Anda di halaman 1dari 39

PENCAPAN KAIN DENGAN ZAT

WARNA PIGMEN .
Sebelum kain siap untuk proses
pencapan, kain harus sudah melalui
proses persiapan penyempurnaan
untuk menghilangkan wax, lignin,
kanji dan kotoran lainnya yang akan
mengganggu proses pencapan.
Pencapan dengan ZAT WARNA
PIGMEN dapat digunakan pada SEMUA
JENIS SERAT.

Zat warna pigmen TIDAK


MEMPUNYAI AFINITAS terhadap
serat, maka fiksasinya ke dalam serat
diperlukan BANTUAN ZAT
PENGIKAT YAITU BINDER.
Kekuatan ikatan antara zat warna
pigmen dengan serat tergantung pada
daya ikat dari binder yang digunakan.
Oleh karena sifat fiksasi ZAT
WARNA PIGMEN yang demikian,
maka zat warna pigmen dapat
diaplikasikan pada SEMUA JENIS
SERAT, termasuk serat-serat gelas.
Pada proses pencapan dengan zat
warna pigmen perlu dilakukan
pemilihan pengental dan zat
pembantu tekstil yang sesuai
dengan bahan yang akan dicap

Penentuan urutan proses dan resep


yang tepat, perhitungan kebutuhan
zat yang tepat dan pelaksanaan
proses pencapan yang baik sehingga
diperoleh hasil pencapan sesuai
yang dipersyaratkan.
PIGMEN

Pigmen merupakan pewarna


yang bermolekul besar yang
tidak larut dalam air dan
medium yang diwarnai baik
pada saat proses maupun selama
bahan tersebut dipakai.
Pigmen tidak mempunyai
gugus-gugus yang dapat
bereaksi dengan serat sehingga
pada dasarnya pigmen berbeda
dari zat warna yang larut yang
digunakan untuk tekstil.
Pigmen umumnya dipasarkan dalam
bentuk terdispersi (emulsi pigmen),
terutama dibuat dari bahan baku sintetis
dan tersedia cukup banyak warna.

Untuk pigmen putih digunakan bahan


dasar titanium dioksida, untuk warna
metalik digunakan campuran tembaga
dan aluminium, serta untuk warna
kecoklatan dibuat dari besi oksida.
Pada saat akan memilih pigmen
sintetis harus memperhatikan
harga, ketahanan luntur warna,
kecerahannya dan daya pewarnaan
dari sekian banyak produk yang
ada.
Pigmen merupakan suatu zat atau
senyawa yang inert, stabil dan dapat
mewarnai suatu zat atau bahan lain.

Bahan yang diwarnai oleh pigmen


antara lain logam, kayu, batu, plastik,
tembok, kulit, dan tekstil.
Sebelum dikenal pigmen buatan,
telah banyak dipakai zat-zat organik
sebagai pewarna ,

antara lain oksida-oksida dari besi


(Fe),
Krom (Cr), timbal (Pb), tembaga(Cu),
dan oksida logam lainnya yang daya
pewarnaannya terbatas.
Pigmen dapat digunakan sendiri atau
dicampur dengan pigmen putih
sebagai pengatur tua muda warna.

Pigmen juga dikenal sebagai pewarna


pada produk-produk kosmetik,
sabun, malam, kapur, dan sebagai
pewarna cairan polimer serat.
PENGENTAL EMULSI
Adalah campuran MINYAK DAN
AIR, untuk membuat campuran
suatu emulsi minyak dan air dengan
bantuan zat pengemulsi yaitu dikenal
dengan emulsifier atau emulgator
Pengental emulsi banyak digunakan
untuk pencapan zat warna pigmen.
Pengental emulsi

Karena suksesnya sebagai pengental


pada zat warna pigmen, kemudian
pengental emulsi digunakan juga
untuk pencapan zat warna yang lain.
Berhubung pengental emulsi
memiliki aliran pasta yang pendek
(short flow) maka memberikan hasil
cap yang kurang memuaskan,
sehingga penggunaannya dengan zat
warna selain pigmen, dicampur
dengan pengental alam dari jenis
alginat , guar atau gom.

Menjadi suatu pengental semi emulsi.


Pengental semi emulsi ini
memberikan keuntungan yaitu lebih
tingginya tingkat pewarnaan yang
dicapai dan waktu pengeringan yang
lebih cepat dibandingkan pengental
alam 100%.
Pengental emulsi dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:
1. Emulsi air dalam minyak (w/o),
yaitu air merupakan fasa terdispersi dan
minyak sebagai medium pendispersi.
2. Emulsi minyak dalam air (o/w), yaitu
minyak merupakan fasa terdispersi
dan air sebagai medium pendispersi.
Terlepas dari apakah menggunakan
sistem emulsi w/o atau o/w, kesuksesan
sistem pencapan pigmen didasarkan
pada tiga komponen yang sama penting,
yaitu:
1. Dispersi pigmen
2. Binder dan zat pengikat silang
3. Pengental dan zat pembantu untuk
mendapatkan sifat-sifat yang
disyaratkan.
Sekarang banyak digunakan
pengental semi emulsi yaitu
pengental campuran antara
pengental emulsi dan pengental
sintetik atau pengental alam.
Adanya pencampuran pengental
tesebut karena masing-masing
pengental mempunyai kekurangan
dan kelebihan masing-masing
sehingga untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan maka digunakan
BINDER
Binder merupakan zat kimia yang
memegang peranan penting
dalam proses pencapan dengan
zat warna pigmen untuk
meningkatkan daya ketahanan
luntur warna.
Film binder pada pencapan pigmen
adalah struktur tiga dimensi.

BINDER adalah suatu zat yang akan


membentuk lapisan tipis yang terbuat
dari makromolekul rantai panjang
yang pada saat diaplikasikan pada
tekstil bersama pigmen
MENGHASILKAN JARINGAN
BERIKATAN TIGA DIMENSI.
Jaringan tiga dimensi dapat terbentuk
selama proses fiksasi (curing)
pada suhu tinggi dan pada saat ini
terjadi perubahan pH sehingga terjadi
salah satu self-cross-linking atau reaksi
dengan zat pengikat silang.
Binder mempunyai gugus reaktif
dalam kopolimer yang akan
membentuk ikatan silang (cross
linking) antar molekul-molekul
kopolimer atau dengan hidroksi,
amino dan gugus lainnya dari serat
pada saat proses curing.
Reaksi ikatan silang
membutuhkan suhu tinggi dan
katalis yang bersifat asam.
Katalis yang banyak digunakan
pada pencapan dengan zat
warna pigmen adalah
diamonium posfat
(NH4)2PO4
Reaksi ikatan silang dari binder terjadi pada
kondisi asam yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
pH<5
B–CH2OH + HO-CH2-B B-CH2OCH2-B +
HOH
atau
pH<5
B–CH2OH + HOB B-CH2-OB + HOH

Reaksi antara binder dengan serat dapat


digambarkan sebagai berikut:

B–CH2OR + HO-Sel B-CH2-O-Sel + ROH


dimana R adalah CH3 atau H; dan B adalah
Binder harus mempunyai beberapa
persyaratan, misalnya:
- Binder tidak boleh terkoagulasi pada
saat proses printing. Jika terjadi koagulasi
akan menyebabkan kasa pencapan
menjadi mampet.
- Film yang terbentuk dari binder
harus bening, ketebalan yang rata,
smooth, dan tidak terlalu keras atau
terlalu lemas.
- Film Fleksibel ,tranparan ,tidak
mempenagruhi zatwarna.
-Sifat dari film yang terbentuk harus
mempunyai adhesi yang baik dengan
serat dan tidak lengket.

Film binder harus tahan terhadap gaya-


-

gaya mekanis dan kimia.


Hasil pencapan zat warna pigmen
yang baik ditandai dengan :
- Tingkat kecerahan yang tinggi,
- Sifat pegangan yang tidak kaku,
- Sifat daya tahan yang cukup
tinggi terhadap gosokan dan
pencucian.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENCAPAN
PIGMEN :
Kelebihannya antara lain:
1. Pencapan pigmen adalah pencapan yang paling
ekonomis karena tidak perlu dilakukan pencucian
setelah fiksasi, pengambilan contoh cepat dan tidak
memerlukan waktu lama.
2. Penggunaan zat pembantu yang sesuai akan
menghasilkan ketahanan warna yang tinggi terutama
ketahanan terhadap cahaya.
3. Pencapan pigmen dapat dilakukan kepada
semua jenis bahan.
4. Pewarnaan yang dihasilkan tidak mempunyai
banyak masalah.
5. Lebih ramah lingkungan karena tidak ada
Beberapa kekurangan pencapan pigmen adalah:
1. Untuk warna-warna tua ketahanan luntur
paling baik bila diaplikasikan pada bahan yang
jarang terkena gesekan.
2. Hasil pencapan menyebabkan pegangan yang
kaku.
3. Pigmen mudah retak apabila digunakan pada
pencapan menggunakan rol.
4. Permukaan bahan semuanya tertutup oleh
lapisan film.
5. Tidak ada pigmen yang sangat tahan luntur
pada pencucian kering.
Pembuatan pasta cap
PENGENTAL INDUK:
Pengental emulsi dibuat dengan cara
menambahkan emulsifier sedikit
demi sedikit ke dalam air dalam
ember plastik sampai homogen,
kemudian tambahkan minyak tanah
sedikit demi sedikit sambil di-mixer
dengan kecepatan tinggi.
PASTA CAP:
Semua zat pembantu yang tidak
dalam bentuk larutan harus
dilarutkan lebih dahulu dengan air
atau air panas,
agar tidak mengganggu homogenitas
pasta cap.

Siapkan pengental dalam ember


plastik, kemudian sambil di-mixer
tambahkan zat warna, binder, fixer,
2. Tahap pencapan
Setelah meja cap, kain, pasta cap,
kasa dan peralatan lain siap, maka
pencapan kain kapas dengan zat
warna pigmen dapat segera
dilakukan, yaitu:
1) pencapan dengan pasta emulsi
2) pengeringan awal, suhu 100°C
3) pemanasawetan atau curing,
suhu 130-150°C
ZAT PEMBANTU PENCAPAN
Zat pembantu yang diperlukan
selama proses pencapan pada
dasarnya untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pencapan seperti
motif warna yang tajam, warna yang
cerah, warna yang rata, ketuaan
warna dan tahan luntur warna yang
baik.
Fungsi masing-masing zat adalah
sebagai berikut :
- Emulsifier berfungsi sebagai zat aktif
permukaan untuk membantu mengemulsikan
minyak dan air sehingga akan terbentuk
emulsi antara minyak dan air.
- Pengental emulsi berfungsi untuk
meningkatkan kekentalan pasta cap,
melekatkan zat warna pada bahan tekstil dan
sebagai pengatur viskositas.
- Urea berfungsi sebagai zat higroskopis.
-Binder pada suhu pemanasawetan akan
berpolimerisasi membentuk lapisan film
tipis yang dapat menutupi zat warna
sehingga hasil pencapan memiliki
ketahanan gosok yang lebih baik.

-DAP atau diamonium posfat berfungsi


sebagai katalis.
- Fixer berfungsi memperkuat
lapisan film binder sehingga dapat
menambah sifat ketahanan luntur
warna.
RESEP PENCAPAN
Resep stok emulsi (pengental induk)
- Emulsifier 50 g
- Air 350 g
- Minyak tanah 600 g
1000 g
Resep pasta cap
- ZW pigmen : 20 g
- Pengental emulsi : 700 g
- Urea : 20 g
- Binder : 180 g
- DAP (1 : 2) : 20 g
- Fixer 20 g
1000 g
Diagram alir proses

160-180°C~2 menit

Anda mungkin juga menyukai