Anda di halaman 1dari 11

TUGAS WAWANCARA EKONOMI

DISUSUN OLEH
RIVAYA THAHIR

SRI MUTIA P. SAIMAN

NURUL AZIZAH HADI

NOVIA PUTRI M. SONDAK

FAHRI ASGAR RISMAN

M. SUHRI ALFATAH ABDULLAH

JALALUDDIN ALMAHDI

SALDI MUSLIM
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
sebuah laporan kelompok untuk mata pelajaran ekonomi dengan judul “industri
home”.
laporan yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran ekonomi yang mesti digarap bersama karena membutuhkan
waktu dan tenaga yang cukup besar. Di tengah pergumulan diskusi
yang alot dan panjang di tengah kelompok tiga, kami pun berhasil
menyelesaikan laporan kami. Kemudian laporan berikut bisa rampung berkat
pihak-pihak yang sudah membantu, khususnya wali kelas, guru ekonomi, dan
narasumber yang sudah berkenan untuk kami wawancara.
Kami pun menyadari jika isi laporan ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
kami. Oleh sebab itu, kami harapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran
yang membangun agar di kemudian hari kami sanggup makalah yang lebih
maksimal.
Akhirnya, semoga laporan yang sudah kami susun bersama-sama bisa bermanfaat
bagi dunia pendidikan.

Tidore, 25 September 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Batasan Masalah..........................................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitan.......................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
KAJIAN TEORI...............................................................................................................................................5
2.1 Asal Usul Tenun.................................................................................................................................5
2.2 Teori-Teori Tentang Tenun................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................7
METODE PENELITIAN...........................................................................................................................7
3.1 Jenis Wawancara.....................................................................................................................7
3.2 Waktu dan Tempat Wawancara............................................................................................7
3,3 Taktik Pengumpulan Data......................................................................................................7
3.4 Prosedur Penenunan...............................................................................................................7
BAB IV.......................................................................................................................................................9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................................................................9
1.6..........................................................................................................................................................10
BAB V......................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenun adalah teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu
dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.[1]Dengan kata lain
bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian.[1] Kain tenun biasanya terbuat
dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.[2]
Keberadaan kain tenun tradisional Indonesia diperkirakan berkembang sejak masa Neolitikum
(Prasejarah). Ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda prasejarah prehistoris, seperti
tenunan, alat untuk memintal, dan bahan yang terlihat jelas adanya tenunan pada kain yang terbuat
dari kapas. Ditemukan lebih dari 3.000 tahun yang lalu pada situs Sumba Timur, Gunung
Wingko, Yogyakarta, Gilimanuk, Melo

Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia, khususnya di


daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (NTT dan NTB).[1] Biasanya
produksi kain tenun dibuat dalam skala rumah tangga.[1]

1.2 Batasan Masalah


 Untuk memberikan batasan atau ruang lingkup maka kami menegaskan bahwa karya
ilmiah ini hanya terbatas tentang cara dan proses menenun.

1.3 Rumusan Masalah


 Bagaimana cara menenun yang baik?
 Bagaimana proses pembuatan kain tenun?

1.4 Tujuan Penelitian


 Untuk menambah pengetahuan tentang cara menenun yang baikserta memperkaya
pengetahuan dan wawasan.
 Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan kain tenun.

1.5 Manfaat Penelitan


 Memperkaya perkembangan budaya khususnya dalam tenun
 Para pembaca diharapkan dapat memahami dan mengetahui proses pembuatan kain
tenun

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Asal Usul Tenun
Selain memiliki budaya yang beragam, Indonesia juga akan kaya nilai nilai tradisi yang tertuang
dalam berbagai hasil kerajinan dan tersebar di seluruh nusantara.Salah satu diantaranya yaitu
berupa kain tenun tradisional yang dapat ditemukan di seluruh pelosok Indonesia. Sexara garis
besar kain tenun yang diciptakan dalam berbagai macam warna, ccorak, dan beragam hias,
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan system pengetahuan, budaya,
kepercayaan,lingkungan,dan alam system organisasi masyarakat.
Tidak mengherankan jika kain tenun yang terdapat pada masing masing daerah di Indonesia
memiliki cirri khas tersendiri dan menjadi bagian penting yang mempresentasikan budaya dan
nilai social yang berkembang di lingkunga tersebut. Keberadaan kain tenun tradisional di
Indonesia diperkirakan telah berkembang sejak masa neolitikum ( prasejarah).
Hal ini diperkuar dengan temuan benda benda prasejarah prehistory yang berusia lebih dari
3000 tahun. Bekas bekas peninggalan berupa teraan (Cap) tenunan , alat untuk memintal,
kereweng kereweng bercap kain tenun dan bahan tenunan kain dari kapas tersebut di temukan
dalam situs gilimanuk,melolo,sumba timur gunung wingko , dan Yogyakarta.
Dalam prasasti jawa kuno terdapat istilah istilah yang membrikan gambaran tentang adanya
aktivitas pertenunan di masa lalu diantarnya diantaranya “putih hlai 1 (satu) kalambi” yang
dapat di artikan sebagai kain putih satu helai dan baju pada prasasti karang tengah berangka
tahun 847 (kol.mus nas no D 27), istilah “makapas” atau madagang kapas pada prasati
singosari tahun 929M (KOL.MUS NAS NO88), serta pawdikan yang berarti pembatik atau
penenun pada prasati “baru” tahun 1034M. Bukti lain adanya aktivitas menenun di masa lalu
relief “wanita sedang menenun” yang dipahatkan pada umpak batu abad 14 dari daerah
trowulan , jawa timur serta cerita rakyat Indonesia yang menganggkat tema pertenunan. Salah
satunya adalah legenda sangkuriyang. Dalam cerita tersebut, dayang sumbi digambarkan
sebagai sosok wanita yang sangat mahir menenun.
Berbeda dengan teknik menenun yang dilakukan oleh masyarakat dinwilayah Indonesia bagian
timur, para penenun di jawa-bali biasa menggunakan alat tenun bernama cacak yang
ditempatkan pada sebuah “ amben” atau balai balai dari bahan bamboo. Cacak merupakan dua
buah tiang pendek yang diberi belahan untuk menempatkankan guna untuk menggulung
benang yang akan ditenun.
Meski corak yang ditampilkan dan teknik pembuatan kain tenun pada tiap tiap daerah berbeda
beda namun secara keseluruhan kain tenun dapat difungsikan sebagai alat transaksi (barter),
mahar dalam perkawinan , serta bahan pakaian sehari hari maupun busana dalam pertunjukkan
tari dan upacara adat.

2.2 Teori-Teori Tentang Tenun


Tenun adalah proses membuat kain dengan menganyam benang atau serat, dan ada
beberapa teori yang terkait dengan seni pasokan: 1. *Teori Teknik*: Teori ini fokus pada
pemahaman teknis proses pasokan, seperti cara mengatur benang pakan (warp) dan
benang tarikan (pakan), serta teknik khusus yang digunakan untuk menciptakan pola dan
tekstur dalam kain. Teori ini mencakup studi tentang alat tenun, penggunaan berbagai
jenis serat, dan pengaruh faktor-faktor teknis terhadap hasil akhir.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Wawancara


 Wawancara yang kami buat ini dilakukan dengan cara deskriptif yaitu dengan
menjelaksan secara jelas mulai dengan cara menghani, memasang benang lungsi pada
bumbenang lungsi, pencucukan pada mata gun, pencucukan pada sisir, mengikat
benang lungsi pada bum kain, menyetelan, menenun, dan melepas tenunan.

3.2 Waktu dan Tempat Wawancara


 Wawancara kami dilaksanakan pada tanggal 24 September 2023, sementara
penyusunan laporan pada tanggal 25 September 2023 bertempat di kelurahan
Tomagoba

3,3 Taktik Pengumpulan Data


 Laporan ini kami menggunakan metode dengan cara menyiapkan pertanyaan ini
menggunakan metode pengumpulan studi pustaka. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data sekaligus bagaimana cara proses pembuatan kain tenun. Pencarian
melalui internet kemudian di analistis.

3.4 Prosedur Penenunan


Alat dan bahan dalam proses penenunan
 Kapas
 Kepompong ulat sutra
 Lilin sarang lebah
 Akar serai wangi
 Bahan pewarna
 Alat tenun

CARA KERJA :
Persiapan Benang : Proses dimulai dengan mempersiapkan dua jenis benang utama:
benang pakan (lungsin) dan benang tarikan (pakan). Benang pakan diatur secara vertikal
dan tegak lurus, sementara benang tarikan berada dalam bentuk gulungan atau bobin.
Pengaturan Benang Pakan : Benang pakan diatur dengan rapi di alat tenun, seperti mesin
tenun atau alat tenun tangan. Pengaturan benang pakan ini akan menjadi dasar pembuatan
kain.
Menganyam Benang Tarikan : Proses penghenti dimulai dengan memasukkan benang
tarikan di antara benang pakan yang telah diatur. Benang tarikan bergerak horizontal dan
melintasi benang pakan yang vertikal. Ini membentuk kain.
Pemilihan Motif dan Pola : Selama proses permintaan, pengrajin dapat mengganti warna
benang tarikan untuk menciptakan pola dan motif dalam kain. Kreativitas dapat berperan
dalam desain kain.
Pemadatan Kain : Setiap kali benang tarikan dimasukkan, kain perlu dipadatkan agar rapi.
Pengrajin menggunakan alat seperti penyepit atau beater untuk melakukan ini.
Pengulangan Langkah : Langkah-langkah di atas diulang berulang kali hingga seluruh kain
selesai. Pengulangan ini membentuk pola dan tekstur kain.
Finishing : Setelah selesai meminta, kain perlu menjalani proses finishing. Ini melibatkan
pencucian, pengeringan, dan mungkin juga perlakuan tambahan seperti merapikan tepi
kain.
Hasil Akhir : Setelah proses finishing, produk kain tenun siap digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti pakaian, perabot rumah tangga, aksesoris, atau seni tekstil.
.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk menenun harus melewati beberapa tahap, yaitu menghani, mmemasang benang
lungsi pada bum benang lungsi, pencucukan pada mata gun, pencucukan pada sisir,
mengikat benang lungsi pada bum kain, penyetelan, menenun, melepas tenun.

4.1 Menghani
Menghani adalah tahapan awal proses pertenunan, yaitu proses pembuatan helaian-
helaian benang untuk dijadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani.

4.2 Memasang benang lunsi pada bum benang lungsi


Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang
yang akan dijadikan benang lungsipada alat tenun bukan mesin bum benang lungsi.

4.3 Pencucukan pada mata gun


Pencucukan adalah proses memasukan benang benang lungsi ke mata gun sesuai
dengan corak tenun.

4.4 Pencucukan pada sisir


Pencucukan adalah proses memasukan benang benang lungsi ke sisir sesuai dengan
corak tenun.

4.5 Mengikat benang lungsi pada bum kain


Mengikat benang lungsi pada bum kain dillakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui
mata gun dan sisir.

4.6 Penyetelan
 Berilah nomor gun 1,2,3,4 dan injakan juga 1,2,3,4 untuk memudahkan dalam
penenunan
 Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar
 Atur posisi gun dan injakan, gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2,
gun 3dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4
 Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama ketegangannya
 Siap menenun
4.7 Menenun
 Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang
lungsi sudah rata
 Ketika menenun usahakan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar
tenunan dapat rata kanan dan kiri
 Sambungan benang usahakan maju dari tepi tenunan kira kira 2-3 cm
 Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga
sebaiknya semua 2 kali ketukan , sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata
 Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat
 Kalau mulut benang lungsi sudah sempit , gulung hasil tenunan
 Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki

4.8 Melepas Tenunan


 Kendorkan tenunan terlebih dahulu
 Potong benang lungsi, kalau bias, sisakan benang lungsi pada cucukan GUN ,
dengan cucukan sisa, masih dapat digunakajn lagi
 Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan ikatan benang lungsi
 Rapikan hasil tenuinan, bagian rumbai dapat disimpul

1.6
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari Uraian tersebut maka kami mengambil kesimpulan yaitu
 Dengan dijadikannya hasil wawancara kali ini membuat kita bisa
menggembambangkan pengetahuan kita tentang cara cara menenun
 Proses penenunan kainmempunyai beberapa taghapan mulai dari menghani
hingga melepas tenunan

Anda mungkin juga menyukai