Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEJARAH BUSANA

“sejarah busana ”

Dosen Pengampu : Dra. Hotmaria Tampubolon, M.Pd.

Mata Kuliah : Sejarah Busana

Disusun Oleh :

Ratih Sumarti (5203143004)

KELAS B

PROGAM STUDI TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Busana”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi salah satu mata kuliah .

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan tentang Sejarah Busana bagi kita
semua.

Medan, 27 Mei 2021

Ratih sumarti

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
A. Latar Belakang......................................................................................................................2
B. TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. SEJARAH BUSANA...........................................................................................................3
B. BENTUK DASAR BUSANA..............................................................................................4
PERKEMBANGAN BENTUK DASAR.....................................................................................9
C. PERKEMBANGAN MODE BUSANA DARI ABAD KE ABAD...................................15
D. PELENGKAP BUSANA....................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Busana berasal dari bahasa sansekerta "bhusana" yang berati pakaian. Busana
merupakan segala sesuatu yang dipakai manusia mulai dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Busana yang kita kenakan sekarang merupakan perkembangan dari
busana dasar . Dengan melalui makalah mengenai sejarah busana ini,kita bisa
mengetahui penjelasan tentang awal adanya busana dasar tersebut sehingga seperti
busana yang kita kenakan sekarang pada masa ini.
B. TUJUAN
a. Menjelaskan sejarah busana
b. Mengetahui pengertian dan factor timbulnya busana
c. Mengetahui bentuk dasar busana
d. Mengetahui perkembangan bentuk dasar busana
e. Mengetahui perkembangan busana dari abad ke abad
f. Mengetahui alur waktu perkembangan busana
g. Mengetahui pelengkap pada busana

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH BUSANA
1. Awal mula busana

Pakaian menjadi sebuah kebutuhan dan selalu digunakan manusia dari masa ke masa. Pakaian
memiliki fungsi utama yaitu melindungi tubuh agar tetap hangat. Pakaian terus mengalami
perkembangan seiring pengaruh budaya, fungsi, dan mode. Biasanya pakaian terbuat dari bahan
tekstil dan serat.

Pada zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia
hidup dengan cara berburu, bercocok tanam dan hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke
tempat lain dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitarnya. Ketika mereka
berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya yaitu
daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru
berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga, pengaruh
udara, cuaca atau iklim dan benda-benda lain yang berbahaya.

Cara yang dilakukan manusia untuk melindungi tubuhnya pada saat itu berbeda-beda sesuai
dengan alam sekitarnya. Di daerah yang berhawa dingin, manusia menutup tubuhnya dengan
kulit binatang, khususnya binatang-binatang buruan yang berbulu tebal seperti domba. Kulit
binatang tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari daging dan lemak yang menempel lalu
dikeringkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga dengan daerah yang
panas, mereka memanfaatkan kulit kayu yang direndam terlebih dahulu lalu dipukul-pukul dan
dikeringkan. Ada juga yang menggunakan daundaun kering dan rerumputan. Selain itu ada yang
memakai rantai dari kerang atau biji-bijian yang disusun sedemikian rupa dan untaian gigi dan
taring binatang. Untaian gigi dan taring binatang ini dipakai di bagian leher, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan pada panggul sebagai penutup bagian-bagian tertentu pada tubuh

Meski belum diketahui pasti kapan pakaian muncul. Namun dari bukti penelitian menunjukkan
bahwa sejarah pakaian sudah hadir sejak 100 ribu hingga 500 ribu tahun yang lalu. Hal tersebut
ditunjukkan melalui bukti-bukti artefak yang ditemukan. Di beberapa wilayah, Neanderthal
adalah bangsa yang pertama kali membuat pakaian. Mereka belajar untuk menggunakan kulit
binatang yang diburu sebagai pelindung tubuh agar tetap hangat dan kering. Kemudian manusia
Cro-Magnon mengembangkan pakaian menggunakan jarum dan benda runcing dari tulang

3
binantang. Kemudian dibuat titik di salah satu ujung dan mata runcing di ujung lainnya. Dengan
alat tersebut mereka mampu menggabungkan beberapa kulit menjadi sebuah jubah. Jubah
tersebut berbentuk persegi panjang yang diikat dan dibuat lubang sebagai leher. Jubah ini tak
memiliki lengan dan diikat dengan ikat pinggang dari sisa kulit.

Manusia saat belum mengenal busana


sampai menemukannya Pakaian dari tumbuhan dan kulit
binatang

2. Pengetian busana

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan makanan
dan tempat tinggal. Hal ini pun sudah dirasakan manusia sejak zaman dahulu dan
berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia. Dilihat dari
sejarah perkembangan kebudayaan manusia, dapat kita pelajari hal-hal yang ada
hubungannya dengan busana. Pada dasarnya busana yang berkembang dimasyarakat dewasa
ini merupakan pengembangan dari bentuk dasar busana pada peradaban Barat. Namun
busana baratpun hadir atas sumbangan yang tumbuh dari tiga akar budaya yaitu Yunani
Kuno, Romawi dan Nasrani. Seiring dengan perkembangan zaman, busana mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan Ilmu, pengetahuan,teknologi dan seni (IPTEKS).

B. BENTUK DASAR BUSANA

Bentuk dasar busana yang terdapat di Indonesia, yaitu kutang, pakaian bungkus,

poncho, kaftan dan celana. Untuk lebih jelasnya, bentuk dasar busana akan diuraikan
satu persatu.

1.Pakaian Bungkus

Bentuk pakaian bungkus merupakan pakaian yang berbentuk segi

4
empat panjang yang dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari dada, atau
dari pinggang sampai panjang yang diinginkan seperti celemek panggul. Pakaian bungkus ini

tidak dijahit. Pemakaian pakaian bungkus ini dengan cara dililitkan ke tubuh seperti

yang ada di India yang dinamakan sari, toga dan palla di Roma, chiton dan peplos di

zaman Yunani kuno, kain panjang dan selendang di Indonesia.

Pada perkembangannya, pakaian bungkus berbeda-beda dalam cara

pemakaiannya untuk tiap daerah, sehingga muncul pakaian bungkus yang namanya
berbeda-beda diantaranya:

1. Himation, yaitu bentuk busana bungkus yang biasa di pakai oleh ahli filosof atau

orang terkemuka di Yunani Kuno. Himation ini panjangnya 12 atau 15 kaki yang

terbuat dari bahan wol atau lenan putih yang seluruh bidangnya di sulam. Busana

ini dapat dipakai diatas chiton atau dengan mantel. Bentuk busana yang hampir

menyerupai himation ini yaitu pallium yang biasa dipakai diatas toga oleh kaum pria

di Roma pada abad kedua

2. Chlamys, yaitu busana yang menyerupai himation berbentuk longgar, dipakai oleh kaum
pria Yunani Kuno.

5
3. mantel atau shawl, yaitu busana berbentuk persegi empat panjang, pemakaiannya
disampirkan pada satu bahu atau kedua bahu. Pada bagian dada diberi peniti sehingga
muncul lipit-lipit dan pada kedua ujungnya diberi rumbai.
4. toga, merupakan bentuk pakaian resmi yang dipakai sebagai tanda kehormatan di zaman
republik dan kerajaan di Roma. Ada beberapa jenis toga, diantaranya toga palla yaitu
toga yang dipakai pada saat berkabung dan toga trabea yang dibuat menyerupai cape bayi
5. Palla, yaitu busana wanita Roma di zaman republik dan kerajaan, dipakai di atas tunika
atau stola. Cara pemakaiannya hampir sama dengan shawl yang disemat dengan peniti.
Warna palla pada umumnya warna biru, hijau, dan warna keemasan.
6. Paludamentum, Sagum, dan Abola, yaitu sejenis jas militer di zaman prasejarah.
7. Chiton, yaitu busana pria Yunani Kuno yang mirip dengan tunik di Asia. Bahan chiton
terbuat wol, lenan, dan rami yang diberi sulaman dengan benang berwarna dan benang
emas sebagai pengaruh tenunan Persia.
8. Peplos dan Haenos, yaitu busana wanita Yunani Kuno yang bentuk dasarnya sama
dengan chiton, ada yang dibuat panjang dan ada yang pendek. Pada bagian bahu ada lipit-
lipit yang ditahan dengan peniti dan ada kalanya pada pinggan juga dibuat lipit-lipit
sehingga terlihat seperti blus. Peplos dari Athena, memakai ikat pinggang yang diikat di
atas lipit-lipit pinggang.

3. Kutanng

Busana kutang adalah busana yang tidak memiliki belahan, karena arti kutang adalah
tidak memiliki belahan. Bentuk dasar kutang merupakan bentuk pakaian tertua, bahkan
sebelum orang mengenal kain lembaran yang berupa tenunan. Bentuk kutang menyerupai
silinder atau pipa tabung yang berasal dari kulit kayu yang dipukul-pukul sehingga kulit
terlepas dari batang dan dipakai untuk menutupi tubuh dari bawah ketiak sampai panjang
yang diinginkan. Pada zaman dahulu, suku indian di Amerika sudah mengenal pohon kutang
yang kulitnya dipakai sebagai penutup tubuh.

Tunik atau tunika merupakan salah satu bentuk busana kutang yang dikenal pada zaman
prasejarah. Pemakaian dari bawah buah dada sampai mata kaki yang diberi dua buah tali/ban
ke bahu. Pakaian ini sering dipakai oleh wanita dan pria Mesir zaman purbakala. Bentuk
tunik dan cara pemakaiannya disesuaikan dengan tingkat dan golongan pemakai; seperti

6
tunik talaris dipakai oleh para konsul, tunik dengan ukuran pendek(sebatas lutut), longgar,
dan memakai lengan panjang hanya boleh dipakai oleh orang istana. Tunik yang sederhana
dengan hiasan kancing pada leher dan pinggang dipakai oleh golongan menengah pada abad
ke-6 s.d ke-5 SM di Byzantium. Abad ke-5 SM s.d abad ke-1 sesudah masehi di Roma ada
tunik permata. Perkembangan sampai abad ke-5 sesudah masehi panjang tunik sampai
pertengahan betis. Dengan masuknya agama islam di Aceh maka terbawa pulalah setelan
celana tunik yang datang dari Pakistan yang selanjutnya disebut dengan baju kurung.

andys merupakan busana yang berasal dari kutang yang dipakai oleh pria Hebren di Asia

1. Kecil pada zaman prasejarah. Busana ini longgar dengan lipit-lipit pada sisi sebelah
kanan dan lengannya berbentuk sayap.
2. Kalasiris yaitu busana wanita Mesir zaman prasejarah. Kalasiris berbentuk dasar kutang,
panjang sampai mata kaki, longgar dan lurus, adakalanya memakai ikat pinggang dan
lengan setali. Kalasiris dipakai bersama mantel dan cape yang berbentuk syaal sebagai
tambahan.

3. Kaftan

Bentuk  kaftan  merupakan  perkembangan  dari  bentuk  dasar  kutang  atau  tunika 
yang dipotong  bagian  tengah  muka    sehingga   terdapat belahan   pada   bagian   depan  
pakaian. Orang-orang  Babylonia  telah  lama  menggunakanya  sebagai  penutup  badan 
bagian  atas.  Bentuk  kaftan  yang  asli  masih  dipakai  oleh  petani  di  Mesir.    Di 
Indonesia  dikenal  dengan  nama  kebaya,  di  Jepang  dikenal  dengan  kimono  dan  di
Negara-negara  Timur  Tengah  dikenal  dengan  jubah.  Busana  kaftan  berbentuk    baju 
panjang  yang  longgar,  sisi  lurus, berlengan  panjang  dan  ada  belahan    pada  tengah 
muka. Dengan kata lain bentuk kaftan memiliki ciri khas, mempunyai belahan  
disepanjang   tengah   muka   dan   memakai   lengan. Belahan  ini  ada  kalanya  disemat 
dengan  peniti  dan  ada  juga  yang dibiarkan lepas (tidak disemat).

4. Poncho. Poncho  terbuat  dari  kulit  binatang,  kulit  pohon  kayu  dan  daun daunan 
yang  diberi  lubang  pada  bagian  tengahnya  agar  kepala  bisa  masuk,  sedangkan 
bagian  sisi  dibiarkan  tidak  dijahit.Poncho yang dimaksud disini adalah  suatu  bentuk 
dasar pakaian yang  berasal  dari  penduduk  asli  Amerika,  yaitu  bangsa  Mexico  dan
Peru-Indian,  yang  pada  waktu sekarang sudah hampir hilang di  negeri  asalnya. 
Bentuk  aslinya  dipergunakan  sebagai  penutup  badan bagian atas, terdiri dari selembar
kain yang dilipat melebar ditengah-tengahnya.  Pada  lipatan  ini  dicari  tengah-
tengahnya, dibuatkan  lubang  untuk  lubang  leher.  Ciri  khas  bentuk  dasar  ini  bahwa 
tengah  muka  tidak  mempunyai  belahan  seperti  gambar  berikut:

7
Perkembangan bentuk poncho terlihat pada bentuk  busana yang  dimasukkan  dari 
kepala.  Perkembangan    celemek  panggul  terlihat  pada  bentuk  busana  yang  dibungkus 
atau  dililitkan  ke  badan mulai dari pinggang ke panggul. Berdasarkan bentuknya,  poncho
dapat dibedakan :

a. Poncho bahu
Poncho bahu yaitu poncho yang menutup bahu dan badan bagian  atas.  Panjang  poncho  bahu 
ada  yang  sampai  batas  lutut  dan  ada  yang  sampai  beti s.  Poncho bahu  biasanya  dipakai 
oleh  suku  Indian  penduduk  asli  Amerika,  Peru,  Mexico  dan  Tiongkok.  Disamping  itu 
juga  dipakai  sebagai  mantel  oleh  suku  Teutonic,  Trank  dan  Sexon.  Poncho  bahu  diberi 
lobang  sehingga  kepala  bisa  masuk.  Poncho  bahu  ada  yang  hanya  menutupi  bahu  saja
seperti poncho bahu di Tiongkok, sementara poncho dari Mexico dibuat  dari  bulu  binatang 
yang  panjangnya  sampai  lutut  dan  ada  juga yang sampai betis.

b. Poncho panggul

Poncho panggul ditemukan pada gambar seorang laki-laki di istana raja zaman Yunani Kuno.
Poncho panggul yaitu poncho yang  menutupi  bagian  panggul  sampai  panjang  yang 
diinginkan  dan  pada  badan  bagian  atas  terbuka.  Poncho  panggul  ada  yang  hanya 
menutupi  panggul  saja  dan  ada  juga  yang  dibuat  sampai  menutupi mata kaki.
        Perkembangan bentuk poncho terlihat pada bentuk  busana yang  dimasukkan  dari  kepala. 
Perkembangan    celemek  panggul  terlihat  pada  bentuk  busana  yang  dibungkus  atau 
dililitkan  ke  badan mulai dari pinggang ke panggul.

Celana  merupakan  bagian  busana  yang  berfungsi  untuk menutupi  tubuh  bagian  bawah, 
mulai  dari  pinggang,  pinggul  dan  kedua kaki. Bentuk  dasar    celana  dibuat  dari  bahan 
berbentuk  segi  empat  yang  dilipat  dua  mengikuti  panjang  kain  dan  bagian  lipatan 
tersebut  digunting  dan  dijahit  pada  kedua  sisinya.  Untuk  lobang   kaki   sampai   paha  
dibuat   guntingan   pada   bagian tengahnya  yang  kemudian  dijahit,  sehingga  ada  lobang 
untuk  kaki.  Pada  bagian  pinggang  dibuat  lajur  untuk  memasukkan  tali  sebagai penahan
celana pada pinggang. Celana seperti ini masih banyak ditemui dan dipakai oleh wanita di Aceh.

Bentuk   ini   muncul   untuk   melengkapi   pakaian   kaftan   yang biasanya  dibuat  menutupi 
seluruh  tubuh,  sehingga  timbul  ide  untuk  memisahkan busana bawah dan atas. Busana atas
disebut tunik dan bawah  dikenal  dengan  rok.  Dari  rok  inilah  dirubah  menjadi  bentuk 
celana  yang  diberi  lobang  untuk  memasukkan  kaki.  Celana  biasa  dipakai oleh wanita dan
laki-laki  seperti  di  Albania,  Persia,  Tiongkok,  Tunisia, dan Arab Saudi. Bentuk  celana 
bermacam-macam,  ada  yang  longgar  seperti  celana  perempuan  Turki  dan  ada  yang 
sempit  seperti  celana  kuli  di  Jepang.  Pada  abad  ke  18  muncul  celana  yang  panjangnya 

8
sampai  lutut   yang   dikenal   dengan culotte.   Pada   akhir   abad   ke   18 perkembangan  
bentuk   celana   dipengaruhi   oleh   budaya   barat sehingga  muncul  celana pantaloons, yaitu  
celana   panjang   yang sampai mata kaki
Berdasarkan    bentuk    dasar    busana    di    atas    maka berkembanglah  bentuk-bentuk 
busana  yang  kita  kenal  sekarang,  yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman.

C. PERKEMBANGAN BENTUK DASAR

1. Celemek panggul dipakai dengan cara mengikatkan atau membelitkan kulit kayu atau
kulit binatang di sekitar pinggang dan panggul, dan dapat pula sampai menutup lutut.
Celemek panggul yang terbuat dari kulit macan tutul yang biasanya hanya dipakaioleh
pendeta, yang disebut lemt . Di Abesinia para pendeta sampai sekarang masih
memakai celemek panggul, tetapi dari bahan beledu, sedangkan orang-
orang Mesir Zaman purbakala mempergunakan kulit binatang yang dibentangkan, yang
dipakaidalam bentuk busana yang khusus dipergunakan oleh pria untuk upacara.
Bangsa diAmerika dahulu mengambil kulit pohon kayu yang masih tetap berbentuk
selinder, yaitudari pohon kayu yang dinamakan pohon kutang. Beberapa bentuk celemek
dapat dilihatpada gambar berikut ini

Selanjutnya ditemukan bentuk busana yang disebut ”Poncho”, yaitu selembarbahan dari
kulit kayu atau dari kulit binatang dan daun-daunan yang diberi lubangbagian tengahnya
untuk dapat masuk bagian kepala, panjangnya bervariasi ada yangsampai di bahu, ada
pula yang lebih panjang, dan bisa sampai lutut. Apabila lubangdiperbesar, maka akan
menutupi bagian bawah saja, yaitu mulai dari pinggang sampaipanggul atau sampai ke
bawah lutut. Berdasarkan bentuk poncho ini maka dapat di-bedakan ponhco bahu dan
poncho panggul.Bentuk poncho bahu biasa dipakai oleh suku Indian penduduk asli

9
Amerika,Peru, Mexico, dan Tiongkok. Dipakai juga sebagai mantel oleh suku-suku
Teutonic,Frank, dan Sexon di Eropa. Poncho ini ada yang dibuat sesuai aslinya dari bulu
binatang

2. Bentuk dasar dan perkembangan mode busana. Bentuk kaftan merupakan perkembangan
dari bentuk dasar kutang atau tunika yang dipotong bagian tengah muka sehingga
terdapat belahan. Bedanya poncho hanya berbentuk segiempat dan mempunyai lubang di
tengah yang berfungsi untuk memasukkan kepala. Mendeskripsikan bentuk dasar dan
perkembangan mode busana mendeskripsikan jenis jenis busana mendeskripsikan bagian
bagian busana menjelaskan cara menggambar kepala menjelaskan cara menggambar
wajah. Busana yang kita kenakan sekarang merupakan perkembangan dari busana dasar.
Busana juga merupakan kebutuhan pokok manusia sehari hari. Bentuknya hampir sama
dengan celemek panggul. Karena dibuat dari kain yang berbentuk segi empatbagian
tengah muka dibuat belahan sampai bawah hingga cara mengenakannya tidak perlu
melalui kepala. Pakaian bungkus dan seirin sengan perkembanganya busana menjadi
lebih banyak fariasi model bentuk dan warnya. Mode yang datang dari barat ini dapat
diterima dan diadaptasi sesuai kebutuhan masyarakat di negara dan daerah masing
masing. Mengamati perkembangan busana muslim di kota kota besar melalui internet dan
beberapa festival busana muslim. Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika.
Hampir setiap tahun busana wanita akan mengalami perkembangan dan perubahan baik
dari hal mode yang sedang in atau pilihan warna yang popular digunakan oleh para
desainer atau perancang busana dalam pamerannya. Belajar prinsip dasar busana di
zaman pra sejarah perkembangan bentuk celemek panggul perkembangan bentuk
kutangtunika perkembangan bentuk kaftan perkembangan bentuk ponco perkembangan
bentuk dasar busana bungkusdraferi perkembangan bentuk dasar celana perkembangan
bentuk dasar busana di indonesia dan perkembangan bentuk dasar busana. Perkembangan
mode busana yang kita lihat saat ini tidak terlepas dari sejarah busana masa lalu mulai
dari peradaban kuno sampai peradaban modern saat ini yang sudah masuk pada era
globalisasi.

10
3. Celana. Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi bagian bawah
anggota tubuh, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua kaki. Bentuk celana muncul
sebagai pelengkap pakain kaftan yang biasanya dibuat menutupi seluruh tubuh, sehingga
tumbuh ide untuk memisahkan busana bawah dan atas. Busana bawah yaitu rok, mulai
dari rok ini kemudian diubah menjadi bentuk celana yang diberi lubang. Asal usul celana
di dunia sama seperti poncho, celana merupakan salah satu bentuk dasar busana yang
berkembang di Indonesia. Celana untuk wanita disebut slack, sedangkan untuk pria
disebut pantaloons.

Dalam perkembangan celana banyak mengalami perubahan. Pada awalnya bentuk


celana terdiri dari kain berbentuk sarung atau rok yang kemudian dibentuk menjadi
celana yang ditarik tengahnya, hingga tercipta berbagai model bentuk celana yang
beragam. Bentuk celana bermacam-macam, ada yang longgar seperti kantong yang
bahannya diberi lubang untuk masuk kedua kaki dan ban pinggang, yaitu seperti celana di
Persia dan Asia Muka. Bentuk celana ini disebut “paiyama” yang berarti ( pai = kaki dan
yama = kain ). Bentuk paiyama ini dipakai oleh orang Persia sebagai setelan kaftan.
Beraneka ragamnya celana dengan bentuk yang berbeda-beda, hal itu membuat
timbulnya keinginan penulis untuk mengetahui lebih dalam perkembangan bentuk celana
dari dulu hingga sekarang.

Celana telah dipakai kaum laki-laki maupun perempuan dari masa ke masa.
Pertama kali celana dipakai oleh suku Gauls dan ras Germatic tertentu. Celana yang
merupakan gabungan 2 pipa seperti stocking masa kini yang dipakai sebagian laki-laki.
Celana longgar seperti perempuan Turki dan celana yang sempit yang dipakai di Jepang.
Celana mulai berkembang pada abad ke-12 seperti celana hose, yang merupakan celana
dengan bentuk seperti stocking masa kini yang dipakai sebagian kaum laki-laki. Pada
abad ke-18 muncul celana yang panjangnya sampai lutut yang dikenal dengan cullotte.
Pada abad ke-18 perkembangan bentuk celana dipengaruhi bangsa barat sehingga muncul
celana pantaloons, yaitu celana panjang sampai mata kaki. Pada abad ke-19 celana
muncul lebih sempit atau lebih lebar sesuai perkembangannya.
Busana atas disebut tunik dan bawah dikenal dengan rok, dari rok inilah diubah menjadi
bentuk celana yang diberi lubang untuk memasukkan kaki. Celana mulai dipakai oleh
kaum wanita dan laki-laki seperti Albania, Persia, Tiongkok, Tunisia, dan Arab Saudi.
Dan sampai sekarang celana mendunia.
Bentuk dasar ini dibuat dari bahan berbentuk segiempat yang dilipat dua mengikuti
panjang kain dan bagian lipatan tersebut digunting dan dijahit kedua sisinya. Untuk
lubang kaki sampai paha dibuat guntingan pada bagian tengahnya yang kemudian dijahit,
sehingga ada lubang untuk kaki. Pada bagian pinggang dibuat lajur untuk memasukkan
tali sebagai penahan celana pada pinggang. Celana seperti ini masih banyak ditemui dan
dipakai oleh wanita di Aceh.

4. Tunica

11
Pada awalnya, tunik merupakan pakaian tanpa lengan yang disebut colobium. Karena
dianggap terlalu feminim, model tunik kemudian mulai dikembangkan oleh desainer kedalam
bentuk pakaian berlengan panjang atau tunik yang panjangnya hingga pergelangan kaki.
Julius Caesar biasa mengenakan tunik berlengan panjang dengan hiasan di sekitar pinggang.
Dalam kesempatan resmi bangsa Yunani dan Romawi memakai tunik yang bagian
pinggangnya diikat dengan tali atau girdle. Bila sedang berada di rumah, tunik dipakai
sebagai baju longgar tanpa ikat pinggang.

Zaman Romawi Kuno, pakaian pria terdiri dari tunik dalam, tunik luar, dan toga.
Sementara itu, pakaian wanita terdiri dari tunik dalam, tunik luar, dan palia. Tunik luar
wanita Romawi disebut stola.

Dari zaman Kekaisaran Romawi, tunik dipakai oleh siapa saja, seperti: pria muda,
prajurit, budak, petani, sampai kaum bangsawan. Pria muda dan prajurit mengenakan tunik
berwarna putih yang panjangnya hanya sampai lutut. Laki-laki berumur, bangsawan, dan
hakim mengenakan tunik hingga sampai di pergelangan kaki. Rakyat biasa mengenakan
tunik yang dibuat dari kain wol berwarna putih dihiasi pinggiran merah. Tidak ada seorang
pun dari kalangan rakyat biasa yang diizinkan mengenakan tunik berwarna ungu, karena
warna ungu merupakan warna untuk kaisar. Tunik dipakai sehari-hari oleh pria maupun
wanita sampai tahun 1300an.

Wol dan linen adalah serat yang paling umum digunakan dalam pakaian bangsa Romawi.
Bangsa Romawi mengimpor wol dari Inggris dan Perancis, linen dari Mesir, kapas dari India dan
sutra dari China dan Persia. Bangsa Romawi mampu mengembangkan beberapa pabrik pertama
mereka untuk memproduksi pakaian dan juga memperdagangkan pakaian siap pakai di seluruh
kerajaannya. Karena kekaisaran Romawi meliputi wilayah geografis yang sangat luas, banyak
bangsa lain yang akhirnya ikut mengadopsi gaya berpakaian Romawi.

Abad-20
12
Pada awal abad ke-20 bentuk dasar tunik kembali populer di dunia mode. Paul Poiret(1879-
1944), seorang perancang busana dari Perancis mengambil inspirasi rancangannya dari tunik
bergaya oriental. Koleksinya yang paling menonjol adalah celana harem baggy yang dikenakan
dibalik tunik kap lampu(lampshade tunic).dinamakan begitu karena bagian bawahnya dipasangi
kawat yang melingkar mengelilingi tubuh menyerupai kap lampu. Rancangan Poiret menarik
perhatian karena menggunakan kain-kain eksotis yang mahal seperti sutra, brokat, dan beludru

Gaya 60-an

Tunik rok mini(mini-skirted tunic) menjadi mode paling top sepanjang periode 60-an. Tunik ini
biasanya dipadukan dengan blus atau sweater pas badan yang terbuat dari rajutan halus(skinny
rib). Terbuat dari kain sintetis terbaru pada saat itu, seperti crimplene dan nilon, tunik rok mini
memiliki garis-garis yang tegas dan kaku.

Tahun 2000-an

13
 

Pada zaman modern ini, tunik selain dibuat longgar juga kebanyakan dibuat lebih panjang bukan
hanya sampai di pinggul, paha, bahkan sampai di lutut dan dikenakan oleh para wanita dalam
kesempatan santai. Di Indonesia pada masa sekarang ini tunik lebih banyak diproduksi sebagai
model busana muslim, karena ukurannya yang longgar. Banyak sekali para pengusaha atau
pengrajin yang memproduksi pakaian muslim, seperti tunik dengan membuat variasi baru yang
lebih mengikuti perkembangan jaman. Hal ini menjadikan tunik sebagai busana yang multi
fungsi karena dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan formal maupun non formal. Dalam
kesempatan formal tunik biasanya dikenakan bersama ikat pinggang yang melingkari pinggang
pemakainya. Namun saat dalam kesempatan non formal, tunik dibiarkan longgar tanpa ikat
pinggang. Dalam kebudayaan Barat, tunik yang panjangnya sampai di pergelangan kaki
dikenakan oleh rohaniwan dan anggota sekte keagamaan.

D. PERKEMBANGAN MODE BUSANA DARI ABAD KE ABAD


Abad ke-15 atau ke-16 Masehi

14
Dan akhirnya, Jawa menjadi Menurut Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang
Budaya (1996) Kebaya berasal dari bahasa Arab ‘Kaba’ yang berarti ‘pakaian’ dan
diperkenalkan lewat bahasa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara.Kata
Kebaya dapat diartikan sebagai jenis pakaian (atasan/blouse) pertama yang dipakaiwanita
Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau ke-16 Masehi. Argumen Lombard tentudapat
diterima terutama lewat analogi penelusuran lingustik yang memang sampai saat ini kita
masih mengenal ‘Abaya’ yang dapat diartikan tunik panjang khas Arab. Terlepas dari asal
usulnya yang Arab, atau Portugis, atau Cina, kita sangat mahfum
bahwa penyebarannya ini memang dari arah utara kepulauan Indonesia. Artinya, negara-
negara yangdilewati oleh penyebaran ala bangsa Arab, Portugis, dan Cina bisa jadi
mereka memiliki versi berbeda dari kebayanya masing-masing.
Tujuan penyebaran jawa paling selatan, karena tidakdiketemukan jejaknya lagi di
kepulauan Pasifik barat atau semenanjung utara Australia.Kebaya adalah busana atasan
yang pertama kali dikenakan oleh wanita Indonesia,
terutama perempuan Jawa. Kebaya biasa digunakan bersama kain atau batik. Namun ketik
a zaman penjajahan Belanda, desain kebaya menjadi populer di kalangan wanita Belanda 
yangmembutuhkan pakaian yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia. Selain itu
kebaya juga sempat menjadi ‘trend’ di kalangan perempuan peranakan Cina, maka itu
muncullah sebutan‘Kebaya Encim’. Kebaya juga merupakan simbol feminisme, dikaitkan
dengan perjuangan para pejuang perempuan tanah air, terutama RA Kartini.Kepopuleran
kebaya sempat jatuh pada zaman penjajahan Jepang. Di masa itu, kreativitasdan
produktivitas bangsa ditekan hingga ke level yang paling rendah! Jalur perdagangan
tekstildan perlengkapan penunjangnya diputus oleh pemerintah Jepang, akhirnya banyak
rumah produksi kebaya tutup dan hanya sedikit perusahaan batik yang bisa bertahan.

Abad ke-17
Sedangkan batik dikenal sejak abad ke-17 yang dilukis pada daun lontar. Saat itu
motifatau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun
dalam sejarah perkembangannya muncul lah corak-
corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang
menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui
penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti
yang kita kenal sekarang ini.

Abad ke-18

Hingga pada pertengahan abad ke-18, ada dua jenis kebaya yang banyak
dipakaimasyarakat, yakni kebaya Encim, busana yang dikenakan perempuan Cina
keturunan diIndonesia, dan kebaya Putu Baru, busana bergaya tunik pendek berwarna-
warni dengan motifyang cantik.\

15
Abad ke-19

Pada abad ke-19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap hari, baik
perempuanJawa maupun wanita peranakan Belanda. Bahkan kebaya sempat menjadi
busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia.

E. PELENGKAP BUSANA

Aksesoris. Aksesoris yaitu benda-benda

A. yang menambah keindahan bagi pemakai,


seperti pita rambut, sirkam, bondu, jepit hias, penjepit dasi, kancing manset
(manchet), giwang, anting, kalung dan liontin, gelang tangan, gelang kaki, jam
tangan, kaca mata, cincin, bros, mahkota. Pelengkap busana yang berfungsi
menambah keserasian berbusana disebut aksesori/aksesoris (bahasa Inggris :
accessory, jamak menjadi accessories). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), aksesori yaitu barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis
busana. Dalam pemilihan aksesori ini tentu harus sesuai dengan pakaian/busana
yang dipergunakan serta waktu dan kesempatan pemakaian. Juga harus sesuai
dengan bentuk tubuh, muka dan tangan pemakai.
B. Kalung Aksesori satu ini dipercaya telah hadir sejak 40 ribu tahun silam. Catatan kalung
tertua terbuat dari kerang, gigi, tulang-tulang kecil ,ukiran kayu, batu, dan berbagai
eleman alam lain. Beberapa di antaranya bahkan ditemukan dalam material berharga,
seperti terumbu karang merah dari Laut Mediterania. Ketika logam mulai dikenal,
penemuan ini jadi opsi lain bahan pembuat kalun. Kalung kuno dari Mesir dikenal sebgai
aksesori yang cukup rumit. Mereka awalnya hanya dipakai bangsawan dan orang-orang
penting.
C. Kalung dengan batu-batu pertama berharga tercatat kali pertama dikenakan penduduk
Roma. Sampai akhirnya secara konsan popularitas kalung naik dan terus berkembang
sejak abad ke-14. Pada abad pertengahan, kalung sering kali diidentifikasi sebagai
representasi status sosial masyarakat Eropa. Material seperti emas, silver, mutiara, dan
permata jadi yang paling populer dipilih saat itu, bahkan sampai sekarang. Keberadaan
bahan-bahan ini acap kali dijadikan sebagai simbol kesejahteraan, glamor, dan memiliki
nilai lebih. Anggapan inilah yang membuat aksesori satu ini diproduksi tak hanya untuk
acara-acara penting, tapi juga untuk keseharian.
D. Gelang

Di samping kalung, gelang juga tercatat sebagai salah satu aksesori paling tua di dunia.
Pelengkap peampilan satu ini pertama kali ditemukan di Turki pada 7.500 tahun sebelum
Masehi terbuat dari batu obsidian.

16
Di waktu-waktu awal, gelang tak semata aksesori yang lumrah dipakai perempuan, tapi
juga lelaki. Beberapa gelang terbuat dari emas yang biasanya berdesain polos dan perunggu
dengan desain lebih rumit.

Pada era Mesir kuno, gelang biasanya teruat dari emas, sementara di masa Yunani Kuno
material tak jadi konsenterasi utama. Yang lebih trendi saat itu adalah bentuk, di mana
kebanyakan spiral bak ular melingkar dengan kepala singa atau banteng sebagai detail.

Bertahun setelahnya, gelang digunakan para lelaki untuk melindung diri dari serangan
pedang musuh. Bukan di pergelangan, pemakaian jenis gelang dengan fungsi ini biasanya di
lengan. Plastik menjelma jadi material gelang pada abad ke-20 dengan bentuk dan warna lebih
meriah. Sasaran pasarnya adalah anak-anak dan remaja. Keberadaannya sangat populer dengan
sebutan gelang persahabatan di tahun 80-an.

E. Cincin

Cincin dalam peradaban manusia itu sendiri belum begitu jelas sampai hari ini. Kendati
demikian, beberapa kalangan sejarawan percaya bahwa benda tersebut adalah bentuk modifikasi
dari segel silinder yang pertama kali dikenakan pada leher atau lengan oleh orang-orang zaman
dulu. Pada akhirnya, segel silinder itu terus mengalami inovasi dan semakin mengecil
ukurannya, sehingga bisa pula dipakaikan pada jari tangan.
Cincin meterai diketahui pertama kali digunakan oleh masyarakat Mesir kuno pada periode yang
sangat lampau (antara 3100-332 sebelum Masehi/SM). Firaun yang hidup sezaman dengan Nabi
Yusuf AS, memberikan cincin kepada kalangan patriarki Mesir sebagai simbol kekuasaan.
Dengan kata lain, penerima cincin tersebut mempunyai status sosial yang lebih tinggi dari
masyarakat biasa.

“Beberapa temuan arkeologis menunjukkan, cincin setidaknya sudah dipakai oleh orang Mesir
sejak periode Kerajaan Lama (2686–2181 SM). Termasuk cincin dengan desain kumbang scarab
(makhluk yang dianggap suci oleh bangsa Mesir Kuno—Red),” ungkap Gerald Taylor dan
Diana  Scarisbrick dalam buku Finger Rings: From Ancient Egypt to the Present Day. Menghiasi
jari tangan dengan cincin mulai menjadi tradisi umum di kalangan masyarakat negeri piramida
selama periode Kerajaan Pertengahan (2000-1700 SM).

Desain cincin yang dipakai pun semakin kompleks dan beragam. Selanjutnya, pada periode
Kerajaan Baru (1550–1077 SM), orang Mesir juga memakai cincin berbahan fayans (sejenis
keramik). “Ketika itu, orang Mesir kuno sudah mengenal
teknik modeling dan molding (pengecroan), sehingga cincin fayans pun bisa diproduksi dalam
jumlah yang banyak,” jelas A Kaczmarczy lewat karyanya, Ancient Egyptian Faience. Dari
Mesirlah tradisi memakai cincin pun menyebar ke negara lain.

17
A. Minileris Milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana mutlak,
serta mempunyai nilai guna disamping juga untuk keindahan seperti sepatu, tas, topi,
kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam tangan dan lain-lain.
1. Sejarah topi udah ada pada zama Mesir kuno dan Eropa. Dulu topi biasanya digunakan
masyarakat banyak, terutama para kelas pekerja. Kegunaan topi dari dulu yang masih kita
rasakan sampai sekarang adalah sebagai pelindung kepala dari teriknya panas. Tapi
dalam beberapa budaya tertentu, topi justru digunakan saat acara upacara seremonial dan
keagamaan, ini jadi suatu keharusan.
Sejarah topi udah ada pada zama Mesir kuno dan Eropa. Dulu topi biasanya digunakan
masyarakat banyak, terutama para kelas pekerja. Kegunaan topi dari dulu yang masih kita
rasakan sampai sekarang adalah sebagai pelindung kepala dari teriknya panas. Tapi
dalam beberapa budaya tertentu, topi justru digunakan saat acara upacara seremonial dan
keagamaan, ini jadi suatu keharusan.

Di sisi lain topi dimaknai sebagai tingkat kepangkatan dalam militer. Seiring berjalannya
waktu, topi menjadi aksesoris yang berguna dalam berbagai unsur. Bentuk umum topi yaitu
terdiri dari struktur kepala bagian atas dan juga memiliki bagian lidah tepi di bagian depan
untuk melindungi mata dari sinar matahari. Ini dia beberapa topi yang masih popular sampai
sekarang

2. Tas

Seperti yang telah kita tahu bahwa tas itu sendiri telah ada dan sudah mulai digunakan
sejak lama. Hal ini dikarenakan bahwa pada saat itu manusia mengalami kendala serta
bermasalah karena membawa beberapa barang berukuran kecil (seukuran biji-bjian) yang
berjumlah banyak dan tidak bisa dibawa hanya mengandalkan tangan.

Maka dari itu, manusia pada zaman purba membuat sebuah alat yang dapat digunakan untuk
membantu dan memudahkan mereka untuk membawa barang dengan jumlah banyak secara
praktis. Keberadaan tas sendiri pada awalnya dibuat dari bahan-bahan sederhana, seperti
serat tanaman. Dalam bentuknya pun, awalnya tas hanya berupa tas jinjing (handbag).

Kemudian, seiring berjalannya waktu, tas mengalami berbagai macaminovasi dari mulai
bentuk, bahan, model, dan lain sebagainya. Untuk diketaui pula, bahwa tas mulanya
merupakan alat yang terbuat dari bahan kertas dan digunakan untuk menyimpan daun teh (di
Cina pada masa Dinasti Tang).

18
Perkembangan Tas dari Waktu ke Waktu

Abad ke-14

Perkembangan tas pada abad ke-14 terletak pada fungsinya. Fungsi tas pada masa itu adalah
untuk menyimpan berbagai macam barang berharga, seperti kitab suci, jam, perhiasan, dan
benda-benda lainnya. Model tasnya adalah dengan menggunakan tali yang panjang (sesuai
dengan kebutuhan pemakai) dan biasanya digantungkan pada korset. Tas jenis ini disebut
“tesques” oleh para perempuan pada masa itu.

Sementara itu di Mesir, orang-orang menggunakan tas yang dipakaikan di pinggang pada saat
bepergian ke mana pun. Mereka menghiasi tas mereka dengan berbagai sulaman pada tasnya.
Sulaman yang ada di tas mereka secara tidak langsung menunjukan identitas, status, serta gaya
hidup pemakai tas itu.

Abad ke-16

Sementara itu, tas tangan atau handbag dibuat dan dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.
Pada masa abad ke-16, tas tersebut dibuat dari bahan kulit dengan tambahan kanding pengikat di
atasnya. Kemudian seiring berjalannya waktu, pada masa yang sama akhirnya terjadi
perkembangan dengan keberadaan tas (umumnya tas travel) dengan ukuran yang lebih besar dari
ukkuran pada umumnya. Tas tersebut digunakan dengan posisi menyilang oleh orang-orang yang
sering melakukan perjalanan.

Abad ke-18 (neo-classical)

Seiring berkembangnya gaya berbusana masa neo-classical, pembuatan handbag atau tas tangan
pun menjadi lebih berkembang. Fungsi dari tas ini pun menjadi berbeda. Dulu, tas hanya
digunakan sebagai alat yang dapat membantu mengurangi beban barang bawaan. Sementara pada
masa ini, tas juga digunakan sebagai aksesoris tau penghias penampilan para wanita.

19
Masa abad ke-18 merupakan cikal bakal tas menjadi sesuatu yang identik dengan mode
feminitas kerena kepopulerannya di kalangan wanita. Pada masa ini pula, terdapat penemuan
koper sebagai alat untuk membawa barang saat bepergian.

Sepatu

Masyarakat Yunani Kuno juga memiliki alas kaki yang sangat menunjang aktivitas mereka.
Sepatunya memiliki banyak tali yang diikat di sekeliling betis. Tentara Romawi kuno juga
memiliki sepatu yang sangat khas dan disebut caligae. Saat para tentara Romawi kembali dari
peperangan dan menang, caligae nantinya akan diberi paku yang berasal dari perunggu, perak
bahkan emas.

Pada Tahun 1800, Sepatu bersol karet pertama dibuat dan dinamakan “Plimsolls”

1892, Goodyear dan perusahaan sepatu karet divisi dari US Rubber Company, memulai
memproduksi sepatu karet dan kanvas dalam nama yang berbeda dan pada akhirnya ditentukan
bahwa Keds adalah nama yang terbaik

1908, Marquis M. Converse mendirikan Converse shoe company, yang merevolusi permainan
bola basket lebih dari seabad dan menjadi ikon Amerika

1917, Sepatu keds adalah sepatu atletik pertama yang diproduksi secara massal. Kemudian
sepatu ini nantinya akan disebut sneakers oleh Henry Nelson McKinney, seorang agen
periklanan untuk N.W. Ayer and Son, karena solnya lebih halus dan tidak menimbulkan suara
decitan pada kondisi tertentu.

1917, Converse mengeluarkan sepatu basket pertama, the Converse All Star

1920, Adi Dassler, pendiri Adidas, mulai memproduksi sepatu olahraga buatan tangan di kamar
mandi ibunya, tanpa bantuan alat-alat listrik.

1923, The All Star memberikan kesempatan pada Chuck Taylor All Star, untuk membuat sepatu
bermerek Chucks, Cons, Connies. Sepatu ini terjual lebih dari 744 juta di 144 negara.

1924, Adi dan Rudolph Dassler, dengan bantuan 50 anggota keluarganya, mendaftarkan
bisnisnya dengan nama Gebr der Dassler Schuhfabrik di Herzogenaurach, Jerman. Ini menjadi
awal berdirinya Adidas seperti sekarang.

1931, Adidas memproduksi sepatu tenis pertamanya.


– 1935, Converse merilis the Jack Purcell dengan logo “Smile” di bagian depan. Sepatu itu
menjadi sangat terkenal di Hollywood dan di kalangan anak-anak nakal, namun pada tahun 1930,
ketika badminton dan tenis menjadi terkenal, Jack Purcell hanya tinggal sejarah.

1948, Puma Schuhfabrik Rudolf Dassler didirikan dan dunia dikenalkan pada PUMA Atom,
sepatu sepak bola pertama PUMA digunakan oleh tim sepakbola Jerman Barat.

20
1950, Sneakers menjadi sepatu pilihan di mana-mana dan menjadi simbol dari pemberontakan.
Murah dan mudah diperoleh oleh seluruh anak muda di seluruh dunia. Di U.S., cheerleaders
menggunakan sweaters, rok mini dan kaos kaki pendek dengan sepatu dan atasan canvas (atau
keds). The fashion secara resmi diperkenalkan ketika James Dean difoto menggunakan celana
jinsnya dan sneakers putih.

Sepatu bertumit tinggi alias “stiletto” menjadi tren di awal 1950-an.

1962, Phil Knight dan Bill Bowerman melucurkan sepatu atletik berteknologi tinggi (di
tahunnya) dengan Blue Ribbon Sports (BRS) dan pada tahun 1968 seiring dengan design dan
teknologinya yang baru, mengganti nama mereka menjadi Nike.

1970, Platform shoes dengan tumit setinggi 2-5 inci menjadi incaran pria dan wanita.

Era 70-an juga merupakan awal bagi sepatu model bakiak menjadi populer.

1972, Logo Adidas mengalami perubahan dengan memakai konsep “Trefoil Logo” yakni logo
visual tiga daun kerangkai.

1979, Nike menciptakan seri Nike Air yang pertama. Lalu pada tahun 1982 dirilis Air Force One,
dan meluncurkan si legendaris Nike Air Jordan (1985)–yang merupakan sebuah achievement
bagi the rookie of Chicago Bulls’, Michael Jordan hingga Nike Air Max pada tahun 1987.- 1990,
awal era ini diramaikan dengan jenis sepatu bersol rata, berwarna dan persegi. Namun, lagi-lagi
platform shoes kembali berjaya.

1995, museum sepatu Bata di Toronto, Kanada resmi dibuka pada bulan Mei.

1996, Adidas melakukan modernisasi dengan konsep “We knew then-we know now” yang
menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan masa kini.

1998-2001, sepatu lars menjadi salah satu simbol paling populer dari Orde Baru yang
militeristik.

2006-2008, model wedges shoes (bertumit sebiji) yang cocok dengan banyak jenis outfit, warp
dan strappy shoes menjadi incaran wanita.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/27481334/
SEJARAH_DAN_PERKEMBANGAN_MODE_BUSANA

https://docplayer.info/72912720-Bentuk-dasar-busana-dan-perkembangan-mode-
busana.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/
194608291975012-ARIFAH/2005__Sejarah_
%26_Perkemb_Mode_Busana__19_Juli_2005_.pdf

https://www.fesyendesign.com/pengenalan-bahan-pelengkap-busana/

22

Anda mungkin juga menyukai