Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN KUALITAS KEMEJA PRIA MENGGUNAKAN

POLA SISTEM SOEKARNO DAN SISTEM


WINIFRED ALDRICH

ARTIKEL
diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PKK S1 Konsentrasi Tata Busana

Oleh
Ruth Riefdayantika
NIM. 5401412078

PROGRAM STUDI PKK S1 KONSENTRASI TATA BUSANA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

i
ii
PERBEDAAN KUALITAS KEMEJA PRIA MENGGUNAKAN POLA
SISTEM SOEKARNO DAN SISTEM WINIFRED ALDRICH

Ruth Riefdayantika*)aSri Endah Wahyuningsih*)bMusdalifah*)b


Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang, Gedung E10 Lt 2 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: ruth.rief@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini menggunakan sistem pola Soekarno dan sistem


Winifred Aldrich. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil dan
tingkat kenyamanan kemeja yang dibuat dengan sistem pola tersebut
menggunakan ukuran paspop pria S, M, dan L. Analisis data menggunakan uji
Anava untuk mengetahui perbedaan hasil kemeja sedangkan analisis deskriptif
persentase untuk mengetahui tingkat kenyamanan kemeja. Hasil uji Anava
menunjukkan Fhitung 4,89 > Ftabel 2,28 yang berarti bahwa ada perbedaan hasil
kemeja antara sistem Soekarno dan sistem Winifred Aldrich. Hasil analisis tingkat
kenyamanan kemeja yang menggunakan sistem pola Soekarno ukuran S dan M
serta kemeja sistem Winifred Aldrich ukuran S berada pada interval 81,28-100,
termasuk dalam kriteria sangat nyaman. Kesimpulan yang diperoleh yaitu ada
perbedaan kualitas kemeja pria menggunakan pola sistem Soekarno dan sistem
Winifred Aldrich, dan kemeja sistem Soekarno memperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan kemeja sistem Winifred Aldrich.
Kata kunci: Kualitas, Kemeja, Sistem Soekarno, Sistem Winifred Aldrich

QUALITY DIFFERENCE MEN’S SHIRT USE SOEKARNO’S PATTERN


SYSTEM AND WINIFRED ALDRICH’S SYSTEM

Abstract: This research uses Soekarno pattern system and Winifred Aldrich
system. The purpose of this research is know the difference of yield and comfort
level of shirt made with the pattern system using size paspop men S, M, and L.
Data analysis using Anava test to know difference of shirt result while descriptive
analysis percentage to know the comfort level of shirt. The result of Anava showed
that Fcount 4,89 > Ftable 2,28 meaning that there is a difference of shirt results
between Soekarno’s system and Winifred Aldrich’s system. The results of the shirt
comfort level analysis use Soekarno’s pattern system S and M size and Winifred
Aldrich S size system shirts are at intervals of 81,28-100, included in the criteria
are very comfortable. The conclusion obtained is that there is a difference in the
quality of men’s shirt use Soekarno’s pattern system and Winifred Aldrich’s
system, and the Soekarno system shirt obtains better result compared to the
Winifred Aldrich system shirt.
Keywords: Quality, Shirts, Soekarno's System, Winifred Aldrich’s System

*)a : Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik UNNES


*)b :Staff Pengajar Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik UNNES

iii
Pendahuluan wanita dalam memilih busana,
Busana merupakan kebutuhan termasuk untuk menentukan kemeja
primer bagi manusia. Seiring dengan yang tepat dan tidak sedikit pria yang
perkembangan ilmu pengetahuan dan masih kesulitan dalam memilih
teknologi, kegiatan dan aktivitas kemeja (Catherine Black, 2011: 446) .
seseorang semakin banyak, sehingga Pada saat memilih kemeja model
dibutuhkan berbagai jenis busana klasik pria sering mendapatkan yang
yang dapat dipakai sesuai dengan sedikit kebesaran namun saat memilih
kegiatan atau kesempatan. Kebutuhan model slim fit pria justru
akan busana melibatkan mendapatkan yang terlalu kecil. Pria
pertimbangan-pertimbangan yang biasanya lebih memperhatikan warna
dianggap penting dan perlu dan motifnya dibandingkan kerahnya,
penyesuaian, seperti usia, jenis padahal kerah merupakan bagian
kelamin, serta trend mode yang utama dari sebuah kemeja dan ikut
sedang berkembang pada masanya. menentukan bagus atau tidaknya pria
Busana dibutuhkan untuk memakai kemeja tersebut. Kemeja
bersosialisasi maupun untuk dunia akan tampak semakin formal karena
profesional, salah satunya dalam kerahnya dan sebaiknya memilih
dunia kerja. Busana pria adalah kerah kemeja yang sedikit longgar
busana yang erat dengan dunia kerja, atau cukup dimasuki 2 jari sehingga
merupakan busana yang dikenakan nyaman dipakai dan menjaga
atau dipakai oleh seorang pria dewasa kemungkinan jika bahan atau kerah
atau remaja mulai dari ujung rambut menyusut serta pemakai bertambah
sampai ujung kaki. gemuk (Ratih Poeradisastra, 2002:
Kemeja pria merupakan salah 13).
satu busana pria yang dapat Memilih kemeja lengan
digunakan untuk acara yang bersifat panjang juga menjadi kesulitan
formal maupun non formal. Ketika seorang pria, karena banyak pria tidak
memilih kemeja, pria biasanya lebih dapat menemukan panjang lengan
memilih kenyamanan dibandingkan yang pas yaitu tepat di antara
model, akan tetapi pria tidak sejeli pergelangan tangan dan bagian dasar

1
ibu jari. Seorang pria juga harus dipakai. Metode pembuatan pola yang
memastikan bahwa kerung lengan datang dari berbagai negara
terasa nyaman di ketiak, tidak mempunyai cara atau kekhasan
membatasi gerak lengan dan tidak masing-masing mulai dari mengukur
membuat lengan kemeja tertarik ke sampai membuat pola. Sistem pola
atas pada waktu membengkokkan yang digunakan untuk pembuatan
siku. Kesulitan-kesulitan dalam kemeja pria dalam penelitian ini
memilih kemeja tersebut banyak adalah pola sistem Soekarno yang
dialami oleh orang Asia khususnya berasal dari Indonesia dan sistem
Indonesia yang mempunyai postur Winifred Aldrich dari London. Pola
tubuh cenderung lebih pendek kemeja sistem Soekarno mempunyai
dibanding orang Eropa atau Amerika, ciri yaitu menggambar pola bagian
karena secara alami orang Barat depan dahulu kemudian untuk
memang mempunyai perawakan yang membuat bagian belakang
relatif lebih tinggi dan lebih besar berpedoman dari bagian depan atau
daripada orang Asia. Apabila ingin menjadi satu antara badan depan dan
membuat sendiri kemeja yang pas belakang. Pola kerah dan lengannya
sesuai dengan ukuran tubuh berlipat dua (½ bagian). Sedangkan
pemakainya, saat ini belum ada pola pola kemeja sistem Winifred Aldrich
kemeja yang tepat sesuai untuk postur menggambar polanya dimulai dari
tubuh orang Asia. pola bagian belakang dahulu
Proses pembuatan pola kemeja kemudian pola bagian depan terpisah
menjadi hal terpenting yang perlu menyesuaikan pola bagian belakang.
diperhatikan, karena hal tersebut akan Pola kerahnya berlipat dua (½ bagian
mempengaruhi kenyamanan, kerah) dan pola lengannya satu
ketepatan, serta keindahan kemeja lembar utuh bagian pola lengan.
yang akan dikenakan. Pengambilan Peneliti ingin membuat
ukuran yang tepat dan teknik kemeja dengan pola sistem Soekarno
pembuatan pola kemeja yang baik dan dan sistem Winifred Aldrich
benar akan menghasilkan kemeja menggunakan ukuran paspop pria S,
yang indah, serasi dan nyaman M, dan L untuk mengetahui pola

2
mana yang memiliki hasil lebih baik. pola Soekarno dan Winifred Aldrich.
Terkait dengan hal tersebut, maka Desain eksperimen yang digunakan
peneliti mengangkat judul “Perbedaan adalah pre experimental design, yaitu
Kualitas Kemeja Pria Menggunakan one-shot case study karena untuk
Pola Sistem Soekarno dan Sistem membandingkan hasil dari suatu
Winifred Aldrich”. perlakuan (Suharsimi Arikunto, 2013:
Rumusan masalah dalam 275).
penelitian ini adalah: (1) adakah Variabel dalam penelitian ini
perbedaan kualitas kemeja pria terdiri dari: (1) Variabel bebas yaitu
menggunakan pola sistem Soekarno pola sistem Soekarno dan sistem
dan sistem Winifred Aldrich ?; (2) Winifred Aldrich; (2) Variabel terikat
hasil manakah yang lebih baik antara yaitu kualitas kemeja pria
kemeja pria menggunakan pola sistem berdasarkan pola sistem Soekarno dan
Soekarno dengan sistem Winifred sistem Winifred Aldrich; (3) Variabel
Aldrich ? kontrol yaitu penggunaan mesin jahit
Tujuan dari penelitian ini dan alat pres yang sama, bahan yang
adalah: (1) untuk mengetahui digunakan sama, pengukuran,
perbedaan kualitas kemeja pria pemotongan bahan, dan penjahitan
menggunakan pola sistem Soekarno dilakukan oleh orang yang sama.
dan sistem Winifred Aldrich; (2) Metode pengumpulan data
untuk mengetahui hasil manakah yang digunakan dalam penelitian ini
yang lebih baik antara kemeja pria adalah: (1) Metode observasi
yang menggunakan pola sistem digunakan untuk mengamati secara
Soekarno dengan kemeja pria yang langsung hasil pembuatan kemeja
menggunakan pola sistem Winifred yang diterapkan pada paspop pria
Aldrich. menggunakan lembar observasi yang
Metode Penelitian diserahkan pada panelis ahli; (2)
Penelitian ini termasuk jenis Metode dokumentasi digunakan
penelitian eksperimen, sedangkan untuk memperoleh data-data tentang
objek dalam penelitian ini adalah sistem pola konstruksi dan untuk
kemeja yang dibuat dengan sistem mengetahui hasil pembuatan kemeja

3
menggunakan sistem pola Soekarno (𝑆𝑠 2 −𝑆𝑒 2 )
𝑟𝑥𝑥 =
dan sistem Winifred Aldrich yang 𝑆𝑠 2 +(𝑘−1)𝑆𝑒 2

kemudian didokumentasikan; (3) (Saifuddin Azwar, 2012: 88)

Metode eksperimen yang dilakukan Teknik Analisis Data

dalam penelitian ini adalah untuk (1) Analisis Deskriptif Persentase

mengetahui bagaimana hasil kemeja Analisis deskriptif persentase

dengan menggunakan sistem pola digunakan untuk mengetahui tingkat

yang berbeda yaitu sistem Soekarno kenyamanan kemeja pria. Suharsimi

dan sistem Winifred Aldrich dengan Arikunto (2013: 282) mengemukakan

ukuran paspop S, M, dan L. bahwa data yang bersifat kuantitatif

Analisis uji coba instrumen berwujud angka-angka hasil

dalam penelitian ini menggunakan uji perhitungan dan pengukuran dapat

validitas dan uji reliabilitas. diproses dengan dijumlahkan,

(1) Validitas dalam penelitian ini dibanding dengan jumlah yang

menggunakan validitas judsment diharapkan dan diperoleh persentase,

expert. Setelah instrumen lalu ditafsirkan dengan kalimat yang

dikonstruksi tentang aspek-aspek bersifat kualitatif. Rumus analisis

yang akan diukur dengan deskriptif persentase menurut

berlandaskan teori tertentu, maka Mohammad Ali (1993: 186) adalah

selanjutnya dikonsultasikan dengan sebagai berikut:


𝑛
ahli (Sugiyono, 2010: 177). 𝑋= × 100%
𝑁
(2) Penelitian ini menggunakan
Skor tiap aspek penilaian berdasarkan
reliabilitas ratings. Rating adalah
tabulasi data hitung persentasenya,
prosedur pemberian skor berdasarkan
kemudian hasilnya dikonsultasikan
judgment subjektif terhadap aspek
dengan tabel di bawah ini, sehingga
atau atribut tertentu yang dilakukan
diketahui kriteria tingkat kenyamanan
melalui pengamatan sistematik baik
kemeja.
secara langsung maupun tidak
Interval Tingkat Kriteria
langsung. Adapun rumus reliabilitas 81,28-100 Sangat nyaman
62,52-81,27 Nyaman
rater yang digunakan adalah sebagai
43,76-62,51 Kurang nyaman
berikut: 25,00-43,75 Tidak nyaman

4
(2) Uji Prasyarat Analisis yaitu jika Signifikansi < 0,05 maka
Penelitian ini menggunakan varian kelompok data tidak sama dan
uji prasyarat analisis yang terdiri dari jika Signifikansi > 0,05 maka varian
uji normalitas dan uji homogenitas. kelompok data adalah sama (Duwi
Uji normalitas data digunakan Priyatno, 2014: 88).
untuk mengetahui data mengikuti (3) Uji Hipotesis
sebaran distribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan
Uji normalitas data merupakan syarat analisis varians klasifikasi ganda
pokok yang harus dipenuhi dalam karena menguji hipotesis komparatif
analisis parametrik (Duwi Priyatno, lebih dari dua sampel (k sampel)
2014: 69). Apabila sebaran data tidak secara serempak bila pada setiap
berdistribusi normal, maka analisis sampel terdiri atas dua kategori atau
selanjutnya dalam pengujian hipotesis lebih. Uji anava pada penelitian ini
digunakan statistik non parametrik. menggunakan perhitungan SPSS 22.
Uji normalitas data dalam penelitian Kriteria pengujian Anava yaitu jika
ini menggunakan rumus Kolmogorov- Signifikansi < 0,05 maka varian
Smirnov Test melalui perhitungan kelompok data tidak sama dan jika
SPSS 22. Kriteria pengujian uji Signifikansi > 0,05 maka varian
normalitas yaitu jika Signifikansi < kelompok data adalah sama (Duwi
0,05, maka H0 ditolak dan jika Priyatno, 2014: 88). Hipotesis dalam
Signifikansi > 0,05, maka H0 diterima penelitian ini adalah sebagai berikut:
(Duwi Priyatno, 2014: 78). Hipotesis nol (H0) : Tidak ada
Uji homogenitas pada suatu perbedaan kualitas kemeja pria
data yaitu untuk mengetahui apakah menggunakan pola sistem Soekarno
sampel yang dipakai pada penelitian dan sistem Winifred Aldrich.
diperoleh dari populasi yang Hipotesis kerja (Ha) : Ada perbedaan
bervarian homogenitas ataukah tidak. kualitas kemeja pria menggunakan
Uji homogenitas dalam penelitian ini pola sistem Soekarno dan sistem
menggunakan rumus Levene Statistic Winifred Aldrich.
melalui perhitungan SPSS 22.
Kriteria pengujian uji homogenitas

5
Hasil dan Pembahasan Hasil uji normalitas diperoleh
Hasil Penelitian nilai kolmogorov smirnov untuk
(1) Analisis Deskriptif Persentase kemeja sistem Soekarno dan sistem
Hasil analisis data tingkat Winifred Aldrich ukuran S dan L
kenyamanan kemeja dapat dilihat masing-masing memperoleh nilai
pada tabel di bawah ini. signifikansi 0,200, kemeja sistem
Rata-rata Soekarno ukuran M memperoleh nilai
Sistem Pola Ukuran Persentase Kriteria
Total
Soekarno S 82,50 Sangat nyaman
signifikan 0,167 sedangkan kemeja
M 83,57 Sangat nyaman
L 80,71 Nyaman sistem Winifred Aldrich ukuran M
Aldrich S 83,21 Sangat nyaman
M 77,86 Nyaman memperoleh nilai signifikan 0,108.
L 80,00 Nyaman

Tabel hasil uji kenyamanan Secara keseluruhan nilai signifikansi

kemeja tersebut menunjukkan bahwa > dari 0,05 maka H0 diterima dan

kemeja sistem Soekarno ukuran S dan dapat disimpulkan bahwa data

M, serta kemeja sistem Winifred tersebut terdistribusi dengan normal.

Aldrich ukuran S memperoleh hasil Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
yang hampir sama, artinya kemeja Total
Levene Statistic df1 df2 Sig. Kriteria
sistem Soekarno ukuran S, kemeja .127 5 144 .986 Homogen

sistem Soekarno ukuran M, dan Hasil uji homogenitas

kemeja sistem Winifred Aldrich diperoleh nilai levene statistic untuk

ukuran S memiliki kriteria yang sama data penilaian kemeja secara

yaitu sangat nyaman dikenakan. keseluruhan sebesar 0,127 dengan

Namun nilai rata-rata persentase yang nilai signifikan 0,986 > dari 0,05 yang

lebih tinggi adalah kemeja sistem berarti bahwa data tersebut memenuhi

Soekarno ukuran M. asumsi dasar homogenitas.

(2) Hasil Uji Prasyarat Analisis (3) Hasil Uji Hipotesis

Uji Normalitas Uji Anava


ANOVA
Tests of Normality Total
Kolmogorov-Smirnova Sum of Mean
Kriteria Kriteria
Statistic df Sig. Squares df Square F Sig.
Soekarno_S .134 25 .200* Normal Between Berbeda
2679.713 5 535.943 4.890 .000
Groups
Soekarno_M .148 25 .167 Normal
Within
Soekarno_L .120 25 .200* Normal 15783.760 144 109.609
Groups
Aldrich_S .087 25 .200* Normal Total 18463.473 149
Aldrich_M .158 25 .108 Normal
Aldrich_L .130 25 .200* Normal

6
Hasil uji Anava diperoleh nilai kerah kemejanya yang tidak membuat
Fhitung 4,89 > Ftabel 2,28 dengan nilai pemakainya merasa tercekik dan
signifikan 0,000 < 0,05 untuk α = 5% kerung lengan terasa nyaman di
dengan kebebasan (df) = 5, maka H0 ketiak, tidak membatasi gerak lengan,
ditolak dan Ha diterima yang berarti serta tidak membuat lengan kemeja
ada perbedaan hasil kemeja pria tertarik ke atas saat pemakai
menggunakan pola sistem Soekarno membengkokkan siku. Berdasarkan
dan sistem Winifred Aldrich pada teori tersebut, hasil kualitas kemeja
ukuran S, M, L dan dari keseluruhan pria yang menggunakan sistem
indikator yang diteliti. Soekarno memiliki hasil yang lebih
Pembahasan baik apabila dibandingkan dengan
Adanya perbedaan hasil hasil kemeja yang menggunakan
pembuatan kemeja sistem pola sistem Winifred Aldrich. Hal tersebut
Soekarno dan sistem Winifred dikarenakan kemeja dengan sistem
Aldrich dapat dilihat dari cara Soekarno rata-rata hasil penilaian
pembuatan polanya, pada sistem pola indikatornya berada pada kriteria
Soekarno lebih runtut dan lebih tepat, sedangkan kemeja dengan
mudah dipahami dibandingkan sistem Winifred Aldrich banyak
dengan sistem pola Winifred Aldrich terdapat indikator yang berada pada
seperti membuat kerung leher depan kriteria kurang tepat khususnya
terlebih dahulu kemudian membuat indikator pada bagian-bagian yang
kerung leher belakang, sedangkan lengkung seperti garis kerung lengan
sistem Winifred Aldrich sebaliknya. dan garis leher sehingga dibutuhkan
Selain itu juga terdapat perbedaan ketelitian dalam pembuatan pola, baik
cara pembuatan pola untuk pola sistem Soekarno maupun sistem
menentukan lebar bahu, bagian Winifred Aldrich.
lingkar badan, bagian kerah dan Simpulan dan Saran
lengan. Berdasarkan hasil penelitian
Ratih Poeradisastra (2002: dan pembahasan, maka dapat ditarik
11-19) mengemukakan bahwa simpulan bahwa: (1) Ada perbedaan
kualitas kemeja dapat dilihat dari kualitas hasil kemeja pria

7
menggunakan pola sistem Soekarno Daftar Pustaka
dan sistem Winifred Aldrich;
Catherine Black. 2011. An
(2) Sistem pola Soekarno dan sistem
Assessment of Fit and Sizing
Winifred Aldrich sama-sama tepat of Men’s Business Clothing.
Journal of Fashion Marketing
apabila digunakan untuk membuat
and Management, Vol. 15,
kemeja, namun kemeja yang dibuat No. 4, halaman 446-463.
www.emeraldinsight.com/13
menggunakan pola sistem Soekarno
61-2026. htm. Diakses 8 Juni
memperoleh hasil yang lebih baik. 2017.
Saran yang dapat diajukan
Duwi Priyatno. 2014. SPSS 22
berdasarkan hasil penelitian adalah: Pengolahan Data Terpraktis.
Yogyakarta: C.V Andi
(1) Perlu memperhatikan ketepatan
Offset.
pengambilan ukuran pada saat
Mohammad Ali. 1993. Strategi
membuat pola kemeja khususnya
Penelitian Pendidikan.
bagian lingkar leher sebaiknya diukur Bandung: Angkasa.
pas agar tidak banyak kelonggaran
Ratih Poeradisastra. 2002. Busana
pada bagian belakang kerah kemeja; Pria Eksklusif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
(2) Lebar kerah kemeja sistem
Soekarno sebaiknya tidak lebih dari 4 Saifuddin Azwar. 2003. Reliabilitas
dan Validitas. Pustaka Pelajar
cm dan ujung kerah kemeja tidak
.Yogyakarta.
lebih dari 6 cm sehingga terlihat lebih
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
tegak; (3) Bentuk bagian bawah
Pendidikan (Pendekatan
kemeja sebaiknya melengkung dan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
bagian belakang lebih panjang 4 cm
dari pola depan seperti kemeja sistem Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Winifred Aldrich agar saat kemeja
Cipta.
dimasukkan ke dalam celana tidak
menggumpal dan bagian belakang
tidak keluar saat pemakai
membungkuk.

Anda mungkin juga menyukai