A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, peserta diharapkan mampu menguasai
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk membuat pola blus
sesuai dengan desain, kompetensi yang terangkum dalam pembuatan pola secara
teknik konstruksi adalah :
Elemen 1. Menggambar Pola Dasar
Elemen 2. Mengubah Pola Dasar sesuai Desain
Elemen 3. Memeriksa Pola
Elemen 4. Menggunting Pola
Elemen 5. Melakukan Uji Coba
Elemen 6. Menyimpan Pola
C. Aktivitas Pembelajaran
Elemen 1. Gambar Pola Dasar
a. Alat Gambar Pola
1. Alat ukur
• Pita ukuran
• Macam-macam penggaris pola
• Penggaris lurus
• Penggaris siku
• Penggaris panggul
• Penggaris bentuk (lengan, kerung lengan, pesak dan lain-lain)
2. Macam-macam pensil (pensil 2B atau pensil mekanik dengan berbagai
ukuran). Pensil mekanik tersedia dalam berbagai ukuran seperti: 0,2
mm, 0,3 mm, 0,5 mm, 0,8 mm
• Balpoin/pulpen/drawing pen
• Penghapus
• Pemberat pola
• Spidol/pensil warna
• Gunting kertas
3. Bahan Pembuatan Pola Konstruksi
Bahan untuk pembuata pola adalah bahan yang nantinya akan menjadi
sebuah pola dasar atau pola jadi. Untuk pola konstruksi biasanya
digunakan macam-macam kertas pola dan kalau untuk pembuatan pola
dengan system drapping atau memulir, biasanya digunakan bahan dari
blacu atau kaliko atau sejenisnya. Pemilihan bahan untuk membuat pola
tergantung pada kualitas pola yang ingin kita hasilkan dan tergantung
pada kesanggupan kita dalam pengadaan bahan untuk membuat pola.
Sebab semakin bagus bahan yang kita pakai atau gunakan, tentu harga
atau biayanya juga lebih tinggi atau mahal. Oleh sebab itu kita dapat
memilih bahan untuk pembuatan pola sesuai dengan kesanggupan kita.
Sebagai contoh bahan/macam-macam kertas pola yang dapat digunakan
untuk membuat pola adalah :
Macam-macam kertas pola
• Kertas HVS ukuran 100 cm X 65 cm atau lebih dengan berat 60
grm atau 70 gram
• Kertas koran polos dengan ukuran dan berat sama dengan kertas
HVS
• Kertas payung atau kertas coklat
Berikut ini dapat dilihat gambar macam-macam alat menggambar pola
86
▪ + 4 = 43 + 4 = 47 adalah untuk mendapatkan garis pinggang muka
2
dan belakang atau lebar pola
▪ Untuk mendapatkan tinggi pola adalah dengan menggunakan ukuran panjang
punggung. Ukuran panjang punggung di ambil utuh atau sesuai ukuran panjang
punggung
86
▪ 6 + 7 = 14,33 + 7 = 21,33 → 21,3 adalah untuk mendapatkan batas
garis ketiak
86
muka
86
▪ 6 + 2,5 = 14,33 + 2,5 = 16,83 → 16,8 adalah untuk mendapatkan batas lebar
punggung
86
20
▪ + 2,9 = 4,3 + 2,9 = 7,2 adalah untuk mendapatkan lebar garis leher.
▪ Hasil 7,2 ini ( 86 : 20 + 2,9 = 7,2 ). supaya di bagi 3
(7,2 : 3 = 2,4). Hasil bagi ini (2,4) adalah menjadi patokan untuk mendapatkan
tinggi leher belakang, turun bahu belakang dan turun bahu muka.
Apabila saudara merasa kesulitan atau merasa terlalu lama menghitung beberapa
ukuran di atas, maka daftar kalkulasi hitung cepat berikut ini dapat membantu
saudara dalam menentukan ukuran yang dibutuhkan.
Catatan: Tinggi atau panjang pola adalah ukuran panjang punggung asli
(tidak ditambah dan tidak pula dikurangi)
Gambar 1 : Garis Pola adalah garis merah dan bagian dalam dari garis merah
sedangkan yang di luar garis merah adalah garis keterangan. Pembuatan Pola
dasar di pecah menjadi tiga langkah agar langkah-langkah cara pembuatan
pola lebih rijit dan lebih jelas.
Keterangan Gambar 2 :
LB
1) Kerung leher belakang adalah = 20+ 2,9 = 7,2.
Garis tegak lurus ke atas adalah ⅓ dari 7,2 = 2,4.
2) Panjang bahu belakang diperoleh dengan cara :
▪ Garis batas lebar muka diturunkan ⅓ dari lebar leher belakang (⅓
X 7,2 = 2,4)
▪ Dari titik yang turun 2 cm tersebut ke kanan dibuat garis tegak
lurus ke kanan = 2 cm
▪ Hubungkan titik ujung leher ke titik ujung bahu yang 2 cm
▪ Jadi garis nomor 11 adalah panjang bahu belakang. Bahu belakang
lebih panjang dari bahu muka, karena bahu belakang
menggunakan kupnat.
3) Membentuk kerung lengan bagian belakang
• Dari batas titik bahu yng turun ⅓ leher belakang, garis tegak
lurus dibagi dua sama panjang
• Dari titik tengah tersebut beri tanda turun 2 cm. Tanda turun 2
cm ini adalah tanda awal untuk memulai membentuk kerung
lengan menuju ketiak.
4) Garis sisi belakang dan muka, diperoleh dengan cara :
• Batas garis sisi (nomor 7) pada bagian pinggang digeser ke kiri
= 2 cm
• Hubungkan titik ketiak ke titik yang digeser 2 cm tadi
5) Garis leher muka bagian atas diperoleh dengan cara :
• Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher
belakang dikurangi 0,2 (7,2 – 0,2 = 7,0 cm)
• Dari titik 7 cm diturunkan 0,5 cm
6) Garis leher muka bagian bawah diperoleh dengan cara :
• Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher
belakang + 1 (7,2 + 1 = 8,2 cm)
• Dibuat garis membentuk segi empat menuju titik leher bagian
atas yang turun 0,5 cm
7) Kerung leher muka dibentuk dengan cara :
• Dari sudut segi empat dibuat garis diagonal dengan panjang
setengah dari lebar leher
• Bentuk garis leher mulai dari bagian atas yang turun 0,5 cm
menuju garis diagonal dan sampai pada titik tengah muka.
8) Panjang bahu bagian muka diperoleh dengan cara :
• Garis batas lebar punggung dari atas diukur turun dua kali, turun
bahu belakang (2,4 X 2 = 4,8) jadi turun 4,8 cm.
• Dari batas turun 4,8 cm dibuat garis tegak lurus ke kiri tanpa
diukur (tidak diukur)
• Dari titik leher yang turun 0,5 cm dibuat garis bahu bagian muka
dengan ukuran adalah panjang bahu belakang dikurangi 1,8 cm
Contoh :
Panjang bahu belakang = 14, maka panjang bahu bagian muka
adalah 14 – 1,8 = 12,2 cm.
Bahu belakang lebih panjang dari bahu muka, karena bahu
belakang menggunakan kupnat, berarti lebar kupnat bahu
belakang = 1,8 cm.
9) Kerung lengan bagian muka dibentuk dengan cara :
• Garis tegak lurus (batas lebar muka) dibagi dua sama panjang
dari titik ujung bahu menuju garis batas ketiak
• Dari titik pertengahan beri tanda turun 2 cm, tujuannya adalah
dari titik turun 2 cm ini kita mulai membentuk kerung lengan
menuju ketiak.
10) Turun tengah muka
• Garis pinggang pola dasar bagian muka tidak rata seperti garis
pinggang pola bagian belakang, karena badan bagian belakang
agak rata, jadi garis pinggang dapat dibuat rata, tetapi badan
atau tubuh bagian muka perempuan tidak rata
11) Garis pinggang bagian muka
Untuk membentuk garis pinggang baru pada pola bagian muka
diperlukan menentukan garis tinggi puncak/dada dengan cara :
• Garis batas lebar muka dibagi 2 sama panjang
• Dari titik tengah digeser ke sisi atau ke kiri = 0,7 cm
• Dari titik yang digeser 0,7 cm dibuat garis tegak lurus ke bawah
atau ke garis pinggang
• Garis pinggang bagian muka dibentuk sebagaimana terlihat
pada gambar
2. Pola Dasar Badan Bagian Atas Menggunakan Kupnat
Keterangan Gambar 3 :
Gambar. 3.7 Cara memindahkan lipit pantas pada garis hias (garis princess)
c. Cara memindahkan lipit pantas dalam bentuk lipit (lipit kerut)
Gambar. 3.8 Cara memindahkan lipit pantas dalam bentuk lipit (lipit kerut)
Gambar 3.13
Pola dasar lengan panjang dan lengan pendek
Sumber: Bunka Publishing Bureau
Keterangan :
Gambar pola dasar lengan belakang yang digabung dengan bagian muka adalah
memperlihatkan kerung lengan yang akan diukur. Seperti terlihat pada gambar huruf
“ABC” adalah kerung lengan yang akan diukur. Berdasarkan ukuran kerung lengan
tersebut dibuat pola lengan dengan keterangan sebagai berikut :
1. Garis besar lengan dibuat hanya dengan menarik garis lurus mendatar atau
horizontal tanpa ukuran (tidakdiukur)
2. Garis tinggi puncak ditentukan dengan cara
• Ukur kerung lengan muka ditambah kerung lengan belakang (ABC)
ABC
• Hitung tinggi garis puncak + 2,5
4 44
• Contoh ABC = 44 maka tinggi puncaknya + 2,5 = 13,5 cm
4
3. Kerung lengan bagian belakang adalah garis sisi segi tiga bagian kiri dengan
ukuran kerung lengan bagian belakang ditambah 1 cm (AB + 1) (lihat gambar)
4. Kerung lengan bagian muka adalah garis sisi segitiga bagian kanan dengan
ukuran sama dengan kerung lengan bagian muka (BC) (lihat gambar)
5. Panjang lengan diukur dari tinggi puncak sampai panjang yang diinginkan
6. Sisi lengan bagian belakang sama dengan sisi lengan bagian muka
7. Sisi lengan bagian muka panjang nya sama dengan sisi lengan bagian belakang
8. Garis batas panjang lengan, di ukur dari batas puncak lengan sampai panjang
yang diinginkan
9. Membentuk kerung lengan bagian belakang dengan cara :
• Garis sisi segitiga bagian kiri dibagi 3
• Pada titik 1/3 pertama dari titik puncak lengan, buat garis tegak lurus = 1,5
cm
• Bentuk kerung lengan bagian belakang (lihat gambar)
10. Membentuk kerung lengan bagian belakang (lihat gambar)
• Garis sisi segitiga bagian kanan di bagi 4
• Pada titik ¼ pertama dari titik puncak lengan, buat garis tegak lurus ke atas
= 1,8
• Pada titik ¼ yang ke tiga buat garis tegak lurus ke bawah = 1,3
• Bentuk kerung lengan bagian muka (lihat gambar)
11. Membentuk garis sisi lengan bagian kiri adalah dari garis lurus, masuk ke dalam
= 1 cm
12. Membentuk garis sisi lengan bagian kanan adalah dari garis lurus masuk ke
dalam = 1 cm
Pola dasar lengan selesai dengan keterangan bagian kiri adalah pola belakang dan
bagian kanan adalah pola muka
Tujuan utama dari penyusunan tata letak pola / marker lay out antara lain :
e. Persiapan Bahan
Apabila pola sudah selesai dan sudah di evaluasi, serta sudah yakin tidak ada
kesalahan, maka selanjutnya pola tersebut siap untuk digunakan dan di gunting untuk
di tata di atas bahan. Sebelum menata pola di atas bahan, bahan terlebih dahulu perlu
dipersiapkan agar layak untuk di potong atau di gunting. Cara menyiapkan bahan
adalah:
1. Menganalisis jenis bahan dan asal serat secara kasat mata atau secara umum
Agar dapat diketahui apakah bahan tersebut perlu disusutkan atau tidak dan
agar dapat diketahui apakah bahan tersebut tahan panas atau tidak, sehingga
pada saat menyeterika kita dapat mengatur suhu seterika sesuai dengan
sifat/kondisi bahan
2. Merapikan tepi kain dengan cara mencabut benang lungsin/lusi
3. Menyusutkan bahan (bila diperlukan) dengan cara bahan di lembabkan atau di
rendam (tergantung jenis bahan)
4. Bahan yang sudah di rendam/di lembabkan di seterika dengan panas yang
sesuai
5. Mengecek cacat bahan
6. Memberi tanda pada bagian bahan yang ada cacatnya(bila ada)
7. Bahan siap untuk di gunting/di potong
Desain Blus
2) Analisa Desain
Apabila model atau desain blus sudah ada, maka selanjutnya adalah saudara
harus menganalisa gambar tersebut secara detail. Poin yang perlu dijelaskan
dalam menganalisa desain adalah sebagai berikut:
Analisa desain
Style : Style dari gambar sketsa ini adalah blus dengan model
menggunakan lipit pantas
Detail Blus :
Bagian depan:
Bagian belakang :
Lingkar badan = 80 cm
Lingkar pinggang = 70 cm
Lingkar panggul = 92 cm
Tinggi panggul = 18 cm
13) Cara merubah pola blus sesuai dengan desain di atas adalah dengan cara
mengikuti urutan langkah kerja berikut ini:
a) Copy atau kutip pola dasar bagian belakang dan bagian depan
Cara merubah pola dasar sesuai desain adalah dengan cara mengikuti keterangan
lansung yang sudah ada pada gambar pola. Untuk lebih jelasnya pelajari gambar
merubah pola blus berikut ini:
1. Menggambar Pola Blus bagian belakang dan bagian depan
Keterangan: garis putus-putus adalah garis bantu. Garis utuh adalah garis pola
blus
Gambar. 3.21 Pola badan blus
b. Tanda-tanda Pola
Tanda pola diantaranya seperti:
F = Front, kode pola untuk pola bagian muka, jika jumlah pola muka lebih dari 1,
maka di tulis F1, F2 dst. begitu pula dengan yang lainnya.
B = Back, kode pola untuk pola bagian belakang
S = Sleeve, kode pola untuk pola lengan
C = Collar, kode pola untuk pola kerah
Green line = tanda arah serat bahan dengan tanda panah yang panjang
Penerapan tanda-tanda pola tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini
Dari hasil uji coba, maka harus kita dapatkan hasil dengan tepat dan benar, artinya :
Tetapi apabila busana tidak sesuai dengan permintaan pelanggan, baik desain dan atau
pada ukurannya, maka polanya harus diperbaiki sesuai dengan kesalahan yang terjadi
pada ujicoba. Cara memperbaikinya adalah dengan cara sebagaimana yang terlihat
pada gambar berikut ini:
b. Pengemasan pola
Pola yang sudah siap untuk di pakai atau pola yang sudah selesai di pakai,
haruslah di kemas agar tidak ada yang tercecer atau hilang. Pada saat mengemas
pola, sebaiknya dilengkapi dengan ukuran yang digunakan dan pada bagian luar
kemasan sebaiknya dicantumkan beberapa keterangan sebagai identitas pola.
Keterangan atau identitas yang diperlukan diantaranya adalah:
1. Nama pemilik pola/nama model
2. Desain/gambar model
3. Jumlah pola
4. Contoh bahan
5. Tanggal pembuatan (kalau diperlukan)
Contoh Kemasan Pola
c. Penyimpanan pola
Pola yang sudah di kemas, disimpan pada tempan penyimpananan pola
Tempat penyimpanan dapat berupa almari khusus pola dapat juga di gantung pada
tempat atau ruangan khusus penyimpanan pola atau dapat juga pada laci atau
kotak yang dikhususkan untuk menyimpan pola. Penyimpanan pola haruslah
sistematis agar mudah ditemukan pada saat diperlukan. Teknik penyimpanan
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya:
1. Berdasarkan jenis desain(khusus rok, atau khusus gaun, dan lain-lain
2. Berdasarkan abjad nama pelanggan
3. Berdasarkan tanggal, bulan dan tahun
4. Dan lain-lain