Anda di halaman 1dari 4

Mengidentifikasi kriteria mutu/kualitas bahan tekstil

Pengetahuan tentang kualitas dan pemilihan bahan tekstil ini tidak hanya penting bagi
konsumen tekstil tetapi juga sangat diperlukan bagi para produsen, pedagang, pelajar,
maupun akademisi. Bagi produsen pengetahuan kualitas bahan tekstil sangat penting untuk
pedoman, pelaksaanaan dan pengambilan keputusan produksi. Bagi pedagang sangat berguna
untuk memudahkan proses pemesanan dan pembelian dari produsen, pengenalan jenis mutu
dan kualitas. Bagi pelajar dan akademisi pengetahuan kualitas bahan tekstil sangat penting
untuk pengembangan keilmuan seperti kegiatan eksperimen dan penelitian.

Pemilihan kualitas bahan tekstil pada umumnya dilakukan dengan metode:


1. Metode uji sensoris (visual)
Metode ini biasanya dilakukan oleh konsumen tekstil (masyarakat umum) ketika
membeli bahan tekstil dari toko, pasar, pedagang atau lainnya. Dalam memilih bahan
tekstil biasanya konsumen melakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas,
diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera
manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga
(semakin mahal semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode
uji sensoris ini sangat tergantung pada pengalaman si konsumen. Pada pemeriksaan
visual ini, beberapa sifat yang perlu diketahui untuk menentukan jenis serat misalnya:
a. Panjang serat, setiap jenis serat mempunyai panjang tertentu, panjang serat kapas
2,5–5 cm, lenan 50–75 cm, wol kurang lebih 2,5–12,5 cm, sutera kurang lebih 3600
meter. Serat rayon, polyester dan nylon merupakan benang terus atau disebut
filamen.
b. Dengan mengetahui panjang serat dari suatu kain, dalam pemeriksaan visual, dapat
ditentukan kain tersebut berasal dari salah satu golongan serat. Dalam penelitian asal
serat sehelai kain, cabutlah sehelai benang untuk diperiksa kemungkinan golongan
seratnya.
c. Kilau serat, serat kapas kurang berkilau, kecuali kalau disempurnakan melalui proses
memerser, serat lenan kilaunya bagus serta jelas, kilau serat sutera sangat bagus dan
lembut, serat rayon berkilau tajam menyerupai logam, sedang serat wol tidak
berkilau karena keriting.
d. Keriting serat, serat wol adalah satu-satunya serat yang mempunyai keriting asli.
Keriting ini menyebabkan kain wol berpori. Karena pori- pori ini banyak udara yang
berdiam diantaranya sehingga wol mempunyai sifat penyekat panas. Karena tekanan
pilinan, serat kapas kadang-kadang berkeriting, oleh karena itu keritingnya mudah
hilang. Misalnya, keriting yang terlihat pada benang yang diuraikan daripilinannya.
Serat rayon juga ada yang mempunyai keriting, tetapi keritingnya juga mudah hilang.
Keriting rayon dibuat dengan cara mengetarkan tutup pemintal.
e. Daya kenyal, serat wol mempunyai daya kenyal besar. Demikian pula serat sintetis
dan serat sutera. Serat selulosa tidak mempunyai daya kenyal yang baik. Tetapi dapat
pula diproses sehingga mempunyai daya kenyal yang besar. Salah satu contoh proses
tersebut ialah pembuatan bahan stertch.
f. Kehalusan serat, sutera adalah serat yang terhalus diantara serat-serat asli yang lain,
kemudian serat sintetis, dan serat rayon. Sedangkan serat lenan adalah serat yang
cukup kasar.
g. Daya hisap air dari udara, daya hisap serta wol sangat besar, dapat menghisap air
sampai 40%. Tetapi belum terasa basah. Serat sutera dapat menghisap air sampai
30%, lenan 20 % dan kapas 8,5%. Prosentase ini menunjukkaan banyaknya kadar
lengas yang disebut reprise.
h. Kekuatan serat, serat sutera adalah serat yang terkuat diantara serat- serat lain.
Kemudian nylon, wol, dan kapas. Serat rayon dalam keadaan basah berkurang
kekuatannya. Serat kapas lebih kuat dalam keadaan basah dari pada dalam keadaan
kering.
i. Daya kempa, daya kempa adalah sifat dari sisik wol yang saling kait mengait
pertolongan air panas dan sabun. Serabut yang dapat dikempa adalah serabut wol. Ini
dikarenakan wol mempunyai sisik-sisik. Letak sisik wol tindih menindih. Waktu
dikempa sisik-sisik itu kait mengait, karena itu tenunan wol yang dikempa akan
menjadi padat. Serat selulosa dan serat protein yang lain tidakdapat dikempa, karena
tidak mempunyai sisik. Ada juga kain wol yang dibuat dari wol yang sudah terpakai,
wol ini disebut reused wol. Sedangkan bahan wol yang dibuat darp pada sisik wol
disebut reprocessed wol. Reused wol dan reprocessed wol tidak dapat dikempa
karena sebagian sisiknya sudah hilang.

2. Metode uji teknis/laboratories


Metode ini dilakukan oleh para produsen (industri), pedagang, akademisi dan pelajar
untuk menentukan kualitas bahan tekstil. Metode uji teknis/laboratories ini memerlukan
peralatan pengujian, standar pengujian, ruang pengujian di samping kemampuan panca
indera. Untuk pengujian teknis ini dibedakan menjadi pengujian secara fisika dan
pengujian secara kimia. Hasil pengujian teknis ini dapat dipertanggungjawabkan dan
memiliki tingkat validitas yang tinggi serta memenuhi standar-standar kualitas (SII/SNI,
ISO, JIS, ASTM, AATCC dan lain-lain) yang berlaku pada tingkat lokal, nasional dan
internasional. Dalam mencari asal serat tekstil bila belum ditemukan dengan cara
memperhatikan serat-seratnya, maka dapat dilakukan dengan alat mikroskop. Dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Serat kapas, menampang membujur dari serat kapas dibawah mikroskop Nampak
seperti pita yang pipih dan berpilin-pilin. Pilinan ini disebut pilinan asli. Pilin asli ini
hanya terdapat pada kapas yang dapat menyebabkan benag tidak terlepas waktu
dipilin.
b. Menampang, melintang dari serat kapas dibagi dalam 3 bagian. Intinya merupakan
rongga yang kosong (disebut lumen) dalam keadaan basah berisi air. Dindingnya
dinamakan selulosa. Sedangkan selaputnya dinamakan kutikula, merupakan lapisan
yang sangat tipis dan mengandung zat semacam lilin (kulit). Kulit ini tidak larut
dalam air, karena itu sukar meghisap zat warna. Pada waktu dikelantang kilit larut
dalam air, oleh karena itu kain yang telah dikelantang lebih mudah dicelup daripada
kain yang belum dikelantang.
c. Serat lenan, serat lenan kalau dilihat dari bawah mikroskop bentuknya seperti
selinder. Pada bentuk silinder ini terlihat ruas-ruas yang menyerupai bentuk batang
bambu. Sedang bagian dalamnya terdapat lumen. Yang sempit dibatasi oleh dinding
tebal.
d. Serat wool, jika bulu wol dipandang dengan mikroskop, ternyata dindingnya terdiri
dari sisik yang letaknya tindih menindih. Bertentangan dengan kapas, lenan dan
kapok, wol tidak mempunyai lumen. Disebabkan sisik wol, maka bulu-bulu mengait
satu sama lain. Sisik wol penting artinya pada pekerjaan mengempa. Hanya serat
wol saja yang dapat dikempa.
e. Filament sutera, dengan mikroskop dapat dilihat bahwa dua filament sutera disebut
dengan perekat, disebut serisin. Dengan air panas perekat akan mencair dan terlepas,
kemudia tampaklah dua filament yang tidak mengandung perekat, berkilau dan
tembus terang.
f. Filament rayon Kupramonium,serat rayon kupramonium bila dilihat dengan
mikroskop tampak berkilau lembut seperti filament sutera.
g. Serat rayon viskosa, bila dilihat dengan mikroskop tampak seperti benang
memanjang, lebar, dan licin.
h. Dekron, dilihat dengan mikroskop tampak lurus, rata, dan bulat. Terlihat pula titik
tersebar diseluruh serat.
i. Orlon, menampang melintang orlon bila dilihat dengan mikroskop berbentuk
menyerupai tulang anjing, sedangkan bila dilihat dari samping terlihat memanjang,
rata, dan licin.
j. Saran, bila serat saran dilihat dengan mikroskop, maka akan terlihat rata, bulat, dan
tembus cahaya.
k. Serat gelas. Bila serat gelas dilihat dengan mikroskop akan tampak bulat, tembus
cahaya, sangat halus, dan amat mudah dilentur.
l. Vikara, serat ini bila dilihat dengan mikroskop tampak bulat. Serat vikara berasal
dari sari protein jagung.

3. Cara lain untuk mengetahui asal serat ialah dengan menggunakan bahan kimia.
Contohnya:
a. Serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan larut dalam asam sulfat.
b. Serat yang berasal dari hewan seperti wol dan sutera akan larut dalam soda api
(kostik soda dan sodium hidroksida).
c. Kapas tidak tahan terhadap kupramonium. Apabila kupramonium diteteskan pada
kain kapas, maka kapas larut sehingga kain kapas yang kena kupramonium
berlubang.
d. Wol larut dalam 20 % bahan mengelantang Na Cl.
e. Asetat tidak tahan terhadap aseton. Kain asetat bila kena aseton akan larut dan
berlubang.
f. Nylon akan larut dalam 90 % phenol
g. Untuk membedakan serat kapas dan lenan digunakan tinta. Apabila kain lenan
ditetesi tinta maka tinta tersebut akan cepat meresap dan membekas menyerupai
lingkaran, tetapi bila tinta diteteskan pada kain kapas maka tinta akan meresap
dengan lambat, sedangkan bekasnya tidak beraturan.

4. Uji Pembakaran
Bila pemeriksaan serat secara visual belum dapat diketahui asalbahan secara pasti, maka
sering dilakukan pemeriksaan dengan jalan lain yaitu dengan membakar serabut. Dengan
mengingat cirri-ciri hasil, pembakaran dapat ditentukan asal serat kain tekstil, misalnya
dari tumbuh-tumbuhan, hewan, termoplastik, atau dari mineral. Uji pembakaran
dilakukan sebagai berikut : benang dicabut dari kain kemudian dipegang dengan pinset
dan dibakar. Kemungkinan hasil uji pembakaran serat adalah sebagai berikut:
a. Serat selulosa:
 Benang akan cepat terbakar dan menjalar
 Nyala berwarna kuning
 Waktu terbakar tidak bau, namun setelah padam berbau seperti kertas terbakar
 Bekas pembakaran merupakan abu yang mudah hancur
 Warnanya kelabu.
Tanda-tanda pembakaran tersebut menentukan asal serat selulosa. Perbedaan kapas dan
lenan dapat dilihat pada serat-seratnya. Serat kapas pendek dan halus, sedangkan serat
lenan panjang dan kasar. Apabila serat kapas atau lenan telah disempurnakan, maka akan
timbul ciri-ciri yang berbeda dari yang sebelum diproses. Umunya kapas atau lenan yang
disempurnakan memberikna tanda-tanda : nyala kecil bila dibakar, setelah padam berbau
kurang sedap, bekas pembakaran merupakan abu putih yang menyerupai bentuk benang
semula.

b. Ciri serat protein:


 Benangnya sukar terbakar, sedangkan nyalanya akan padam apabila dikeluarkan
dari sumber nyala.
 Berbau seperti rambut terbakar.
 Bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
 Ciri pembakaran filament, sutera yang diperberat nyalanya berpijar, berbau
seperti rambut terbakar (merangsang) meninggalkan abu yang halus berbentuk
batang. Perbedaan antara serat wol dan serat sutera yang dibakar adalah serat wol
bergelombang sedang, serat sutera licin, berkilau, dan lembut.

c. Ciri serat termoplastik:


Nylon
 Bila didekatkan pada nyala api menjadi kering dan menyusut
 Bila dibakar, menjalarnya lambat dan tidak menyala hanya meleleh
 Meninggalkan bentuk lingkaran yang keras, berwarna coklat
 Berbau enak Polyester
 Bila didekatkan pada nyala api, melebur dan menyusut
 Dalam nyala terbakar lambat dan meleleh
 Bila dikeluarkan dari nyala biasanya padam sendiri
 Berbau zat kimia
 Meninggalkan lingkaran yang keras, berwarna hitam, dan liat

d. Ciri-ciri serat mineral:


 Bila didekatkan pada nyala api, tidak dapat terbakar
 Dalam menyala tidak dapat meleleh bercahaya terang
 Sesudah diambil dari nyala bekasnya tidak berubah, tak berbau dan berwarna
hitam

Format Hasil Pembakaran Serat


Nama anggota kelompok :
Kelas :
Kriteria Golongan
No
Dekat nyala Dalam nyala Keluar nyala Bau Sifat abu serat

Anda mungkin juga menyukai