Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PRODUK BUSANA WANITA


“ KONSEP DASAR PRODUK BUSANA WANITA”

DOSEN PENGAMPU :
1. Dr. Yasnidawati,M.Pd
2. Puspeli, S.Pd., M.Pd. T
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Neng sari ( 19075037 )
Tari Novelia ( 19075210 )
Mardalena
Tessa Miranti ( 19075111 )
Vita Aulya ( 19075223 )
Agustin
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
FAKULTAS PARAWITA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baiklagi.

26, Februari2021

Kelompok1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................2

DAFTARISI................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang.............................................................................4

B. Rumusan masalah........................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Produk Busana Wanita

 pengertia...............................................................................5
 Tujuan..................................................................................6
 Manfaat................................................................................6
B. Syarat-syarat Produk Busana Wanita

 PemilihanModel Desain.......................................................7
 Bahan dasar utama dan penunjangpecah pola...................12
C. TeknikJahit

 TeknikJahit Khusus............................................................13
 Pemasanganpelapis............................................................19
 Vuring................................................................................29
 Penyelesaian.......................................................................30
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................35
B. Saran........................................................................................35

DAFTARPUSTAKA................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.

Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia sejak jaman


dahulu. Sementara ilmuan berpendapat bahwa manusia baru mengenal
busana sekitar 72.000 tahun yang lalu. Pada jaman itu pakaian berfungsi
sebagai pelindung diri dari cuaca. Sejak saat itu mereka berpakaian yang
bermula dari kulit hewan, baru pada 20.000 tahun kemudian ditemukan
teknik menjahit pakaian kulit dan dari situlah pakaian mulai berkembang.

Pembuatan pola busana merupakan bagian penting dalam membuat


busana, dengan menggunakan pola busana yang di hasilkan akan tepat di
badan dan nyaman dipakai. Pola busana dapat di jadikan panduan agar
tidak kejadi keslahan sewaktu menggunting kain, sesuai dengan pendapat
porrie Miliawan (2006,hlm.2) yaitu “ pola dalam bidang jahit menjahit
adalah potongan kain atau potongan kertas yang di pakai sebagai contoh
untuk membuat baju, ketika bahan digunting”.

B. RumusanMasalah
1. Apa itu produk busana wanita?
2. Apa tujuan dari produk busana wanita?
3. Bagaimana cara pemilihan model desain?
4. Teknik –teknik apa saja yang digunakan dalammenjahit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian busana wanita
2. Untuk mengetahui tujuan dari produk busana wanita
3. Untuk mengetahui cara pemilahan modeldesain
4. Dan, untuk mengetahui teknik apa saja yang digunakandalam
menjahit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Produk Busana Wanita
1. Pengertian

Busana wanita adalah segala sesuatu yang dipakai oleh wanita


mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Pengelompokan busana wanita:
1. Busana dalam
Busana dalam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Busana yang langsung menutup kulit, seperti :BH/Kutang,
celana dalam, singlet, rok dalam, bebe dalam, corset,
longtorso. Busana iniberfungsi untuk melindungi bagian-
bagian tubuh tertentu, dan membantu
membentuk/memperindah bentuk tubuh serta dapat
menutupi kekurangan-kekurangan tubuh, dan jugamenjadi
fundamen pakaian luar. Jenis busana ini tidak cocok
dipakai ke luar kamar atau keluarrumah tanpa baju luar.
b. Busana yang tidak langsung menutupi kulit, yang temasuk
kelompokini adalah busana rumah, seperti : daster, house
coat, house dress, dan busana kerja di dapurseperti :
celemek dan kerpusnya. Busana kerja perawat dan
dokter, seperti celemek perawatdan snal jas dokter. Busana
tidur wanita, seperti baby doll, nahyapon dan busana tidur
pria,antara lain, piyama dan jas kamar. Jenis pakaian
tersebut di atas tidak etis jika dipakai ketikamenerima
tamu.
2. Busana luar
Busana luar adalah busana yang dipakai di atas busana dalam.
Pemakaian busana luar disesuaikan dengan kesempatan,
anatara lain busana untuk sekolah, bekerja, pesta, olahraga,
santai, dan lain sebagainya.

Pola busana adalah suatu bentuk yang dibuat berdasarkan ukuran


badan seseorang atau papop yang akan dipergunakan sebagai pedoman
untuk membuat pakaian Erna Setyowati, 2004:1 .pola adalah suatu
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat
pakaian, potongan kain atau kertas tersebut mengikuti bentuk atau ukuran
badan tertentu porrie Muliawan,1997:2.
Pola dasar terdiri pola badan bagaian atas yaitu dari bahu sampai
pinggang yang biasa disebut dengan pola dasar bagian muka dan
belakag.Pola badan bagian bawah yaitu dari pinggang sampai lutut atau
sampai mata kaki biasa disebut pola dasar rokcelana bagaian muka dan
belakang. Pola lengan terdiri dari lengan bagain atas atau dari terendah
sampai siku atau pergelangan biasa disebut pola dasar lengan Djati
Pratiwi, 2002:3.

2. Tujuan

Tujuan produk busana wanita adalah untuk membantu wanita


tampil cantik dan trendy sesuai dengan kepribadian dan kepribadiannya.
Adapaun tujuan dari rekayasa pola sendiri yaitu untuk menipulasi
pola sehingga menjadi bentuk dan pakaian yang unik bahkan menjadi 3
dimensi.

3. Manfaat
Manfaat busana bagi wanita:
 Memberikan rasa percaya diri pada wanita. Setiap wanita wanita
yang penampilannya menarik dan nyaman lebih memiliki
kepercayaan diri dibanding dengan wanita yang penampilannya
tidak menarik.
 Memberikan daya tarik tersendiri. Menggunakan pakaian dan
berpenampilan menarik bisa memberikan daya tarik yang memikat.
 Membuat bahagia. Rasa kepuasan menggunakan fashion yang
menjadi pehatian bisa membuat perasaan bahagia .

Manfaat busana wanita:


 pengetahuan sebelum mengukur badan, keterampilan mengukur
badan wanita, pengetahuan peralatan dalam membuat pola,
pengetahuan tanda-tanda pola, , pengetahuan dan keterampilan
pembuatan pola dasar rok, keterampilan memubuat pola lengan,
pengetahuan dan keterampilan pembuatan pola kerah,
keterampilan memilih model kerah dan rok pada pembuatan pola
busanawanita.
 mempelajari keterampilan pecah pola dasar badan wanita,
keterampilan pecah pola lengan, keterampilan pembuatanpola
B. Syarat-syarat Produk Busana Wanita
1. Pemilihan ModelDesaian

Pemilihan bahan tekstil berdasarkan desain, misalnya desain suai


(lurus), berkerut, berlipit, klok (lingkaran), draperi dan pias.

Untuk membuat busana yang sesuai dengan desainnya maka


diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Desain busana yang dibuat
dengan bahan yang berbeda hasilnya akan berbeda juga.

Contoh desain sama bahan beda

 Lebar Bahan
Agar hemat pemakaian bahannya maka perlu diketahui
berapa lebar kain yang akan dipergunakan. Lebar kain yang ada di
pasaran antara lain:

 Lebar sampai dengan 100 cm (tenunantradisional)


 Lebar 110 cm – 150 cm (banyak dipergunakan untuk
busana wanita)
 Lebar di atas 150 cm (banyak dipergunakan untuk busana
bagian bawah, contohnya celana, rok danlain-lain)

Setelah jelas hal-hal yang perlu diperhatikan dari suatu


bahan, langkah selanjutnya adalah menerapkan dalam pemilihan
bahan.
 Faktor-faktor DesainBusana
Pemilihan bahan tekstil terkait faktor-faktor desain busana
adalah:

 usia,
 kesempatanpemakaian,
 waktupemakaian,
 posturtubuh,
 warna kulit, dan
 kepribadian.

Dalam pemilihan bahan tekstil, seorang desainer akan


memperhatikan faktor-faktor dalam desain busana.

 Usia
Dalam tumbuh kembangnya, usia manusia dibedakan
menjadi:

 Bayi (di bawah 1 tahun)


 Balita ( 1 – 5tahun)
 Anak-anak (di bawah 12 tahun)
 Remaja (13 – 17tahun)
 Dewasa atau tua (di atas 17tahun)

 KesempatanPemakaian
Memilih bahan tekstil perlu disesuaikan dengan momen
dan musim atau temperatur udara, apakah di daerah panas (daerah
pantai), daerah dingin (pegunungan, ruang ber-AC) dan waktu
pemakaian.

 Di rumah (aktivitas di lingkunganrumah)


 Bekerja (di dalam ruangan atau luarruangan)
 Rekreasi (didaerah dingin-panas/tempat-tempatwisata)
 Olah raga (indoor/outdoor)
 Pesta (resmi/setengah resmi)
 Kesempatan khusus(berkabung)

 WaktuPemakaian

 Pagi (gunakan bahan dengan warna cerah)


 Siang/sore (hindari warna-warnamencolok)
 Malam hari (gunakan warna cerah atau gelap)

 Postur Tubuh
Salah satu tujuan berbusana adalah untuk menutupi
kekurangan bentuk tubuh yang kurang ideal.Memilih bahan tekstil
juga harus disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh si
pemakai.

 Bentuk badan tinggikurus

 Pilihlah bahan-bahan dengan garis horisontal, desain bagian


depan jangan dibuatrata.
 Bahan bermotif/berkotak akan memberi efek terlihat lebih
gemuk.
 Bahan dengan tekstur kaku dan tebal akan memberi kesan
ukuran badan menjadibesar.
 Hindari bahan dengan warna gelap, sebaiknya memilih
warna-warna cerah dan tidakmencolok.
 Bentuk badan pendekkurus,
 agar badan kelihatan lebih tinggi dangemuk:
 Pilih bahan dengan bentuk motif yang kecil-kecil atau
bentuk motifsedang.
 Gunakan bahan-bahan yang lembut dan agaktipis.
 Hindari warna-warna gelap dantua.

 Bentuk badan tinggibesar


 Pilih bahan yang soft dan cenderung kusam, akan memberi
kesan figur lebihkecil.
 Pilih bahan dengan motif garis-garis vertikal dan berbidang
sempit.
 Hindari warna-warna menyala, karena dapat membuat kesan
bentuk badan lebihbesar.

 Bentuk badan pendekgemuk


 Hindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih bahan
dengan garisvertikal.
 Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau besar,
karena akan kelihatan bertambahlebar.
 Bahan dengan corak lingkaran besar dan sedang membuat si
pemakai kelihatangemuk.
 Pilihlah bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih
manis.
 hindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan yang
tebal.
 Hindari bahan bercorak (besar) atau kombinasi corak besar
karena akan membuat si
 Warna Kulit
 Untuk kulit berwarna gelap, hindari warna putih, karena akan
terkesan lebihgelap.
 Kulit yang terang/kuning akan kelihatan pucat bila
menggunakan warna muda, terutama warna kuningmuda.
 Pilihlah warna-warna yang tidak terlalu kontras dengan
warna kulit pemakai.
 Kepribadian
 Orang dengan kepribadian agresif akan serasi jika memilih
bahan tekstil dengan warna-warna yangterang/menyala.
 Orang dengan karakter pendiam, kalem, tenang akan sesuai
dengan warna-warna yangredup/gelap.
2. Bahan dasar utama dan penunjang pecahpola

Bahan utama adalah bahan yang paling banyak digunakan


dalam pembuatan suatu busana atau lenan rumah tangga.Bahan
utama sangat berperan bagi penampilan dan mutu suatu busana
atau lenan rumah tangga.Selain bahan dasar utama kita harus
memilih bahan pelengkap untuk pembuatan yang terdiri atas.Bahan
pelengkap busana dipilih sebagai untuk memenuhi kebutuhan
informasi, penunjang, fungsi, dan estetika(pemanis).

Bahan penunjang merupakan bahan yang digunakan untuk


membantu bentuk dan jatuhnya bahan pada badan seseorang.
Penunjang pecah pola yaitu bahan yang digunakan untuk
mengubah atau mengembangkan pola dasar baju agar sesuai
dengan contoh yang di kehendaki.Pengembangan pola baju ini
umumnya dapat dilakaukan dengan memindahlan lipit, memotong,
menyambung, serta menambahkan atau mengurangi ukuran pola
dasar.

C. TeknikJahit
1. Teknik jahitkhusus

Teknik jahit adalah menyambungkan duah buah kain dengan


menggunakan jarum dan benang jahit.Berikut adalah beberapa teknik
menjahit yang perlu diperhatikan.

 Menjahit BahanTipis

Bahan tipis kadang-kadang menyebabkan keresahan karena


mengkerut-mengkerut, benang kain banyak tertarik, atau jahitan
meloncat-loncat. Untuk mengatasinya, gunakan kertas koran atau
kertas boterham untuk membentuknya. Caranya: letakkan kertas di
bawah yang akan dijahit, setelah bahan dikeluarkan dari mesin jahit,
kertas dapat dibuang atau disobek. Selain cara tersebut perlu juga
diperhatikan:

 Pilihlah jarum yang kecil dan cukupruncing.


 Pengatur gigi sedikitturun.

 Menjahit Bahan “Stratsh”(mulur)

Untuk mengimbangi mulurnya bahan, pilihlah benang yang


berasal dari bahan sintetis. Selain itu perlu diperhatikan:

 Tusuk mesin jangan terlalu kecil; aturlah angka pada


pengatur setikan. Dapat juga dipilih tusuk zig-zag pada mesin
serba-guna.
 Jarum harus betul-betul runcing; kalau tumpul harusdiganti.
 Dari setiap sisi arah jahitan harus sejalan, untuk menghindari
tarikan yang bertentangan setelah pakaian selesaidijahit.
 Menjahit dengan BenangBesar

Salah satu teknik menghias pakaian bisa berupa garis-garis


jahitan/tusuk dengan menggunakan benang besar. Untuk
pembuatannya ada dua cara sebagai berikut.

Jarum diganti dengan jarum yang besar (no. 18). Benang atas
diganti benang besar sesuai yang dikehendaki. Jalankan
mesin jahit sebagaimana kitamenjahit.
 Benang besar kita gulung dalam kumparan (bawah). Sekoci
sedikit dikendurkan (putar sekrupnya ke kiri). Tusuk atau
setikan dibuat agak besar. Kita jahit pakaian dengan bagian
bawah yang bagus (dinaliki). Cara ini agak sulit, karena
pakaian harus dijahit dari bagianburuk.
 Menjahit dengan BenangKaret

Caranya sama dengan menjahit dengan benang besar (cara di


atas). Jadi benang karet digulung pada kumparan, merupakan benang
dari arah bawah.Perhatikan waktu membeli benang karet.Benang
yang sudah lama biasanya telah kehilangan daya mulurnya, sehingga
fungsinya tidak ada lagi.

 Menjahit BahanTebal

Gangguan pada saat menjahit bahan yang tebal di antaranya


ialah jarum putus atau bahkan tidak maju sama sekali. Untuk
mengatasinya dapat diusahakan dengan cara sebagai berikut.

 Sepatu mesin jahit agak dinaikkan, dengan memutar sekrup


di atas bahan mesin yang berhubungan dengan tangkai
sepatu.
 Gigi penyuap dinaikkan (pengaturgigi).
 Jarum diganti dengan nomor yangsesuai.
 Bahan dapat digosok dengan sedikit lilin agar licin dan maju
mundur.

 Menjahit/Memasang TutupTarik
Untuk menjaga agar jarum tidak mudah putus karena
logam/gigi dari tutup tarik, dapat dibantu dengan cara sebagai
berikut.

 Menggunakan sepatu tutuptarik.


 Jika sepatu tutup tarik tidak ada, bisa dibantu dengan
sepotong karton untuk mengimbangi tingginya gigi tutup
tarik. Dengan demikian, maka sepatu mesin akan sejajar
tingginya.

Adapun teknik jahit yaitu ada 3 yaitu :

1. Pattern Magic Pattern


magic merupakan sistem pembuatan pola busana yang mengambil inspirasi
dari alam maupun bentuk geometris yang di ciptakan Tomoko Nakamichi,
desainer asal Jepang yang memiliki ciri khas adanya volume gelombang pada
bagian bawah karena memiliki garis hias yang bergelombang dan struktural.
Contoh penerapan paettern magic yaitu pada gaun. Gaun heed and seek
(kakurenbo) merupakan gaun yang proses pembuatannya menggunakan kain
wol dengan sistem pembuatan pola busana dengan metode pattern magic
(Nakamichi, 2010:77).Contoh gambar.
2. Pola Tiga Dimensi
Pola tiga dimensi adalah pola yang memiliki tinggi, lebar, dan volume.Artinya pola bisa
dilihat dari banyak arah. Berbeda dengan pola dua dimensi yang hanya bisa dilihat dari
bagian depan saja. Teknik ini hampir sama dengan teknik draping. Teknik draping
dapat menghasilkan pola 3 dimensi. Teknik draping 5 langsung dikerjakan pada boneka
jahit/model. Bahan pembuat pola menggunakan kain blaco.Pada bagian pola terdapat
garis-garis pola, dan kampuh.Draping dapat disebut juga dengan “memulir” atau berarti
memutar.Teknik draping adalah teknik membuat pola busana dengan memulir atau
memutarkan selembar kain pada media dressform / boneka jahit, mengepaskan ukuran
badan dan menyesuaikan dengan model yang diinginkan.Untuk membuat pakaian
dengan teknik ini membutuhkan lebih banyak bahan. Jika mempunyai dress form
dengan ukuran badan sendiri, maka membuat pakaian dengan cara ini sangat
menguntungkan, karena hasilnya lebih memuaskan. Pola dengan teknik draping dibuat
langsung pada tiruan badan manusia (dummy, dress form, atau paspop), sedangkan pola
dengan teknik kontruksi dibuat pada media datar (di atas meja datar).Pola dengan
teknik draping berbentuk tiga dimensi, sedangkan pola dengan teknik konstruksi
berbentuk dua dimensi.
3. Zero-Waste Pattern
Teknik zero waste adalah teknik pembuatan pakaian dengan penempatan pola yang
efektif sehingga tidak banyak menghasilkan limbah potongan kain. Teknik ini
merupkan salah satu upaya yang dilakukan atas fenomena yang terjadi yaitu fesyen
sebagai penghasil limbah terbesar kedua di dunia setelah minyak. Teknik zero waste
telah banyak diadaptasi diluar Indonesia, akan tetapi menurut Aryani Widagdo (2018)
teknik ini masih dinilai baru dan belum banyak dikenal di Indonesia, hal tersebut karena
kurangnya publikasi dan kesadararan masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Salah
satu busana Indonesia yang dapat dikembangkan dengan teknik zero waste adalah
kebaya, karena pola kebaya memiliki potensi untuk dimodifikasi dengan memanfaatkan
potongan kain sehingga tidak banyak potongan kain yang tersisa dalam proses pra-
produksi. Teknik tersebut telah diimplementasikan sejak zaman Yunani Kuno, dan
banyak di aplikasikan pada pakaian tradisional dan kembali dikembangkan oleh oleh
beberapa pakar zero waste pattern seperti Holly McQuillan, Timo Rissanen, 6 Mark Liu
dan lain sebagaiknya.
Zero waste pattern sendiri yaitu teknik pembuatan pakaian minim limbah potongan
kain dengan penempatan pola yang efektif. Tanpa disadari, teknik zero waste telah
diimplementasikan sejak dahulu, hal ini dibuktikan oleh adanya pakaian tradisional
dengan teknik zero waste seperti kemben, chiton, himato, pakaian sari, pakaian Yunani
Kuno, dan kimono Jepang yang direkayasa sesuai dengan panjang dan lebar kain
sehingga dalam proses produksi tidak menghasilkan limbah berupa potongan kain.
Sebelum kebaya menjadi pakaian nasional Indonesia, masyarakat Indonesia yang
terdahulu menggunakan kemben sebagai pakaian sehariharinya. Kemben yaitu pakaian
yang terdiri dari kain tanpa potongan yang digunakan dengan cara dililit pada tubuh
dibagian dada hingga ujung kaki. Celana pria dari Turki juga dapat menjadi salah satu
contoh pakaian tradisional zero waste.Pola yang digunakan pada pakaian ini yaitu
empat bagian persegi pada bagian pangkal paha, pola berbentuk persegi panjang dengan
dimensi yang lebih besar digunakan untuk bagian kedua kaki dan beberapa tambahan
kain untuk bagian pergelangan kaki.Pakaian tradisional China juga memiliki konstruksi
pola yang tidak jauh berbeda.
2. Pemasanganpelapis

Bahan pelapis sangat berpengaruh terhadap pembentukan


pakaian/busana yang bermutu. Bahan Pelapis adalah bahan tambahan yang
terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain untuk
membentuk; menopang kain; menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan,
tekanan dan tahan rendaman; dan juga untuk memberi rasa nyaman saat
dipakai seperti memberi rasa sejuk, hangat, dan menghindari rasa gatal di
kulit.

Dalam pembuatan busana, bahan pelapis digolongkan menjadi 4


jenis yaitu:

 lapisan bawah(underlining),
 lapisan dalam(Interfacing),
 lapisan antara (Interlining),dan
 bahan pelapis (lining), biasa disebutfuring.

Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan mempengaruhi


tampilan suatu busana.

Interfacing adalah kain pendukung yang digunakan di area yang


membutuhkan stabilitas lebih dari sekadar berat kain.Misalnya interfacing
dalam kerah, manset, waistband, plakat, dan kadang-kadang pada keliman
(hem). Pada busana tertentu interfacing diterapkan pada seluruh bagian
garmen, bahkan lebih dari satu jenis bahan yang dipakai
Lining digunakan untuk membantu menyembunyikan detail
konstruksi bagian dalam dari pakaian, dan juga untuk membantu
mempermudah saat memakai atau melepas pakaian.Kain pelapis ini
biasanya licin dan halus.Lining dikerjakan secara terpisah dari garmen dan
ditempel dengan jahit tangan ataumesin.

Interlining adalah lapisan yang ditambahkan pada pakaian untuk


membuat hangat, seperti pada mantel musim dingin. Bisa dengan kain
tebal atau kapas kempa, atau yang lebih ringan seperti kain flanel atau
fleece.Interlining dapat dibuat secara terpisah dari pakaian (bahkan ada
yang bisa dicopot dan pasang sesuai kebutuhan), atau digunakan sebagai
underlining.

Underlining adalah kain yang ditambahkan ke kain utama untuk


memperbaiki bentuk dan bisa juga untuk mengurangi transparasi bahan
yang tipis atau anyamannya jarang.Underlining ditempel ke kain utama
pada sisi belakangnya (sisi buruk) sebelum dijahit (joint) menjadi pakaian.

Tidak semua busana menggunakan keempat jenis bahan pelapis


secara bersama-sama, contoh pada pembuatan kebaya cukup diperlukan
bahan interfacing untuk memberi bentuk dan lining untuk memberi rasa
nyaman saat dikenakan.Ada kalanya keempat jenis bahan pelapis
digunakan secara bersama-sama.

 Lapisan Bawah(Underlining)

Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian


buruk) bahan utama pakaian, biasa disebut lapisan bawah atau
lapisan pertama.Pada umumnya lapisan bawah dimaksudkan untuk
menguatkan bahan utama pakaian serta keseluruhandesain.

Konstruksi bahannya dari semua jenis bahan yang paling


ringan; tipis sampai ketebalan sedang dan berat dengan efek
finishing lembut, sedang ataugemerisik.

Contoh bahan underlining antara lain: sutera cina, organdi,


organza, muslin, batiste, tula, rayon, dan tricot ringan untuk
rajutan/bahan yang halus.
Contoh bahan Underlining

Fungsi Bahan Pelapis Pertama (Underlining):

 Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan


 Memperkuat kelim & bagian-bagianbusana
 Mengurangi tembus pandang bahantipis
 Menjadikan sambungan bagian bagian busana atau kampuh
tidak kelihatan dari luar

Penggunaan dan Penempatan

Penggunaan dan Penempatan Underlining:

 Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana


misalnya bahan organdi/organza bisa digunakan sebagai
bahan penegak kerah pada kebaya tanpa harus merusak
motif bahanutamanya.
 Untuk menyelesaikan lapisan (belahan) tengah muka, untuk
memperkuat body yang akan dihias (dibordir,dipayet).
 Dipasang di seluruh bagianbusana.
 Lapisan Dalam(Interfacing)

Interfacing adalah bahan pelapis yang ditempel pada sisi kain


yang tidak terlihat atau “bagian belakang” untuk membuat area
garmen lebih kaku.

Fungsi Interfacing adalah:

 Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis


leher
 Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagianbusana
 Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian
tertentu seperti ujung dan detail padabusana
 Memperkuat dan mencegah bahanrenggang
Kontruksi Interfacing

Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan


menjadi tiga yaitu:

 tenunan (nonwoven),
 rajutan (knit),dan
 bukan tenunan (nonwoven)

Tenunan (woven)

Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling


mengikat.Dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat.
Jenis ini akan membentuk pakaian lebih bagus &stabil.

Contoh bahan interface woven adalah : rambut kuda,


trubinais, cufner.

Rambut kuda terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda


(bulu binatang), kuat, lentur, tebal, dan tidak berperekat.Berfungsi
untuk menopang bentuk dan memperindah busana, contoh pada jas
dan torso.

Trubinais teksturnya sedang sampai kaku, berperekat atau


tidak berperekat, diproses fusi atau laminate. Sebagai pengeras,
pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang; memberi
ketegasan pada detail busana.

Cufner ada yang memiliki ketebalan bertingkat (tebal


tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang
yang digunakan); tipis sampai tebal, tekstur halus, berperekat untuk
melapisi bagian muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus
jatuhnya bahan (drape).
Bukan Tenunan (Non woven)

Proses pembuatannya tidak ditenun, melainkan dikempa


sehingga tidak memiliki arah serat. Bahan nonwoven dibentuk dari
serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau diampurkan dengan
bahan bahan kimia.

Interfacing nonwoven biasanya lebih keras daripada yang


ditenun (woven).

Contoh bahan interlacing nonwoven adalah Vlieseline,


Cufner Gula (Pasir).

Vlieseline tipis dan berperekat, memiliki berbagai macam


warna, bertekstur lembut sampai kasar, bisa membantu bentuk
busana.Biasanya untuk melapis tengah muka, saku, kerah, garis
leher, belahan placket.

Cufner Gula (Pasir) mempunyai daya elastis tinggi baik yang


bertekstur lembut atau kasar, ketebalan sedang sampai tebal,
berperekat, kegunaannya seperti cufner
Rajutan (Knit)

Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun.Pada


umumnya elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan
tenun.

Contoh bahan interfacing knit adalah Knit fusibleinterfacing,


Weft.

Knitfusible interfacing bersifat lembut sehingga mudah


dibentuk dan dlipat sesuai mode busana, menambah keindahan
bentuk busana, mempertegas garis-garis busana. Bahan ini baik jika
digunakan untuk keseluruh body busana pria atau wanita yang bahan
utamanya halus, biasa diterapkan pada busana pesta.

Weft adalah jenis interfacing yang dirajut dan memiliki arah


serat memanjang dan melebar, dalam penggunaannya sebaiknya
mengikuti arah serat yang melebar.

Termasuk juga interfacing model baru yaitu interfusi atau


fusing yaitu pengembangan secara modern yang menggunakan
Adhesives (perekat) untuk saling mengisi serat-serat yang pendek
atau bahan direkatkan bersamaan. Ada dua cara dalam proses
perekatan yaitu cara pertama dengan disemprotkan biasanya hasil
perekatnya tidak rata, cara kedua dengan dilaminating hasilnya lebih
rata dan terdapat lapisan plastis yang menempel pada tenunan.
Contoh trubinais

Penggunaan dan Penempatan

Penggunaan bahan pelapis intefacing pada busana adalah :

 Bagian-bagian tertentu pada busana seperti pada kerah,


lapisan saku, belahan tengah muka, belahan lengan
(placket), manset dansebagainya.

 Dipasang pada seluruh bagian busana misalnya pada


pembuatan jas ataublazer
Gambar pemasangan interfacing pada badan muka jas

Gambar torso dengan menggunakan interfacing hair canvas/bubat

 Lapisan Antara(Interlining)

Adalah bahan pelapis yang lembut dan ringan yang berada di


antara interfacing dan lining suatu pakaian untuk memberikan rasa
hangat selama dikenakan.Biasanya untuk lengan baju dan body jaket
atau mantel.

Bahan dari yang tipis dan ringan sampai tebal dan kasar
menyerupai busa atau katun yang berbulu, contoh: flanel,bahan
selimut tipis, felt,dacron.

Satu-satunya tujuan interlining ini adalah untuk memberi


rasa hangat saat dipakai, misalnya jas, mantel atau jaket.

Penggunaan dan Penempatan

Pemakaian interlining pada pembuatan busana, antara lain:


Pada bagian badan jaket, jas ataumantel
Pada bagian tertentu pada busana, misalnya bagian badan
atas, kerah &sebagainya
 Bahan Pelapis(Lining)

Lining atau biasa disebut furing memberikan penyelesaian


yang rapi, rasa nyaman; kehangatan, kehalusan dan kelembutan
terhadap kulit, biasanya disebut bahan pelapis terakhir (furing)
karena merupakan penyelesaian terakhir pada pembuatan busana
untuk menutupi bagian dalamnya.

Ciri bahan pelapis (furing) adalah lembut, licin, tipis,


ringan dan higrokopis; adem saatdikenakan.

Contoh: satin, katun, rayon, Nilon, silky (seperti sutera),


trico.

Contoh bahan lining


Fungsi lining antara lain:

 Menutup konstruksi bagian dalam busana agar tampakrapi


 Menahan bentuk dan jatuhnya busana
 Pengganti petticoat (rokdalam)
 Menutup bahan tipis yang tembuspandang
 Sebagai pelapis dari bahan berbulu atau kasar sepertiwol
 Untuk kenyaman (adem, hangat, lembut) saatdikenakan
 Memudahkan pakaian untuk dipakai ataudilepas

Penggunaan dan Penempatan


Furing (lining) pada pembuatan busana umumnya dipasang
pada:
 Seluruh bagian dalam dari busana seperti; jas,jaket,
mantel, rok, blus
 Pada bagian tertentu busana, misalnya pada bagianbadan
atas pada kebaya, lapisan dalam ban pinggangcelana.

Gambar pemasangan lining pada Jas

3. Vuring

Furing adalah lapisan baju bagian dalam yang menjadi satu


kesatuan dengan baju, artinya dijahit menjadi satu bagian antara baju
dan kain furing, sehingga tidak bisa dilepas.

Furing biasanya digunakan untuk baju yang :

a. berbahantipis,

supaya baju atau gamis (pada umumnya gamis lebih sering


memakai furing daripada blus) yang berbahan tipis/transparan
tidak berbayang sewaktu dipakai. Namun demikian, ada beberapa
jenis bahan yang meskipun sudah dilapisi furing, tetap harus
menggunakan rok dalam/legging misalnya : bahan sifone, bahan
yang berwarna soft (krem, putih dan warna teranglainnya).

b. berbahan agakpanas,

untuk baju yang dibuat dari bahan yang kurang menyerap


keringat, misal : bahan shantung korea dan tafeta, sebaiknya
dilapisi furing, supaya ada media penyerap keringat dan lebih
nyaman digunakan.
c. berbahan yang “nempel”dibody,

misal baju yang dibuat dari bahan satin silk. Biasanya


bahan satin silk dan sejenisnya jika tidak dilapisi furing akan
nempel di kulit (njiplak dibody), nah sebaiknya sih dilapisi furing,
kecuali jika bahan satin dipakai untuk dalaman kebaya atau
dalaman gamis brokat.

d. meskipun gamis dibuat dari bahan katun (tidak terlalu tipis)


tapi sang pemakai lebih merasa nyaman jika dilapisi furing.
Jadi penggunaan furing tergantung dengan selera masing-
masing.
4. Penyelesaian

Tahap penyelesaian busana ini, meliputi penyelesian kampuh,


belahan, kelim, penyelesian tepi busana, saku, memasang ban
pinggang, membuat lubang kancing, dan cara memasang kancing.
Cara menjahit penyelesaian tersebut menggunakan jahitan mesin
maupuntangan.

 Macam-MacamTusuk/Setikan

Tusuk adalah hasil jahitan yang dikerjakan dengan tangan dan


menggunakan jarum dengan benang.

 TusukJelujur

Dimulai dari kanan ke kiri.Tujuannya untuk membuat


jahitan menjadi sempurna.

 Tusuk TikamJejak

Jika dilihat dari bagian atas kelihatan seperti jahitan mesin


dan bila dari bagian bawah tusukannya seperti jahitan rangkap.

 TusukFlanel

Untuk mengelim pinggiran busana yang diobras.

 TusukVeston
Untuk penyelesaian tiras, seperti tiras lingkar kerung
lengan atau pinggiran pakaianbayi.

 TusukBalut

Untuk menyelesaikan tiras pada kampuh untuk klim rol dan


dapat digunakan penyelesaian pinggir teknik aplikasi.

 TusukKelim

Untuk mengelim bagian bawah rok, celana, lengan, dan


busana yang lain.

 Macam-MacamKampuh
a. KampuhTerbuka

Digunakan untuk:

 Untuk menyelesaiakan busanaanak.


 Untuk menyambung bahan yang dipakaibolak-balik.
 Untuk garis lengkung padabusana.

Caranya:

 Dari bagian baik, bahan yang satu diletakkan pada bahankedua.


 Bila bahannya kotak kotak atau garis-garis, diatur kotak-kotak atau
garis-garis dilipat dandijahit.
 Pada bagian yang buruk, dikerjakan yang sama, sehinggahasil
jahitan bagian luar sama dengan hasil jahitan bagiandalam.
b. KampuhBalik

Digunakan untuk:

 Menyelesaikan busanaanak.
 Menyelesaikan busana wanita yang bahannyatembus
terang.
 Menjahit busana dalam pria maupun wanita, karena kuat
dan rapi. Lebar jahitan 1cm, bila selesai ½ ½cm.

Caranya:

 Dua lembar bahan dijahit dari bahan bagus,diratakan,


digunting sedikit tepinya,dan dibalik bagian buruk
bahannya dan dijahit kembali.
c. KampuhPipih

Kegunaan:

 Untuk menyelesaikan busanabayi.


 Untuk menyelesaikan busanapria.
 Menjahit sarung atau menjahit pada tempat yangpipih.

Caranya: pertama, bahan disangu dari bagian buruk.


kemudian kampuh dirapikan dengan dilipat tepinya ke dalam dan
dijahit sekali lagi yang besarnya sama.
d. KampuhSarung

Digunakan untuk menyelesaikan tepi sarung. Lebar


jahitannya 1,5 cm. Bila jadi 1 cm dari luar.

Caranya: bahan satu dan bahan dua tepinya sama-sama


dilipat 0,5 cm. Lalu kedua bahan ditumpuk terpadu.

e. KampuhPerancis.

Kampuh yang hanya terdiri dari 1 jahitan yang didapatkan


dengan cara menyatukan lembar kain.

f. Kelim
Kelim adalah lipatan ke atas pada bagian bawah kain.

g. Kupnat

Kupnat adalah jahitan yang membentuk badan.

h. Belahan

Belahan adalah tempat yang digunakan untuk memudahkan


pada saat memakai dan melepas busana.

Macam-macam belahan:

 Belahan tutuptarik

Digunakan untuk memasang risleting pada wanita.

 Belahangolby

Untuk pelapis dalam pemasang risleting celana laki-laki.

 Belahanamerika
 Belahanpasepoile
 Belahan satujalur
 Belahan duajalur
 Belahanvest
i. Kancing

Aturan membuat lubang kancing:

 Memakai trentàlubang kancingberdiri.


 Tidak memakai trentàlubang kancing yangtidur.
j. Saku

Saku terdiri dari 3 macam, yaitu:

 Saku luaràsaku tempel(seragam OSIS) dan sakuakordion.


 Saku dalamàsaku sisi,saku pasepoile, dan sakuvest.
 Saku bobokàvest dengan kain lurus di bagian atasklepàdi
bagian jas priabawah.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Busana wanita adalah segala sesuatu yang dipakai oleh wanita


mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Pembuatan pola busana merupakan bagian penting dalam membuat
busana, dengan menggunakan pola busana yang di hasilkan akan tepat di
badan dan nyaman dipakai. Pola busana dapat di jadikan panduan agar
tidak kejadi keslahan sewaktu menggunting kain, sesuai dengan pendapat
porrie Miliawan (2006,hlm.2) yaitu “ pola dalam bidang jahit menjahit
adalah potongan kain atau potongan kertas yang di pakai sebagai contoh
untuk membuat baju, ketika bahan digunting”.

B. Saran

Makalah ini dibuat atas sumber-sumber yang didapat oleh


penulis.Namun penulis merasa terdapat banyak kekurangan.Untuk itu
penulis membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.fesyendesign.com/pemilihan-bahan-tekstil-untuk-desain-
busana/

https://slideplayer.info/slide/11796312/

https://kawanpustaka.com/mengenal-beberapa-teknik-menjahit/

https://www.fesyendesign.com/mengenal-bahan-pelapis-busana/

https://id.scribd.com/document/322964980/Penyelesaian-Busana

http://sabitakoyaki.blogspot.com/2017/11/teknik-menyelesaikan-busana

Meime Melina. Makalah Busana Wanita. 24 Februari 2021. 11:30 AM.

Via: https://id.scribd.com/doc/288930428/makalah-busana-wanita

Nasywahanifah2008. Pengertian Busana Wanita. 24 Februari 2021.

12:13 PM. Via: https://id.scribd.com/document/377472526/Pengertian-

Busana-wanita#:~:text=Pengertian%20Busana%20wanita%20adalah

%20segala%20sesuatu%20yang%20dipakai%20oleh%20wanita

%20mulai%20dari%20ujung&text=menerima%20tamu.,dipakai%20di

%20atas%20busana%20dalam

Interstudi. Fungsi Dan Manfaat Fashion Dalam Kehidupan. 24

Februari 2021. 10:19 PM. Via:

http://interstudifashion.com/2018/04/18/fungsi-dan-manfaat-fashion-

dalam-kehidupan/

Anda mungkin juga menyukai