PENCELUPAN 1
PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA
REAKTIF DINGIN
Nama Anggota
(14050011)
(14050014)
Group
: 2B1
Kelompok
:4
: M. Ichwan, AT,MS.Eng.
Ir. Elly K., Bk. Teks.
Priatna
Tanggal Praktikum
(14050001)
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2015
MAKSUD
:
Agar praktikan mengetahui, memahami, dan mempelajari perencanaan dan
melakukan proses pencelupan kapas dengan zat warna belerang.
TUJUAN
:
Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruhdalam proses pencelupan kapas dengan
II.
TEORI DASAR
II.1Serat Kapas
Kapas adalah salah satu jenis serat tumbuh-tumbuhan yang banyak
dipergunakan dalam industri tekstil, baik sebagai 100 % serat kapas maupun sebagai
campuran serat lainnya. Sebagai bahan campuran serat kapas dapat memperbaiki
kekurangan dari serat lainnya seperti daya tahan panas dan daya serat air, karena
kedua sifat tersebut sangat baik pada serat kapas. Serat kapas terutama terutama
tersusun dari zat selulosa, oleh karena itu sifat kimia dan fisika serat kapas tergantung
pada sifat kimia dan fisika selulosa.
Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat kapas harus dihilangkan.
Cara menghilangkannya itu adalah dengan cara pemasakan dalam larutan NaOH.
Semua zat kecuali pigmen dan selulosa akan hilang. Pigmen dihilangkan dengan
proses pengelantangan yang menggunakan zat oksidator seperti NaOCl, CaOCl2 dan
sebagainya.
1.
Penampang Melintang
Bentuk penampang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai
- Kutikula
Merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin dan protein. Adanya
lilin menyebabkan lapisan ini halus, sukar tembus air dan zat pewarna.
Berfungsi melindungi bagian dalam serat.
- Dinding primer
Merupakan dinding tipis sel yang asli, terutama terdiri dari selulose tetapi juga
mengandung pektin, protein, dan zat-zat yang mengandung lilin. Selulose
dalam dinding primer berbentuk benang yang sangat halus yang tidak tersusun
sejajar sepanjang serat tetapi membentuk spiral mengelilingisumbu serat.
- Lapisan antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit
berbeda dengan dinding primer.
- Dinding sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulose, yang merupakan bagian utama serat
kapas. Dinding ini juga merupakan lapisan benang yang halus yang
membentuk spiral mengelilingi sumbu serat. Arah putarannya berubah-ubah.
- Dinding lumen
Dinding lumen lebih tahan terhadap zat kimia tertentu dibanding dinding
sekunder.
- Lumen
Merupakan ruang kosong di dalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasi
dari serat ke serat lain maupun sepanjang satu serat.
Gambar 1.2 berikut adalah penampang serat kapas.
Melintang
Membujur
b. Komposisi kimia
1.
Selulosa
Analisa serat kapas menunjukkan bahwa serat kapas terutama
tersusun dari zat selulosa. Derajat polimerisasi selulosa serat kapas kirakira 10.000 dan berat molekulnya kira-kira 1.580.000.
2.
Pektat
Pektat adalah suatu karbihidrat dengan berat molekul yang tinggi.
Struktur molekulnya seperti struktur molekul selulosa. Pektat terutama
tersusun oleh susunan linier sisa-sisa asam galakturonat dalam garamgaram kalsium dan besi yang tidak larut.
3.
Lilin
Karena adanya lilin, maka akan mengurangi gaya gesekan sehingga
kekuatan benang akan lebih rendah.
4.
5.
Abu
Zat abu terutama terdiri dari garam-garam magnesium, kalsium atau
kalium pospat, sulfat atau khlorida. Garam-garam karbonat merupakan
bagian yang paling besar.
6.
2.
Macam Zat
Selulosa
94
Protein
1,3
Pektat
1,2
Lilin
0,6
Abu
1,2
1,7
Kandungan air
Selulosa
Selulosa merupakan bagian pokok serat kapas, oleh karena itu untuk
mengetahui mekanisme pencelupan serat kapas dengan zat warna direk diperlukan
keterangan mengenai selulosa. Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat
kapas merupakan kotoran dan harus dihilangkan karena akan mengganggu proses
pencelupan.
Kotoran tersebut dapat dihilangkan dengan proses pemasakan dalam
larutan NaOH, semua kotoran kecuali pigmen dan selulosa akan hilang sehingga
persentase kotoran dalam serat kapas menjadi sangat kecil. Pigmen dapat
dihilangkan dengan proses pengelantangan yang menggunakan oksidator seperti
NaOCl, CaOCl2 dan sebagainya.
a.
1.
2.
dari
gabungan
rantai-rantai
molekul
selulosa
yang
susunannya tidak beraturan. Bagian yang kristalin tidak dapat dimasuki air
atau pereaksi-pereaksikimia lainnya,sedangkan bagian amorf dapat
dimasukinya. Oleh karena itu kecepatan pencelupan selulosa tergantung
dari banyak sedu\ikitnya selulosa tersebut, mengandung bagian yang
amorf.
Selulosa serat kapas mengandung 70 80 % bagian yang kristalin
dan sisanya yaitu 20 30 % merupakan bagian amorf.
3.
Sifat Fisika
Warna
Kekuatan serat kapas cukup tinggi, kekuatan dalam keadaan basah lebih
tinggi daripada kekuatan dalam keadaan kering, sehingga sangat
menguntungkan untuk proses pencelupan, karena pada proses pencelupan
akan ada tarikan-tarikan pada kain kapas tersebut
Mulur
Berat Jenis
Sifat Kimia
Oksidasi
Serat kapas tahan akan alkali, alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi
hanya akan menggelembungkan serat. Oleh karena itu, alkali dipergunakan
untuk proses merserisasi.
Dalam kondisi yang lembab dan temperatur yang hangat, jamur dan
bakteri akan menyerang serat kapas.
II.2
Zat warna belerang harganya relatif murah dan digunakan untuk mencelup serat kapas, tidak
larut dalam air, warnanya terbatas dan suram karena molekulnya besar, ketahanan lunturnya
tinggi kecuali terhadap khlor (kaporit). Warna yang menonjol digunakan adalah hitam. Contoh
struktur zat warna belerang : D S S D S S - D
SS
O
S
S
S
S
-S
D = Intermediat CI. Sulphur Red 5
Jembatan disulfida pada zat warna belerang merupakan gugus fungsi penting
untuk proses pelarutan zat warna belerang ketika proses pencelupan, Zat
warna belerang dapat dilarutkan dengan penambahan reduktor lemah
natrium sulfida (Na2S) dan alkali lemah natrium karbonat (Na 2CO3), Na2S akan
mereduksi jembatan disulfida membentuk asam leuco sedang Na 2CO3 akan
merubah asam leuco menjadi garam leuco yang larut.
Secara komersial, zat warna belerang dipasarkan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Berupa zat warna yang tidak larut dalam bentuk terdispersi (Ci. Sulphur Dyes)
b. Berupa zat warna yang larut dalam bentuk garam leuko (C.I. Sulphur Leuco Dyes), yang
berisi zat warna belerang ditambah Na 2S dan Na2CO3
c. Berupa zat warna yang larut dalam bentuk tiosulfat - D-S-SO3Na (C.I. Solubilized Sulphur
Dyes)
Jumlah Na2S dan Na2CO3 yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat alami masing-masing zat
warna, konsentrasi zat warna dan vlot atau perbandingan larutan yang digunakan. Kekurangan
pemakaian akan menyebabkan tidak sempurnanya pelarutan zat warna dan dalam pencelupan
dapat menimbulkan terjadinya prematur oksida, sehingga hasil celup jadi belang, sedang bila
kelebihan Na2S kerataannya baik tetapi hasil celup jadi lebih muda.
III.
PERCOBAAN
III.1
Resep
Resep Pencelupan
A. Alat dan Bahan
No.
1.
Alat
Piala porselen
Bahan
Kain kapas
2.
3.
Pembasah
4.
Pipet 1 ml dan 10 ml
NaCO
5.
Pengaduk kaca
NaCl
6.
Timbangan digital
Sabun
7.
Gunting
Na2S
8.
H2O2
B. Diagram Alir
Diagram alir pencelupan kain kapas dengan zat warna belerang
secara umum
Pembuatan leuco zat warna,
persiapan bahan dan larutan
celup
Evaluasi:
kerataan dan
ketuaaan warna
Pengeringa
n
Pencelupa
n
Pembangkitan
warna (oksidasi)
Anti bronzing
Pencucian
dengan sabun
Pengeringan dan
evaluasi
Pembilasan dengan air
dingin
Anti bronzing pada suhu 30
0
C selama 10 menit
Pencucian kain pada suhu
800 C selama 10 menit
Pengeringan dan
evaluasi
Pembilasan dengan air
dingin
Resep 1
Resep 2
Resep 3
2% Owf
2%Owf
2%Owf
Pembasah ( ml/L)
1 ml/L
1ml/l
1 ml/L
Na2S
2 g/L
2 g/L
2 g/L
NaCl
30 g/L
30 g/L
Na2CO3
4 g/L
4 g/L
4 g/L
Vlot
1:20
1:20
1:20
Suhu
80 oC
80 oC
80 oC
Waktu
30 menit
30 menit
30 menit
Larutan Celup
Baru
Baru
Standing Bath
(baker larutan
resep 2)
b. Proses oksidasi
Resep oksidasi
Resep 1
Resep 2
Resep 3
H2O2 35%
3 ml/L
3 ml/L
3 ml/L
Vlot
1:20
1:20
1:20
Suhu
80 oC
80o C
80 oC
Waktu
10 menit
10 menit
10 menit
Resep 1
Resep 2
c. Pencucian
Resep
Resep 3
Sabun/ Teepol
1 ml/L
1 ml/L
1 ml/L
Na2CO3
0, 5 g/L
0, 5 g/L
0, 5 g/L
Vlot
1:20
1:20
1:20
Suhu
80oC
80oC
80oC
Waktu
10 menit
10 menit
10 menit
Resep 1
Resep 2
Resep 3
Na2S
1 %owf
1 %owf
1 %owf
Vlot
1:20
1:20
1:20
Suhu
30 oC
30o C
30 oC
Waktu
10 menit
10 menit
10 menit
D. Fungsi Zat
Pencelupan zat warna Belerang
Zat
Fungsi
Zw.
Sulfur
proses perendaman
Pembasa
Na2S
Na2CO3
NaCl
Proses Oksidasi
H2O2 35%
: Memperbaiki ketahanan luntur hasil celupan zat warna
reaktif panas
Proses Pencucian
Zat
Fungsi
Sabun
merupakan
Teepol
mendispersikan
zat
yang
kotoran
berfungsi
padat
sebagai
yang
pembasah,
tidak
larut,
dan
Anti Bronzing
Na2S : Reduktor untuk mereduksi zat warna belerang menjadi asam
leuco dan penghilang blerang bebas yang menempel pada kain
hasil celupaan yang dapat menimbulkan efek bronzing.
E. SKEMA PROSES
Proses Pencelupan
Bahan, Pembasah
Na2CO3
NaCl
70-90 0C
30 0C
0
(menit)
40OC
10
40
70
90
Proses Oksidasi
H2O2 35%
Bahan hasil celup
70-90 0C
300C
40 OC
10
20
30
40 (menit)
Proses pencucian
Sabun
Bahan hasil celup
Na2CO3
80 0C
300C
40 OC
10
20
30
40 (menit)
40 OC
10
20
30
40 (menit)
F. PERHITUNGAN RESEP
1. Pencelupan Zat Warna Sulfur
Resep
pencelupan
Berat bahan
Zat warna
sulfur (%Owf)
Vlot
Resep 1
Resep 2
Resep 3
gram
3,65 gram
3,65 gram
2
100 ml
xx
=ml
100
1g
x 20 = ml
1
100 ml
1
100 ml
x 3,65 x
=7 , 3 ml
x 3,65 x
=7 , 3 ml
100
1g
100
1g
3,65 x 20 = 73
3,65 x 20 = 73
ml
ml
Pembasah
1
x ml=ml
1000
1
1
x 73 ml=0, 073 ml
x 73 ml=0,073 ml
1000
1000
Na2S
2g
x 82 ml=g
1000 ml
2g
2g
x 73 ml=0, 146 g
x 73 ml=0, 146 g
1000 ml
1000 ml
Na2CO3
4g
x ml=g
1000 ml
4g
4g
x 73 ml=0, 292 g
x 73 ml=0, 292 g
1000 ml
1000 ml
NaCl
40 g
40 g
x 73 ml=2,92 g
x 73 ml=2,92 g
1000 ml
1000 ml
Jumlah
kebutuhan air
2.
Resep Oksidasi
H2O2 35%
73 ( 7,3 +
0,073)
= 65,63 ml
= 85, 706 ml
Proses Oksidasi
Resep 1
Berat bahan(gram)
Vlot(1:x)
73 ( 7,3 +
0,073)
x 20 =ml
3 ml
1000 ml
x ml = ml
Resep 2
Resep 3
3,65 gr
3,65 gr
3,65 x 20 = 73 ml
3,65 x 20 = 73 ml
3 ml
1000 ml
3 ml
1000 ml
x 73 ml =
x 73 ml =
Jumlah air
ml
0,219 ml
73 0,219 =72,281 ml
0,219 ml
73 0,219 =72,281 ml
Suhu(C) x waktu
80 C x 10 menit
80 C x 10 menit
80 C x 10 menit
3.
Pencucian
Resep
Resep 1(exhaust)
Resep 2(exhaust)
Resep (pad-batch)
Beratbahan
3,65 gr
3,65 gr
Vlot(1:x)
x 20 = ml
3,65 x 20 = 73 ml
3,65 x 20 = 73 ml
1 ml
1000 ml
1 ml
1000 ml
Sabun(ml/l)
1 ml
1000 ml
x ml = ml
x 73ml =
0,073 ml
x 73ml =
0,073 ml
Na2CO3(gr/l)
Suhu(C) x waktu
1 ml
1000 ml
1 ml
1000 ml
x ml =ml
=0,073ml
80C x 10 menit
80C x 10 menit
4.
x 73 ml
1 ml
1000 ml
x 73 ml
=0,073ml
80C x 10 menit
Anti Bronzing
Resep Oksidasi
Resep 1
Berat bahan(gram)
Vlot(1:x)
H2O2 35%
x 20 = ml
3 ml
1000 ml
x ml = ml
Resep 2
Resep 3
3,65 gr
3,65 gr
3,65 x 20 = 73 ml
3,65 x 20 = 73 ml
3 ml
1000 ml
3 ml
1000 ml
x 73 ml =
x 73 ml =
Jumlah air
ml
0,219 ml
73 0,219 =72,281 ml
0,219 ml
73 0,219 =72,281 ml
Suhu(C) x waktu
80 C x 10 menit
80 C x 10 menit
80 C x 10 menit
G. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Leuco Zat Warna
- Siapkan 2 gram zw sulfur, pastakan dengan 2 tetes TRO dan 20 ml
-
jernih
Selanjutnya garam leuco didinginkan dan disaring dengan kain untuk
menjadi 800 C
- Proses pencelupan pada suhu stabil 800 C selama 30 menit
- Pembangkitan warna (oksidasi) pada suhu 800 C selama 10menit
- Pencucian kain pada suhu 800 C selama 10 menit
- Proses anti bronzing pada suhu kamar selama 10 menit
- Pengeringan dan evaluasi kain hasil celup
4. DATA PRAKTIKUM
Kain hasil celup
Resep1
Resep 2
Resep 3
(Standing Bath)
Evaluasi
Ketuaan warna dan kerataan warna
No
1
2
3
Percobaan
Resep 1
Resep 2
Resep 3
Ketuaan
IV.
V.
Kerataan
Nilai 5 : tua
Nilai 4 : agak tua
Nilai 3 : kurang tua (lebih tua dari nilai
Nilai 5 : rata
Nilai 4 : agak rata
Nilai 3 : kurang rata (lebih tua dari
2)
Nilai 2 : muda
Nilai 1 : sangat muda
nilai 2)
Nilai 2 : tidak rata
Nilai 1 : sangat tidak rata
DISKUSI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA