Anda di halaman 1dari 46

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul
pembelajaran Muatan Lokal berbasis project pada submateri Keragaman Budaya Lampung

untuk peserta didik kelas VI SD/MI. Modul ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester mata kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal pada sekolah dasar, dengan
dosen pengampu Fery Setyaningrum, M.Pd.

Modul ini mengajak peserta didik untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dengan
metode penugasan berupa praktik membuat batik tulis maupun batik jumputan serta mampu

menumbuhkan karakter mencintai kearifan lokal yang ada di Indonesia. Modul ini dilengkapi

dengan berbagai lembar kerha untuk peserta didik yang berkaitan dengan penugasan praktik.
Modul ini dirancang sedemikian rupa agar pembaca khususnya peserta didik dapat memahami

materi membatik.

Demikianlah, mudah-mudahan modul ini dapat melatih kemandirian peserta didik dan dapat

bermanfaat untuk siapa saja. Kami mengarap kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul ini. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penyusunan modul ini.

Yogyakarta, 18 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .............................................................................. iv
TUJUAN AKHIR.................................................................................................................... v
PENGANTAR MATERI ........................................................................................................ vi
IDENTITAS MATERI ............................................................................................................ vii
PETA KONSEP ...................................................................................................................... viii
PEMBELAJARAN 1 .............................................................................................................. 1
PEMBELAJARAN 2 .............................................................................................................. 3
PEMBELAJARAN 3 .............................................................................................................. 4
PEMBELAJARAN 4 .............................................................................................................. 7
PEMBELAJARAN 5 .............................................................................................................. 9
PEMBELAJARAN 6 .............................................................................................................. 10
ULANGAN TENGAH SEMESTER...................................................................................... 13
PEMBELAJARAN 7 ............................................................................................................. 15
PEMBELAJARAN 8 .............................................................................................................. 18
PEMBELAJARAN 9 .............................................................................................................. 20
PEMBELAJARAN 10 ............................................................................................................ 22
PEMBELAJARAN 11 ............................................................................................................ 26
RANGKUMAN ...................................................................................................................... 30
ULANGAN AKHIR SEMESTER .......................................................................................... 31
KUNCI JAWABAN ............................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 37
BIOGRAFI PENYUSUN ....................................................................................................... 38

iii
PETUNJUK
PENGGUNAAN MODUL
BAGI GURU

Petunjuk penggunaan modul ini diharapkan dapat mempermudah guru dalam


menggunakannya.
1) Guru sebaiknya membaca modul ini terlebih dahulu
2) Guru melatih peserta didik secara mandiri untuk mempelajari modul ini
3) Guru melatih peserta didik secara mandiri dan mempersilahkan peserta didik untuk
membaca
4) Guru dapat memandu peserta didik dalam memahami pengertian tapis dan sejarah
tapis
5) Guru menyediakan lebar langkah kerja dalam pembuatan tapis
6) Guru mendampingi peserta didik dalam kegiatan praktik
7) Guru menyediakan lebar evaluasi pembelajaran
8) Guru berhak memberikan remidi bagi peserta didik yang nilainya dibawah ketuntasan
minimal yang telah ditentukan, dan memberikan pengayaan bagi peserta didik yang
nilainya sudah diatas rata-rata

BAGI PESERTA DIDIK

Petunjuk penggunaan modul ini diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam
menggunakannya.
1) Bacalah doa sebelum membuka modul ini
2) Bacalah tujuan dari setiap materi
3) Bacalah dan pahami materinya
4) Lakukan percobaan yang ada di modul ini
5) Jika merasa kesulitan bertanyalah kepada guru
6) Buatlah kesimpulan dari setiap tugasnya
7) Kerjakan lebar evaluasi dengan baik dan benar
8) Bertanyalah kepada guru jika terdapat materi yang kurang jelas

iv
TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat:


1) Memahami sejarah tapis lampung
2) Mengetahui jenis-jenis tapis lampung
3) Mengetahui karakteristik tapis lampung
4) Mengetahui pemaknaan tapis lampung
5) Mengetahui jenis-jenis tapis lampung
6) Mengetahui aturan pemakaian tapis lampung
7) Membuat motif tapis lampung
8) Menyelesaikan soal evaluasi akhir
9) Menerapkan dan melestarikan kearifan local di daerah masing-masing

v
PENGANTAR MATERI

Zaman teruslah berjalan dan berkembang seriring berjalannya waktu,


semua itu tidak dapat dicegah maupun dibatasi, dengan semua itu budayapun
juga ikut mengalami perubahan, entah dalam kemajuan maupun kemunduran,
sama halnya dengan kehidupan manusia atau masyarakat, mereka juga akan
mengalami perubahan untuk selalu ingin lebih maju dari generasi ke generasi,
maka tidak heran kalau banyak kita jumpai kebanyakan dari masyarakat
seperti cara berpakaian saat ini. Generasi muda lebih menyukai cara
berpakaian layaknya orang barat. Sehingga cara berpakaian yang sesuai
dengan budaya kitapun luntur. Bahkan tak jarang dari mereka tidak mengerti
dengan muatan local yang ada.
Oleh karena itu, dalam modul ini dijelaskan mulai dari sejarah hingg
acara pembuatann salah satu muatan lokal yaitu Tapis Lampung. Yuk mari kita
pelajari bersama.

vi
IDENTITAS MATERI

KOMPETENSI INTI

3. Memahami pengetahuan factual dan konseptual dengan cara mengamati dan


mencoba (mendengar, melihat, membaca) serta menanya berdasarkan rasa ingin
tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain.

KOMPETENSI DASAR

3.1 Mengenal gambar perspektif, poster, tapis dan patung

INDIKATOR

3.1.1 Mendeskripsikan kebudayaan di Lampung (C1)


3.1.2 Mencari informasi tentang kebudayaan yang ada di daerah tempat tinggal
(C4)
3.1.3 Mendeskripsikan pengertian Tapis Lampung (C1)
3.1.4 Menjelaskan sejarah Tapis Lampung (C1)
3.1.5 Mengidentifikasi karakteristik Tapis Lampung (C1)
3.1.6 Mencari informasi tentang karakteristik tapis Lampung dari berbagai
sumber (C4)
3.1.7 Menganalisis makna dalam Tapis Lampung (C1)
3.1.8 Mengklasifikasikan jenis-jenis Tapis Lampung (C1)
3.1.9 Menjelaskan aturan Tapis Lampung (C1)
3.1.10 Menganalisis perkembangan Tapis Lampung (C1)
3.1.11 Menyebutkan bahan dasar Tapis Lampung (C1)
3.1.12 Menyebutkan alat pembuatan Tapis Lampung (C1)
3.1.13 Mempraktikan cara membuat Tapis Lampung (P2)

vii
viii
Pembelajaran 1
Kebudayaan Lampung

Indikator:
3.1.1 Mendeskripsikan kebudayaan di Lampung
3.1.2 Mencari informasi tentang kebudayaan yang ada di daerah tempat tinggal
Tujuan:
Siswa dapat mendeskripsikan kebudayaan di Lampung

Bandar
Ibukota:

Lampung
Lampung adalah provinsi yang
terletak di bagian paling selatan pulau
Sumatera, Indonesia.

2 Kota
13 Kabupaten
Luas:

35.587 km²

Populasi
Semboyan: 8.289.577 jiwa
“Sai Bumi Ruwa Jurai” (2017)

Apa yang kamu ketahui tentang daerahmu?


Apa ciri khas yang terdapat di daerahmu?

1
Masyarakat Lampung asli memiliki struktur adat yang tersendiri. Bentuk masyarakat
hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya. Secara
umum dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu masyarakat adat Saibatin dan
masyarakat adat Pepadun.

Saibatin (Pesisir) Pepadun (Pedalaman)


Kepaksian Sekala Brak Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga)
Keratuan Melinting Mego Pak Tulang Bawang (Tulang Bawang
Keratuan Balau Empat Marga)
Keratuan Darah Putih Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku)
Keratuan Semaka Buay Lima Way Kanan (Way Kanan Lima
Keratuan Komering Kebuayan)
Cikoneng Pak Pekon Sungkay Bunga Mayang

Berdasarkan pembagian penduduk yang serba mendua ini maka Lampung dikenal
sebagai Propinsi Sang Bumi Ruwa Jurai yang dapat diartikan "Bumi Yang Dua Dalam Kesatuan."
Di daerah Lampung dikenal berbagai peralatan dan perlengkapan adat yang melambangkan
status seseorang yang ditandai dengan pemilikan sebuah kain adat yaitu Kain Tapis Lampung.

AYO BERLATIH 1

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!


1. Ibukota Provinsi Lampung adalah . . . .
2. Semboyan Provinsi Lampung adalah . . . .
3. Arti dari semboyan Provinsi Lampung adalah . . . .
4. Secara umum masyarakat adat Lampung dapat dibedakan dalam dua kelompok
besar yaitu . . . .
5. Peralatan dan perlengkapan adat yang melambangkan status seseorang yang
ditandai dengan pemilikan sebuah kain adat disebut . . . .

2
Pembelajaran 2
Pengertian Tapis
Indikator:
3.1.3 Mendeskripsikan pengertian Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat mendeskripsikan pengertian Tapis Lampung

Masyarakat Lampung asli memiliki struktur adat yang


tersendiri. Di daerah Lampung dikenal berbagai peralatan
dan perlengkapan adat yang melambangkan status
seseorang yang ditandai dengan pemilikan sebuah kain
adat yaitu Kain Tapis Lampung. Kain Tapis merupakan
salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung
dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap
lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta.
Gambar 1. Menenun kain tapis Lampung
Sumber: https://fajarsumatera.co.id/

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kain Tapis lampung, bacalah di
bawah ini dengan seksama!
PENGERTIAN TAPIS LAMPUNG

Tapis adalah pakaian adat suku Lampung, berbentuk sarung dan terbuat dari tenunan
benang emas dengan sistem sulam.
Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk
sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna
yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam
membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh
pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis
(muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk
memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh
pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

AYO BERLATIH 2
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1) Apa yang dimaksud tapis 4) Siapa yang memproduksi kain tapis


Lampung? Lampung?
2) Tapis Lampung berbentuk apa? 5) Apa awal mula tujuan pembuatan
3) Apa saja motif dari tapis Lampung? tapis Lampung?

3
Pembelajaran 3
Sejarah Tapis

Indikator:
3.1.4 Menjelaskan sejarah Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat menjelaskan sejarah Tapis Lampung

Kain tapis merupakan salah satu


jenis kerajinan tradisional masyarakat
Lampung dalam menyelaraskan
kehidupannya baik terhadap lingkungannya
maupun Sang Pencipta Alam Semesta.
Karena itu munculnya kain Tapis ini
ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang
mengarah kepada kesempurnaan teknik
tenunnya, maupun cara-cara memberikan
Gambar 2 Kain Tapis ragam hias yang sesuai dengan
Sumber: indonesiakaya.com perkembangan kebudayaan masyarakat.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kain


Tapis lampung, bacalah di bawah ini dengan seksama!

SEJARAH KAIN TAPIS


Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain brokat yang disebut
nampan (tampan) dan kain pelepai sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key
and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga
terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat,
disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.
Masuknya agama Islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis.
Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetap dipertahankan.
Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya
mengembangkan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan zaman bahari sudah mulai
berkembang sejak zaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam antara tahun 1500 - 1700 .
Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman pencipta jelas memengaruhi hasil
ciptaan yang mengambil ide-ide pada kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan seniman
dimana ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayaran saat itu dan alam lingkungan laut telah memberi ide
penggunaan motif hias pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman
bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan.
Sumber: http://daisymuutz.blogspot.com/2012/12/kain-tapis-posted-by-fera-deslia-ahyar.html

4
Sejarah tapis juga didapat dari

Muhammad Ridho Pratama Putra

(Dido Zulkarnaein)
Muhammad Ridho Pratama Putra, berpendapat bahwa:

Sejarah Tapis Sejak Masa Pra-Sejarah

Sejarah mencatat bahwa masyarakat Lampung telah mengenal tenun Pelepai dan
Nampan sejak abad ke-2 SM. (menurut Van der Hoop = sejarawan asal Belanda).
Tapis Lampung telah disebutkan dalam prasasti Raja Balitung (Abad ke-9 M.) sebagai
barang yang dihadiahkan dan memiliki nilai-nilai tertentu. Bersamaan pada abad tersebut
kain songket telah berkembang di lingkungan Kerajaan Sriwijaya, dimana kain songket telah
ada sejak zaman Kerajaan Malayu (Abad ke-5 M).
Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak
dagang dengan bangsa China sebagai penemu benang emas sejak abad 5 Sebelum Masehi.
Penggunaan benang emas dan kapas dalam tradisi tenun Lampung merupakan
kelanjutan dari teradisi menenun sejak jaman Perunggu atau Perundagian (antara 3000 -
1500 SM). Ini dapat dilihat dari ragam motif pada kain-kain tapis kuno, kain inuh dan kain
bidak yang bergaya Neolitikum, seperti: pucuk rebung, meander, manusia, pohon hayat,
sulur, binatang dll. Yang juga terdapat pada nekara dan bejana perunggu, serta pecahan-
pecahan gerabah Neolitikum. Untuk masyarakat Lampung, penggunaan benang emas,
benang perak dan kaca merupakan kelanjutan dari tradisi prasejarah, mereka dengan
menempelkan atau menyulam benda-benda yang dianggap berharga atau memilki kekuatan
magis, hal ini mungkin berkaitan dengan status sosial masyarakat pada masa itu, dimana
semakin semarak ragam hias pakaian atau kain tenun tersebut, maka semakin tinggi pula
status sosialnya.
Setelah kontak dagang dengan Bangsa China dan India terjadi, maka mulailah
mereka mengenal penggunaan kapas dan menghiasinya dengan barang-barang impor
seperti benang emas, benang perak, benang sutera alam, dan kaca. Dan banyak mengalami
perkembangan motif seiring dengan perubahan zaman sampai masuknya pengaruh Islam
yang sangat besar, dan semakin menambah kekayaan ragam hias dan jenis dari kain tapis
Lampung itu sendiri.

5
AYO BERLATIH 3
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!
1. Siapa sejarawan asal Belanda yang mengungkapkan sejarah Tapis Lampung pertama
kali?
a. Van den Bosch c. Van der Hoop
b. Theodore van Deventer d. Van der Tuuk
2. Wikipedia Sejak kapan orang Lampung menenun kain brokat nampan (tampan) dan
kain pelepai?
a. Abad ke-2 Masehi c. Abad ke-5 Masehi
b. Abad ke-2 Sebelum Masehi d. Abad ke-5 Sebelum Masehi
3. Hiasan-hiasan yang terdapat pada Tapis Lampung memiliki unsur-unsur yang sama
dengan ragam hias di daerah lain. Hal ini merupakan pengaruh tradisi zaman . . . .
a. Neolitikum c. Paleolitikum
b. Megalitikum d. Mesolitikum
4. Motif Tapis Lampung dipengaruhi oleh keberadaan aktivitas ...
a. Agraris c. Militer
b. Perdagangan d. Maritim
5. Prasasti yang menyebutkan Tapis Lampung sebagai barang yang dihadiahkan disebut
prasasti . . . .
a. Prasasti Mulawarman c. Prasasti Telaga Batu
b. Prasasti Raja Belitung d. Prasasti Raja Sankhara
6. Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak
dagang dengan bangsa . . . .
a. China c. Portugis
b. Belanda d. Jepang
7. Penggunaan benang emas dan kapas dalam tradisi tenun Lampung merupakan
kelanjutan dari teradisi menenun sejak zaman . . . .
a. Zaman praaksara dan zaman perundagian
b. Zaman perunggu dan zaman praaksara
c. Zaman perunggu dan zaman perundagian
d. Zaman perundagian dan zaman batu
8. Tapis kuno bergaya Neolitikum menggunkan ragam motif pucuk rebung, meander,
manusia, pohon hayat, sulur, binatang adalah . . . .
a. Tapis Tuho c. Tapis Cucuk Andak
b. Tapis Inuh d. Tapis Balak
9. Menghiasi kain tenun dengan menempelkan atau menyulam benda-benda yang
dianggap berharga atau memilki kekuatan magis menandakan . . . .
a. Status sosial yang semakin tinggi
b. Kekayaan yang berlimpah
c. Kemampuan magis yang tinggi
d. Keturunan bangsawan
10. Semakin berkembang dan semakin bertambahnya kekayaan ragam hias Tapis
Lampung dipengaruhi oleh masuknya agama . . . . di Lampung.
a. Budha c. Islam
b. Hindu d. Konghu Chu

6
Pembelajaran 4
Karakteristik Tapis

Indikator:
3.1.5 Mengidentifikasi karakteristik Tapis Lampung
3.1.6 Mencari informasi tentang karakteristik tapis Lampung dari berbagai sumber
Tujuan:
Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik Tapis Lampung

Karakteristik Ragam Hias Lampung

Warna warna yang dipakai untuk kain tapis yaitu warna – warna yang sangat berani,
atau warna warna primer yang tua. Warna warna itu menunjukkan kekuasaan di provinsi
lampung. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key and rhomboid shape), pohon hayat, dan
bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang,
matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam
dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.
Motif yang dipakai juga menunjukan berbagai macam kekhasan dari provinsi
Lampung itu sendiri. Sebagai contoh yang sangat sering dipakai yaitu, gajah, buaya, lambang
Siger. Lambang Siger sering dipakai karena merupakan lambang mahkotanya provinsi
Lampung.
Gaya yang biasa dipakai untuk kain tapis yaitu menunjukan kewibawaan, kemewahan,
dan kekuasaan. Kain tapis ini sering dipakai oleh raja raja dan juga sering dipakai dalam
acara adat setempat di Lampung itu sendiri. Akan tetapi antar daerah di Lampung memiliki
gaya kain tapis yuang berbeda, oleh karna itu kain tapis memiliki banyak gaya yang berbeda
dan sangat unik.

7
AYO BERLATIH 4

Mencari Informasi Karakteristik Tapis Lampung

Siapkan: kertas manila dan alat tulis.

Langkah Kegiatan:

1) Buatlah kelompok dengan 4-5 temanmu.


2) Carilah informasi tentang karakteristik tapis lampung.
3) Informasi dapat diperoleh dari ensiklopedia, modul, dan internet.
4) Informasi yang diperoleh kemudian dibuat laporan dalam bentuk table yang ditulis
pada kertas manila. Contoh table adalah sebagai berikut.

Makna dari warna Makna dari gaya


Warna Motif
yang dipakai yang dipakai

5) Presentasikan informasi yang diperoleh kelompokmu. Lakukan secara bergantian


dengan kelompok lain.

8
Pembelajaran 5
Makna Tapis

Indikator:
3.1.7 Menganalisis makna dalam Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat menganalisis makna dalam Tapis Lampung

Pemaknaan Tapis Lampung

Kain tapis bagi masyarakat adat Lampung memiliki makna simbolis sebagai lambang
kesucian yang dapat melindungi pemakainya dari segala kotoran dari luar. Selain itu dalam
pemakaiannya kain tapis juga melambangkan status sosial sang pemakai. Makna simbolis
kain tapis terdapat pada kesatuan utuh bentuk motif yang diterapkan, serta bidang warna
kain dasar sebagai wujud kepercayaan yang melambangkan kebesaran Pencipta Alam. Kain
tapis merupakan pakaian resmi masyarakat adat Lampung dalam berbagai upacara adat dan
keagamaan, dan merupakan perangkat adat yang serupa pusaka keluarga.
Dalam rentang perjalanannya, kain tapis tidak hanya menunjukkan suatu proses
kontinum kelangsungannya, tetapi juga menampakkan terjadinya perubahan dan
pengembangan dalam banyak aspek, seperti pada aspek fungsinya kain tapis berubah dari
benda sakral yang terkait erat dengan adat dan kepercayaan masyarakat Lampung berubah
menjadi benda profan dan sekuler yang berfungsi untuk komoditi pasar.

AYO BERLATIH 5

Pemaknaan Tapis Lampung

1) Tuliskan dengan bahasamu sendiri, apa makna dari Tapis Lampung!

Makna Tapis Lampung

2) Kumpulkan hasil tulisanmu untuk dinilai.

9
Pembelajaran 6
Jenis-jenis Tapis

Indikator:
3.1.8 Mengklasifikasikan jenis-jenis Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis Tapis Lampung

Orang-orang Lampung terus


mengembangkan Kain Tapis sesuai dengan
perkembangan zaman, baik pada aspek
Teknik dan kepakaran dalam
pembuatannya, bentuk motifnya, dan
metode penerapan motif pada kain dasar
Tapis.
Walaupun tentun tapis telah
berkembang dengan baik, namun pada
prinsipnya masih dapat dikenali asal dari
Gambar 2 Kain Tapis
daerahnya.
Sumber: indonesiakaya.com

Jenis kain tapis Lampung mengikuti daerah asal para pemakainya. Jenis-jenis kain
tapis yang umum digunakan masyarakat Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin, mari kita
pelajari bersama.

JENIS TAPIS LAMPUNG MENURUT ASAL DAN PEMAKAIANNYA

1) Tapis Lampung dari


Pesisir Tapis Lampung dari pesisir yang paling
terkenal adalah Tapis Inuh, yang berkembang di
tengah masyarakat beradat Sai Batin, umumnya
a. Tapis Inuh tinggal di pesisir Lampung. Inuh dibuat dengan bahan
b. Tapis Cucuk Andak benang sutera yang pewarnaannya menggunakan
c. Tapis Semaka
teknik celup tradisional. Pembuatan Inuh dilakukan
d. Tapis Kuning
dengan teknik tenun ikat, yaitu kain yang proses
e. Tapis Cukkil
pembentukan motifnya dilakukan melalui pengikatan
f. Tapis Jinggu
benang-benang.

10
Inuh menarik untuk dikaji karena motif dan ragam hias di dalamnya
menggambarkan cara pandang masyarakat pesisir terhadap lingkungannya, yang
berbeda dengan masyarakat di pedalaman (beradat Pepadun).
Ciri khas Inuh terlihat dari motifnya yang bernuansa laut. Tapis Inuh yang
dibuat secara tradisional, dewasa ini sangat sulit ditemukan karena pewarisannya
tidak sembarangan. Bagi masyarakat pesisir Lampung, Inuh merepresentasikan status
sosial. Semakin tinggi tingkat kerumitan Inuh, semakin tinggi status sosial
pemakainya. Dilihat dari pembuatannya, Inuh mengandung nilai-nilai keuletan, kerja
keras, kecermatan, dan penghargaan terhadap kaum wanita.

2) Tapis Lampung dari 3) Tapis Lampung dari


Pubian Telu Suku Sungkai Way Kanan

a. Tapis Jung Sarat a. Tapis Jung Sarat


b. Tapis Balak b. Tapis Balak
c. Tapis Laut Linau c. Tapis Pucung Rebung,
d. Tapis Raja Medal, d. Tapis Halom/Gabo
e. Tapis Pucuk Rebung e. Tapis Kaca
f. Tapis Cucuk Handak f. Tapis Kuning
g. Tapis Tuho g. Tapis Lawok Halom
h. Tapis Sasap h. Tapis Tuha
i. Tapis Lawok Silung i. Tapis Raja Medal
j. Tapis Lawok Handak j. Tapis Lawok Silung

Masyarakat Lampung asli memiliki struktur adat yang tersendiri. Bentuk


masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat satu dengan
yang lainnya. Secara umum dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu
masyarakat adat Saibatin dan masyarakat adat Pepadun.
Masyarakat Lampung berdasarkan ikatan kekerabatannya dapat dibagi
menjadi golongan-golongan yang lebih kecil, yang lazimnya disebut
Buay/Kebuayan. Suku bangsa Lampung yang beradat Pepadun dapat digolongkan
menjadi :
• Abung Siwo Mego (abung sembilan marga)
• Tulang Bawang Mego Pak (tulang bawang empat marga)
• Pubian Telu Suku (pubian tiga suku)
• Buay Lima (way kanan)

11
5) Tapis Lampung dari Abung
4) Tapis Lampung dari Siwo Mego
Tulang Bawang Mego Pak
a. Tapis Rajo Tunggal
a. Tapis Dewosano b. Tapis Lawet Andak
b. Tapis Limar Sekebar c. Tapis Lawet Silung
c. Tapis Ratu Tulang Bawang d. Tapis Lawet Linau
d. Tapis Bintang Perak e. Tapis Jung Sarat
e. Tapis Limar Tunggal f. Tapis Raja Medal
f. Tapis Sasab g. Tapis Nyelem di Laut Timbul di Gunung
g. Tapis Kilap Turki h. Tapis Cucuk Andak
h. Tapis Jung Sarat i. Tapis Balak
i. Tapis Kaco Mato di Lem j. Tapis Pucuk Rebung,
j. Tapis Kibang k. Tapis Cucuk Semako
k. Tapis Cukkil l. Tapis Tuho
l. Tapis Cucuk Sutero m. Tapis Cucuk Agheng
m. Tapis Lawok Silung n. Tapis Gajah Mekhem
o. Tapis Sasap
p. Tapis Kuning
q. Tapis Kaco
r. Tapis Serdadu Baris.

AYO BERLATIH 6

Jodohkanlah dengan jawaban yang benar berikut ini dengan benar!

Jenis Tapis Asal

1) Tapis Lawok Halom A) Pubian Telu Suku

2) Tapis Jinggu B) Sungkai Way Kanan

3) Tapis Serdadu Baris C) Pesisir

4) Tapis Cucuk Handak D) Abung Siwo Mego

5) Tapis Kilap Turki E) Tulang Bawang Mego Pak

12
Ulangan Akhir Semester

A. PILIHAN GANDA
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!
1. Kain khas Lampung disebut . . . .
a. Batik c. Tapis
b. Ulos d. Jarik
2. Siapa sejarawan asal Belanda yang mengungkapkan sejarah Tapis Lampung
pertama kali?
a. Van den Bosch c. Van der Hoop
b. Theodore van Deventer d. Van der Tuuk
3. Hiasan-hiasan yang terdapat pada Tapis Lampung memiliki unsur-unsur yang
sama dengan ragam hias di daerah lain. Hal ini merupakan pengaruh tradisi
zaman . . . .
a. Neolitikum c. Paleolitikum
b. Megalitikum d. Mesolitikum
4. Motif Tapis Lampung dipengaruhi oleh keberadaan aktivitas ...
a. Agraris c. Militer
b. Perdagangan d. Maritim
5. Tapis yang berkembang di tengah masyarakat beradat Sai Batin, umumnya
tinggal di pesisir Lampung adalah . . . .
a. Tapis Balak c. Tapis Kibang
b. Tapis Tuho d. Tapis Inuh
6. Pewarnaan pada Tapis Inuh menggunakan teknik . . . .
a. Celup tradisional c. Cap tinta
b. Celup modern d. Sulam warna
7. Ciri khas Tapis Pesisir memiliki motif yang menggambarkan . . . .
a. Pepohonan c. Aktivitas penduduk
b. Nuansa laut d. Kebudayaan
8. Masyarakat Lampung asli memiliki dua kelompok masyarakat adat yang berbeda
yaitu . . . . dan . . . .
a. Papadun dan Melayu c. Saibatin dan Papadun
b. Melayu dan Saibatin d. Pasemah dan Saibatin

13
9. Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil
kontak
10. dagang dengan bangsa . . . . c. Portugis
a. China d. Jepang
b. Belanda
11. Menghiasi kain tenun dengan menempelkan atau menyulam benda-benda yang
dianggap berharga atau memilki kekuatan magis menandakan . . . .
a. Status sosial yang c. Kemampuan magis
semakin tinggi yang tinggi
b. Kekayaan yang d. Keturunan bangsawan
berlimpah

A. ISIAN SINGKAT
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
1. Warna warna yang dipakai untuk kain tapis yaitu . . . .
2. Lambang Siger dipakai karena . . . .
3. Prasasti yang menyebutkan Tapis Lampung sebagai barang yang dihadiahkan
disebut prasasti . . . .
4. Semakin berkembang dan semakin bertambahnya kekayaan ragam hias Tapis
Lampung dipengaruhi oleh masuknya agama . . . .
5. Ciri khas Tapis Pesisir memiliki motif yang menggambarkan . . . .

B. URAIAN
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar!
1. Apa awal mula tujuan pembuatan tapis Lampung?
2. Kapan mulai dikenal Tapis Lampung?
3. Bagaimana gaya yang ditunjukan dalam motif Tapis Lampung? Jelaskan!
4. Apa makna yang terkandung dalam Tapis Lampung?
5. Sebutkan jenis-jenis Tapis Lampung! Berikan contohnya!

14
Pembelajaran 7
Aturan Pemakaian

Indikator:
3.1.9 Menjelaskan Tapis dan Aturan Pemakaiannya
Tujuan:
Siswa dapat menjelaskan Tapis dan Aturan Pemakaiannya

PENDALAMAN MATERI

1. Tapis Jung Sarat

Dipakai oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat. Dapat


juga dipakai oleh kelompok isteri kerabat yang lebih tua yang
menghadiri upacara mengambil gelar, pengantin serta muli cangget
(gadis penari) pada upacara adat.
Sumber: pelajarindo.com

2. Tapis Raja Tunggal

Dipakai oleh isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada


upacara perkawinan adat, pengambilan gelar pangeran dan sutan.

Sumber: https://grosirbatiklintang.files.wordpress.com
3. Tapis Raja Medal

Sama seperti Tepis Raja Tunggal, Tepis Raja Medal juga dipakai oleh
isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada upacara perkawinan
adat, pengambilan gelar pangeran dan sutan.

Sumber: https://media.artgallery.nsw.gov.au/
4. Tapis Laut Andak

Dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada acara adat cangget.
Dipakai juga oleh Anak Benulung (isteri adik) sebagai pengiring pada
upacara pengambilan gelar sutan serta dipakai juga oleh menantu
perempuan pada acara pengambilan gelar sutan.
Sumber: pelajarindo.com
5. Tapis Balak

Dipakai oleh kelompok adik perempuan dan kelompok isteri anak


seorang yang sedang mengambil gelar pangeran pada upacara
pengambilan gelar atau pada upacara mengawinkan anak. Tapis ini
dapat juga dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada upacara
adat.
Sumber: pelajarindo.com

15
6. Tapis Silung
Dipakai oleh kelompok orang tua yang tergolong kerabat dekat pada
upacara adat seperti mengawinkan anak, pengambilan gelar, khitanan
dan lain-lain. Dapat juga dipakai pada saat pengarakan pengantin.
Sumber: pelajarindo.com

7. Tapis Laut Linau


Dipakai oleh kerabat isteri yang tergolong kerabat jauh dalam
menghadiri upacara adat. Dipakai juga oleh para gadis pengiring
pengantin pada upacara turun mandi pengantin dan mengambil
gelar pangeran serta dikenakan pula oleh gadis penari (muli cangget).
Sumber: https://media.artgallery.nsw.gov.au/
8. Tapis Pucuk Rebung
Tapis ini dipakai oleh kelompok ibu-ibu/para isteri untuk menghadiri
upacara adat.
Di daerah Menggala tapis ini disebut juga tapis balak, dipakai oleh
wanita pada saat menghadiri upacara adat.
Sumber: kainkhaslampung.blogspot.com
9. Tapis Cucuk Andak
Dipakai oleh kelompok isteri keluarga penyimbang (kepala adat/suku)
yang sudah bergelar sutan dalam menghadiri upacara perkawinan,
pengambilan gelar adat.
Di daerah Lampung Utara tapis ini dipakai oleh pengantin wanita
dalam upacara perkawinan adat.
Sumber: https://i.pinimg.com
10. Tapis Cucuk Pinggir
Dipakai oleh kelompok isteri dalam menghadiri pesta adat dan
dipakai juga oleh gadis pengiring pengantin pada upacara
perkawinan adat.
Sumber: bukalapak.com
11. Tapis Tuho
Tapis ini dipakai oleh seorang isteri yang suaminya sedang
mengambil gelar sutan. Dipakai juga oleh kelompok orang tua
(mepahao) yang sedang mengambil gelar sutan serta dipakai
pula oleh isteri sutan dalam menghadiri upacara pengambilan
gelar kerabatnya yang dekat.
Sumber: https://fitinline.com/

12. Tapis Agheng/Areng


Dipakai oleh kelompok isteri yang sudah mendapat gelar sutan
(suaminya) pada upacara pengarakan naik
pepadun/pengambilan gelar dan dipakai pula oleh pengantin
sebagai pakaian sehari-hari.
Sumber: http://3.bp.blogspot.com

16
13. Tapis Dewosano
Di daerah Menggala dan Kota Bumi, kain tapis ini dipakai oleh
pengantin wanita pada saat menghadiri upacara adat.
Sumber: pelajarindo.com

14. Tapis Kaca


Tapis ini dipakai oleh wanita-wanita dalam menghadiri upacara
adat. Bisa juga dipakai oleh wanita pengiring pengantin pada
upacara adat. Tapis ini di daerah Pardasuka Lampung Selatan
dipakai oleh laki-laki pada saat upacara adat.
Sumber: pelajarindo.com
15. Tapis Bintang

Tapis Bintang ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat


upacara adat.
Sumber: pelajarindo.com

16. Tapis Bidak Cukkil

Model kain Tapis ini dipakai oleh laki-laki pada saat menghadiri
upacara-upacara adat.
Sumber: pelajarindo.com
17. Tapis Bintang Perak

Tapis ini dapat dipakai pada upacara-upacara adat dan berasal dari
daerah Menggala, Lampung Utara.
Sumber: https://pengrajintapis.com/

AYO BERLATIH 8

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Tapis Jung Sarat dipakai oleh . . .
2. Isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada saat pengambilan gelar
menggunakan Tapis . . . . dan . . . .
3. Anak Benulung (isteri adik) sebagai pengiring pada upacara pengambilan gelar sutan
menggunakan Tapis . . . .
4. Tapis Laut Linau dipakai oleh . . . .
5. Tapis Pucuk Rebung digunakan oleh ibu-ibu pada saat . . . .

17
Pembelajaran 8
Aturan Pemakaian

Indikator:
3.1.10 Menganalisis perkembangan Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat menganalisis perkembangan Tapis Lampung

Untuk lebih mengetahui bagaimana perkembangan tapis pada awal


mula hingga sekarang, marilah kita pahami di pendalaman materi!

PENDALAMAN MATERI

PERKEMBANGAN TAPIS LAMPUNG


Tapis pada mulanya adalah kain khusus yang hanya boleh dikenakan oleh kaum perempuan
pada saat menghadiri upacara-upacara adat. Oleh karena tapis mempunyai nama-nama tersendiri
berdasarkan motif dan ragam hiasnya, maka dibuatlah suatu aturan khusus bagi pemakainya
berdasarkan status sosialnya dalam masyarakat.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tapis tidak hanya dipakai oleh kaum bangsawan
melainkan juga orang kebanyakan di Lampung. Jika awalnya tapis dibuat khusus untuk keperluan-
keperluan adat yang melambangkan makna-makna tertentu, maka saat ini telah bergeser hanya pada
segi keindahannya serta untuk memperoleh keuntungan ekonomis semata.
Hal ini terlihat dari semakin beragamnya derivasi produk tapis, baik pada bentuk fisik maupun
motif ragam hiasnya. Jika pada awalnya produk tapis hanya berupa kain sarung adat untuk wanita
bangsawan, maka saat ini telah mengalami modifikasi dan diversifikasi sehingga tercipta berbagai
produk seni kerajinan tapis, seperti busana muslim, hiasan dinding, kaligrafi, perlengkapan kamar tidur,
tas, dompet, kopiah, tempat tisu, dan lain sebagainya.
Perubahan yang terjadi pada kain tapis seiring dengan perubahan masyarakat pendukungnya,
seperti adanya interpretasi dan persepsi baru terhadap tapis, keterbukaan terhadap berbagai inovasi,
ide-ide, dan kreasi para perajin tapis untuk melestarikan, mempertahankan serta mengembangkan
seni kerajinan tapis. Selain itu, perubahan juga terjadi karena berkembangan dunia kepariwisataan
Lampung sehingga banyak lembaga atau institusi pemerintah maupun swasta di Lampung yang
berusaha mengembangkan seni kerajinan tapis dengan melakukan berbagai usaha pelatihan,
penyuluhan, dan pembinaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis, jiwa
kewirausahaan, maupun manajemen usaha para perajin kain tapis.

18
PRODUK MODIFIKASI TAPIS LAMPUNG

AYO BERLATIH 9

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Bagaimana awal mula penggunaan tapis?
2. Bagaimana perkembangan Tapis saat ini?
3. Apa saja macam produk modifikasi dan diversifikasi yang tercipta dari Tapis
Lampung?
4. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan Tapis Lampung?
5. Apa usaha yang dilakukan lembaga atau institusi pemerintah maupun swasta
di Lampung untuk mengembangkan seni kerajinan tapis? Lalu apa tujuannya?

19
Pembelajaran 9
Bahan Pembuatan

Indikator: 7.
3.1. 11 Menyebutkan bahan dasar Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat menyebutkan bahan dasar Tapis Lampung

KAMU HARUS TAU

Konon, sebelum mengenal benang kapas dan benang sutera, masyarakat Lampung
seperti juga masyarakat prasejarah lainnya di dunia telah memanfaatkan kulit kayu, serat
pisang, serat nenas, serat pandan, dan lain sebagainya untuk dipintal menjadi benang.
Penggunaan benang-benang baru pengganti kulit kayu dan serat-serat tersebut adalah karena
pengaruh dari adanya kontak perdagangan dengan orang-orang Cina dan India pada sekitar
tahun 449 Masehi. Seperti yang ditulis di Kitab Liu Sung Shu 420-479 M, menyatakan bahwa
orang Lampung telah mengadakan kontak dagang dengan bangsa Cina sejak abad ke-5
Masehi..

PENDALAMAN MATERI

BAHAN DASAR TAPIS LAMPUNG ZAMAN DAHULU


Bahan-bahan untuk membuat sebuah kain tapis utuh secara garis besar dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu bahan pembuat benang untuk kain, pengawet, dan pewarnanya,
serta bahan pembuat ragam hiasnya.
Benang Katun kapas atau khambak dan benang sutera
Ragam Hias kepompong ulat sutera
daun pinang muda, daun pacar, kulit pohon kejal
kulit pohon salam dan kulit pohon rambutan
Pewarna kulit pohon mahoni atau kulit pohon durian
buah dadukhuk atau daun talom
kunyit & kapur sirih
Pengawet akar serai wangi
Pencegah Luntur Daun sirih
Penegang benang
Pantis (lilin dari sarang lebah)
(agar kaku)

20
PENDALAMAN MATERI

BAHAN TAPIS MASA KINI

Menurut Satriadi (2004), peralihan bahan baku dari hasil olahan penenun ke produksi
pabrik dimulai sejak sekitar tahun 1995. Awalnya pemakaian bahan baku pabrik hanya pada
kalangan kecil perajin tapis yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Bahan bakunya
berupa benang katun, masres, dan sunwash berbentuk gulungan dengan merk dagang tertentu.
Warnanya ada berbagai macam seperti merah, kuning, putih, coklat, hitam, biru dan lain
sebagainya.

Pemilihan bahan baku berupa benang katun, masres dan sunwash disebabkan karena
kedua jenis benang ini bila telah menjadi kain akan tebal dan rapat (tidak ada celah-celah
lubang). Apabila kain dari katun atau sunwash dibentangkan pada alat sulaman (pamidangan
atau tekang), akan kencang dan tidak mudah longgar dan atau robek, sehingga memudahkan
perajin dalam menyucug (menyulam). Sebaliknya jika menggunakan kain yang tipis, selain kalau
dibentangkan mudah loggar, juga mudah robek kalau terlalu kencang.

Kain yang terbuat dari benang sunwash bentuknya masih polos, sehingga bila ingin
menggunakan kain ini, sebelum disulam harus digarisi terlebih dahulu. Sedangkan kain yang
terbuat dari benang katun sudah bergaris dan tinggal digambari pola ragam hias atau
mencontoh pola ragam hias untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk sulaman di atas kain.
Namun dalam perkembangannya, benang sunwash saat ini lebih banyak dipilih oleh perajin
karena harganya lebih murah ketimbang benang katun. Oleh karena itu, tidak mengherankan
ketika kelak telah menjadi sehelai tapis harga jualnya pun relatif lebih murah dibandingkan tapis
berbahan katun.

AYO BERLATIH 10

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!

1. Sebutkan bahan-bahan untuk membuat sebuah kain tapis utuh secara garis besar!
2. Bagaimana cara mencegah warna tapis agar tidak luntur?
3. Apa bahan baku yang digunakan perajin tapis yang menggunakan Alat Tenun Bukan
Mesin (ATBM)?
4. Mengapa harus memilih bahan baku berupa benang katun, masres dan sunwash?
5. Apa perbedaaan kain yang terbuat dari benang sunwash dan benang katun? Jelaskan!

21
Pembelajaran 10

Alat Pembuatan

6.
Indikator:
3.1. 12 Menyebutkan alat pembuatan Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat menyebutkan alat pembuatan Tapis Lampung

Peralatan untuk membuat sehelai kain tapis utuh dapat


dibagi menjadi dua macam, yaitu peralatan untuk membuat
kain dasar berupa seperangkat alat tenun dan peralatan
membentuk serta membuat motif dan ragam hiasnya.

Alat Tenun Tradisional


Gedogan

Peralatan Pembuat Kain Alat Tenun Bukan Mesin


Dasar (ATBM)

Alat Tenun Mesin (ATM)

Peralatan Pembuat Tapis


Jarum

Gunting
Peralatan Pembuat Ragam
Hias
Penggulung Benang

Pola Ragam Hias

22
PENDALAMAN MATERI

PERALATAN PEMBUATAN TAPIS

A Peralatan Pembuat Kain Dasar

Peralatan untuk membuat kain dasar dapat dibedakan lagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Alat Tenun Tradisional Gedogan

Alat tenun yang sebut gedogan ini dapat dikategorikan sebagai alat
tenun awal dalam proses pembuatan tapis, baik tapis yang diproduksi
oleh masyarakat adat Saibatin maupun masyarakat adat pepadun.
Gedogan terdiri atas sejumlah bagian yang saling berhubungan.
Bagian-bagian tersebut terdiri atas sesang dan mattakh.
Alat Tenun Gedogan
Sumber: Pinterest

a Sesang alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun
b Mattakh untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian alat-alat:
1) Terikan : alat menggulung benang
2) Cacap : alat untuk meletakkan alat-alat mettakh
3) Belida : alat untuk merapatkan benang
4) Kusuran : alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang
5) Apik : alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan
6) Guyun : alat untuk mengatur benang
7) Ijan atau Peneken : tunjangan kaki penenun
8) Sekeli : alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang
dimasukkan melintang
9) Terupong/Teropong : alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan
10) Amben : alat penahan punggung penenun
11) Tekang : alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas

2. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

Alat tenun bukan mesin (ATBM) adalah alat


tenun yang menggunakan rangka kayu yang
gerakan mekaniknya dilakukan oleh tenaga
manusia.

Penemuan: tahun 1988


Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
Sumber: karyatenunjepara.blogspot.com

23
Komponen dalam ATBM:

a Gulungan lusi penjaga tepian lusi yang telah dihani

b Gandar gosok berfungsi sebagai jalan lusi


menjaga agar benang lusi selalu dalam keadaan sejajar agar memudahkan
c Kayu silang mencari benang yang putus dan mencucuknya kembali dalam mata gun
sehingga benang lusi tidak saling tertukar
d Gun/Kamram pembagi benang lusi yang dinaik-turunkan menjadi mulut lusi

e Kerekan menggantungkan gun


mengetak benang pakan yang telah diluncurkan dalam mulut lusi pada
f Sisir proses menenun serta untuk mengatur kekerapan benang lusi yang
disesuaikan dengan halus/kasarnya kain yang dibuat
g Laci tenun memegang sisir berbentuk suatu kerangkat terbuat dari kayu

h Gandar dada jalan kain sebelum digulung

i Gulungan kain menggulung kain yang baru ditenun


mengendurkan lusi apabila kain harus dimajukan karena sebagian sudah
j Gandar rem
ditenun
berupa dua buah kayu panjang yang terletak di bawah alat tenun dan
k Injakan
mempunyai titik putar di bagian belakangnya
l Alat pemukul berupa beberapa buah tongkat yang dihubungkan dengan tali

3. Alat Tenun Mesin (ATM)

Alat tenun mesin atau ATM merupakan alat


tenun termodern yang menggunakan tenaga
mesin sebagai penggerak mekaniknya.
Penemuan: tahun 1995

Alat Tenun Mesin (ATM)


Sumber: sc02.alicdn.com

24
B Peralatan Pembuat Ragam Hias

Setelah kain tapis dapat dibeli di toko-toko penjual bahan kain dan tidak perlu lagi ditenun
sendiri, maka proses selanjutnya hanya tinggal membuat motif dan ragam hias dengan cara
mencucuknya (menyulam).

untuk memasukkan benang penyawat yang akan dijahitkan pada


a kain tenun, fungsinya untuk melekatkan benang emas dan atau
benang perak
Jarum tangan

b untuk memotong serta merapikan kain dan benang


Gunting

untuk menggulung benang emas dengan cara melilitkannya


c
pada bagian tengah penggulungan benang
Penggulung benang

d untuk memudahkan pada saat proses penyulaman


Pola ragam hias

untuk merentangkan kain agar menjadi kencang pada saat


e
mencucuk atau menyulam benang
Tekang atau Pamidangan

AYO BERLATIH 11

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!


1. Alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun disebut . . . .
2. Yang dimaksud dengan kusuran adalah . . . .
3. Kayu silang dalam alat tenum bukan mesin (ATBM) digunakan untuk . . . .
4. Alat tenun mesin muncul pada tahun . . . .
5. Untuk merentangkan kain agar menjadi kencang pada saat mencucuk atau
menyulam benang digunakan alat yang disebut . . . .

25
Pembelajaran 11
Proses Pembuatan

Indikator:
3.1. 13 Menguraikan proses pembuatan Tapis Lampung
Tujuan:
Siswa dapat menguraikan proses pembuatan Tapis Lampung

Alat Tenun Tradisional


Gedogan
Manual
Alat Tenun Bukan Mesin
Proses Pembuatan Tapis
(ATBM)
Alat Tenun Mesin (ATM)

PENDALAMAN MATERI

PROSES PEMBUATAN TAPIS

1
Proses Pembuatan Tapis dengan Alat Tenun Gedogan

26
2 Proses Pembuatan Tapis dengan ATBM

3 Proses Pembuatan Ragam Hias Tapis

Untuk membuat sebuah tapis, terlebih dahulu kain dipotong sesuai dengan
ukuran yang diinginkan. Tapis model kuna (tapis tua) umumnya berukuran 65 centimeter
x 120 centimeter, sementara tapis model baru berukuran antara 75 centimeter-80
centimeter x 120 centimeter. Sedangkan untuk membuat benda-benda bercorak tapis
seperti peci, tas, tempat lipstik, dan sebagainya, kain terlebih dulu dipotong dengan
ukuran selendang, kemudian disulam, baru dipotong lagi sesuai kebutuhan.

Langkah-langkah:

27
AYO BERLATIH 11
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar!

1. Sebutkan tiga tahap pembuatan tapis dengan tenun gedogan!


2. Dalam proses pembuatan tapis dengan ATBM, jika benang sudah kering lalu dikelos
menjadi gulungan kecil menggunakan alat yang disebut . . . .
3. Pada saat penghanian perlu ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu . . . .
4. Tapis modal kuna (tapis tua) umumnya berukuran . . . .
5. Teknik pembuatanragam hias terdapat dua cara yaitu . . . .

AYO MENCOBA

Setelah kamu mengetahui alat dan bahan untuk membuat Tapis. Ayo lakukan kegiatan
membuat tapis bersama temanmu, ikutilah petunjuk dibawah ini!

Alat dan Bahan:


o Benang emas tebal
o Benang putih dan emas
o Penggaris
o Kain bludru merah
o Spidol
o Gunting
o Jarum

Langkah Pembuatan Tapis Lampung Motif Gunung:


o Potong kain berbentuk oersegi dengan ukuran 30x30 cm
o Siapkan jarum dan benang untuk menyulam
o Gambar kain bludru untuk membingkai motif menggunakan spidol dan penggaris
o Menjahit dengan meletakan benang emas besar, lalu dijahit dari bawah ke atas
menggunakan jarum yang udah dikaitkan dengan benang mas kecil
o Sulam mengikuti alur gambar yang sudah dibuat
o Menggunting bagian ujung benang dengan rapi

28
AYO BERDISKUSI
Setelah kamu melakukan praktik membuat tapis, bagaimana perasaanmu? Senang bukan?

Nah sekarang buatlah kelompok 2-4 orang kemudian buatlah bagai langkah-langkah
pembuatan tapis seperti yang sudah kamu lakukan
Selamat mengerjakan!
BAGAN PEMBUATAN TAPIS

29
Secara umum masyarakat adat Lampung dapat dibedakan dalam dua kelompok
besar yaitu masyarakat adat Saibatin dan masyarakat adat Pepadun.
Tapis adalah pakaian adat suku Lampung, berbentuk sarung dan terbuat dari tenunan
benang emas dengan sistem sulam.
Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain
brokat yang disebut nampan (tampan) dan kain pelepai sejak abad ke-2 Sebelum
Masehi
Warna warna yang dipakai untuk kain tapis yaitu warna – warna yang sangat berani,
atau warna warna primer yang tua. Warna warna itu menunjukkan kekuasaan di
provinsi lampung.
Motif yang dipakai juga menunjukan berbagai macam kekhasan dari provinsi
Lampung itu sendiri.
Tapis Lampung dari pesisir yang paling terkenal adalah Tapis Inuh.
Jenis tapis lampung dibagi menjadi 5 yaitu Tapis Lampung dari Pesisir, Tapis
Lampung dari Pubian Telu Suku, Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan, Tapis
Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak, Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego
Tapis secara umum digunakan dalam upacara adat
Seiring dengan perkembangan zaman, tapis tidak hanya dipakai oleh kaum
bangsawan melainkan juga orang kebanyakan di Lampung.
Bahan-bahan untuk membuat sebuah kain tapis utuh secara garis besar dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu bahan pembuat benang untuk kain, pengawet, dan
pewarnanya, serta bahan pembuat ragam hiasnya.
Berdasarkan peralatan yang digunakan, proses pembuatan kain tapis dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama pembuatan kain tapis dengan alat
tenun gedogan dan ATBM, kedua dengan alat tenun mesin (ATM).

30
Pembelajaran 12
Ulangan Akhir Semester

SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER

A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar!
1. Pengantin wanita pada upacara perkawinan adat menggunakan tapis . . . .
a. Raja Medal c. Lauk Andak
b. Jung Sarat d. Pucuk Rebung
2. Tapis yang dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada acara adat cangget adalah ...
a. c.

b. d.

3. Perhatikan gambar dibawah ini!

Tapis diatas disebut . . . .


a. Tapis Bintang Perak c. Tapis Bidak Cukkil
b. Tapis Kaca d. Tapis Agheng
4. Yang merupakan produk modifikasi dari kain tapis kecuali . . . .
a. Dompet c. Tas
b. Tisu d. Kopiah
5. Perhatikan gambar dibawah ini!

Daun diatas digunakan dalam pembuatan tapis yang berguna untuk . . . .


a. Pewarna hijau c. Pencegah luntur
b. Pengawet d. Pewarna cokelat
6. Untuk mendapatkan warna hitam pada tapis, dapat menggunakan pewarna alami
berupa . . . .
a. Kulit pohon rambutan c. Buah dadukhuk
b. Kulit pohon kejal d. Daun talom
7. Benang sunwash lebih disukai oleh para perajin karena . . . .
a. Tipis c. Mudah dibentuk
b. Nyaman dipakai d. Murah

31
8. Perhatikan gambar dibawah ini!

Alat tersebut digunakan dalam pembuatan tapis, alat tersebut dinamakan . . . .


a. Alat tenun gedogan c. Alat tenun mesin
b. Alat tenun bukan mesin d. Alat tenun buatan
9. Alat yang digunakan untuk penjaga tepian lusi yang telah dihani disebut . . . .
a. Gandar gosok c. Gulungan lusi
b. Kerekan d. Sisir
10. Tapis model kuna (tapis tua) umumnya berukuran . . . .
a. 80 x 120 cm c. 70 x 120 cm
b. 75 x 120 cm d. 65 x 120 cm

B. ISIAN SINGKAT
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
1. Di daerah Menggala dan Kota Bumi para pengantin wanita pada saat menghadiri
upacara adat memakai tapis . . . .
2. Perhatikan gambar dibawah ini!

Tapis diatas bernama . . . .


3. Perubahan tapis Lampung kini mengalami perubahan yang disebabkan oleh . . . .
4. Akar serai wangi digunakan untuk . . . .
5. Alat tenun yang digunakan masyarakat adat Saibatin adalah . . . .

C. URAIAN
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Apa saja produk modifikasi dan diversifikasi yang tercipta dari Tapis Lampung?
2. Apa perbedaaan kain yang terbuat dari benang sunwash dan benang katun?
Jelaskan!
3. Jelaskan langkah pembuatan tapis dengan alat tenun gedogan!
4. Jelaskan dua teknik pembuatan ragam hias!
5. Jelaskan langkah pembuatan tapis motif gunung secara sederhana dan dengan
bahasamu sendiri!

32
Kunci Jawaban

AYO BERLATIH 1

1) Bandar Lampung
2) Sang Bumi Ruwa Jurai
3) Bumi yang dua dalam kesatuan
4) Saibatin (pesisir) dan Pepadun (Pedalaman)
5) Tapis Lampung
AYO BERLATIH 2

1) Tapis adalah pakaian adat suku Lampung, berbentuk sarung dan terbuat dari
tenunan benang emas dengan sistem sulam.
2) Berbentuk sarung.
3) Motif alam, flora dan fauna.
4) Pengerajin wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis.
5) Pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi
tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral.
AYO BERLATIH 3
1) C 6) A
2) B 7) C
3) A 8) B
4) D 9) A
5) B 10) C
AYO BERLATIH 4
Makna dari warna Makna dari gaya
Warna Motif
yang dipakai yang dipakai
Warna primer tua Berani Gajah, buaya, lambing kewibawaan,
(merah) Siger kemewahan, dan
kekuasaan
AYO BERLATIH 5
Makna Tapis Lampung
Kain tapis bagi masyarakat adat Lampung memiliki makna simbolis sebagai lambang
kesucian yang dapat melindungi pemakainya dari segala kotoran dari luar. Selain itu
dalam pemakaiannya kain tapis juga melambangkan status sosial sang pemakai.
Makna simbolis kain tapis terdapat pada kesatuan utuh bentuk motif yang
diterapkan, serta bidang warna kain dasar sebagai wujud kepercayaan yang
melambangkan kebesaran Pencipta Alam.

33
AYO BERLATIH 6
1) B 3) D 5) E
2) C 4) A
ULANGAN TENGAH SEMESTER
A. Pilihan Ganda
1) C 6) A
2) C 7) B
3) A 8) C
4) D 9) A
5) D 10) A
B. Isian Singkat
1) Berani
2) Lambang mahkota Provinsi Lampung
3) Raja Belitung
4) Islam
5) Nuansa laut
C. Uraian
1) Mengisi waktu luang dan memenuhi tuntutan adat istiadat
2) Abad ke 2 sebelum masehi
3) Menunjukan kewibawaan, kemewahan, dan kekuasaan
4) Status social yang tinggi
5) Jenis-jenis tapis:
a) Tapis Lampung dari Pesisir: Tapis Inuh, Cucuk Andak, Semaka, Kuning, Cukkil,
Jinggu.
b) Tapis Lampung dari Pubian Telu Suku: Tapis Jung Sarat, Balak, Laut Linau, Raja
Medal, Pucuk Rebung, Cucuk Handak, Tuho, Sasap, Lawok Silung, Lawok
Handak
c) Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan: Tapis Jung Sarat, Balak, Pucung
Rebung, Halom/Gabo, Kaca, Kuning, Lawok Halom, Tuha, Raja Medal, Lawok
Silung.
d) Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak: Tapis Dewosano, Limar
Sekebar, Ratu Tulang Bawang, Bintang Perak, Limar Tunggal, Sasab, Kilap
Turki, Jung Sarat, Kaco Mato di Lem, Kibang, Cukkil, Cucuk Sutero.
e) Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego : Tapis Rajo Tunggal, Lawet Andak,
Lawet Silung, Lawet Linau, Jung Sarat, Raja Medal, Nyelem di Laut Timbul di
Gunung, Cucuk Andak, Balak, Pucuk Rebung, Cucuk Semako, Tuho, Cucuk
Agheng, Gajah Mekhem, Sasap, Kuning, Kaco, Serdadu Baris.
AYO BERLATIH 8
1) Pengantin wanita pada upacara perkawinan adat
2) Raja Manunggal dan Raja Medal
3) Tapis Laut Andak
4) Kerabat isteri yang tergolong kerabat jauh dalam menghadiri upacara adat
5) Menghadiri upacara adat

34
AYO BERLATIH 9
1) Kain khusus yang hanya boleh dikenakan oleh kaum perempuan pada saat
menghadiri upacara-upacara adat
2) Tak hanya dipakai oleh kaum bangsawan melainkan kebanyakan orang Lampung dan
untuk memperoleh keuntungan ekonomi
3) Busana muslim, hiasan dinding, kaligrafi, perlengkapan kamar tidur, tas, dompet,
kopiah, tempat tisu, dan lain sebagainya.
4) Adanya interpretasi dan persepsi baru terhadap tapis, keterbukaan terhadap berbagai
inovasi, ide-ide, dan kreasi para perajin tapis untuk melestarikan, mempertahankan
serta mengembangkan seni kerajinan tapis
5) Usaha pelatihan, penyuluhan, dan pembinaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan teknis, jiwa kewirausahaan, maupun manajemen usaha para perajin kain
tapis
AYO BERLATIH 10
1) kain, pengawet, dan pewarnanya, serta bahan pembuat ragam hiasnya.
2) Menggunakan daun sirih
3) benang katun, masres, dan sunwash berbentuk gulungan
4) karena kedua jenis benang ini bila telah menjadi kain akan tebal dan rapat (tidak ada
celah-celah lubang)
5) Kain yang terbuat dari benang sunwash bentuknya masih polos, sehingga bila ingin
menggunakan kain ini, sebelum disulam harus digarisi terlebih dahulu. Sedangkan
kain yang terbuat dari benang katun sudah bergaris dan tinggal digambari pola
ragam hias atau mencontoh pola ragam hias untuk selanjutnya dituangkan dalam
bentuk sulaman di atas kain
AYO BERLATIH 11
1) Sesang
2) Alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang
3) Menjaga agar benang lusi selalu dalam keadaan sejajar agar memudahkan mencari
benang yang putus dan mencucuknya kembali dalam mata gun sehingga benang lusi
tidak saling tertukar
4) 1995
5) Tekang atau pemindangan
AYO BERLATIH 12
1) Tahap pengolahan dasar, Tahap penyusunan benang, Tahap penenunan benang
2) Gelosan/Kelos
3) (a) benang yang digulung panjangnya harus sama; (b) letak benang yang
digulung pada boom tenun harus dalam keadaan sejajar; (c) benang yang
digulung pada boom tenun bisa penuh atau sesuai keperluan; (d) lebar benang
yang digulung pada boom tenun harus sedikit lebih besar dari sisir; (e) benang
yang digulung harus lebih panjang dari kain yang akan dibuat; dan (f) permukaan
benang pada boom tenun harus rata.
4) 65 centimeter x 120 centimeter
5) Cara pertama, pola ragam hias tidak dipindahkan ke atas kain dasar, tetapi hanya
dibuat di atas kertas pola saja dan cara yang kedua adalah dengan
menggambarnya pada kain yang akan disulam di atas pamidangan atau tekang

35
ULANGAN AKHIR SEMESTER
A. PILIHAN GANDA
1) B 6) A
2) A 7) D
3) C 8) B
4) B 9) C
5) C 10) D
B. ISIAN SINGKAT
1) Dewosano
2) Tuho
3) Inovasi
4) Pengawet
5) Gedosan
C. URAIAN
1) Busana muslim, hiasan dinding, kaligrafi, perlengkapan kamar tidur, tas, dompet,
kopiah, tempat tisu, dan lain sebagainya
2) Kain yang terbuat dari benang sunwash bentuknya masih polos, sehingga bila ingin
menggunakan kain ini, sebelum disulam harus digarisi terlebih dahulu. Sedangkan
kain yang terbuat dari benang katun sudah bergaris dan tinggal digambari pola
ragam hias atau mencontoh pola ragam hias untuk selanjutnya dituangkan dalam
bentuk sulaman di atas kain
3) Proses pengolahan bahan dasar, proses penyusunan benang, proses penenunan
benang
4) Pertama, pola ragam hias tidak dipindahkan ke atas kain dasar, tetapi hanya dibuat di
atas kertas pola saja. Kedua, menggambarnya pada kain yang akan disulam di atas
pamidangan atau tekang.
5) Langkah-langkah:
 Potong kain berbentuk persegi dengan ukuran 30x30 cm
 Siapkan jarum dan benang untuk menyulam
 Gambar kain bludru untuk membingkai motif menggunakan spidol dan
penggaris
 Menjahit dengan meletakan benang emas besar, lalu dijahit dari bawah ke
atas menggunakan jarum yang udah dikaitkan dengan benang mas kecil
 Sulam mengikuti alur gambar yang sudah dibuat
 Menggunting bagian ujung benang dengan rapi

36
___________.____. Kain Tapis. Diakses pada 28 Juni 2019 melalui
https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_tapis
____________. 2014. Pengertian Kain Tapis. Diakses pada 28 Juni 2019 melalui
http://souvenirkaintapislampung.blogspot.com/2014/03/pengertian-kain-tapis-kain-
tapis-adalah.html.
Apita Sari, Dian. 2016. Jenis Tapis Lampung menurut Pemakaiannya. Diakses pada 28 Juni
2019 melalui https://malahayati.ac.id
Ganjar Budiman, Hary. 2013. Makna dan Nilai Budaya Tapis Inuh pada Masyarakat Pesisir di
Lampung Selatan. Bandung: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
Hermawanto, Irvan. 2017. “Makalah Sejarah Kain Tapis Provinsi Lampung”. Diakses pada 28
Juni 2019 melalui https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/12/sejarah-kain-tapis-
lampung.html
Hermayulis, dkk. ____. Pengaruh Alam Persekitaran terhadap Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam Bidang Pakaian pada Masyarakat Nusantara di
Indonesia. Malaysia. Prosiding diakses pada 28 Juni 2019 melalui
http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2086/1/prosiding%205.pdf.
Intani, Ria. 2006. Tapis Lampung. Laporan Perekaman BPSNT Bandung: Bandung.
Jane, Miftahul. ____. Jejak Sejarah Kain Tapis Lampung. Diakses pada 28 Juni 2019 melalui
https://www.academia.edu/10380856/Jejak_Sejarah_Kain_Tapis_Lampung
Ria, Novita. 2018. Proses Pembuatan Tapis Khas Lampung. Diakses pada 28 Juni 2019 melalui
https://alyntapis.jstore.co/blog/tips-dan-trik/proses-pembuatan-tapis-khas-lampung

64
ILFI INTANSARI adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Ahmad Dahlan (UAD) dengan nomer induk
mahasiswa 1600005096, Yogyakarta. Lahir di
Mataram Baru, 09 Maret 1999. Menyeselesaikan
pendidikan tingkat sekolah menengah atas di
SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono. Penyusun
merupakan anak kedua dari pasangan Bapak
Budi dan Ibu Sukarni. Penyusun tinggal di Desa
Tulung Pasik, Kecamatan Mataram Baru,
Lampung Timur, Lampung. Apabila ada kepentingan bisa hubungi via email :
ilfi.intansari@yahoo.co.id atau via whatsapp 082186440340.

65

Anda mungkin juga menyukai