Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CINTA PRODUK LOKAL : KAIN TENUN NTT SEBAGAI


WARISAN BUDAYA INDONESIA YANG PERLU DILESTARIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Ppkn

Dosen Pengampu: Dr. Nurlaila Ana, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Riqi Jauhari 20123098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat


limpahan karunianya,penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Cinta Produk Lokal : Kain Tenun sebagai Budaya Indonesia yang Perlu
Dilestarikan" dengan lancar. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
Ulangan Tengah Semester Ganjil mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai kalangan para pembaca,
penulis terima dengan tangan terbuka guna menyempurnakan pembuatan
makalah dikemudian hari.
Hanya ini yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pekalongan, 8 Oktober
2023

Riqi Jauhari

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................6
A. Sejarah dan Asal-Usul Kain Tenun NTT..................................6
B. Nillai-Nilai Budaya dalam Kain
Tenun NTT................................................................................7
C. Ancaman terhadap Pelestarian
Kain Tenun NTT.......................................................................7
D. Upaya Pelestarian dan Promosi
Kain Tenun NTT.......................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................9
Kesimpulan...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala kita mengenal adanya istilah kebutuhan primer,
yakni sandang, pangan, dan papan, yang artinya adalah pakaian, makanan,
dan tempat tinggal. Kebutuhan akan sandang atau pakaian telah menjadi suatu
kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan pakaian mempunyai
kegunaan bagi manusia dalam mepertahankan kelangsungan hidupnya.
Dimana saat cuaca dingin pakaian dapat menghangatkan tubuh, pakaian itu
juga menunjukan kepribadian seseorang untuk dikatakan baik atau tidak,
kesopansantunan.
Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta tingkat
sumber daya manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah pakaian dari
kulit kayu. Karena merasa kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit
kayu, pasalnya pakaian dari kulit kayu ini dapat menimbulkan gatal dan
merusak kulit maka nenek moyang kaba itu mubi mencari alternatif lain yaitu
membuat pakain dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak saat itu muncullah
pakaian dari kain tenun di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya kain
tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kain tenun dari tiap etnik di NTT memiliki ciri khas motif masing-
masing yang merupakan manifestasi kehidupan sehari-hari, kebudayaan dan
kepercayaan masyarakat setempat. Di mata pemerhati kain tenun NTT, asal
kain tenun dapat diketahui dari motifnya. Tidak semua orang dapat
membedakan asal daerah dari motif kain tenun tertentu dikarenakan sulitnya
mendefinisikan karakteristik motif kain tenun suatu daerah dan beragamnya
motif kain tenun yang ada dan komposisi warna yang beragam pula.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan potensi dari produk lokal
yaitu kain tenun NTT. Kain tenun buatan lokal dari NTT ini sangat berpotensi
besar dalam memberikan keuntungan bagi masyarakat NTT sejalan dengan
perkembangan sektor pariwisata di NTT. Kita tahu saat ini produk-produk

iii
pakaian yang beredar di dalam negeri sebagiannya adalah produk-produk
yang berasal dari luar negeri. Masyarakat Indonesia secara umum tidak
banyak yang memiliki kebanggaan dalam menggunakan produk lokal. Oleh
karenanya, dengan disusunnya makalah ini, penulis ingin memberikan suatu
kajian akan produk lokal yang sebenarnya memiliki kualitas internasional,
seperti kain tenun NTT ini.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Sejarah Kain Tenun NTT?
2. Apa saja Nilai-Nilai Budaya dalam Kain Tenun NTT?
3. Apa Ancaman terhadap Pelestarian Kain Tenun NTT?
4. Bagaimana Upaya Pelestarian dan Promosi Kain Tenun NTT/

C. Tujuan
Tujuan dar penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui Sejarah kain tenun NTT
2. Untuk mengetahui Nilai-nillai budaya dalam kain tenun NTT
3. Untuk mengetahui Ancaman terhadap pelestarian kain tenun NTT
4. Untuk mengetahui Upaya pelestarian dan promosi kain tenun NTT

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Asal-Usul Kain Tenun NTT


Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan budaya yang sudah begitu
dikenal hingga mancanegara, yaitu kain tenunnya. Kain tenun NTT juga
bukan sembarang kain tenun biasa, melainkan memiliki makna dan filosofi
mendalam di setiap helaiannya. Kain tenun NTT memiliki motif dan corak
yang beraneka ragam, dan dipakai sebagai selimut, kafan dalam upacara
kematian, serta pakaian adat dalam upacara adat. Saat ini, kain tenun juga
biasa digunakan sebagai selendang, sarung, selimut, hingga pakaian. Kain
tenun NTT memiliki jenis-jenis berdasarkan cara membuat, seperti tenun ikat,
tenun buna, dan tenun lotis/sotis atau songket. Kain tenun NTT tersebar
hampir di seluruh wilayah NTT, dan memiliki warna dasar gelap karena
zaman dahulu masyarakat belum mengenal adanya pewarna buatan sehingga
menggunakan pewarna alami dengan pilihan warna yang terbatas.
Kain tenun bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur dipandang sebagai
harta berharga milik keluarga yang bernilai tinggi. Masyarakat Nusa
Tenggara Timur diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu.
Kerajaan pertama masyarakat NTT berkembang pada abad 3 Masehi. dan
sejak itulah diperkirakan masyarakat setempat sudah mengenal seni dan
budaya, salah satunya adalah budaya menenun. Saat ini, kain tenun juga biasa
digunakan sebagai selendang, sarung, selimut, hingga pakaian.

B. Nilai-Nilai Budaya dalam Kain Tenun NTT


Berikut adalah nilai budaya yang terkandung dalam kain tenun NTT
beserta referensi jurnalnya:
1. Nilai Sejarah: Kain tenun NTT memiliki sejarah yang panjang dan
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Kain tenun NTT
diproduksi secara turun-temurun dan menjadi bagian dari tradisi
masyarakat NTT.

iii
2. Nilai Kebersamaan: Kain tenun NTT diproduksi oleh masyarakat NTT
secara gotong royong dan menjadi bagian dari kebersamaan dalam
masyarakat. Kain tenun NTT juga menjadi simbol persatuan dan
kesatuan dalam masyarakat NTT.
3. Nilai Estetika: Kain tenun NTT memiliki keindahan dan keunikan motif
serta ragam hias yang menjadi ciri khas budaya NTT. Kain tenun NTT
juga memiliki warna-warna cerah yang menarik dan menjadi daya tarik
tersendiri bagi para pecinta seni budaya.
4. Nilai Ekonomi: Kain tenun NTT memiliki pengaruh terhadap
perekonomian lokal, karena banyak masyarakat yang menghasilkan kain
tenun NTT sebagai mata pencaharian mereka. Kain tenun NTT juga
memiliki nilai jual yang tinggi dan menjadi sumber penghasilan bagi
masyarakat NTT.

C. Ancaman Terhadap Pelestarian Kain Tenun NTT


Ancaman terhadap pelestarian kain tenun NTT dapat berasal dari
berbagai faktor, antara lain:
1. Perubahan gaya hidup masyarakat: Perubahan gaya hidup masyarakat dapat
mempengaruhi minat dan kebutuhan akan kain tenun NTT. Jika masyarakat
lebih memilih pakaian modern daripada pakaian tradisional, maka
permintaan akan kain tenun NTT dapat menurun.
2. Persaingan dengan produk impor: Produk impor yang lebih murah dan
mudah didapatkan dapat mengancam keberlangsungan produksi kain tenun
NTT. Hal ini dapat mengurangi minat masyarakat untuk membeli kain
tenun NTT yang lebih mahal.
3. Kurangnya dukungan pemerintah: Kurangnya dukungan pemerintah dalam
hal promosi dan pengembangan produk kain tenun NTT dapat menghambat
pertumbuhan industri kain tenun NTT. Hal ini dapat mempengaruhi
ketersediaan bahan baku dan kualitas produk kain tenun NTT.
4. Perubahan iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi tumbuhan
penghasil perwarna alam yang digunakan sebagai bahan tenun. Jika

iii
produksi tumbuhan penghasil perwarna alam terhambat karena perubahan
iklim, maka hal itu akan menghambat produksi kain tenun NTT.
5. Kurangnya penerapan teknologi: Kurangnya penerapan teknologi dalam
produksi kain tenun NTT dapat menghambat pertumbuhan industri kain
tenun NTT. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk kain tenun NTT
dan membuat industri kain tenun NTT kurang kompetitif.

D. Upaya Pelestarian dan Promosi Kain Tenun NTT


Berikut adalah upaya pelestarian dan promosi kain tenun NTT:
1. Pelatihan dan pendidikan: Pelatihan dan pendidikan tentang cara
menenun yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas produk kain
tenun NTT dan memperluas pengetahuan masyarakat tentang kain tenun
NTT. Hal ini dapat dilakukan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat
yang peduli terhadap pelestarian kain tenun NTT.
2. Promosi: Promosi kain tenun NTT dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti pameran, festival, dan media sosial. Promosi yang tepat
dapat membantu meningkatkan minat masyarakat terhadap kain tenun
NTT dan memperluas pasar kain tenun NTT.
3. Dukungan pemerintah: Dukungan pemerintah dalam hal pengembangan
produk kain tenun NTT dan promosi dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan industri kain tenun NTT. Hal ini dapat dilakukan melalui
program-program pemerintah yang mendukung pengembangan industri
kain tenun NTT.

iii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kain tenun NTT merupakan salah satu keanekaragaman warisan
budaya Indonesia yang perlu dilestarikan karena memiliki makna, nilai
sejarah, dan teknik yang berbeda-beda. Kain tenun NTT memiliki motif dan
corak yang beraneka ragam, dan dipakai sebagai selimut, kafan dalam
upacara kematian, serta pakaian adat dalam upacara adat. Ancaman terhadap
pelestarian kain tenun NTT dapat berasal dari berbagai faktor, seperti
perubahan gaya hidup masyarakat, persaingan dengan produk impor,
kurangnya dukungan pemerintah, perubahan iklim, dan kurangnya penerapan
teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan kain tenun
NTT sebagai warisan budaya Indonesia yang berharga. Upaya pelestarian dan
promosi kain tenun NTT dapat dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan,
promosi, dan dukungan pemerintah. Dengan demikian, kain tenun NTT perlu
dilestarikan sebagai warisan budaya Indonesia yang berharga dan perlu dijaga
keberadaannya agar tidak hilang ditelan zaman.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Falashifa, A. (2019). Nilai Budaya dalam Leksikon Tuturan Perajin Tenun Ikat
Tradisional Troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 19(1), 1-10. doi:
10.15294/jpbs.v19i1.21114
Kurniawan, A. (2020). Basis Pengetahuan Nilai-nilai Kain Tenun Sumba dengan Model
Seci dan Convolutional Neural Network. Jurnal Aplikasi Ilmu Teknologi
Informasi, 4(2), 1-8. doi: 10.23917/jaiti.v4i2.6223
Kusuma, A. A., & Sari, N. P. (2019). Diversifikasi Desain Produk Tenun Ikat Nusa
Tenggara Timur dengan Paduan Teknik Tenun dan Teknik Batik. Jurnal Desain
Komunikasi Visual & Multimedia, 5(1), 1-10. doi: 10.31940/dkv.v5i1.1189
Mardiana, D. (2019). Kain Tenun Ikat Sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sikka. Jurnal
Kepariwisataan, 3(1), 1-10. doi: 10.30598/jk.v3i1.29
Darmawati. (2023). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sarung Tenun Samarinda: Studi Potensi
Ekonomi Kreatif Perempuan Samarinda dalam Perspektif Ekonomi Islam.
Iqtisaduna: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 9(1), 1-14. doi:
10.24252/iqtisaduna.v9i1.37499
Sari, N. P., & Kusuma, A. A. (2021). Kearifan Lokal dalam Proses Pembuatan Tenun
Ikat Timor (Studi pada Kelompok Penenun). Jurnal Seni Rupa dan Desain,
5(1), 1-10. doi: 10.30598/jsrd.v5i1.2106
Kurniawan, A. (2020). Basis Pengetahuan Nilai-nilai Kain Tenun Sumba dengan Model
Seci dan Convolutional Neural Network. Jurnal Aplikasi Ilmu Teknologi
Informasi, 4(2), 1-8. doi: 10.23917/jaiti.v4i2.6223
Mardiana, D. (2019). Kain Tenun Ikat Sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sikka. Jurnal
Kepariwisataan, 3(1), 1-10. doi: 10.30598/jk.v3i1.29
Budiana Setiawan dan RR Nur Suwarningdyah, Strategi Pengembangan Tenun Ikat
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur - Neliti
Elvida, M. N. (2016). Pembuatan Kain. Tenun Ikat Maumere Di Desa. Wololora.
Dampak Perubahan Iklim Berkaitan dengan Produksi Pengolahan Pangan Lokal dan
Perempuan. (2020, April 22). Retrieved September 27, 2023, from
http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/dampak-perubahan-iklim-berkaitan-
dengan-produksi-pengolahan-pangan-lokal-dan-perempuan
iii
LAMPIRAN

iii

Anda mungkin juga menyukai