• Kain-kain seperti songket jangan dilipat, tapi digulung bersama lapisan kertas
roti, atau bisa juga digantung di hanger.
• Untuk kaus (T shirt) dan pakaian santai lainnya sebaiknya dilipat saja, susun
berdasarkan warna agar mudah dicari saat dibutuhkan, sekaligus akan
membuatnya lebih tahan lama dan tidak cepat pudar.
• Gantungkan celana panjang atau jeans pada gantungan tebal khususnya guna
mencegah lipatan horizontal di tengah pipa celana.
• Gunakan gantungan khusus rok yang memiliki klip untuk menjepit pinggang rok
agar rok terhindar dari bekas lipatan sekaligus terjaga bentuknya.
• Beri jarak antar hanger, sehingga pakaian yang digantung tidak kusut karena
bergesekan dengan pakaian lain.
• Simpan pakaian dalam dilaci, kaus kaki dan stocking sebaiknya disimpan dalam
keadaan terlipat, bukan digulung seperti bola, agar tidak berubah bentuk.
• Bukalah pintu lemari secara berkala dan keluarkan isinya untuk beberapa saat agar
tak berjamur akibat kekurangan sirkulasi udara di dalam lemari.
• Gunakan pengharum pakaian atau kamper dan bahan penyerap kelembapan di
lemari untuk mencegah timbulnya jamur.
• Busana Dengan Bordiran
• Tidak seperti jas, blazer, dan jaket yang harus disimpan dengan cara digantung,
busana dengan bordiran seperti songket
akan lebih baik jika disimpan dengan cara digulung. Namun sebelum proses
penggulungan dilakukan sebaiknya tambahkan kertas roti sebagai pembatas antar
lapisan kain.
• Baju Pesta, untuk menyimpan baju pesta seperti stola, gaun, kebaya, dan
selendang, gunakan gantungan baju yang dilengkapi dengan busa. Sebisa
mungkin hindari penggunaan hanger atau gantungan baju dengan ujung yang
tajam saat menyimpan baju yang memiliki payet atau bebatuan, tujuannya agar
baju tersebut tidak mudah robek. Jika diperlukan bungkus terlebih dahulu busana
berpayet anda dengan clothing cover atau plastik, agar payet yang terdapat pada
busana pesta anda tidak tersangkut dengan busana lain saat disimpan dama almari
pakaian. Untuk mencegah pakaian supaya tidak mudah kusut atur jarak antar
gantungan baju yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 8.22 Penyimpanan dengan menggantung pada hanger

• Pakaian Rajut, berbeda dengan jenis pakaian pada umumnya, pakaian yang dibuat
dari bahan rajutan seperti cardigan atau sweater umumnya bersifat stretch. Supaya
bentuk pakaian tidak mudah berubah akibat bahan kainnya menjadi melar
sebaiknya simpan pakaian rajut tersebut dengan cara dilipat. Masukan busana
rajut yang dibuat dari bahan khusus seperti wool ke dalam plastik agar seratnya
dapat bertahan lebih lama dan jauh dari ngengat.

Tips Menyimpan Pakaian


Cara menyimpan pakaian agar awet. Banyak orang yang gemar berbelanja pakaian.
Orang yang bersemangat dalam karir dan pekerjaan biasanya suka tampil modis, tak
jarang hal ini menyebabkan koleksi pakaian mereka banyak. Namun sayang sekali jika
pakaian yang masih bagus didapati kusam atau kurang menarik karena lama disimpan.
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar koleksi pakaian terawat
dengan baik. Simpanlah pakaian dalam keadan bersih. Setelah menggunakan pakaian
usahakan segera dicuci, jangan biarkan baju-baju yang sudah dipakai digantung terlalu
lama. Sebab kotoran yang masih melekat pada baju akan segera tumbuh menjadi jamur
jika tidak segera dibersihkan
• Cuci sesuai petunjuk
Setiap baju memiliki cara cuci yang berbeda-berda tergantung bahannya. Untuk
itu saat membeli Pakaian Online tanyakan bagaimana cara mencuci baju
tersebut. Seperti bahan sutra biasanya dianjurkan untuk mencuci dengan tangan
dan sedikit sabut. Begitu juga dengan baju putih sebaiknya dicuci terpisah
dengan baju atau Jaket Club yang lain.
• Beri pelembut setelah dicuci.
Ada baiknya jika kita memberi pelembut. Produk ini akan membantu
meluruskan serat-serat baju yang kusut selama proses pencucian, dan pakaian
akan tetap harum.
• Beri ruang untuk pakaian
Setelah disetrika, simpanlah baju ditempat yang memiliki pori-pori, seperti
lemari kayu. Kalaupun kita mau membungkusnya dengan plastik buatlah
lubang agar udara bisa mengalir dengan lancar.
• Beri Kamper
Tempatkan beberapa kamper dalam lemari atau tempat menyimpan baju. Selain
berguna untuk menjaga aroma baju, kamper juga sangat efektif menjaga baju
dari gangguan ngengat yang akan melubangi baju kita.
• Suhu ruangan
Usahakan menyimpan baju pada suhu yang tidak terlalu lembab, karena akan
merusak pakaian. Jangan lupa untuk menjemur jika terasa lembab.

Cara Menyimpan Pakaian di Lemari


1) Usahakan agar isi lemari pakaian tak saling berdesakan agar busana tak jadi
kusut dan dapat segera dipakai saat diinginkan.
2) Pisahkan busana putih dengan yang berwarna lain atau yang terbuat dari bahan
jean agar tak luntur.
3) Lapisi busana yang memiliki aksen payet, studs dan bebatuan dengan clothing
cover atau plastik agar tak tersangkut dengan busana lain di lemari
4) Lipat baju pesta yang terbuat dari tulle dan lace dengan aplikasi bebatuan, atau
masukkan saja ke kotak. Menggantungnya akan membuat strukturbusana
berubah.
5) Hindari menggantung busana dari bahan rajut. Sebaiknya dilipat atau gulung
agar baju tidak melar.
6) Jangan menggantung atau melipat busana berwarna gelap dengan busana dari
bahan rajut, terutama angora dan wol, karena serat kainnya akan menempel ke
busana itu. Jika hal ini terjadi, Anda bisa rnenghilangkan serat menggunakan
sikat gigi lembut atau roll tape khusus
7) Celana panjang atau jean harus digantung menggunakan hanger khusus agar
tidak menimbulkan bekas garis pada permukaan bahan.
8) Keluarkan barang-barang dari saku baju sebelum menggantungnya, untuk
mencegah perubahan struktur bahan dan juga kontaminasi pada bahan akibat
kelunturan atau ketumpahan.
9) Letakkan kamper atau alat penyerap kelembapan di lemari untuk mencegah
timbulnya jamur.
10) Bukalah pintu lemari secara berkala dan keluarkan isinya untuk beberapa saat
agar tak berjamur akibat kekurangan sirkulasi udara di dalam

Cara Menyimpan Pakaian Agar Tak Mudah Kusut


1) Berhati-hatilah saat menyeterika pakaian. Pastikan meja seterika dalam keadaan
bersih. Atur temperatur panas yang tepat untuk setiap jenis bahan pakaian yang
berbeda. Misalnya, gunakan temperatur rendah untuk bahan tipis (chifon) dan
tinggi untuk bahan yang tebal (wool, katun). Dikutip dari Helium, sebaiknya
pisahkan pakaian yang akan diseterika berdasarkan tingkatan panasnya. Cara ini
agar Anda tidak repot mengganti-ganti pengaturan panas setiap kali menyeterika.
Mulailah menyeterika dari bagian kain yang paling kecil, misalnya kerah, lengan
baju dan lipatan tangan. Setelah itu baru setrika bagian baju yang lebih lebar.
2) Saat menyeterika, gunakan spray pelicin pakaian. Saat ini banyak produk pelicin
pakaian berkualitas bagus yang bisa menjaga pakaian tetap licin lebih lama.
Semprotkan pada pakaian sesaat sebelum menyetrika, lalu gerakkan setrika
seperti biasa.
3) Tips yang dilansir Ehow menyarankan untuk mengantung pakaian Anda, bukan
dilipat. Menyimpan pakaian dengan cara menggantungnya menggunakan hanger
akan mencegah pakaian berkerut atau kusut.
4) Sebagian orang beranggap penyimpanan yang benar adalah melipat kaus dan
menggantung sweater atau jaket. Tapi yang tepat justru kebalikannya. Utamakan
menggantung pakaian yang bahannya lebih tipis; misalnya katun, nylon, sutera
atau chifon. Sementara untuk pakaian berbahan tebal seperti sweater, jaket atau
cardigan lebih aman bila dilipat. Bahan yang ringan dan tipis lebih mudah kusut
dibandingkan bahan berat dan tebal. Tapi jika memungkinkan, sebaiknya gantung
semua pakaian.
D. Rangkuman
Melakukan Penyelesaian Akhir Busana (Finishing) merupakan unit kompetensi terakhir
yang dipelajari pada materi ini.
1) Diawali dengan pencucian busana yang merupakan salah satu kompetensi yang harus
dikuasai/diujikan. Hal penting yang menjadi catatan bahwa kegiatan pencucian
menggunakan takaran bahan pencuci dengan tepat yang biasanya terbuat dari bahan
kimia, disamping itu harus memperhatikan identifikasi serat yang akan dibersihkan dan
sedikit lamanya waktu pencucian tentu sangat berpengaruh terhadap hasil dari
pencucian yang dilakukan.
2) Dalam menyetrika busana yang diperhatikan adalah menyiapkan kebutuhan busana,
memilih dan memilah busana mana yang perlu disteam/disetrika. Harus diperhatikan
suhu yang digunakan, siapkan alat yang diperlukan dan kerjakan sesuai prosedur
3) Lakukan trimming dengan baik, bersihkan sisa benang yang masih menempel pada
busana. Buatlah labeling yang menarik untuk atribut dan harga busana. Lipatlah
dengan rapi dan perhatikan keindahan tampilan.
4) Penyimpanan busana dilakukan secara sistematis, sesuai prosedur penyimpanan pada
masing-masing busana. Aturlah busana sesuai kesempatan pemakaian dan warna atau
tentukan identifikasi penyimpanan sesuai yang Saudara inginkan, untuk memudahkan
pengambilan busana bila akan dikenakan. Perhatikan sirkulasi udara pada tempat
penyimpanan agar busana tetap awet.

Anda mungkin juga menyukai