Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BUSANA DALAM BERBAGAI KESEMPATAN

Mata Kuliah : Dasar Tata Busana


Dosen Pengampu : Ida Ayu Reviena Damasanti, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1


1. Ni Putu Loisa Adrina Putri (2215011045)
2. Shintachi Hanan (2215011023)
3. Durattunissa (2215011035)
4. Ni Nyoman Juliastuti (2215011011)
5. Maulia Apriana (2215011043)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dari Mata Kuliah Dasar Tata Busana ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontrubusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun ide-ide cemerlangnya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Penyusunan makalah ini
hingga selesai ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Tata Busana.

Kami sangat berharap agar makalah ini memberikan banyak manfaat bagi para pembaca.
Sehingga para pembaca dapat menambah wawasan melalui makalah yang kami buat. Karena
keterbatasan pengetahuan dan wawasan, kami meyakini masih adanya kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Maka dari itu, dengan tulus kami akan sangat senang menerima saran
maupun kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dari
kami, berharap semoga makalah ini bisa menjadi pedoman dan acuan bagi kita bahkan
masyarakat luas.

Singaraja, 13 Oktober 2022

Tim penyusun

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................................3

A. Latar Belakang.................................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5

A. Pengelompokan dari Busana dalam Berbagai Kesempatan..............................................................5

B. Busana Disebut Sebagai Penunjang Komunikasi...........................................................................21

BAB III.....................................................................................................................................................23

PENUTUP................................................................................................................................................23

A. Kesimpulan....................................................................................................................................23

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, selain dari kebutuhan
makanan dan tempat tinggal. Hal ini sudah dirasakan manusia sejak zaman dahulu.
Seiring dengan perkembangan zaman, busana mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan Ilmu, pengetahuan,teknologi dan seni (IPTEKS). Pada zaman prasejarah
manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup dengan cara
berburu,bercocok tanam dan hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain
dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitarnya. Ketika mereka
berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya
yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu
manusia baru berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan
serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda-benda lain yang berbahaya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, busana tidak lagi hanya
berfungsi sebagai penutup tubuh, melainkan telah menjadi salah satu usaha manusia agar
dapat tampil menarik. Industri fashion di Indonesia pada saat ini berkembang dengan
sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran
masyarakat akan fashion yang sudah mengarah pada pemenuhan life syle dalam
berbusana, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan berbusana pada zaman sekarang
tidak hanya untuk menutupi tubuh, tetapi juga sebagai sarana berkomunikasi yang dapat
memperlihatkan gaya hidup dan identitas pada pemakainya. Wasia dan Roesmini yang
dikutip oleh Iqra (2010) menyatakan bahwa busana termasuk salah satu kebutuhan pokok
manusia yang dikenakan pada tubuh dan berfungsi sebagi penutup tubuh, melindungi
tubuh, menambah nila estetika, memiliki rasa keindahan, serta memenuhi syarat
peradaban dan kesusilaan.

Sehingga setiap orang akan menaruh perhatian terhadap keindahan tanpa


terkecuali dalam berbusana. Berbicara masalah keindahan berbusana, orientasi seseorang
akan tertuju kepada unsur-unsur keserasian yang meliputi warna, bahan, corak, model
dan kesempatan. Sehubungan dengan fungsi busana untuk memperindah diri dan tampil
menarik. Hal ini memberikan peluang dan kesempatan bagi para desainer serta produsen
busana untuk lebih kreatif dalam berkarya. Dalam menciptakan suatu desain busana,
penuangan ide kreatif dan cita rasa seni sangat diperlukan untuk menciptakan suatu
desain busana yang menarik. Meskipun demikian, busana yang menarik sekalipun tetap
harus nyaman dikenakan. Untuk itu pemahaman akan cara pembuatan kontruksi pola,
merubah model busana diperlukan, dan mengetahui busana dalam berbagai kesempatan
agar dapat menghasilkan busana yang indah dilihat sekaligus nyaman dipakai.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik dari busana dalam berbagai kesempatan?


2. Apa saja pengelompokan dari busana dalam berbagai kesempatan?
3. Mengapa busana disebut sebagai penunjang komunikasi?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui karakteristik dari busana dalam berbagai kesempatan


2. Mengetahui pengelompokan dari busana dalam berbagai kesempatan
3. Mengetahui makna busana sebagai penunjang komunikasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengelompokan dari Busana dalam Berbagai Kesempatan

Berbusana menurut kesempatan berarti kita harus menyesuaikan busana yang


dipakai dengan tempat ke mana busana tersebut akan kita kenakan, karena setiap
kesempatan menuntut jenis busana yang berbeda, baik dari segi desain, bahan maupun
warna dari busana tersebut. Pengelompokan busana dalam berbagai kesempatan dibagi
menjadi 3 yaitu, formal, kasual, activewear.

1. Formal
Busana formal adalah pakaian yang sesuai dengan aturan dan etika saat menghadiri
acara resmi. Contohnya yaitu sebagai berikut.

a) Busana Sekolah
Berbusana untuk pergi sekolah perlu memperhatikan tata krama atau tata cara
berbusana yang sopan yang sesuai dengan aturan-aturan berbusana yang ada di
sekolah. Prinsip berbusana untuk kesempatan sekolah, yaitu:
1) Warna seyogianya dipilih warna-warna yang tenang, tidak mencolok, seperti
biru, hijau, merah tua, merah hati, merah bata, jingga.
2) Pemilihan corak juga pilihlah yang tidak ramai, tetapi corak yang tenang
yang apabila dilihat tidak membuat orang menjadi pusing, dapat dipilih
corak flora, fauna, geometri, abstrak.
3) Bahan dapat dipilih yang kasar, halus, tidak berkilau, tidak berbulu, dingin
bila dipakai, menyerap keringat, dan mudah perawatanya.

5
Gambar. Busana Sekolah

b) Busana Pesta
Busana pesta termasuk kedalam busana formal. Busana pesta adalah
busana yang dipakai untuk menghadiri suatu pesta. Dalam memilih busana pesta
hendaklah dipertimbangkan kapan pesta itu diadakan, apakah pestanya
pagi,siang, sore ataupun malam, karena perbedaan waktu juga mempengaruhi
model, bahan dan warna yang akan ditampilkan. Selain itu juga perlu
diperhatikan jenis pestanya, apakah pesta perkawinan, pesta dansa, pesta
perpisahan atau pesta lainnya. Hal ini juga menuntut kita untuk memakai busana
sesuai dengan jenis pesta tersebut.
Misalnya pesta adat, maka busana yang kita pakai adalah busana adat yang
telah ditentukan masyarakat setempat. Jika pestanya bukan pesta adat, kita
boleh bebas memilih busana yang dipakai. Bahan yang digunakan biasanya
memiliki keunggulan dari segi visual dan kenyamanan, hindari kain yang kaku,
kusam.

1. Busana Pesta pagi atau siang


Prinsip busana untuk kesempatan pesta pagi/siang, yaitu:
a. Untuk kesempatan pesta siang dapat dipilih model yang berpita pakai
strook/frilled, renda, leher tidak terbuka lebar.

6
b. Aksesoris, sepatu dan tas tidak yang gemerlapan.
c. Bahan yang digunakan tidak mengkilap, ringan, dingin, menyerap
keringat, warna cerah tetapi tidak mencolok/lembut, tidak terlalu tebal,
melangsai. Contoh bahan sutra, sifon, voile.

Gambar. Busana pesta pagi/siang

2. Pesta Sore
Prinsip busana untuk kesempatan pesta sore, yaitu:
a. Untuk memilih busana pesta sore dapat dipilih model leher yang agak
terbuka, model berpita, strook atau frilled, renda, draperi.
b. Warna bahan atau corak dapat dipilih yang terang sampai mencolok atau
gelap dengan hiasan yang agak menonjol, serta bahan yang lebih baik
dari pesta siang.
c. Pemakaian milineris dan aksesoris sama dengan untuk pesta siang.
d. Bahan yang digunakan lebih mengkilap daripada pesta siang, tidak terlalu
berat, lebih tebal daripada pesta siang. Contoh bahan organdi, tula, sutra.

7
Gambar. Busana pesta siang

3. Pesta malam
Prinsip busana untuk kesempatan pesta malam, yaitu:
a. Pemilihan model untuk busana pesta malam lebih bebas dari pada untuk
siang hari, hampir setiap jenis model yang dapat dipilih seperti rok, blus,
bebe, tunik dan celana longgar ataupun busana muslimah, bebe atau rok
dan blus dengan stola, bebe dengan blazer, dan sebagainya. Model
busana yang dapat dipilih seperti leher terbuka, blus/bebe dengan kerah,
hiasan pada dada, rok dengan lipit, draperi.
b. Bahan yang digunakan berkualitas tinggi dan warna mencolok, emas
atau perak, mengkilap, melangsai. Contoh bahan tula, lace, velvet, sutra,
satin, taffeta, sifon.
c. Aksesoris dan milineris dapat dipilih yang gemerlapan atau warna emas
dan perak.

Gambar. Busana pesta malam

Busana pesta siang atau malam untuk pria tidak jauh berbeda dari busana kerja
apabila dilihat dari modelnya, kecuali warna dan kualitas bahannya. Untuk malam
hari dipilih warna yang gelap dengan corak prada, seperti untuk kemeja batik. Model
yang lainnya dapat dipilih celana panjang, kemeja lengan panjang dan jas yang
dilengkapi dasi dengan penjepit dasinya dan kancing tangan kemejanya. Busana pesta

8
malam dibagi menjadi 2 bagian yaitu busana pesta malam resmi dan busana pesta
malam gala.

a. Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat pesta resmi,
biasanya dijahit dengan mode yang sederhana dan berlengan tertutup sehingga
kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah.
b. Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada kesempatan pesta di
malam hari, dengan mode yang dijahit terbuka, glamour,dan mewah. Di antaranya
yaitu busana Backlees (punggung terbuka), busty look (dada terbuka), decolette look
(leher terbuka) dan lain sebagainya.
c. Busana Kerja
Busana dalam bekerja juga termasuk kedalam busana formal. Karena
bekerja bukan kegiatan santai, busana kerja dapat dibedakan berdasarkan
pekerjaan yang sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Prinsip busana untuk kesempatan kerja, yaitu: model praktis, formal,
sportif, warna atau motif tidak mencolok dan sopan untuk kerja, seperti rok
tidak mini, blus lengan pendek atau panjang (tidak you can see), blus dengan
leher tidak terbuka lebar, bebe, blus dan rok tidak ketat, sedangkan untuk pria,
kemeja yang dipakai dimasukkan pada celana panjang, atau memakai safari.
Bahan pilihlah sesuai kondisi iklim/cuaca.

1. Pekerjaan di Dalam Ruangan


Contohnya:
a. Ruangan ber-AC
Kain yang cocok digunakan untuk bekerja diruangan ber-AC
memiliki tekstur yang halus, nyaman digunakan, tebal, tidak kusut.
Contoh bahan yang digunakan sutra, wol, drill.

9
Gambar. Busana Kerja Ruangan ber-AC (kantoran)
b. Ruangan tidak ber-AC
Bahan yang digunakan untuk bekerja diruangan yang tidak ber-
AC harus menyerap keringat, dan memberikan rasa sejuk/dingin,
tidak terlalu tebal. Salah satu contohnya yaitu.

Gambar. Busana Kerja Ruangan tidak ber-AC (Seragam Bengkel)

2. Di Luar Ruangan
Secara garis besar pekerjaan di luar ruangan banyak memerlukan fisik.
Bahan busana yang digunakan harus menyerap keringat, memberikan rasa
dingin/sejuk, nyaman, tidak mudah kusut, ringan, tidak terlalu tebal, kuat.
Salah satu contohnya yaitu.

10
Gambar. Busana Luar Ruangan (Pegawai PLN)

2. Kasual
Busana Kasual adalah busana yang nyaman, sportif, dikenakan untuk kesempatan
non-formal.
a. Busana di Rumah
Seseorang di rumah dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain kerja,
menerima tamu, santai. Pada prinsipnya busana untuk kesempatan di rumah,
yaitu:
1. Model sederhana, praktis. Berbusana dalam kegiatan di rumah tetap harus yang
sopan, sesuai etika berbusana, seperti ketika menerima tamu hendaknya tidak
mempergunakan busana untuk tidur. Juga tidak selayaknya mempergunakan
busana yang mewah dengan model yang tidak praktis sehingga mengganggu
kegiatan yang dilakukan.
2. Bahan yang digunakan harus menyerap keringat, menggunakan bahan tekstil
yang mudah perawatannya, mempertimbangkan kenyamanan dalam pemakaian
serta umumnya dipakai dalam jangka waktu yang lama dan berulang-ulang,
memberikan rasa dingin pada kulit. Biasanya berasal dari serat selulosa,
semisintetis, serat campuran.

11
Gambar. Busana di rumah

b. Busana Rekreasi
Busana rekreasi adalah busana yang dipakai pada waktu rekreasi. Busana
rekreasi banyak jenisnya, hal ini disesuaikan dengan tempat dimana kita melakukan
kegiatan rekreasi tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
busana rekreasi diantaranya yaitu: Pilihlah desain yang praktis dan sesuaikan dengan
tempat rekreasi.
1. Rekreasi pantai
Prinsip pemilihan busana untuk kesempatan rekreasi pantai, yaitu:
a) Baju yang digunakan agak longgar dan tipis agar tidak terlalu gerah,
model leher yang agak terbuka agar tidak panas. Sebaiknya jangan
memakai rok karena angin pantai pada umumnya sangat kencang. Jika
memakai rok panjang jangan lupa memakai celana sebagai
dalaman/rangkapan.
b) Bahannya ringan, tipis serta warna cerah.

12
Gambar. Busana rekreasi pantai

2. Rekreasi gunung
Prinsip pemilihan busana untuk kesempatan rekreasi gunung, yaitu:
a) Baju yang digunakan dari kain yang tebal agar merasa hangat, pilihlah
model yang agak tertutup agar udara dingin dapat diatasi (jaket, syal, kaos
tangan, topi rajut).
b) Bahan tebal, kuat/tidak mudah sobek, kaku, warna gelap. Contoh bahan
wol (serat protein).

Gambar. Busana rekreasi gunung

3. Rekreasi taman
Prinsip pemilihan busana untuk kesempatan rekreasi taman, yaitu:
a) Jenis model yang dapat dipergunakan untuk wanita yaitu rok, blus, bebe,
celana panjang, celana rok, topper, sedangkan untuk pria yaitu sporthem,
kemeja, celana panjang atau pendek.
b) Bahan ringan, nyaman, menyerap keringat, warna cerah.

Gambar. Busana rekreasi taman

13
3. Activewear
Busana activewear adalah busana yang digunakan untuk kegiatan berolahraga
dan beraktivitas di luar.
a. Busana Olahraga
Busana olahraga adalah busana yang dipakai untuk melakukan olahraga.
Desain busana olahraga disesuaikan dengan jenis olahraganya. Setiap
cabang olahraga mempunyai jenis busana khusus dengan model yang
berbeda pula.

1. Olahraga air
Renang, dayung, polo air, menyelam. Prinsip busana untuk kesempatan
olahraga air, yaitu:
a. Busana yang di desain dengan model yang melekat dibadan.
b. Bahan yang digunakan untuk olahraga air memiliki elastisitas tinggi,
ringan, tidak menyerap air, berasal dari serat sintetis seperti spandex.

Gambar. Busana olahraga renang

2. Olahraga darat
Basket, bulu tangkis, bola voli, senam, sepak bola, dll. Prinsip busana
untuk kesempatan olahraga darat, yaitu: bahan busana yang digunakan
menyerap keringat, nyaman, elastik, tipis, ringan, dari bahan rajut (spandex,
lycra), rayon, parasut. Olahraga karate, taekwondo, pencak silat menggunakan

14
bahan yang menyerap keringat, tekstur agak tebal (katun). Olahraga senam
menggunakan bahan yang elastik, kuat dan melekat dibadan (spandex).

Gambar. Busana Olahraga (Senam) Gambar. Busana Olahraga (Sepak Bola)

Gambar. Busana Olahraga (Basket) Gambar. Busana Olahraga (Karate)

15
3. Olahraga udara
Paralayang, terjun payung, balon terbang. Prinsip busana untuk olahraga udara,
yaitu: bahan yang digunakan ringan, kuat/tidak mudah sobek, tahan terhadap
temperature udara.

Gambar. Busana Olahraga Terjun Payung

4. Busana Khusus
1. Busana Melayat
Pemakaman adalah momen berduka, dan pelayat harus
menghormati momen tersebut dengan mengenakan pakaian yang sesuai.
Pakaian yang dikenakan untuk menghadiri pemakaman umumnya
berwarna gelap, dengan desain yang konservatif. Pilihlah pakaian
berwarna gelap dan sederhana, serta sedikit aksesori. Dalam beberapa
situasi, keluarga mendiang mungkin meminta para pelayat untuk
mengenakan pakaian dengan warna tertentu. Pada situasi seperti ini,
pelayat bisa mengenakan pakaian yang bertentangan dengan etiket
melayat yang umumnya berlaku di masyarakat. Keinginan keluarga
mendiang harus selalu menjadi hal terpenting.

16
2. Busana Keagamaan
A. Busana keagamaan khas Bali
1. Baju Safari
Pakaian adat Bali yang diulas pertama, yakni baju safari. Baju ini
merupakan baju adat yang digunakan oleh para pria di Bali dan sekilas
memiliki rupa seperti kemeja pada umumnya. Baju safari memiliki kerah
dan dua saku, di bagian dada kiri dan di bagian bawah. Baju safari
melambangkan kesucian dan kebersihan berwana putih. Baju safari
biasanya digunakan dalam acara keagamaan maupun acara adat yang
ada di Bali. Baju safari biasanya dipadu padankan dengan kain yang
menutupi bawahan dari baju safari itu berupa selembar kain bernama
kain kamen.

17
2. Kain Kamen
Kamen merupakan kain khas Bali yang sering digunakan oleh
masyarakat Bali dalam upacara adat dan keagamaan. Kain kamen
digunakan oleh pria dan perempuan, namun cara pemakaiannya saja
yang berbeda, yakni dari segi simpulan yang ada kain kamen tersebut.
Simpul pada kain kamen memiliki makna, tersendiri yakni sebagai
bentuk dharma atau pengabdian. Untuk jarak kamen yang digunakan
juga sudah ditentukan, berjarak satu jengkal dari telapak kaki.Simpulnya
pun dibuat lancip dan ada bagian yang menjulur ke tanah. Hal ini
dimaksudkan sebagai simbol penghormatan pada tanah leluhur dan lebih
menghargai adat serta budaya leluhur yang ada di Bali.
3. Udeng
Udeng merupakan penutup kepala khas Bali berupa kain yang dililitkan
ke kepala. Udeng digunakan untuk acara keagamaan ataupun acara adat
yang ada di Bali. Udeng biasanya berwarna putih yang digunakan dalam
acara adat dankeagamaan. Namun, udeng juga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memiliki corak berbeda dari udeng yang
dipakai saat hari besar keagamaan di Bali. Letak perbedaannya, yakni
udeng yang digunakan dalam acara adat dan keagamaan biasanya
menggunakan udeng berwarna putih polos. Sedangkan udeng yang
dipakai dalam kehidupan sehari-hari, biasanya menggunakan udeng
bercorak dan berwarna.
4. Kebaya Bali
Kebaya Bali merupakan pakaian Bali yang sering digunakan oleh para
perempuan Bali. Kebaya Bali ini sering digunakan dalam acara adat dan
keagamaan. Kebaya Bali bisa dipadu padankan dengan selendang,
kemudian diikatkan seperti sabuk. Kebaya Bali memiliki motif yang
simpel dengan paduan warna yang cerah, sehingga akan menambah
kesan anggun pada wanita Bali yang menggunakannya. Kebaya Bali

18
memiliki filosofi yang mendalam, yakni sebagai bentuk keceriaan dan
keagungan serta keanggunan perempuan Bali yang perlu dijaga
muruahnya. Warna kebaya yang digunakan oleh perempuan Bali,
menyesuaikan dengan acara apa yang akan dihadiri.

5. Sabuk Prada
Sabuk Prada merupakan sabuk yang digunakan dengan cara melingkari
pinggang agar kain kamen yang digunakan tidak melorot. Sabuk prada
wajib digunakan dengan kebaya Bali dan juga kain kamen. Sabuk Prada
memiliki motif Bali yang cerah dan menyesuaikan dengan warna kamen
serta kebaya yang digunakan oleh pemakainya. Pemakaian sabuk prada
merupakan simbol pengendalian diri agar tidak melakukan hal buruk
juga sebagai bentuk perlindungan pada perempuan, terutama agar rahim
tetap terjaga.
6. Payas Agung
Payas Agung merupakan pakaian khas Bali yang jika digunakan oleh
pemakainya akan memberikan kesan mewah serta elegan pada orang
yang menggunakannya. Payas Agung hanya digunakan dalam acara
pernikahan adat Bali juga pada acara potong gigi serta tidak bisa
sembarangan digunakan dalam acara apapun, apalagi saat aktivitas
sehari-hari. Payas agung digunakan bersamaan dengan mahkota yang

19
menjulang tinggi ke atas agar terlihat lebih mewah dan meriah. Payas
agung ini dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris dimulai dari
penggunaan bunga sandat dan bunga emas, juga gelang menambah
kesan yang mewah saat dipakai.

7. Saput
Saput merupakan salah satu tradisional Bali berupa kain sarung untuk
melindungi di bagian bawah baju safari. Kain saput ini biasanya
melapisi kain kamen dengan tujuan agar kain kamen tetap berada pada
tempatnya dan untuk kain kamen tidak melorot.
8. Kain kamen
Kain kamen biasanya bermotif kotak-kotak dengan warna hitam dan
putih serta digunakan saat acara agama maupun acara adat. Kain kamen
ini dipakai dengan cara diikat melingkari bagian pinggang.
Pemakaiannya juga harus berlawanan dengan arah jarum jam.
B. Busana muslim
Busana muslim adalah model pakaian yang disesuaikan dengan aturan
kehidupan penganut agama Islam. Di dalam Al-Qur'an tertulis anjuran-
anjuran dan kewajiban bagi orang muslim dalam hal berpakaian. Model
baju yang tertutup dan serba panjang menjadi ciri khasnya. Untuk
wanita, busana muslim menutupi bagian tubuh seperti rambut, leher,
tangan dan kaki.

20
B. Busana Disebut Sebagai Penunjang Komunikasi

Seperti kita ketahui dalam komunikasi terdapat pernyataan antarmanusia.


Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (message) dari komunikator
(communicator) kepada komunikan (communicant). Pada umumnya, salah satu
yang dipakai pada waktu berkomunikasi itu adalah busana. Dengan demikian,
busana dapat dikatakan sebagai salah satu alat penunjang yang dipergunakan
dalam berkomunikasi. Agar busana dapat menjadi alat penunjang yang memadai
dalam berkomunikasi, maka perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Kebersihan dan Kerapihan
Dengan busana yang rapi dan bersih, masyarakat disekeliling di mana busana dipakai
akan mudah menerimanya karena busananya tidak berbau yang tidak enak, serasi
dipandang, sehingga tidak mengganggu dalam pergaulan.
2. Kesopanan, Kesusilaan, atau Peradaban
Hal tersebut perlu diperhatikan, karena dengan berbusana yang sopan, memenuhi
kesusilaan, sesuai dengan peradaban, norma agama, sesuai dengan lingkungan
setempat, sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga cenderung akan dapat
memudahkan seseorang untuk berkomunikasi.
3. Keseragaman Busana

21
Berbusana yang sesuai dengan tata tertib setempat, misalnya berbusana seragam akan
dapat memudahkan berkomunikasi karena dia merasa tidak ada ganjalan dalam
dirinya misalnya merasa takut dimarahi, malu tidak sama busananya dengan yang
lain, takut dihukum, takut diketahui sebagai siswa yang melanggar tata tertib atau ada
perasaan tidak percaya diri. Hal tersebut dapat mengganggu kelancaran
berkomunikasi.
4. Keserasian
Keserasian akan menimbulkan rasa kagum, enak bagi yang melihatnya dan
dapat menunjukkan status sosial seseorang serta dapat memperlancar dalam
berkomunikasi. Dapat dikemukakan contoh, bahwa orang akan lebih mudah diterima
oleh seseorang atau lingkungan jika busananya serasi dari pada berbusana kumal,
berbusana asal, tanpa memperhatikan keserasian model, warna dengan dirinya. Jadi
keserasian dalam berbusana sebagai salah satu yang harus diperhatikan agar dapat
memperlancar seseorang untuk berkomunikasi.

22
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Setiap orang memiliki karakteristik masing-masing, tentu juga dalam memilih busana
yang akan dipakai. Dalam menggunakan busana hendaklah menyesuaikan sesuai dengan
kesempatannya tentu dengan memperhatikan etika dan estetika dalam berbusana. Pemilihan
busana yang tepat dan memenuhi etika untuk berbagai kesempatan memang tidak mudah. Kita
harus memperhatikan banyak hal dan budaya serta norma yang berlaku di lingkungan kita. Untuk
dapat mengenakan busana yang baik yang dapat memberikan rasa nyaman secara jasmani dan
rohani sehingga menimbulkan rasa percaya diri dan kelihatan indah, kita harus memperhatikan
kesempatan pemakaiannya disesuaikan dengan kondisi tubuh dan pribadi kita. Mudah-mudahan
kita dapat memilih busana yang baik dan tepat serta serasi sehingga menimbulkan keharmonisan
pada diri kita dan orang lain.

23
DAFTAR PUSTAKA
https://kursusjahityogya.blogspot.com/2015/02/busana-.html?m=1

https://id.wikihow.com/Berpakaian-untuk-Menghadiri-Pemakaman
https://kursusjahityogya.blogspot.com/2015/02/busana-.html?m=1

24

Anda mungkin juga menyukai