Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA DI LINGKUNGAN KAMPUS

Dosen Pengampu :

Ella Susanty S.Pd, M.Pd

Kelompok 9 :
1. Septiana Adela Sari 202132087
2. Naswa Noor Sabila Mirawafa 202132097
3. Desi Nurul Hidayah 201932139
4. Arlisa Lutfiani 201932142

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

1
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah yang berjudul “Aktualisasi Pancasila sebagai
Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia di Lingkungan Kampus” dibuat berpedoman pada artikel-
artikel yang ada pada website. Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Pancasila Education atau Pendidikan Pancasila.

Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini, tidak lupa kami mengucapkan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini
sehinggga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Ella Susanty S.Pd, M.Pd yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran
sangat kami harapkan agar nantinya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kudus, 16 Desember 2021

Hormat Kami

Penyusun

DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

Daftar Isi....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang..........................................................................................................................4

2
Rumusan Masalah....................................................................................................................5

Tujuan........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai Sarana Mencapai Tujuan Perguruan Tinggi.........6-8

Penumbuhan Moral Etika Pancasila...................................................................................8-9

Kebebasan Akademik.........................................................................................................9-10

Kebebasan Mimbar Akademik.........................................................................................10-11

Karakteristik Mahasiswa.......................................................................................................11

Peran Mahasiswa di Masyarakat....................................................................................11-14

Mahasiswa dan Nilai Pancasila......................................................................................14-17

BAB III

Kesimpulan.............................................................................................................................18

Kritik dan Saran......................................................................................................................18

Daftar Pustaka........................................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan
waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi
menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan semua
bangsa Indonesia.

3
Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflikdi internal para
pencetusnya, hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasila masih hangat
diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikanterutama kalangan Politik dan mahasiswa.
Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasila adalah mengenai awal
dicetuskannyaPancasila tentang sila pertama.
Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihatbahwa komponen
masyarakatnya terbentuk dari dua kelompok besar yaitu kelompokagamis dalam hal ini didominasi
oleh kelompok agama Islam dan yang kedua adalah kelompok Nasionalis.Kedua kelompok tersebut
berperan besar dalam pembuatanrancangan dasar Negara kita tercinta ini.
Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara.Sekarang
pancasilapun di jadikan bahan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan didalam kampus.
Dimana didalam kampus tersebut akan terdidik dengankepemimpinan pancasilan. Baik dalam
perilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar didalamnya. Serta molekul - molekul yang
menjadi bagiannya.
Makalah ini dibuat sebagai catatan perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman,agar kita
senantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar Negara, dan juga dapat
digunakan untuk menjadi penengah bagi pihak yang sedangberbeda pendapat tentang dasar Negara
supaya kedepan kita tetap seperti semboyankita yaitu “Bhhineka Tunggal Ika”. Terutama hal tersebut
dalam penerapannya dalam kehidupan kita, termasuk di lingkungan kampus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai Sarana Mencapai Tujuan Perguruan
Tinggi ?
2. Bagaimana penumbuhan moral etika Pancasila di lingkungan kampus?
3. Bagaimana fungsi mahasiswa dalam kebebasan akademik?
4. Bagaimana fungsi mahasiswa dalam kebebasan mimbar akademik?
5. Bagaimana karakteristik mahasiswa di lingkungan kampus?
6. Bagaimana peran mahasiswa di masyarakat?
7. Bagaimana mahasiswa dan nilai-nilai pancasila berkembang di lingkungan sekitar?

C. Tujuan Pembahasan

Berikut tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya sebagai berikut:


1. Memahami pengertian Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai Sarana Mencapai Tujuan
Perguruan Tinggi

4
2. Memahami penumbuhan moral etika Pancasila di lingkungan kampus.
3. Memahami fungsi mahasiswa dalam kebebasan akademik.
4. Memahami fungsi mahasiswa dalam kebebasan mimbar akademik.
5. Memahami karakteristik mahasiswa yang ada di lingkungan kampus.
6. Memahami peran mahasiswa di masyarakat.
7. Memahami perkembangan mahasiswa dan nilai-nilai pancasila di lingkungan kampus.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai Sarana Mencapai Tujuan Perguruan Tinggi
Tri Dharma berasal dari Bahasa Sansekerta. Tri berarti tiga dan Dharma berarti
kewajiban. Maka Tri Dharma adalah tiga kewajiban yang ada dalam perguruan tinggi.
Tiga kewajiban yang dimaksud adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Setiap komponen yang ada di perguruan tinggi yakni
sivitas akademika mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan dan melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi ini.
Hal ini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang ini berbunyi: perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi juga dapat didefinisikan sebagai tujuan yang
harus dicapai perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
3. Penyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud
berpedoman pada:
a) Tujuan pendidikan nasional
b) Kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan
c) Kepentingan masyarakat, serta
d) Memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.

6
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perguruan tinggi menyelenggarkan
kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni kegiatan yang terdiri
dari:
1. Pendidikan, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan IPTEK, dan seni.
2. Penelitian, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik,
teori, konsep, metodologi, model, atau informasi baru guna memperkaya IPTEK
dan seni.
3. Pengabdian kepada masyarakat, merupakan kegiatan yang memanfaatkan IPTEK
dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.

Dengan penyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi keluaran yang


diharapkan dari kegiatan tersebut adalah:
1. Pendidikan
Lulusan perguruan tinggi, serta peningkatan produktivitas masyarakat karena
terlibatnya lulusan dalam proses produksi.
2. Penelitian
Pengetahuan, ilmu dan teknologi baru, serta nilai tambah (dalam arti luas) yang
terjadi karena penyebarluasan hasil penelitian.
3. Pengabdian kepada masyarakat
Pengetahuan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan di masyarakat serta
peningkatan kepercayaan dan kehendak masyarakat untuk melibatkan perguruan
tinggi dalam masalah pembangunannya.

B. Penumbuhan Moral Etika Pancasila


Akhir-akhir ini di berbagai tempat timbul kerusuhan massa yang cenderung
brutal dikarenakan adanya kesenjangan sosial antara pemerintah pusat maupun daerah. Hal
ini menimbulkan gejolak berupa gerakan pengacau keamanan bahkan tuntutan untuk
melepaskan diri misalnya Aceh dan Irian Barat. Apabila tidak segera diatasi maka akan
menyebabkan disintregrasi bangsa. Disini pula dikarenakan hubungan social lainnya,
kebebasan berkumpul sangat dibatasi, kesadaran pemeliharaan lingkungan yang kurang,
kurangnya kerjasama antar agama, kurangnya penyadaran sosial, serta sentiment yang
selalu ditutup-tutupi dengan isi SARA.Yang justru menyebabkan meledaknya kerusuhan

7
di beberapa tempat. Padahal para pendiri bangsa telah mencontohkan pada kita bagaimana
cara mencipatakan situasi demokrasi melalui BPUPKI–PPKI dengan melakukan
perdebatan dan pemufakatan disaat-saat mempersiapkan kemerdekaan. Bahkan saat
proklamasi hingga pengesahan UUD 1945 mereka tetap bersatu hingga Negara Republik
Indonesia dapat diwujudkan.
Persoalan demokrasi bukan hanya masalah yang menyangkut pengaturan
kekuasaan Negara, melainkan juga terkait cara hidup antar kelompok masyarakat yang
sangat pluralis dimana persoalan-persoalan sosial dapat dipecahkan secara bersama. Maka
muncullah pemikiran kearah desentralisasi pemerintahan yang kurang lebih sejalan dengan
perkembangan masyarakat modern dan demokratis. Namun terjadinya kerusuhan
dibeberapa tempat, kekejaman bahkan pembunuhan antar masyarakat etnis bertentangan
dengan jiwa dan semangat Pancasila. Sebab bagi bangsa Indonesia keanekaragaman etnis,
agama, adat istiadat, wilayah yang begitu luas yang konsekuensi logisnya, pluralisme, visi
dan aspirasi yang beraneka ragam harus diterima dan dihormati. Yang menjadi perhatian
kita adalah mengatasi pluralisme dari kerawanan menjadi asset nasional.
Cara mengatasinya yakni dengan “Etika Pluralisme”, yakni etika yang
mengajarkan sopan santun dalam sikap dan mau menerima beda pendapat dalam
musyawarah dan mufakat sebagai penjelmaan demokrasi Pancasila.
Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa dapat diciptakan dan
menghindari disintregrasi bangsa.Sarana yang sangat strategis yakni dengan pendidikan
Pancasila. Untuk itulah maka revitalisasi nilai-nilai Pancasila serta moral etika Pancasila
harus terus-menerus dikembangkan.

C. Kebebasan Akademik
Sejak universitas pertama kali berdiri di Bologna (Italia), paham kebebasan
yang selama itu dipegang oleh gereja mulai digulirkan pada Universitas. Semua pimpinan
agama memegang kekuasaan, mengambil keputusan tentang kebenaran-kebebasan bagi
masyarakat melalui mimbar (excathedra). Pada masa itu kebenaran dan keadilan masih
dikendalikan oleh kesejajaran (juxtaposition) antara simpulan yang ditarik dari tafsir
agama dan yang merupakan hasil proses penalaran oleh para pemikir (ilmuwan dan
filosof) semakin diperlukan adanya batasan yang jelas.
1. Tidak jarang simpulan tersebut menghasilkan pertentangan pandangan (contra
position) dari apa yang telah dicapai oleh para pemikir (ilmuwan dan filosof) pada
abad pertengahan dapat diamati suatu gejala empirik tentang kebebasan untuk

8
mencapai kebenaran: Bahwa masyarakat ilmiah perlu dikembangkan dalam
lingkungan perguruan tinggi.
2. Sikap avveroisme (kelompok ilmiah nasionalis yang berusaha melepaskan diri dari
gereja ) semakin jelas dikalangan perguruan tinggi, mereka semakin otonom dalam
mencapai kebenaran.
3. Otonomi perguruan tinggi berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Kondisi itu bersifat conditio sinequanon bagi kemajuan peradaban imu. Dalam hal
ini segala pengertian tentang kebebasan kampus dan kebebasan akademis adalah
pengertian yang setara bagi kemajuan.

Kebebasan akademik dalam hal ini lebih berciri aktivitas wahana


pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat diikuti oleh sivitas akademika (dosen dan
mahasiswa). Dalam hal ini sivitas akademika akan menempuh jalur norma akademik, yang
mencangkup serangkaian langkah metodologis: penemuan masalah, tujuan, manfaat, cara
mencapai kebenaran, analisis, dan simpulan.

D. Kebebasan Mimbar Akademik


Dalam perkembangan dan penyelenggaraan otonomi kampus bagi
perkembangan ilmu pengetahuan muncul istilah kebebasan mimbar akademik, yaitu
proses pengembangan ilmu lewat kegiatan perkuliahan (mimbar akademik). Kebebasan
mimbar akademik lebih ditekankan pada pengembangan kognitif (pemahaman), apresiasi
(afektif), dan keterampilan (psikomotorik) yang dilakukan dalam laboratorium dan
perpustakaan. Media untuk pengembangan mimbar akdemik lebih ditekankan pada
diskusi, seminar, dan simposium. Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa akan berada
dalam suatu pola interese, yaitu berada pada satu tatanan bahasa yang bersifat setara (VIS
a VIS) namun dosen tetap pada posisi pemegang mimbar (ex cathedra). Posisi pemegang
mimbar utama adalah guru besar (professor). Ia memiliki otoritas sebagai pengembang
ilmu karena telah bergelar doctor.
Suria Sumantri (1986: 27) menyebut mahasiswa sebagai setengah
ilmuwan,yaitu mahasiswa belum memiliki kewibawaan penuh pemegang otoritas dalam
kegiatan ilmu. Fungsi mahasiswa menjadi cukup strategis dalam kegiatan keilmuan yang
mengarah pada perkembangan peradaban manusia dan teknologi. Pertama, pada proses
pengembangan ilmu mahasiswa, mahasiswa merupakan pelaku muda (colega minor)yang
sedang belajar dan mengalami bimbingan dari dosen (colega mayor). Mahasiswa akan

9
mengalami pendewasaan diri sebagai ilmuwan. Kedua, pada proses pengembangan ilmu,
mahasiswa merupakan pelaku muda yang pada umumnya sedang mengalami bimbingan
dari para dosen. Dalam hal ini mahasiswa sering kali memerlukan media tukar pendapat,
dialog kritis untuk saling memberi masukan.

E. Karakteristik Mahasiswa
Menurut administratif, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di
suatu Perguruan Tinggi atau Universitas.
Menurut wikipedia, mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh
pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinnggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi,
dan yang paling umum adalah Universitas.
Berikut merupakan karakteristik mahasiswa:
a. Memiliki pemikiran yang kritis, bertindak dengan cepat, tepat, dan terencana.
b. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan yang tidak merugikan.
c. Pandai berargumen dan menyampaikan pendapat.
d. Supel dan mudah bergaul dengan berbagai kalangan.
e. Suka berdiskusi tentang berbagai topik pembahasan.
f. Memiliki rasa persatuan dan kesatuanyang kuat, mandiri, dsb.

F. Peran Mahasiswa di Masyarakat


Dalam Peraturan Pemerintah RI No.30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Menurut Sarwono (1978)
mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan
tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu
lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa dapat dikatakan sebagai sebuah komunitas unik yang berada di
masyarakat yang dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu
berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-
kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan
(seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni
dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat
menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa,
tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa
memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa
yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa

10
memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan
diri dari masyarakat.
Berikut ini beberapa peran mahasiswa dalam masyarakat :
1. Agent Of Change ( Generasi Perubahan )
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan artinya jika ada sesuatu yang
terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya
sesuai dengan harapan sesungguhnya. Dengan harapan bahwa suatu hari mahasiswa
dapat menggunakan disiplin ilmunya dalam membantu pembangunan Indonesia
untuk menjadi lebih baik ke depannya.
Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah
lebih baik. Hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup
bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan dapat menjadi
jembatan antara rakyat dengan pemerintah.

2. Social Control ( Generasi Pengontrol )


Sebagai generasi pengontorol seorang mahasiswa diharapkan mampu
mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar
dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dan
memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu
mengkritik, memberi saran, dan memberi solusi jika keadaan sosial bangsa sudah
tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa, memiliki kepekaan, kepedulian, dan
kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual. Asumsi
yang kita harapkan dengan perubahan kondisi sosial masyarakat tentu akan berimbas
pada perubahan bangsa. Intinya mahasiswa diharapkan memiliki sense of belonging
yang tinggi sehingga mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi
orang yang senantiasa mencarikan solusi berbagai problem yang sedang
menyelimuti mereka.

3. Iron Stock ( Generasi Penerus )


Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan menjadi
manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang
nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak.
Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan
bangsa Indonesia . Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan
bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke
golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia
kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat
sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam hal ini mahasiswa diartikan sebagai cadangan masa depan. Pada saat
menjadi mahasiswa kita diberikan banyak pelajaran, pengalaman yang suatu saat
nanti akan kita pergunakan untuk membangun bangsa ini.

4. Moral Force ( Gerakan Moral )

11
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan untuk
menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang
menyimpamg dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan
meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan. Mahasiswa sendiripun
harus punya moral yang baik agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan juga
harus bisa merubah ke arah yang lebih baik jika moral bangsa sudah sangat buruk,
baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi.
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa
disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa.
Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran
mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga
mahasiswa dapat dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan
sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan
keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya.
Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan
melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah
yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi
di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab
berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan
sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu
menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang
kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari
masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan”
maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti
masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme
dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita
melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita,
ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita dan juga kadang
sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki. Contoh kasusnya yang
paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu.

G. Mahasiswa dan Nilai Pancasila


Sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya mahasiswa menumbuhkan dan
meningkatkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan menjunjung tinggi nilai-nilai
pancasila. Mahasiswa sebagai kaum yang intelektual sangat berperan penting dalam
kemajuan bangsa, sebab mahasiswa adalah tonggak perubahan bangsa.
Meningkatkan rasa cinta kepada pancasila bukanlah suatu hal yang mudah,
semuanya harus dimulai dari kesadaran diri kita sendiri misalnya kita harus mampu

12
bertanggung jawab, bersikap disiplin, jujur, dan berjiwa patriotisme (berani, pantang
menyerah, dan rela bekorban demi bangsa dan Negara), sehingga kita bisa mengamalkan 
dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila.
Seperti yang kita ketahui di zaman Millenial ini sudah banyak mahasiswa yang tidak
lagi memahami apa isi dari pancasila dan cara melaksanakan sila-sila dalam pancasila,
sehingga disinilah peran mahasiswa untuk menjelaskan arti penting dari pancasila kepada
mereka yang sudah bersikap acuh tak acuh pada pancasila, hal sederhana yang dapat kita
lakukan seperti mengadakan seminar tentang arti pentingnya pancasila dalam kehidupan
bernegara serta mengajak mereka untuk bergabung dalam kegiatan upacara memperingati
hari kesaktian pancasila (1 oktober) dan hari lahirnya pancasila (1 juni ). contoh lain
peran mahasiswa dalam mengamalkan nilai –nilai pancasila seperti:
Berakhlak baik, bermoral, dan sopan santun dengan menghargai orang – orang yang
ada di sekitar kita baik itu dosen, teman-teman sesama mahasiswa, dan masyarakat.
Mematuhi segala peraturan yang ada di kampus demi terciptanya kehidupan kampus
yang lebih baik. Jangan besikap apatis (acuh tak acuh) ataupun hanya mementingkan diri
sendiri.
Ikut aktif dalam berbagai kegiatan organisasi di kampus seperti BEM, HMJ, UKM,
SENAT, dan lainnya. Karena dengan bergabung di organisasi kita dapat menanamkan
nilai–nilai pancasila seperti meningkatkan toleransi, menumbuhkan jiwa sosial,dan
terjalinnya kerja sama antar individu.
Sebagai mahasiswa kita harus cermat dalam mendengarkan informasi agar terhindar
dari segala hoax atau berita yang tidak benar.
Pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa “ mengandung arti
bahwa semua orang berhak memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal
yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa yaitu mendorong adanya sikap toleransi umat
beragama sehingga tercipta kehidupan yang damai dan terhindar dari segala bentuk
konflik. contoh penerapannya, seperti saling menghormati antar umat beragama, adanya
tenggang rasa atau kepedulian antar umat beragama sehingga terciptanya rasa saling
tolong – menolong.
Pada sila kedua “ Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung arti bahwa
sesama manusia kita harus saling mencintai, tidak semena-mena terhadap orang lain,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan,
meningkatkan tingkat kepedulian terhadap sesama. misalnya sebagai mahasiswa kita
harus bersikap ramah kepada teman-teman di lingkungan kampus maupun kepada

13
masyarakat di luar kampus, dan juga kita harus gemar/suka melakukan kegiatan
kemanusiaan seperti membantu korban bencana alam, contohnya : menggalang dana
untuk korban gempa di ambon,melakukan pembagian masker di kawasan yang terkena
dampak asap.
Pada sila ke -3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia” mengandung arti bahwa kita
harus menjunjung tinggi semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, jangan
pernah membeda-bedakan suku maupun agama orang lain, agar kasus rasisme terhadap
mahasiswa papua tidak terjadi lagi,karena walaupun kita berbeda –beda kita tetap satu
yaitu bangsa INDONESIA. sikap kita sebagai mahasiswa yaitu bangga dan cinta terhadap
tanah air, selalu memprioritaskan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi.
Pada sila ke- 4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan”. artinya setiap keputusan yang menyangkut kehidupan
masayarakat harus melalui musyawarah mufakat sebab bangsa Indonesia menerapkan
prinsip demokrasi (masyarakat berhak menyampaikan aspirasi nya kepada
pemerintah/kebebasan dalam berpendapat). oleh karena itu sebagai mahasiswa yang
berintelektual kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain,selalu
mengedepankan musyawarah terutama saat berorganisasi dalam forum, serta menghargai
hasil musyawarah.
Dalam sila ke-5 “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” maksudnya bahwa
kita harus bersikap adil dengan tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain,
menumbuhkan rasa kekeluargaan serta menjalin kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagai mahasiswa kita harus menjunjung tinggi nilai kekeluargaan,
menghargai pendapat orang lain, bersikap adil dalam mengambil keputusan, jangan
sampai merugikan orang lain.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma kehidupan Bangsa Indonesia di
lingkungan kampus menjadi suatu acuan/pedoman agar mahasiswa mempunyai sikap dan
perilaku Pancasila yang nantinya dapat sebagai bekal untuk hidup di lingkungan
masyarakat.

B. Kritik dan Saran


Sebelum kita terlampau melangkah jauh, menyisakan jejak yang tidak pantas
bagi seorang mahasiswa. Marilah kita kembali pahami arti dari keberadaan pancasila itu
sendiri. Serta kita harus sadar diri, bahwa kitalah yang akan memegang Negara kita ini.
Maka dari itu, mulai saat ini, biasakanlah berprilaku, bertindak bahkan menganbil
keputusan dengan jiwa pancasila kita. Karena dengan itulah, akan terwujud bangsa yang
makmur serta tujuan Negara akan mudah dicapa

15
DAFTAR PUSTAKA

http://irfan-herdwiansyah.blogspot.com/2014/02/makalah-aktualisasi-pancasila.html
https://www.coursehero.com/file/47940324/MAKALAH-PANCASILAdocx/

16

Anda mungkin juga menyukai