Anda di halaman 1dari 29

Makalah Proyek Kebangsaan Mata Kuliah Perkuliahan Dasar Bersama

Penggunaan Batik di Universitas Airlangga sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

Dosen Pengampu:

1. Nurul Wiqoyah, Dra., M.Si.


2. Dr. Wiwin Retnowati, S.Si., M.Kes.
3. Dr. Achmad Chusairi, S.Psi., M.A.
4. Dini Esti Rahmawati, M. Hum.

Disusun oleh

1. Engeline Nauli Zefanya Siahaan (111221155)


2. Moch. Afandi (123221001)
3. Alsya Tariq Fitroh (131221154)
4. Aprillia Nesha Claresta (143221105)
5. Massyalikul Akhyar (146221115)
6. Hasna Firdhausia (161221090)
7. Haniyah Faiqoh Yumnah (172221079)
8. Rahma Maulida (183221084)

Kelas : A-39
UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya

maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah proyek kebangsaan yang berjudul

“Penggunaan Batik di Universitas Airlangga sebagai Bentuk Cinta Tanah Air”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dari mata kuliah perkuliahan dasar

bersama Universitas Airlangga.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penyusunan makalah proyek

kebangsaan ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak dan sumber, untuk itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak dan

sumber yang membantu dalam pembuatan, khususnya kepada Ibu Nurul Wiqoyah, Dra., M.Si.

selaku dosen mata kuliah Pancasila, Ibu Dr. Wiwin Retnowati, S.Si., M.Kes selaku dosen mata

kuliah Kewarganegaraan, Bapak Dr. Achmad Chusairi, S.Psi., M.A. selaku dosen mata kuliah

Data dan Pustaka, Dini Esti Rahmawati, M. Hum. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga

bagi penulis.

Penyusunan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara

penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami

dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul dalam penyempurnaan makalah ini,

semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun

inspirasi untuk para pembaca.

Surabaya, 24 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................. 2
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 2
1.4.2 Manfaat Praksis .............................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 3
2.1 Cinta Tanah Air .................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Cinta Tanah Air .......................................................................... 3
2.1.2 Tindak Cinta Tanah Air ............................................................................... 3
2.2 Batik ...................................................................................................................... 4
2.2.1 Pengertian Batik........................................................................................... 4
2.2.2 Sejarah Batik ............................................................................................... 5
2.3 Kampus .................................................................................................................. 5
2.3.1 Pengertian Kampus ...................................................................................... 5
2.3.2 Fungsi Kampus ............................................................................................ 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 7
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 7
3.2 Metode Penelitian .................................................................................................... 7
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 7
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 8
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................................ 9
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................... 10
4.1 Pengaruh penggunaan batik di Universitas Airlangga sebagai perwujudan rasa cinta
tanah air .......................................................................................................................... 10
4.1.1 Wajib Batik .................................................................................................. 10
4.1.2 Pendapat Penggunaan Batik ........................................................................ 11
4.1.3 Tingkat Kesenangan dan Kebanggaan dalam Menggunakan ...................... 12

ii
4.1.4 Pendapat Mengenai Peraturan ..................................................................... 12
4.1.5 Penggunaan Batik Merupakan Wujud dari Cinta Tanah Air ....................... 13
4.1.6 Frekuensi Penggunaan Batik ...................................................................... 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 17
5.1 Simpulan ................................................................................................................. 17
5.2 Saran ........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cinta tanah air adalah sikap kebangsaan serta semangat untuk mencintai negara

Indonesia. Hal ini bisa diwujudkan lewat beberapa tindakan. Salah satunya melestarikan batik

dengan membeli dan menggunakannya. Sebagai orang Indonesia, kita memang seharusnya

bangga dan memiliki keinginan untuk melestarikan batik. Karena batik berasal dari nilai-nilai

kebudayaan bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun.

Batik telah diakui sebagai warisan budaya penting. Bukan hanya oleh bangsa Indonesia,

tapi juga oleh warga dunia. Seiring penetapan batik dalam daftar Intangible Cultural Heritage

of Humanity oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

(UNESCO) pada 2 Oktober 2009, batik Indonesia semakin memiliki daya tarik di tingkat

internasional. Banyak orang asing yang bangga menggunakan batik, termasuk pemimpin

dunia.

Sayangnya, orang yang sehari-hari mengenakan batik dalam kegiatan perkuliahan

maupun saat bekerja, misalnya, akan dianggap tidak modis dan ketinggalan zaman. Padahal,

sesungguhnya batik layak dipergunakan sebagai pakaian sehari-hari. Hal ini tentu bergantung

pada pemilihan model, corak, dan warna batik yang digunakan. Dan inilah alasan penulis

memilih topik ini, kesadaran penggunaan batik menjadi hal yang patut ditanamkan, khususnya

kepada mahasiswa (generasi muda). Kesadaran ini dibangun atas rasa bangga sebagai bangsa

yang memiliki budaya yang kaya.

Penggunaan batik ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester satu di Universitas

Airlangga setiap kali mereka menghadiri mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan.

Penggunaan batik ini diwajibkan oleh para dosen Pancasila dan Kewarganegaraan, serta

1
terdapat pada kontrak pembelajaran yang telah dibagikan pada setiap mahasiswa. Penggunaan

batik sebagai ketentuan pada mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan ini sangat membantu

para mahasiswa dalam mewujudkan rasa cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai dengan latar belakang yang telah

dijelaskan adalah bagaimana pengaruh penggunaan batik di Universitas Airlangga sebagai

perwujudan rasa cinta tanah air?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan batik di Universitas Airlangga sebagai perwujudan rasa cinta tanah air.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Dapat menambah kajian ilmu mengenai pengaruh penggunaan batik di kampus

sebagai bentuk perwujudan rasa cinta tanah air.

1.4.2 Secara Praktis

Para pembaca diharapkan untuk memiliki pemahaman bahwa dengan

menggunakan batik merupakan salah satu bentuk dalam mewujudkan rasa cinta tanah

air sehingga dengan itu para pembaca diharapkan dapat ikut serta menggunakan batik

di kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan rasa cinta tanah air.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Cinta Tanah Air

2.1.1 Pengertian Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan rasa cinta dan bangga yang dimiliki oleh individu

kepada negara di mana ia dilahirkan, dibesarkan, dan memperoleh kehidupan di

dalamnya. Seseorang yang mempunyai sikap cinta tanah air akan merasa bangga dengan

bahasa, budaya, dan adat istiadat yang ada di negaranya sehingga mereka tidak akan

mudah terpengaruh kebudayaan dari negara lain. Dengan mempunyai sikap cinta tanah

air, seseorang akan mempunyai rasa saling memiliki untuk menjaga dan memelihara

keutuhan negaranya.

Menurut Suyadi (2013) cinta tanah air merupakan sikap dan perilaku yang

mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak akan tergiur dengan tawaran

bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

Mengembangkan rasa cinta tanah air termasuk dalam Pancasila pada sila ketiga,

yaitu persatuan Indonesia. Oleh karena itu, warga negara Indonesia harus

mengembangkan rasa cinta tanah air sebagai bentuk pengamalan terhadap Pancasila.

2.1.2 Tindak Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat Indonesia harus mempunyai sikap

cinta tanah air. Pengimplementasian cinta tanah air dapat dilakukan dengan berbagai cara

dalam kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

sesuai kaidahnya, turut serta untuk mengharumkan nama bangsa dengan cara berprestasi

sesuai bidang yang digeluti, mengikuti upacara bendera dengan khidmat sebagai bentuk

3
penghormatan kepada pahlawan yang telah gugur, menggunakan produk dalam negeri

sebagai upaya mendukung produk dalam negeri agar tidak kalah saing dengan produk

luar, dan sebagainya.

Widiastuti (2013) menjelaskan bahwa rasa cinta tanah air dapat ditingkatkan
dengan mengenal bahasa dan budaya sendiri, di masyarakat. Indonesia sangat kaya dan
beragam bahasa dan budayanya, keunikan budaya lokal yang tersebar di wilayah
Indonesia berasal dari 1128 suku bangsa mendiami wilayah di ribuan pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan tradisi mulai dari sistem kekerabatan,
kesenian, etika pergaulan, pakaian adat, rumah adat, pengetahuan pengobatan, hingga
pengetahuan kuliner, disamping kekayaan ragam bahasa dan dialeknya.
Saat ini, masyarakat Indonesia hanya menggunakan batik pada saat acara

formal, padahal batik juga bisa digunakan saat beraktivitas sehari-hari. Frekuensi

penggunaan batik saat ini dinilai menurun apabila dibandingkan dengan beberapa tahun

lalu. Maka dari itu, untuk melestarikan batik, penggunaan batik harus ditingkatkan agar

tidak pudar. Melestarikan penggunaan batik yang merupakan ciri khas Indonesia

termasuk dalam pengimplementasian tindak cinta tanah air.

2.2 Batik

2.2.1 Pengertian Batik

Batik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Sejak masih dalam

kandungan, lahir, dewasa, berumah tangga hingga meninggal dunia, batik selalu

menyertai dalam budaya ritualnya. Pentingnya peranan batik dapat dipahami dari

seiringnya kehadiran batik dalam berbagai kegiatan adat, tradisi dan budaya kehidupan

masyarakat. Batik memiliki karya seni yang indah milik Nusantara. Batik sebenarnya

adalah salah satu jenis produk sandang yang telah berkembang pesat di Jawa sejak

beberapa ratus tahun yang lalu. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah mengenal

batik baik dalam coraknya yang tradisional maupun modern.

Batik tradisional memiliki ciri khusus pada setiap daerah. Bisa dilihat baik dari
coraknya maupun dari warna dan teknik pembuatannya. Selain itu, batik tradisional
cenderung terikat oleh beberapa aturan dari budaya yang berlaku. Berbeda halnya
dengan batik modern, batik modern tidak terikat oleh aturan dari manapun sehingga

4
dalam pengerjaannya cenderung lebih cepat dibandingkan dengan batik tradisional
(Parmono, 2013).
Menurut Indarmaji (1983) seni batik merupakan salah satu hasil kebudayaan

yang dikenal sejak nenek moyang. Batik sangat dikagumi bukan hanya karena

prosesnya yang rumit tetapi juga dalam motif dan warnanya yang unik dan indah, dan

kaya akan makna simbolik.

2.2.2 Sejarah Batik

Menurut Nurainun, Heriyana dan Rasyimah (2008) sejarah batik di Indonesia


sangat terkait dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam
di tanah Jawa. Pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa Kerajaan
Mataram kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Meluasnya kesenian
batik menjadi milik rakyat Indonesia dan suku Jawa khususnya setelah akhir abad ke
XVIII atau awal abad ke XIX. Pada saat itu batik yang dihasilkan adalah batik tulis.
Setelah Perang Dunia I atau tahun 1920an barulah dikenal batik cap. Sehingga dari
sejarahnya tersebut dapat dilihat perkembangan batik yang dimulai dari masa
Majapahit.
Batik sebagai salah satu karya seni budaya bangsa Indonesia telah mengalami

perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan yang terjadi

membuktikan bahwa batik sangat dinamis dapat menyesuaikan dirinya baik dalam

dimensi ruang, waktu, dan bentuk. Dimensi ruang adalah dimensi yang berkaitan

dengan wilayah persebaran batik di Nusantara yang akhirnya menghasilkan sebuah

gaya kedaerahan, misalnya batik Jambi, batik Bengkulu, batik Yogyakarta dan batik

Pekalongan. Dimensi waktu adalah dimensi yang berkaitan dengan perkembangan dari

masa lalu sampai sekarang. Sedangkan dimensi bentuk terinspirasi oleh motif - motif

tradisional (Parmono, 2013).

2.3 Kampus

2.3.1 Pengertian Kampus

Kampus adalah suatu tempat yang digunakan mahasiswa untuk menempuh

jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

5
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi

diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan

yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dan dapat berbentuk akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban

menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan vokasi

(Ekayana, 2013).

2.3.2 Fungsi Kampus

Fungsi Kampus adalah tempat untuk mengembangkan keilmuan, membentuk

kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter. Kampus sebagai lembaga

pendidikan tinggi, selayaknya memiliki komitmen untuk melaksanakan dan mengawal

pembentukan karakter bangsa.

Menurut Miarso (2007) IPTEK atau teknologi adalah suatu bentuk proses yang

meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan ini bisa menggunakan atau

menghasilkan produk tertentu. Produk yang tak terpisah dari produk lain yang sudah

ada. Hal itu juga menyatakan bahwa teknologi merupakan bagian integral dari yang

terkandung dalam sistem tertentu. Pengembangan IPTEK dan budaya akademik

menjadi titik temu antara upaya pembinaan karakter dengan peningkatan kualitas

sebagai hasil dari proses pendidikan tinggi.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Airlangga,

kota Surabaya dan durasi penelitian adalah 5 hari. Mulai dari Senin, 7 November 2022 hingga

Jumat, 11 November 2022.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan fakta-fakta

secara apa adanya, tanpa adanya perlakuan apapun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta

yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif (Septiaji. dkk., 2017:181).

Kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari

mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan hasilnya

(Arikunto, 2006: 12) dan kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami

fenomena yang dialami oleh subjek penelitian (Moleong, 2007:6).

Metode penelitian ini meliputi observasi dan angket. Observasi merupakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada

objek penelitian (Widoyoko, 2014:46) dan angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2017:142).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang

karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat

berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. Sampel adalah sebagian dari populasi

7
yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto, 1994: 420). Populasi dari penelitian ini

adalah mahasiswa Universitas Airlangga semester 1. Sampel dari penelitian berjumlah 50

mahasiswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah observasi

dan dengan bantuan angket sebagai instrumen penelitian. Penulis mengobservasi lokasi selama

penelitian berlangsung dan memberikan angket kepada para responden. Angket digunakan

untuk memperoleh data mengenai penggunaan batik di Universitas Airlangga sebagai

perwujudan cinta tanah air serta memperoleh solusi agar rasa cinta tanah air ini terus ada, dan

budaya Indonesia tetap lestari. Angket disebarkan melalui google form yang penulis buat.

Pertanyaan yang terdapat dalam angket adalah sebagai berikut:

1. Apakah pada saat mata kuliah Kewarganegaraan dan Pancasila di kelas kalian, kalian

diwajibkan untuk menggunakan batik?

2. Bagaimana pendapat kalian mengenai penggunaan batik di kampus saat mata pelajaran

Kewarganegaraan dan Pancasila?

3. Seberapa senang dan bangga kalian menggunakannya?

4. Apakah kalian setuju dengan peraturan ini? (Penggunaan batik)

5. Apakah menurut kalian penggunaan batik merupakan wujud dari cinta tanah air?

6. Seberapa sering kalian menggunakan batik di luar kegiatan kampus?

Melalui observasi dan angket inilah peneliti menggali data, informasi, dan kerangka

keterangan dari subyek penelitian. Peneliti mendapatkan informasi dengan teknik observasi

yang dilakukan di Universitas Airlangga dan pemberian angket kepada 50 mahasiswa

Universitas Airlangga semester 1.

8
3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen

penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014:142).

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh penggunaan batik di Universitas Airlangga sebagai perwujudan rasa cinta

tanah air

4.1.1 Wajib Batik

Diagram 4.1.1 Wajib Batik

Dari hasil kuesioner kami menunjukkan bahwa 88% mahasiswa diwajibkan

menggunakan batik di kampus pada mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Seperti yang

kita ketahui, batik merupakan suatu kesenian budaya tradisional masyarakat Indonesia yang

memiliki nilai yang tinggi dan harus dilestarikan. Batik sudah menjadi produk kesenian

Indonesia yang dikenal oleh mancanegara. Motif-motif kesenian yang ada pada kain batik

Indonesia sangat beragam setiap daerah di Indonesia dan masing-masing motif tersebut

menggambarkan suatu makna dalam kehidupan-kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai

mahasiswa yang menjadi generasi penerus bangsa Indonesia harus melestarikan budaya batik

tersebut dengan menggunakan pakaian batik di kampus. Akan tetapi, di era globalisasi dan

adanya perkembangan zaman, hal ini menyebabkan munculnya pakaian fashion budaya dari

luar negeri di kalangan mahasiswa yang tidak sesuai dengan identitas nasional sehingga budaya

lokal Indonesia seperti batik terancam punah dan ditinggalkan karena dianggap kuno dan

10
ketinggalan zaman. Kebanyakan mahasiswa lebih suka menirukan dan menggunakan pakaian

tren luar negeri. Mereka lebih senang membeli produk luar negeri daripada dalam negeri.

Bahkan, merek lokal yang bergerak dalam bidang fashion juga menciptakan pakaian yang

menggunakan style luar negeri. Hal ini dapat tergusurnya budaya batik di Indonesia menurun

dan hampir punah disebabkan oleh perkembangan pakaian style tren luar negeri.

Banyaknya penggunaan pakaian styles tren luar negeri dan lunturnya budaya batik di

kalangan mahasiswa di era modern, maka membutuhkan adanya peraturan wajib menggunakan

di kampus pada mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Peraturan wajib batik ini

bertujuan meningkatkan semangat berpakaian batik dan menumbuhkan rasa cinta serta bangga

dalam melestarikan budaya batik di kalangan pemuda Indonesia yang merupakan generasi

penerus bangsa Indonesia supaya budaya batik tidak lenyap di masa yang akan datang.

4.1.2 Pendapat Penggunaan Batik

Mayoritas mahasiswa berpendapat bahwa peraturan penggunaan batik ini dapat

membantu menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya batik yang merupakan wujud

pengimplementasian rasa cinta tanah air dalam diri mereka. Dengan adanya peraturan

penggunaan batik pada mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, mereka yang awalnya

memandang batik hanya digunakan pada saat acara formal, kini dapat menormalisasi

penggunaan batik pada acara nonformal. Menurut mereka, dengan adanya peraturan ini

memiliki banyak manfaat yakni dapat membiasakan mahasiswa menggunakan batik,

menanamkan kecintaan terhadap budaya batik, dan melestarikan budaya batik. Namun terdapat

beberapa mahasiswa yang berpendapat bahwa peraturan penggunaan batik ini sedikit

memberatkan mereka.

11
4.1.3 Tingkat Kesenangan dan Kebanggaan dalam Menggunakan

Sangat
bangga

Bangga
Biasa
Tidak Kurang saja
bangga bangga

Diagram 4.1.3 Tingkat Kesenangan dan Kebanggaan dalam Menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa mahasiswa, rata-rata memiliki tingkat

kesenangan dan kebanggan sekitar 4,42 yang berarti bangga. Dari 50 responden hanya 7 orang

yang memiliki tingkat kesenangan dan kebanggaan dengan nilai “biasa saja”. Nilai ini baik

untuk menumbuhkan rasa kecintaan mahasiswa dalam penggunaan batik. Sebagai warga

negara Indonesia, kita patut bangga mempunyai warisan budaya bangsa yang telah diakui dunia

internasional. Sejak 2009 batik secara resmi menjadi bagian dari daftar representatif

UNESCO.

4.1.4 Pendapat Mengenai Peraturan

Diagram 4.1.4 Pendapat Mengenai Peraturan

12
Berdasarkan hasil data yang telah diambil dari beberapa mahasiswa Universitas

Airlangga tentang pendapat mengenai peraturan penggunaan batik, terdapat 96% mahasiswa

yang telah mengisi kuesioner menyatakan setuju dengan peraturan penggunaan batik saat

menjalani Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) pada mata kuliah Pancasila dan

Kewarganegaraan.

Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.

Cinta tanah air adalah sikap kebangsaan serta semangat untuk mencintai negara Indonesia. Hal

ini bisa diwujudkan lewat beberapa tindakan. Salah satunya melestarikan batik dengan

menggunakannya. Dengan adanya peraturan penggunaan batik pada mata kuliah Pancasila dan

Kewarganegaraan merupakan suatu penerapan kecintaan terhadap tanah air.

4.1.5 Penggunaan Batik Merupakan Wujud dari Cinta Tanah Air

Diagram 4.1.5 Penggunaan Batik Merupakan Wujud dari Cinta Tanah Air

Dari hasil penelitian kami tentang penggunaan batik di Universitas Airlangga, sebanyak

98% mahasiswa mengakui bahwa penggunaan batik di kampus merupakan salah satu wujud

cinta tanah air. Seperti yang kita ketahui, batik merupakan suatu kesenian budaya tradisional

masyarakat Indonesia yang memiliki nilai yang tinggi dan harus dilestarikan. Penggunaan batik

di kampus merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan dan melestarikan budaya batik pada

mahasiswa. Penggunaan batik di kalangan pemuda Indonesia terutama mahasiswa semakin

pudar. Mereka lebih memilih untuk menggunakan pakaian gaya orang barat yang tidak sesuai

13
dengan identitas nasional. mahasiswa lebih gemar menggunakan pakaian gaya orang barat dan

membeli produk luar negeri. Hal ini tentu dapat mengancam keberadaan batik di Indonesia.

Pudarnya budaya batik di Indonesia dikarenakan mahasiswa merasa bahwa budaya batik sudah

kuno dan ketinggalan zaman dan menganggap pakaian budaya luar negeri lebih tren dan terkini

sehingga banyaknya penggunaan pakaian luar negeri Padahal, batik dapat dijadikan style

fashion modern pada zaman sekarang dan dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Dengan pudarnya batik di Indonesia, semangat dan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap

kebudayaan batik akan semakin menurun. kita sebagai warga negara Indonesia terutama

generasi-generasi muda Indonesia harus mengakui dan menjaga batik sebagai budaya

Indonesia. Budaya batik terancam punah sehingga negara lain dapat mengklaim batik tersebut

karena luntur dan hilangnya penggunaan budaya batik di Indonesia dan ditinggalkan oleh

banyak kalangan pemuda maupun masyarakat. Dengan penggunaan batik oleh mahasiswa

secara sering dapat menumbuhkan dan meningkatkan cinta tanah air dalam mempertahankan

eksistensi budaya batik di Indonesia karena batik merupakan sebuah warisan dan kekayaan

budaya yang dimiliki Indonesia. hal itu juga dapat menumbuhkan rasa semangat dan rasa

bangga menggunakan batik dalam melestarikannya. mahasiswa sebagai generasi muda harus

menjadikan batik sebagai pakaian yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti di area

kampus, rumah dan lingkungan sekitar sehingga penggunaan batik tidak luntur dan pudar di

Indonesia.

Kita seharusnya bangga terhadap budaya batik daripada budaya luar negeri karena batik

merupakan budaya Indonesia yang dikenal oleh banyak negara di dunia. Hal dapat dibuktikan

bahwa turis mancanegara yang membawa batik sebagai cinderamata ketika mereka berkunjung

di negara Indonesia. Selain itu, batik telah diakui UNESCO pada tahun 2009 sebagai warisan

kemanusiaan dalam budaya lisan dan budaya non bendawi serta mengakui bahwa adalah

warisan yang dapat menjadi refleksi bagi perbedaan budaya di Indonesia sehingga kita harus

14
mencintai budaya batik yang merupakan produk dalam negeri dan berupaya melestarikannya

sebagai upaya wujud cinta tanah air.

4.1.6 Frekuensi Penggunaan Batik

Terkadang
menggunakan
Jarang
menggunakan

Tidak pernah
menggunakan Selalu
Sering
menggunakan menggunakan

Diagram 4.1.6 Frekuensi Penggunaan Batik

Data menunjukan bahwa mahasiswa Universitas Airlangga dominan berada di rentang

angka 1—3 untuk penggunaan batik di luar kegiatan kampus. Hal ini menunjukan bahwa masih

banyak mahasiswa yang kurang memilih batik untuk dipakai pada saat kegiatan di luar kampus.

Seharusnya kita lebih meningkatkan keinginan menggunakan batik bukan hanya saat ada

peraturan penggunaan batik di Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) mata kuliah Pancasila dan

Kewarganegaraan, tetapi juga pada saat di luar kegiatan kampus. Dengan seringnya kita

menggunakan batik bisa menjadikan batik sebagai tren untuk kalangan muda sehingga

frekuensi penggunaan batik pada kegiatan di luar kampus meningkat. Dengan demikian kita

menerapkan nilai kecintaan terhadap tanah air karena sering menggunakan batik di luar

kegiatan kampus.

Penggunaan batik oleh mahasiswa di lingkungan Universitas Airlangga dapat dikatakan

sebagai implementasi dari sikap cinta tanah air. Dimana batik sebagai salah satu aset kekayaan

budaya yang dimiliki Indonesia dan menjadi ciri khas bangsa. Batik yang dapat dimodifikasi

menjadi beberapa gaya atau tatanan busana menjadi suatu kesempatan mahasiswa untuk

15
berkreasi. Dengan begitu, tanpa disadari bentuk kecintaan kita terhadap tanah air akan

meningkat melalui kain bermotif indah, bernama batik ini. Penggunaan batik oleh setiap

mahasiswa juga dapat menjadi ajakan kepada masyarakat sekitar untuk sama-sama

menggunakan batik sebagai wujud kecintaan terhadap tanah air. Sikap cinta tanah air ini

merupakan perwujudan juga dari sila ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”,

artinya sila ketiga mengharapkan Indonesia selalu bersatu dari Sabang sampai Merauke, tidak

ada yang boleh berpisah, harus satu kesatuan yang disebut NKRI dan untuk mempertahankan

persatuan dibutuhkan rasa cinta tanah air.

Berdasarkan data yang didapatkan dari puluhan mahasiswa Universitas Airlangga yang

diwajibkan untuk menggunakan batik saat perkuliahan, hampir seluruh responden berpendapat

bahwa menggunakan batik saat mengikuti Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) adalah wujud

kebanggaan kita sebagai Warga Negara Indonesia. Pengaruh besar terhadap jiwa nasionalisme

dan cinta tanah air pada setiap individu didapatkan hanya dengan mewajibkan mahasiswa

untuk menggunakan batik pada saat mata kuliah tertentu.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan variabel-variabel penelitian kami tentang penggunaan batik di Universitas

Airlangga sebagai bentuk cinta tanah air yang berupa kewajiban dalam penggunaan batik,

tingkat kesenangan dan kebanggaan mahasiswa dalam menggunakan batik, kesetujuan dengan

peraturan menggunakan batik selama mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, kesetujuan

mengenai pernyataan “Penggunaan batik adalah salah satu perwujudan rasa cinta tanah air”

serta frekuensi penggunaan batik dapat disimpulkan bahwa menggunakan batik di kampus

adalah salah satu cara untuk mewujudkan rasa cinta tanah air terhadap Indonesia di kehidupan

sehari-hari.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis bagi peneliti selanjutnya terkait dengan “Penggunaan Batik

di Universitas Airlangga sebagai Cinta Tanah Air” adalah penggunaan metode penelitian

secara deskriptif. Metode ini menghasilkan fakta kualitatif yang mana data yang diperoleh

bersifat fakta dan terpercaya. Dan dapat disertai dengan wawancara secara langsung dengan

responden.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dinie dan Nur’insyani. (2021). Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan

Kewarganegaraan di Era Revolusi 4.0. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Djarwanto, PS. (1994). Pokok – Pokok Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE

Ekayana, Kenta. (2013). “Pengertian Kampus”. https://id.scribd.com/document/339051381/

Pengertian-Kampus (diakses pada 14 November 2022)

Indarmaji. (1983). Seni Kerajinan Batik. Daerah Istimewa. Yogyakarta : Dinas Pariwisata.

Kompas Griya Ilmu. (2017). “Melestarikan Batik sebagai Kekayaan Bangsa dalam Keseharian

Mahasiswa”. https://unpar.ac.id/melestarikan-batik-dalam-keseharian/ (diakses pada

13 November 2022)

Miarso, Yusufhadi. (2007). “Pengertian IPTEK”. https://m.merdeka.com/trending/pengertian-

iptek-menurut-para-ahli-beserta-pahami-peran-amp-manfaat-perkembangannya-

kln.html (diakses pada 17 November 2022)

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nurainun, dkk. (2008). Analisis Industri Batik di Indonesia. Banda Aceh: Fakultas Ekonomi

Universitas Malikussaleh.

Parnomo, Kartini. (2013). Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik Tradisional Kawung. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Putri, Vanya Karunia Mulia. (2021). “Mengapa Melestarikan Batik sebagai Wujud Cinta Tanah

Air?”. https://amp.kompas.com/skola/read/2021/11/02/143000269/mengapamelestari

kan-batik-sebagai-wujud-cinta-tanah-air- (diakses 13 November 2022)

Septiaji, Aji dkk. 2017. Bahasa Indonesia—Studi dan Pengajaran. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.


Siswanto. (2017). “Mencintai Produk dalam Negeri sebagai Manifestasi Bela Negara di Era

Global”. Jurnal Pertahanan dan Bela Negara, 7(3). https://jurnal.idu.ac.id (diakses

pada 10 November 2022)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Widoyoko, Eko Putro. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Widiastuti. (2013). Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah Widya

Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 201


LAMPIRAN

Tabel 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Nama Fakultas/Prodi Kelas PDB

Elizabeth Putri Listianto Kedokteran/Kedokteran A-66

Viona Indri Fisip/ administrasi publik A-35

Shofie Sidqi Kedokteran/Kedokteran A-90

Azzahra Amelia Amanda Ilmu Budaya/ Bahasa dan Sastra Inggris A-42

Haniyah Faiqoh FISIP/ADPUB A-39

Afrigh Abrar Brahmantya Ilmu Budaya A-56

Citta Sari Prasodjo Putri Administrasi publik A-45

Andini Maulidiyah Rachma FEB/EP A-20

Annisa Nismara Ilmu Budaya/Sastra Inggris A-58

Garnis Latifah Hasturani Kedokteran/Kedokteran A-13

Anur Sovia fadila Bahasa dan Sastra Inggris A-72

Afifah Luthfi Ainun Wi'am Kedokteran Hewan A-82

Fakultas Kedokteran Hewan/Kedokteran


Sara Salsabila Rais A-20
Hewan

Salsabil Putri Adelia Febryan Kedokteran/Kedokteran A-13

Muna Azizah Kedokteran Hewan A-57

Aaliyah Fidela Hartono FISIP/Ilmu Komunikasi A-52

Naufal Dini Tahtadiy Fakultas Kedokteran Hewan A-49

Mayna Yuan Ilmu Budaya A-41

Ulul Azmi Kedokteran Hewan A-37


Joceline FKH A-51

Farah N Kedokteran Hewan A-36

Muhammad Raiyan Fajri FEB/ Akuntansi A-35

Naufal Ghaninajib Ekonomi dan Bisnis/Ekonomi Pembangunan A-29

Zakiya Amalia Putri EKONOMI DAN BISNIS/AKUNTANSI A-48

Nabila Kamelia Ilmu Hukum A-46

Achmad Sajjad Sains dan Teknologi A-30

Syehhan Albani Sastra Inggris A-57

Titus Oktavianus Pasaribu FEB/Akuntansi A-41

Fauzan Anggie Lubis Studi kejepangan A-20

Aqila Kedokteran A-39

Kayla Diandra Inasitha Vokasi A-47

Raihan Firdaus Hukum/ilmu hukum A-83

Hisyam Rizky Saputra Fst/biologi A-39

Rachel Bahasa Inggris A-11

Nafisah Daradinanti Vokasi A-20

Elsi Psikologi A-39

Fahmi Herlambang Vokasi/Akuntansi A-39

Exsan Vokasi/Perpajakan A-39

Adyatma Edgar Rajendra Santoso Hukum/Ilmu Hukum A-30

Elisa Calista Paulin Sitanggang Fakultas Perikanan dan Kelautan/ Akuakultur A-39

Sylvia Psikologi/Psikologi A-39


Nasywa Orvala Putri Perikanan dan kelautan / akuakultur A-39

Diana Annabelle Situmorang Kedokteran/Kedokteran A-28

Diana Puspita Kesehatan Masyarakat A-08

Noor Fadilah FST/Biologi A-26

Jewelin Jecklyn Jacquetta Nemma


Perikanan dan Kelautan / Akuakultur A-80
Ula Aisha Ardi

Novia Surya Vokasi A-37

Khairun Nisa’ Anabila Keperawatan A-86

Rania Salsabila FEB/Manajemen A-03

Muhammad Ramadhan Fpk A-29

Tabel 4.1.2 Pendapat Penggunaan Batik

Pendapat Mahasiswa

Suka! Jadi lebih normalisir orang menggunakan batik!!

Baik karena melestarikan budaya Indonesia

Dengan memakai batik itu merupakan salah satu bentuk cinta tanah air kita terhadap negara Indonesia

Bagus dikarenakan kita menjadi tau berbagai macam batik yang ada di Indonesia

Mantappp

Sangat mencerminkan budaya

Sangat baik

Saya setuju karena kebijakan tersebut dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap budaya Indonesia
Sangat baik, agar kita senantiasa cinta dengan produk lokal

Penggunaan batik di kampus merupakan salah satu bentuk cinta tanah air dari pengimplementasian Sila

Ketiga Pancasila. Serta dengan menggunakan batik menunjukkan bahwa kita bangga memakai produk

lokal dan bangga akan budaya Indonesia.

Dengan menggunakan batik kita dapat meningkatkan rasa cinta tanah air kita.

Bangga

Bentuk implementasi kita terhadap rasa kecintaan pada budaya lokal, yaitu batik

Penggunaan batik pada pembelajaran KWN dan Pancasila sangat bagus karena dapat meningkatkan nilai

budaya kita dan pembiasaan untuk membanggakan nilai yang kita miliki sebagai WNI.

Saya rasa, ini merupakan kebijakan yang unik dan bagus. Bisa membiasakan kita menggunakan batik dan

menumbuhkan rasa cinta kita kepada batik.

Suka

Dapat mencerminkan kecintaan terhadap bangsa

Ok

Hal ini sangat baik karena di kalangan anak muda masa kini sangat jarang memakai batik sebagai

implementasi pelestarian budaya lokal, sehingga perlu ditetapkan waktu yang wajib memakai batik, jadi

budaya tetap terjaga

Agak ribet

Bagus karena dapat mendorong para mahasiswa untuk mencintai produk khas Indonesia dan melestarikan

batik

Bagus untuk dilakukan karena mencerminkan budaya Indonesia dan meningkatkan rasa solidaritas serta

kebangsaan

Bagus dan saya senang memakai batik


Sangat baik untuk diterapkan di tahun ini dan tahun berikutnya, karena itu merupakan salah satu bentuk

implementasi rasa cinta tanah air

Menurut saya memakai batik pada perkuliahan pdb membantu menumbuhkan rasa cinta tanah air

Sedikit membebani tapi tidak masalah

Menurut saya pemakaian batik saat matkul Kewarganegaraan dan Pancasila sangat baik dan merupakan

langkah yang bersifat kontinuitas dalam memperkenalkan budaya dalam bentuk konkret.

Sangat bagus

Not bad

Awalnya agak merasa terbebani, tapi gapapa juga sih itung-itung ngebiasain pakai batik. Terus juga ngeliat

di gkb banyak yang pakai batik yang beragam pol jadii tambah bangga.

Bagus, karena dapat meningkatkan kecintaan mahasiswa unair terhadap batik

Menurut saya, di wajibkan memakai batik agar para mahasiswa bangga akan produk Indonesia dan

melestarikannya

Bagus

Menurut saya penggunaan batik di kampus akan sangat membantu menumbuhkan rasa bangga dan rasa

cinta tanah air

Bagus

Bagus

Inisiatif bagus untuk lebih mencintai budaya Indonesia dan produk lokal

Sangat baik

Sangat meningkatkan jiwa kebhinekaan


Menurut saya bagus, karena setiap sekali seminggu baju mahasiswa bisa samaan. Selain itu kita juga bisa

mencerminkan rasa bangga dan cinta kita terhadap budaya yang ada di Indonesia.

Baikk. Karena dengan begitu kita bisa ikut andil/berpartisipasi dalam melestarikan budaya Indonesia

Termasuk pembiasaan yang baik karena sesuai dengan tujuan adanya mata kuliah tersebut.

Penggunaan batik di kampus sangat bagus dan menjadikan mahasiswa lebih sering memakai batik

Bagus, cinta dengan budaya sendiri, namun masih ada sebagian yang tidak mempunyai sehingga jika ada

suatu kelas yang mewajibkan untuk pemakaian batik akan menyusahkan bagi yang tidak memiliki. Namun

memakai batik juga menjadi solusi jika sudah kekurangan outfit ke kampus👍🏻

Kebebasan dalam berpakaian di kampus terkadang membuat mahasiswa akan jarang bahkan tidak pernah

lagi menggunakan batik kecuali acara tertentu. Jadi tentu saja ini merupakan hal yang baik untuk

diterapkan di perguruan tinggi

Kegiatan yang baik dan bagus, dapat mencerminkan cinta tanah air

Hal ini sangat baik, karena bagi kita kaum muda, sudah patutnya melestarikan budaya sendiri dengan

penggunaan batik asli Indonesia, ini termasuk dalam mencintai tanah air Indonesia

Sebagai salah satu bentuk cinta tanah air

Bagus sebagai implementasi dari cinta tanah air

Bagus

Anda mungkin juga menyukai