Dosen:
Dr. Dewi Suliyanthini,AT.,M.M.
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
Porrie Muliawan, 2012:113
awalnya memang hanya dikenakan para eksekutif, namun kini blazer dikenakan
juga sebagai seragam sekolah, organisasi, ataupun pakaian bebas.
• kerung leher,
• kerung lengan,
• letak bahu,
• kedudukan kup,
• lingkar badan,
• lingkar pinggang dan
• bagian belakang atau punggung.
2
Rachmania, dkk: 2012
Dalam pemakaian busana, seringkali ditemukan ketidaksesuaian busana
dengan pemakainya yang disebabkan kurang tepatnya desain dengan bentuk jadi
busana, proporsi tubuh pemakai maupun jatuhnya busana pada tubuh atau badan
pemakai sehingga dapat mempengaruhi kenyamanan bagi yang memakai busana
tersebut.
Masalah yang biasanya terjadi misalnya pada kupnat yang tidak sesuai pada
posisi yang sebenarnya, lingkar kerung lengan yang sempit, garis bahu posisinya
kurang tepat maupun garis lingkar pinggang yang terlalu turun atau terlalu tinggi.
Pengujian ketepatan titik pas / fitting factor pada penggunaan pola dasar
tertentu dapat dilakukan pada saat proses pengepasan (fitting). Pengepasan
merupakan salah satu bagian dalam proses dalam pembuatan busana, dimana
model memakai busana yang telah dijahit untuk mengetahui cocok atau tidaknya
pola busana terhadap bentuk tubuh seseorang.
• fitting pertama untuk melihat titip pas pola pada tubuh model, dan
• fitting kedua untuk melihat titik pas busana yang telah dijahit menggunakan
pola yang telah digunakan.
3
Soekarno. 2002. Buku Penuntun Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : Gramedia Pustaka
Indonesia.
5. C - F = 1/6 lingkar badan ditambah 4,5 cm (buat garis vertikal).
6. A - A1 = 1/20 lingkar badan ditambah 2,7 cm.
7. A dengan A1 dibagi tiga, sepertiga bagian dipindahkan dari A1 ke A2, lalu
dibuat garis leher belakang seperti gambar. a - a1 = A1 - A2. a1 - a2 = 2 cm.
8. Hubungkan titik A2 dengan a2, ukuran panjang bahu dibagi dua dinamai titik
H.
9. H - H1 = 6 cm(panjang kup), dengan lebar kup 2 cm, lalu buat kup seperti
gambar.
10. Buat garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari a2 terus ke E2 dengan
besar lekukan pada ketiak berpedoman kepada ½ jarak dari F dengan E2 dan
ditambah 0,5 cm.
11. d - d1 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan E2 (garis sisi pola belakang). D - d3
= 1/10 lingkar pinggang.
12. Hubungkan d3 dengan H. D - d3 ditambah d1 - d2 = ¼ lingkar pinggang. d2 -
d3 = besar kup.
13. B - B1 = A - A1. B - B2 = B - B1. B1 - X = 0,5 cm.
14. B1 dengan B2 dibuat garis persegi, pada sudutnya dinamakan titik O. Titik O
dan B2 dibagi dua, setengah bagian dipindahkan ke garis O dan B diberi
nama titik O1.
15. Hubungkan X dengan O1 terus ke B2 seperti gambar (garis leher pola bagian
muka)
16. E - F1 = 1/6 ukuran lingkar badan ditambah 3 cm.4
17. Buat garis vertikal sampai kegaris A dengan B, dinamakan titik b. b - b1 = 2
kali ukuran a - a1
18. Ukur panjang bahu dari X ke X1, melalui titik b1
19. F1 - f1 = ½ F - E2
20. Bentuk lingkar kerung lengan pola bagian muka mulai dari X1 melalui f1
menuju E2 seperti gambar
21. D1 - G = O - O1. d - g = 2 cm
22. G - G1 = 1/10 lingkar pinggang, hubungkan g dengan E2
4
Soekarno. 2002. Buku Penuntun Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : Gramedia Pustaka
Indonesia.
23. G - G1 ditambah G2 - g = ¼ lingkar pinggang
24. G1 - G2 = besar kup, pada garis tengah antara G1 dengan G2 dibuat garis
bantu sampai ke garis badan, diturunkan 4 cm, lalu dihubungkan dengan G1
dan G2
25. Besar kup pola so-en ditentukan oleh perbandingan ukuran lingkar badan
dengan lingkar pinggang, jika perbedaan ukurannya banyak maka kupnya
menjadi besar, karena pada sisi jaraknya hanya 2cm. Jika ditemukan ukuran
kup lebih dari 4 cm, sebaiknya kup dipecah menjadi dua dengan ukuran yang
sama besar, antara kup yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua cm,
dan panjang kup yang kedua dikurangi 2 cm dari kup utama.
b) Pola lengan
Ukuran yang diperlukan-
Lingkar kerung lengan :
40 cm (diukur dari pola
badan muka dan
belakang)
1. Panjang lengan : 24
cm- Tinggi puncak
lengan : 12 cm
METODOLOGI PENELITIAN
Pembuatan Blazer
Pembuatan Pola
Hipotesis
Analisis Data
Kesimpulan
Desain Eksperimen
Jenis Pola
A
B Pola Meyneke Pola Soen
B A1B A2B
Blazer
Keterangan :
A1 : Pola Meyneke
A2 : Pola Soen
B : Blazer
A1B : Pembuatan blazer yang mengunakan pola Meyneke
A2B : Pembuatan blazer yang menggunakan pola Soen
Skor Nilai
No. Indikator Sub Indikator
Skor 3 Skor 2 Skor 1
Cukup Kurang
1. Ketetapan titik Sesuai
sesuai tepat
pas pada lingkar dengan
dengan dengan
badan. titik pas.
titik pas. titik pas.
Cukup Kurang
3. Ketetapan titik Sesuai
sesuai tepat
Ketetapan Titik pas pas pada lingkar dengan
dengan dengan
1. (fitting factor) pada pinggang. titik pas.
titik pas. titik pas.
bagian-bagian badan.
Cukup Kurang
4. Ketetapan titik Sesuai
sesuai tepat
pas pada lingkar dengan
dengan dengan
panggul . titik pas.
titik pas. titik pas.
Cukup Kurang
9. Ketetapan titik Sesuai
sesuai tepat
pas pada garis dengan
dengan dengan
hias princess. titik pas.
titik pas. titik pas.
Cukup Kurang
Sesuai
10. Ketetapan titik sesuai tepat
dengan
pas pada saku. dengan dengan
titik pas.
titik pas. titik pas.
Cukup Kurang
11. Ketetapan titik Sesuai
sesuai tepat
pas pada garis dengan
dengan dengan
bahu. titik pas.
titik pas. titik pas.
Cukup Kurang
12. Ketetapan titik Sesuai
sesuai tepat
pas pada panjang dengan
dengan dengan
lengan. titik pas.
titik pas. titik pas.