Serat Kapas
Serat kapas adalah serat alam dengan kandungan gugus –OH yang sangat banyak,
kapas bersifat tidak tahan asam kuat/pekat, kekuatan saat basahnya lebih besar dari pada
saat kering, dengan MR antara 7-8,5 % membuat kapas sangat mudah menyerap
keringat. Sedangakan kapas sendiri memiliki kilau yang kurang baik, ini dikarenakan
struktur serat sendiri seperti pita terpuntir. Puntiran ini disebut konvolusi, selain itu
penampang melintang yang seperti ginjal membuat cahaya yang datang kurang begitu
baik dipantulkan kembali. Berikut adalah struktur kimia molekul serat kapas.
Karena pengaruh cuaca yang lama, debu, dan kotoran akan menyebabkan warna
yang keabu-abuan.
2. Kekuatan serat kapas dalam keadaan basah lebih tinggi dibandingkan dengan
membentuk hidroselulosa
Tujuan utama dari pencampuran serat poliester dan kapas adalah untuk
mendapatkan kain yang mutunya lebih baik dibandingkan dengan kain yang terbuat
dari masing – masing seratnya. Faktor yang merupakan suatu keuntungan dalam
pencampuran antar serat poliester dan kapas adalah sifat buruk dari poliester merupakan
sifat yang baik dari serat kapas, begitu pula sebaliknya. Sehingga dari pencampuran
kedua jenis serat ini, sifat – sifat yang kurang dari salah satu jenis serat dapat diimbangi
dengan sifat – sifat yang baik dari serat lain. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut.
Bahan – bahan yang terbuat dari serat poliester merupakan bahan yang memiliki
sifat-sifat yang baik seperti kekuatan tinggi, daya tahan abrasi yang baik, sifat cuci
pakai yang baik, dan lipatan yang lama. Sifat – sifat yang baik dari serat poliester
tersebut akan lebih baik lagi jika dicampur dengan serat selulosa pada kondisi tertentu.
Serat selulosa yang dicampur dengan serat poliester ini akan memberikan bahan
campuran dengan sifat yang baik, diantaranya : Rasa yang nyaman dalam pemakaian.
Zat pelemas adalah suatu zat yang biasa digunakan dalam proses penyempurnaan
untuk mendapatkan sifat bahan menjadi lembut, lemas, licin, tidak rapuh dan anti statik.
Zat pelemas yang biasa digunakan merupakan suatu zat yang mengandung
minyak/lemak. Zat pelemas ini dapat digunakan sebagai zat penyempurnaan tersendiri
maupun ditambahkan dengan zat penyempurnaan lain untuk memperoleh kelemasan,
kehalusan, pegangan penuh dan lembut serta kesupelan pada bahan tekstil. Sifat
tersebut didapat karena terjadi penurunan koefisien gesekan antara serat atau filamen-
filamen benang.
Pada dasarnya zat pelemas merupakan senyawa lemak dengan rantai panjang
yang diemulsikan, dibuat dari bahan alam seperti minyak, lemak dan berbagai jenis
sabun. Berdasarkan ionisasinya dalam air, zat pelemas dibagi menjadi zat pelemas
golongan anionik, kationik, nonionik maupun amfoter. Pada percobaan kali ini, zat
pelemas yang digunakan adalah silikon yang tergolong zat pelemas nonionik
Zat pelemas nonionik adalah zat pelemas yang tidak mempunyai muatan ion,
merupakan zat pelemas yang tidak reaktif. Zat pelemas ini umumnya dapat dipakai
bersama-sama dengan zat penyempurnaan lainnya, walaupun substantivitasnya kecil.
Zat pelemas tersebut tidak memberikan sifat pelemasan yang permanen pada serat
karena tidak bereaksi dengan serat, melainkan hanya membentuk lapisan film tipis pada
permukaan serat saja. Oleh karena itulah, maka ketahanan cucinya kurang baik. Pada
umumnya, zat pelemas ini banyak digunakan dalam campuran dengan zat pelemas
anionik atau kationik. Kerja zat pelemas ini tidak terpengaruh oleh pH larutan, stabil
terhadap elektrolit, tidak terpengaruh oleh air sadah dan tidak memberikan efek
kekuningkuningan. Salah satu contoh dari resin golongan ini adalah silikon.
Senyawa silikon berbentuk emulsi silikon yang dapat dipakai pada bahan dari
kapas, wol, sintetik dan serat campuran.senyawa silikon dapat digunkan sebagai zat
pelemas (softener), zat anti busa (antifoam agent), zat tolak air (water repellent agent),
dan lain-lain. Stabilitas ikatan Si-O dan Si-C yang tinggi menyebabkannya mempunyai
yang bagus terhadap panas, cuaca, kelembaban, oksidasi dan bantingan-bantingan
selama penyimpanan. Tekanan permukaan yang rendah dari kelompok metil,
memberikanya sifat kebebasan dan pelumasan (release and lubrication) yang baik.
Mekanisme kerja zat pelemas terhadap bahan ada beberapa cara yaitu :