Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BUSANA PESTA PAGI HARI

Dosen pengampu:
Dra. Nurhayati Abdullah

Disusun Oleh :

Amelia Syafriani Nasution (5183144018) (Reg.B)


Rahma Destika (5181144001) (Reg.B)
Sri Ayu (5183144017) (Reg.B)
Suci Rahmadina Manurung (5183344009) (Reg.B)
Aprillia Ayunda (5182144002) (Reg.B)
Priskila Apriani (5183144014) (Reg.A)

Debora Elizabeth (5183144016) (Reg.A)


E.Sandaro Hutasoit (5183344002) (Reg.A)

PENDIDIKAN TATA RIAS


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah Dasar Busana, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengatahuan bagi penulis dan para pembaca.
Dalam penulisan makalah, penulis tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan
2. Kepada dosen pengampu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala
kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 22 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
D. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Asal Usul Busana Pesta.............................................................................3
B. Pengertian Busana Pesta............................................................................6
C. Tujuan Busana Pesta.................................................................................7
D. Busana Pesta Pagi......................................................................................7
E. Ciri-Ciri Busana Pesta Untuk Gaun Pagi Menuju Siang...........................7
F. Jenis Jenis Gaun Pesta...................................................................................8
G. Karakteristik Busana Pesta......................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Busana pesta merupakan busana yang dikenakan untuk menghadiri pesta
pada waktu pagi, siang, sore maupun malam hari. Keistimewaan dari busana pesta
adalah desain dirancang lebih menarik dengan model busana yang bervariasi,
kualitas bahan bagus, teknik jahitan halus dan rapi, hiasan pelengkap berkualitas
dan diproduksi dalam jumlah terbatas. Pemilihan warna busana pesta berbeda, dan
harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya.

Penggunaan material bahan untuk pembuatan busana pesta adalah bahan


yang berkualitas baik pada kain utama, bahan pelengkap, maupun material bahan
untuk hiasan yang akan diaplikasikan pada busana pesta. Model busana pesta
lebih bervariasi dan lebih rumit, seperti model lengan dengan berbagai macam
pengembangan lengan, berbagai macam variasi garis leher, berbagai macam
variasi kerah, dan berbagai macam pengembangan rok.

Detail hiasan pada busana pesta cenderung rumit seperti pengaplikasian


hiasan dekoratif berupa draperi, godet, lipit. Bentuk busana pada busana pesta
cenderung melekat pas dibadan, membalut tubuh. Proses pembuatan busana pesta
dibutuhkan keahlian khusus, ketelitian dan kesungguhan untuk mewujudkan suatu
busana pesta yang baik dan berkualitas tinggi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam maklah ini adalah “Bagaimana busana pesta yang dipakai untuk pagi hari?”

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah dasar busana serta dalam makalah ini juga dapat mengetahui
busana pesta seperti apa yang cocok dipakai untuk pagi hari.

1
D. Manfaat
1. Agar Penulis/pembaca dapat menambah wawasannya mengenai berbusana
pesta yang baik dipagi hari.
2. Agar pembaca mengatahui apa saja ciri-ciri busana yang dipakai untuk pagi
hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Busana Pesta


Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan makanan dan tempat tinggal. Hal inipun sudah dirasakan manusia sejak
zaman dahulu dan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan dan
peradaban manusia. Dilihat dari sejarah perkembangan kebudayaan manusia,
dapat kita pelajari hal-hal yang ada hubungannya dengan busana.
Pada dasarnya busana yang berkembang dimasyarakat dewasa ini
merupakan pengembangan dari bentuk dasar busana pada peradaban Barat.
Namun busana baratpun hadir atas sumbangan yang tumbuh dari tiga akar budaya
yaitu Yunani Kuno, Romawi dan Nasrani. Seiring dengan perkembangan zaman,
busana mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan Ilmu,
pengetahuan,teknologi dan seni (IPTEKS).
Pada zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada
sekarang. Manusia hidup dengan cara berburu, bercocok tanam dan hidup
berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan memanfaatkan apa
yang mereka peroleh di alam sekitarnya. Ketika mereka berburu binatang liar,
mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya yaitu daging
untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia
baru berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan
serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda-benda lain yang berbahaya.
Bersamaan dengan penemuan bahan busana baik dari kulit binatang
maupun kulit kayu dan cara pemakaiannya maka lahirlah bentuk dasar busana.
Bentuk dasar busana yang terdapat di Indonesia, yaitu kutang, pakaian
bungkus, poncho, kaftan dan celana, yakni sebagai berikut :
1. Kutang.
Bentuk dasar kutang merupakan bentuk pakaian yang tertua, bahkan sebelum
orang mengenal adanya kain lembaran yang berupa tenunan, orang sudah
mengenal bentuk pakaian ini. Bentuk kutang menyerupai silinder atau pipa tabung

3
yang berasal dari kulit kayu yang dipukul-pukul sedemikian rupa sehingga kulit
tersebut terlepas dari batangnya dan dipakai untuk menutupi tubuh dari bawah
ketiak sampai panjang yang diinginkan. Pada zaman dahulu penduduk asli
Amerika yaitu suku Indian sudah mengenal pohon kutang yang kulitnya dipakai
sebagai penutup tubuh. Ada beberapa jenis pakaian kutang yang dikenal yaitu :
a. Tunik
Tunik atau disebut juga tunika merupakan salah satu bentuk busana kutang
yang dikenal pada zaman prasejarah. Pemakaiannya dari bawah buah dada
sampai mata kaki yang diberi dua buah tali / ban ke bahu. Bentuk pakaian ini
sering dipakai oleh wanita dan pria Mesir zaman purbakala. Pada
perkembangannya bentuk tunik dan cara pemakaiannya disesuaikan dengan
tingkat dan golongan pemakai; seperti tunik talaris dipakai oleh para consul,
tunik dengan ukuran pendek(sebatas lutut), longgar dan memakai lengan
panjang hanya boleh dipakai oleh orang-orang istana.
Perkembangannya sampai abad ke 5 sesudah masehi panjangnya sampai
pertengahan betis. Dengan masuknya agama islam di Aceh maka terbawa
pulalah setelan celana dengan tunik yang datang dari Pakistan yang
selanjutnya disebut dengan baju kurung.
b. Kandys
Kandys merupakan busana yang berasal dari bentuk kutang yang dipakai
oleh pria Hebren di Asia Kecil pada zaman prasejarah. Busana ini longgar
dengan lipat-lipat pada sisi sebelah kanan dan lengannya berbentuk sayap.
c. Kalasiris
Kalasiris yaitu busana wanita Mesir zaman prasejarah. Kalasiris
berbentuk dasar kutang, panjangnya sampai mata kaki, longgar dan lurus,
adakalanya memakai ikat pinggang dan lengan setali. Kalasiris kadang-
kadang dipakai bersama mantel dan cape yang berbentuk syaal sebagai
tambahan.
2. Pakaian bungkus
Bentuk pakaian bungkus merupakan pakaian yang berbentuk segi empat
panjang yang dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari
dada, atau dari pinggang sampai panjang yang diinginkan seperti celemek

4
panggul. Pemakaian pakaian bungkus ini dengan cara dililitkan ke tubuh seperti
yang ada di India yang dinamakan sari, toga dan palla di Roma, chiton dan peplos
di zaman Yunani kuno, kain panjang dan selendang di Indonesia.
3. Poncho
Poncho terbuat dari kulit binatang, kulit pohon kayu dan daun-daunan yang
diberi lubang pada bagian tengahnya agar kepala bisa masuk, sedangkan bagian
sisi dibiarkan tidak dijahit. Poncho yang dimaksud disini adalah suatu bentuk
dasar pakaian yang berasal dari penduduk asli Amerika, yaitu bangsa Mexico dan
Peru-Indian. Bentuk aslinya dipergunakan sebagai penutup badan bagian atas,
terdiri dari selembar kain yang dilipat melebar ditengah-tengahnya. Pada lipatan
ini dicari tengah-tengahnya, dibuatkan lubang untuk lubang leher.
4. Celana
Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh
bagian bawah, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua kaki. Bentuk dasar celana
dibuat dari bahan berbentuk segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain
dan bagian lipatan tersebut digunting dan dijahit pada kedua sisinya. Untuk
lobang kaki sampai paha dibuat guntingan pada bagian tengahnya yang kemudian
dijahit, sehingga ada lobang untuk kaki. Pada bagian pinggang dibuat lajur untuk
memasukkan tali sebagai penahan celana pada pinggang.
5. Bentuk kaftan
Bentuk kaftan merupakan perkembangan dari bentuk dasar kutang atau tunika
yang dipotong bagian tengah muka sehingga terdapat belahan pada bagian depan
pakaian. Busana kaftan berbentuk baju panjang yang longgar, sisi lurus, berlengan
panjang dan ada belahan pada tengah muka. Dengan kata lain bentuk kaftan
memiliki ciri khas, mempunyai belahan disepanjang tengah muka dan memakai
lengan. Belahan ini ada kalanya disemat dengan peniti dan ada juga yang
dibiarkan lepas.

5
E. Pengertian Busana Pesta
Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta,
dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam (Prapti
Karomah dan Sicilia S, 1998:8-9). Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) busana
pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu
matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi
maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati (1993:70) busana pesta adalah
busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga
kelihatan istimewa.
Busana merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki. Busana ini mencakup busana pokok, pelengkap (milineris
dan aksesories) dan tata riasnya. Sedangkan pakaian merupakan bagian dari
busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi pakaian merupakan busana pokok
yang digunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh.
Busana yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian dan status sosial si
pemakai. Selain itu busana yang dipakai juga dapat menyampaikan pesan atau
image kepada orang yang melihat. Untuk itu dalam berbusana banyak hal yang
perlu diperhatikan dan pertimbangkan sehingga diperoleh busana yang serasi,
indah dan menarik. Secara garis besar busana meliputi:
a. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju, rok,
kebaya, blus, bebe dan lain-lain, termasuk pakaian dalam seperti singlet, bra,
celana dalam dan lain sebagainya.
b. Milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana mutlak,
serta mempunyai nilai guna disamping juga untuk keindahan seperti sepatu,
tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam tangan dan lain-
lain.
c. Aksesoris yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah
keindahan sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, bross dan lain
sebagainya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana
yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana
lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya.

6
F. Tujuan Busana Pesta
Tujuan dari berpakaian busana pesta yaitu agar kita dapat memahami
bagaimana berpenampilan pada sebuah acara pesta yang akan kita hadiri baik itu
bersifat resmi maupun tidak resmi

G. Busana Pesta Pagi


Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan pesta antara pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari bahan
yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan
pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap.

H. Ciri-Ciri Busana Pesta Untuk Gaun Pagi Menuju Siang

7
Gaun yang digunakan untuk acara pesta pagi memiliki ciri ciri busana
pesta pagi hari sebagai berikut.
1) Model berlengan
2) Warna lembut dan cerah
3) Panjang sesuai selera, diatas lutut atau di bawah lutut
4) Terbuat dari bahan yang halus dan lembut

I. Jenis Jenis Gaun Pesta


Adapun jenis-jenis gaun yang dikenakan saat pergi pesta ataupun acara
formal sebagai berikut.

1. Black Dress

8
Jenis gaun pesta ini dirancang pada tahun 1926 oleh seorang desainer
Perancis. Keunggulan gaun ini adalah ia terlihat cocok digunakan pada hampir
setiap gadis terlepas dari bentuk tubuh gadis itu. Gaun ini juga sangat mudah
untuk dipadukan dengan aksesori.
2. A-line

Gaun A-line ditandai dengan atasan yang ramping dan melebar keluar  di
bagian bawah. Sebagian besar pakaian memiliki hem yang menjulur di bawah
lutut. Gaun yang ideal bagi mereka yang tertarik untuk menyembunyikan
kekurangan mereka, baik pada kaki mereka atau di belakang. Keunggulan jenis
gaun pesta ini adalah ia terlihat cocok untuk setiap wanita yang memakainya.

3. Gaun Strapless

9
Gaun ini biasanya terbuat dari bahan berkualitas tinggi seperti sifon dan
sutra. Jenis gaun pesta ini juga dibuat dalam desain besar yang membuat
pernyataan berani ketika Anda berjalan ke sebuah ruangan. Gaun ini sering
dipasang bodices dan dilengkapi di bagian pinggang menggunakan pita atau sabuk
ramping.
Pada bagian leher gaun ini bervariasi tergantung pada desain pakaian.
Namun, leher yang paling umum adalah lurus dan berbentuk hati.

4. Shift

Jenis gaun pesta Ini adalah siluet klasik yang tampak besar pada wanita
dengan struktur tubuh yang lurus. Ini ditandai dengan garis leher yang tinggi dan
rok lurus yang dimulai dari bagian yang menyerupai anak panah yang dijahit pada
bagian di sekitar dada sampai ke bagian pinggang sehingga membuatnya tampak
terstruktur.
Gaun ini biasanya tanpa lengan atau dengan lengan topi. Gaun Ini
biasanya dilengkapi sejumlah perhiasan seperti berlian dan mutiara.

5. Gaun Shaped Shift

10
Jenis gaun pesta ini mirip dengan gaun shift namun memiliki pinggang
terstruktur yang menutupi di pinggang secara alami. Gaun ini secara umum tanpa
lengan atau topi lengan. Pakaian dilengkapi dengan hemline yang menutupi pada
atau di atas lutut. Untuk meningkatkan tampilannya, Anda harus memakai
aksesori seperti wol krep, campuran sutra, wol atau boucle.
Kesimpulan
Penjelasan di atas adalah beberapa jenis gaun pesta semiformal yang
sedang tren. Untuk terlihat ideal, Anda harus memastikan bahwa gaun berada di
atas lutut. Anda juga harus memastikan bahwa Anda memakai sepatu yang tepat.
Menurut para ahli, sepatu terbaik adalah sepatu hak tinggi. Sepatu ini tidak hanya
akan menambah tinggi badan Anda, tetapi mereka juga akan memberikan
tampilan yang menawan.

11
J. Karakteristik Busana Pesta
Untuk menghasilkan sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi  
perlu   mempertimbangkan   karakteristik  dari   busana   pesta tersebut.
Karakteristik busana pesta antara lain :
1. Siluet Busana Pesta
Menurut Sri Widarwati (1993) siluet busana pesta adalah struktur pada desain
busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet adalah garis luar
(bayangan) suatu busana (Sicilia Sawitri, 1994:57). Penggolongan siluet
dibagi beberapa macam :
1) Bentuk dasar
Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Siluet lurus atau pipa (straigh/tabular)
b. Siluet lonceng (bell-shape/bouffant shilouette)
c. Siluet menonjol (bustle shilouette)
2) Pengaruh tekstur
Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2 yaitu siluet
tailor dan siluet draperi.
3) Kesan usia
4) Pengaruh Usia
Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan
kesan gadis remaja (flapper shilouette) dan siluet dengan kesan dewasa
(mature shilouette)
5) Bermacam huruf
Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi siluet A, H, I, T, Y, S,
X, O, dan L.
6) Bentuk yang ada di alam
Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu:
a. Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih
dibedakan lagi menjadi 4 yaitu :
 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless.
Bagian bahu mengecil, bagian dada besar (membentuk buah dada)
bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar.

12
 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di
pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil.
 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada,
mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet
ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang
lebar.
 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si
pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan
setali, lengan raglan atau lengan dolman.
b. Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas
ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4
yaitu siluet persegi panjang (rectangle), siluet trapesium (trapeze), siluet
taji (wedge), dan siluet tunik ( T shape)
c. Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian
belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian
diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas.
d. Siluet pant (celana)

Menurut Sri Widarwati (1993) busana pesta seringkali terbuka bagian atas,
seperti model decollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet
pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka
dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu
fulgar.

2. Bahan Busana Pesta


Bahan yang digunakan untuk busana pesta biasanya dipilih bahan-bahan
yang berkualitas tinggi dan mampu menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan
tersebut antara lain bahan yang tembus terang seperti bahan brokat, tile, organdi,
sifon dan lain – lain (Enny Zuhni Khayati, 1998:2).
Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993) bahan yang digunakan untuk
busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan sebagainya. Busana
pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, bahan tembus

13
terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni Khayati (1998:9)
ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu :
a. Memilih bahan sesuai dengan desain.
b. Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai.
c. Memilih bahan sesuai dengan kesempatan.
d. Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga.

Ada beberapa jenis kain yang sering digunakan untuk gaun pesta
1) Bahan Ceruty: bahan ceruty hampir sama dengan sifon, namun, lebih dingin
dan jauh lebih mewah disbanding hycon apa lagi sifon yang terkenal panas.
Jika disbanding Bahan Hycon, maka bahan Ceruty akan terlihat lebih
bermotif disbanding Hycon, meskipun sama-sama jatuh dan transparan

2) Bahan Hycon: bahan Hycon ini hampir mirip dengan Bahan sifon, umum
digunakan untuk bahan baju pesta dan Gamis Pesta, berkontur lembut dan
trasnparant.

14
3) Bahan siffon ( Chiffont); kain yang sangat ringan yang bias terbuat dari
katun, sutra ataupun benang sintetis.

4) Satin Silk: satin jenis ini memberikan efek jatuh yang lembut

5) Bahan Songket: kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau
benang perak. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang
berwarna, ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan
benang katun berwarna dan sebagainya. 

15
6) Serat Sutra:  serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil. Jenis
sutra yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang
dihasilkan larva ulat sutra murbei. Sutra memiliki tekstur mulus, lembut,
namun tidak licin.

7) Katun: Bahan kain katun adalah bahan yang biasanya dipakai untuk kemeja,
atasan, dress, Maxy/Longdress. Katun biasa adalah bahan yang lemes/halus,
tidak melar dan agak tipis. Katun stretch biasanya lebih tebal dari katun yang
biasa, bahannya juga bisa melar dan biasanya sedikit lebih mahal dari katun
biasanya. Katun bangkok merupakan jenis katun yang cenderung memiliki
tekstur paling lembut.

16
8) Taffeta : Kain Tafetta yang biasa digunakan untuk bahan gaun pengantin pada
awalnya terbuat dari bahan sutra, tetapi kini sudah ada kain taffeta yang
terbuat dari serat nilon dan rayon. Kain taffeta dikenal sebagai kain mewah
dan high-end pakaian.

3. Warna Busana Pesta


Warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta biasanya kelihatan
mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-
warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut, seperti ungu, biru muda, dan
putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala dan biru gelap (Prapti
Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998). Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993)

17
pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan
pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam
adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna
yang mengkilap.

4. Tekstur Bahan Busana Pesta


Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan
dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut antara lain: kaku, lembut, kasar, halus,
tebal, tipis, dan tembus terang (transparan), (Sri Widarwati, 1993 : 14). Tekstur
terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur
lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam (Arifah A Riyanto,
2003 : 47).
Menurut Enny Zuhni Khayati (1998) tekstur bahan untuk busana pesta
biasanya lembut, licin, mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga
memberikan kesan nyaman pada waktu dikenakan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekarang ini dalam berbusana orang cenderung lebih memperhatikan unsur
keindahan sebagaimana dikemukakan oleh Gie (2004) bahwa masalah keindahan
merupakan suatu nilai yang dari masa ke masa menjadi titik perhatian manusia,
sehingga pengertian dan hakikat keindahan itu semakin sulit dijelaskan. Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keindahan merupakan sesuatu yang
penting dalam kehidupan manusia. Sehingga setiap orang akan menaruh perhatian
terhadap keindahan tanpa terkecuali dalam berbusana. Berbicara masalah
keindahan berbusana, orientasi seseorang akan tertuju kepada unsur – unsur
keserasian yang meliputi warna, bahan, corak, model dan kesempatan.
Wasia dan Roesmini yang dikutip oleh Iqra (2010) menyatakan bahwa busana
termasuk salah satu kebutuhan pokok manusia yang dikenakan pada tubuh dan
berfungsi sebagi penutup tubuh, melindungi tubuh, menambah nilai estetika,
memiliki rasa keindahan, serta memenuhi syarat peradaban dan kesusilaan.
Busana pesta pagi atau siang dikenakan pada kesempatan pesta antara
pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus,
lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna
sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. Gaun yang digunakan
untuk acara pesta pagi memiliki ciri ciri busana pesta pagi hari sebagai berikut.
 Model berlengan
 Warna lembut dan cerah
 Panjang sesuai selera, diatas lutut atau di bawah lutut
 Terbuat dari bahan yang halus dan lembut

K. Saran
Penulis menyarankan pilihlah busana atau baju pesta sesuai dengan
kesempatannya, dan dapat mematchingkan warna busana agar terlihat lebih
indah.

19
20
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati,dkk. 2008. Tata Busana;Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan

https://id.scribd.com/document/389031657/analisa-busana-pesta

21

Anda mungkin juga menyukai