Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunianya sehingga
makalah yang berjudul “Teknik dan Metode Pembuatan Pola” ini dapat diselesaikan tanpa
adanya hambatan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas rutin (TR) mata kuliah
Konstruksi Pola dari Ibu Ulfa Annida Damanik dan Ibu Dra. Surniati Chalid M.Pd serta
mendapatkan nilai yang terbaik.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulfa Annida Damanik dan Ibu Dra. Surniati
Chalid M.Pd selaku dosen mata kuliah Grading yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Di dalam makalah ini, saya akan membahas hal-hal apa saja yang harus pembaca ketahui
tentang teknik dan metode dalam pembuatan pola pakaian. Pengetahuan ini juga saya dapatkan
dari berbagai sumber yang terpercaya.
Saya juga sadar bahwa sekiranya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan berbagai kritik dan saran agar dapat membantu penyempurnaan
dari makalah ini.
Hanifa Humayrah
NIM. 5211143012
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Pembelajaran .................................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
A. Pola .............................................................................................................................. 5
B. Teknik Pembuatan Pola ................................................................................................ 5
C. Metode Pembuatan Pola ............................................................................................. 11
BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam merancang busana, kita tidak jauh dari pola busana. Pola busana
dibutuhkan agar busana yang dikenakan memiliki ukuran yang pas dan nyaman di tubuh
setiap konsumen. Pola busana dapat dijadikan panduan agar tidak terjadi kesalahan
sewaktu menggunting kain.
Pembuatan pola semakin berkembang seiring berjalannya zaman. Ada teknik dan
metode yang berbeda-beda untuk setiap pola.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pola
1. Pengertian Pola
Menurut Porrie Muliawan (Erna Setyowati 2006:2) pengertian pola dalam bidang
jahit menjahit adalah “Potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk
membuat pakaian”. Djati Pratiwi (Ivana Natalia 2005:12) mengemukakan “Pola adalah
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh pedoman atau cetakan untuk
membuat baju pada saat menggunting bahan sebelum menjadi pakaian jadi”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pola adalah potongan kertas yang dijadikan pedoman saat
merancang busana.
Ada dua teknik utama dalam pembuatan pola dasar, yaitu :
a. Konstruksi datar (pola datar / flat pattern-drafting)
Konstruksi datar adalah menggambar pola di atas kertas dengan memakai
pengukuran-pengukuran yang akurat.
b. Konstruksi padat (pola draping, bahasa Inggris: blocks)
Konstruki padat adalah pembuatan pola dengan cara menyampirkan kain muslin
atau belacu/blaco di boneka jahit atau langsung di atas badan si pemakai.
(Sumber : cinduamatoandamdansabai.blogspot.com)
Pola konstruksi (Erna Setyowati, 2006:2) adalah cara pembuatan pola busana
berdasarkan ukuran badan seseorang (model) tertentu dengan sistem tertentu pula,
misalnya sistem Praktis, Wilsma, Soen, Meyneke, Dressmaking dan lain-lain.
Pengertian lain dari (Widjiningsih, 1994:3) pola konstruksi adalah pola yang dibuat
berdasarkan ukuran dari bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis
5
dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok,
lengan, kerah dan sebagainya.
Pola konstruksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Ada ukuran-ukuran model.
2) Terdapat petunjuk pembuatan pola secara rinci dan disertai gambar pola.
3) Pola yang dihasilkan sesuai dengan model dan tidak lagi memerlukan penyesuaian
pola.
Ada berbagai hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pola menggunakan
pola konstruksi, yaitu :
1) Ketepatan dan kecermatan saat mengambil ukuran.
2) Bentuk pola seperti lengan baju, kerah, dan lainnya digambar dengan tepat tanpa
adanya kesalahan/keganjilan.
3) Menguasai perhitungan dalam pembuatan pola konstruksi.
Pola konstruksi juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya.
Berikut kelebihan dan kekurangan dari pola konstruksi.
Kelebihan : Kekurangan :
2. Pola Baku
(Sumber : insider.utelier.com)
Disebut juga sebagai pola standar. Pola baku adalah pola yang dibuat berdasarkan
daftar ukuran umum yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M),
6
dan Large (L). Karena ukurannya disesuaikan dengan standar umum, jenis pola ini
memerlukan penyesuaian ukuran dengan pemakainya.
Untuk mendapatkan ukuran yang pas, pola tidak bisa hanya dipotong salah satu
bagian atau memperkecil maupun memperbesar satu bagian. Hal tersebut akan membuat
bentuk pola terlihat tidak seimbang dan tidak sesuai dengan proporsi masing-masing.
3. Pola Jadi
Pola jadi adalah pola yang siap untuk dipakai sesuai dengan model tertentu. Pola
jadi biasanya terdapat dalam beberapa majalah wanita, misalnya Majalah Femina,
Burda, Kartini dan sebagainya. Ada juga pola jadi yang khusus, disajikan dalam satu
amplop.
Pola jadi ini dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu pola cetak dan pola rader.
a. Pola Cetak
(Sumber : couturedebutant.fr)
Pola cetak adalah pola yang dibuat dengan jalan dicetak. Pola ini terdiri satu
setel pola untuk satu model pakaian untuk anak maupun untuk orang dewasa. Pola
cetak ini ada yang dimasukkan amplop siap untuk dipakai, dalam satu amplop
terdapat lembaran- lembaran pola dari satu model pakaian. Pola ini juga dilengkapi
dengan keterangan mengenai ukuran, arah benang, tengah muka, tengah belakang
dan tempat memasang lengan.
Pola cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Terdiri dari satu atau lebih desain pakaian.
2) Terdapat jenis kain yang digunakan dan banyaknya bahan yang dibutuhkan.
7
3) Terdapat petunjuk cara menjahit.
4) Terdapat kode/nomor pola.
5) Tersedia bentuk potongan pola dan jumlah/komponen pola.
6) Terdapat keterangan model.
b. Pola Rader
(Sumber : docplayer.info)
Pola rader adalah lembaran kertas yang berisi macam-macam pola dengan model
atau desain busana yang digambar secara bertumpukkan dalam satu halaman. Pola
rader terletak pada sehelai kertas lebar.
Pada selembar kertas ini dicetak pola-pola dari berbagai model. Tiap model
dicetak menggunakan satu macam ukuran. Satu setel pola rader menggunakan
tanda garis tertentu dan warna yang berbeda untuk membedakan satu model dengan
model yang lain. Biasanya sebagai lembaran terpisah pada majalah mode.
Pola rader memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Tiap desain pakaian memiliki warna garis yang berbeda.
2) Tiap ukuran memiliki bentuk garis yang berbeda.
3) Tiap desain pakaian memiliki tanda yang berbeda-beda.
Kelebihan : Kekurangan :
Lebih hemat waktu dan tenaga Pakaian yang dibuat dengan pola
tanpa perlu mengambil ukuran jadi terkadang tidak selalu pas
badan untuk semua orang
Pola jadi biasanya tersedia dalam Memiliki model pakaian yang
berbagai ukuran, sehingga hanya terbatas
memerlukan penyesuaian dengan Terkadang dibutuhkan sedikit
ukuran tubuh pemakai perubahan pada pola agar
Memudahkan bagi orang yang mendapatkan hasil yang lebih
belum mahir dalam membuat pola sesuai pada tubuh pemakai
sendiri
Pada usaha konveksi, pola ini
dapat dimanfaatkan untuk produksi
secara massal
8
4. Pola Draping
(Sumber : fitinline.com)
Draping disebut juga dengan sebutan “memulir” yang berasal dari bahasa Jawa
Kuno yakni kata “pulir” yang memiliki arti ialah memutar, memilin, menjalin,
meremas, memeras, mengayunkan, serta memintal. Pola draping adalah pola yang
dibuat langsung di atas boneka jahit(dummy)/model. Teknik draping adalah teknik
membuat pola busana dengan memulir atau memutarkan selembar kain pada media
dressform/boneka jahit, mengepaskan ukuran badan, dan menyesuaikan dengan model
yang diinginkan. Pengertian lain dari draping adalah teknik menata kain tanpa
menggunakan teknik menggunting pola dan jahit.
Pembuatan pakaian dengan teknik ini membutuhkan lebih banyak bahan. Jika
mempunyai dressform dengan ukuran badan sendiri, maka membuat pakaian
dengan cara ini sangat menguntungkan, karena tidak perlu mengepaskan badan dan
hasilnya lebih memuaskan. Teknik draping sangat memungkinkan untuk membentuk
busana secara unik dan dapat dikenakan pada tubuh model. Melalui teknik draping,
setiap orang bisa bereksperimen dalam bentuk pakaian yang diinginkannya, yang
terkadang sulit ditemukan pada pola secara konstruksi.
Pola draping juga memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, antara lain.
Kelebihan : Kekurangan :
Proporsi garis-garis desain pada Membutuhkan lebih banyak bahan
model dapat dilihat dengan jelas Harus pandai dalam memadu-
Kesesuain pola pada model dapat madankan warna dan style pada
dianalisa dengan mudah pakaian yang dibuat
Dapat melihat keseimbangan garis-
garis desain pada model
Style busana dapat langsung
terlihat
9
Biasanya teknik ini digunakan dalam pembuatan model busana yang sederhana seperti
kemeja, celana pendek, kaos, dan lain-lain.
(Sumber : www.itsalwaysautumn.com)
Teknik ini cenderung lebih mudah dipraktekkan pada pola baju yang sederhana,
karena teknik ini tidak perlu mengulang pengukuran dan pembuatan pola sehingga
waktu yang digunakan menjadi lebih efisien. Namun kekurangan dari teknik ini adalah
pembuat harus teliti mengukur seberapa lebar kain yang akan dipakai, agar kain tidak
terbuang sia-sia. Pembuat juga harus pandai mengimajinasikan bagaimana busana yang
dirancang akan terlihat.
6. Pola Kombinasi
(Sumber : www.beautynesia.id)
Pola kombinasi adalah pola yang dibuat dengan campuran dua teknik atau lebih.
Misalnya menggabungkan teknik pola konstruksi dengan teknik draping. Teknik
kombinasi biasanya digunakan untuk membuat desain pakaian yang sulit, seperti gaun
pesta, pakaian pengantin, dan lain-lain.
Kelebihan dari pola baju dengan teknik kombinasi ini ditinjau dari segi
pengepasan pada pemakai, antara lain.
Garis-garis proporsi pada tubuh terlihat lebih jelas
Pas atau tidaknya pakaian tersebut dapat terlihat dengan jelas
Keseimbangan garis-garis desain lebih mudah dikontrol
Ada juga kekurangan menggunakan pola dengan teknik kombinasi ini, yaitu.
10
Hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah ahli dalam menjahit
Setiap ukuran harus diambil secara cermat dan teliti
Membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga, dan bahan
(Sumber : elmodista.com)
(Sumber : belajarserbaserbibusana.blogspot.com)
(Sumber : www.google.com)
12
(Sumber : elmodista.com)
(Sumber : elmodista.com)
Metode pola So-en adalah salah satu jenis pola konstruksi datar yang namanya
diambil dari nama pembuatnya. Metode So-en berasal dari Jepang (Bunka Fashion
College). Pola So-En merupakan pola yang memiliki letak lipit kup pada bagian
pinggang, tetapi ukuran kupnatnya cukup lebar sehingga lebih banyak memberi
keuntungan untuk wanita bertubuh besar.
13
BAB 3
KESIMPULAN
Pola adalah potongan-potongan kertas yang dijadikan sebagai contoh ataupun pedoman
dalam membuat pakaian. Pola membantu dalam menggambarkan bagaimana suatu pakaian akan
terlihat. Terdapat dua teknik utama dalam membuat pola, yaitu konstruksi datar dan konstruksi
padat.
1. Teknik Pembuatan Pola
a) Pola konstruksi, adalah pola yang dibuat berdasarkan model tertentu dengan
perhitungan yang sistematis. Pola ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : terdapat
petunjuk pembuatan pola, tersedia ukuran-ukuran model, ukuran pola sudah pas
sehingga tidak memerlukan penyesuaian
b) Pola baku/standar, adalah pola yang dibuat dan disesuaikan ukuran standar pada tubuh
setiap orang. Pola ini sangat berguna untuk produksi massal. Pola baku terdiri dari
ukuran yang umum seperti S, M, L, dan XL. Untuk mendapatkan ukuran yang pas,
diperlukan penyesuaian pada pola. Pemakai juga bisa mengukur badan sendiri
kemudian memilih ukuran mana yang paling mendekati pada pola baku.
c) Pola jadi, terdiri dari dua macam : (1)pola cetak, pola yang dibuat dengan cara dicetak,
dapat ditemukan di berbagai majalah seperti Femina, Kartini, dan lain-lain, (2)pola
rader, berbagai macam pola yang digambar dan digabungkan dalam satu lembar kertas
dengan bentuk garis dan warna yang berbeda-beda untuk setiap bentuk polanya.
d) Pola draping, pola yang dibuat langsung pada tubuh model ataupun boneka
jahit(dummy). Pola ini tidak memerlukan teknik menggunting dan menjahit. Cukup
menggunakan jarum pentul untuk menguatkan posisi kain pada pakaian.
e) Pola di atas kain, pola yang dibuat langsung di atas kain tanpa memerlukan kertas pola.
Teknik ini digunakan dalam pembuatan busana dengan pola yang sederhana tanpa
memerlukan pengukuran dan penyesuaian ulang.
f) Pola kombinasi, gabungan antara dua teknik pola atau lebih. Biasanya digunakan untuk
membuat pakaian dengan pola yang rumit. Teknik ini hanya dilakukan oleh penjahit
yang sudah ahli.
2. Metode Pembuatan Pola
a) Metode JHC Meyneke, adalah pola dasar konstruksi datar yang mempunyai lebih dari
satu kupnat yaitu kupnat bahu depan dan belakang serta pinggang. Sesuai untuk
membuat busana pas badan.
b) Metode Danckaerts, adalah pola dasar yang berasal dari Belanda yang terdiri dari pola
badan muka dan belakang, pola lengan, dan pola rok. Cocok dipakai untuk membuat
busana dengan model yang berbadan gemuk.
c) Metode Charmant, adalah jenis pola yang memiliki kupnat pada pinggang muka dan
pinggang belakang.
d) Metode Cuppen Geurs termasuk sistem pola dasar yang rumit bila dibandingkan dengan
pola lain yang pada umumnya memiliki satu kupnat depan dan belakang.
14
e) Metode Dressmaking, menjadi salah satu jenis pola dasar konstruksi datar yang
mempunyai lebih dari satu kupnat dimana lipit kupnya berada pada bagian sisi dan
pinggang.
f) Metode So-En merupakan pola yang memiliki letak lipit kup pada bagian pinggang,
tetapi ukuran kupnatnya cukup lebar sehingga lebih banyak memberi keuntungan untuk
wanita bertubuh besar.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/25307/4/S_PKK_1005579_Chapter1.pdf
https://text-id.123dok.com/document/ozlm512oy-mata-kuliah-konstruksi-pola-busana-
pengertian-pola-konstruksi.html
https://www.fesyendesign.com/mengenal-macam-macam-pola-busana/
https://kursusjahityogya.blogspot.com/2015/04/kt.html
http://cinduamatoandamdansabai.blogspot.com/2018/08/pembuatan-pola-busana-teknik-
konstruksi.html
https://fitinline.com/article/read/kelebihan-dan-kekurangan-6-macam-pola-pakaian-berdasarkan-
desain-dan-kegunaannya/
https://www.indsi.id/mengenal-macam-macam-pola-busana-917
http://kursusjahityogya.blogspot.com/2014/03/mengenal-pola-jadi.html
https://fitinline.com/article/read/8-kelebihan-dan-kekurangan-pola-baju-siap-pakai/
https://pendidikan.co.id/pengertian-draping-alat-bahan-pola-dan-tekniknya/
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/02/18/1753122/Teknik.Draping.Bisa.Mengubah.Kain.Jad
i.Busana.%5BDiakses
https://elmodista.com/2020/02/11/macam-macam-pola-busana/
https://fitinline.com/article/read/7-metode-pembuatan-pola-dasar-baju-dan-pengaruhnya-
terhadap-tingkat-kenyamanan-busana/
https://media.neliti.com/media/publications/73166-ID-penyesuaian-pola-dasar-sistem-
danckaerts.pdf
16