Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SENI BUDAYA DAN PRAKARYA

“Karya Seni Kerajinan Anyaman”

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Edwita,M.Pd

Disusun oleh kelompok 10 :


1. Yulvani Juniawati Sinaga (1107620014)
2. Dinda Octa Revani (1107620105)
3. Shalsabila Syahfa (1107620107)
4. Shifa Sonya Nur Amanda (1107620138)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah
dengan judul “Karya Seni Kerajinan Anyaman” dapat berjalan dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Edwita, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Seni Kerajinan dan Prakarya SD. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Seni Kerajinan dan Prakarya SD dan memberikan
manfaat bagi pembaca, khususnya untuk kami sendiri. Kami selaku penulis menyadari
bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar kedepannya kami dapat
meningkatkan kualitas pembuatan makalah di masa yang mendatang.

Jakarta,15 Mei 2022

Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan......................................................................................................................

a. Latar Belakang................................................................................................................
b. Rumusan Masalah...........................................................................................................
c. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................

Bab II Pembahasan.....................................................................................................................

a. Pengertian dan Konsep Anyaman.................................................................................


b. Sejarah Perkembangan Anyaman.................................................................................
c. Alat dan Bahan berkarya Anyaman.............................................................................
d. Teknik Anyaman.............................................................................................................
e. Jenis Motif Anyaman......................................................................................................
f. Manfaat dan Tujuan Anyaman.....................................................................................
g. Hasil Karya Kelompok...................................................................................................

Bab III Penutup...........................................................................................................................

a. Kesimpulan......................................................................................................................
b. Saran................................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, anyaman sebagai produk karya seni rupa semakin beragam
sejalan dengan perkembangan bahan dan teknik yang digunakan. Saat ini anyaman
tidak hanya berbahan alami, tapi juga berbahan sintesis. Produknya beranekaragam
pula, dari benda-benda yang tergolong seni terapan hingga seni murni. Kerajinan
anyaman merupakan salah satu dari kebudayaan yang dimiliki manusia sejak zaman
prasejarah. Di mana waktu itu dipakai untuk memenuhi kebutuhan sandang dan
perlengkapan pendukung sehari-hari. Kerajinan anyaman terus berkembang hingga
saat ini. Bahkan hasil kerajinan anyaman sudah menjadi sebagai kebutuhan yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam menghasilkan sebuah kerajinan
anyaman, kita perlu mengetahui bahan yang akan digunakan seperti apa, apakah akan
sesuai dengan kegunaan yang diinginkan, motif apa yang ingin ditonjolkan, dan
bahkan teknik apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, penulisan makalah ini
dimaksudkan agar pembaca dapat mengetahui seni kerajinan anyaman secara
menyeluruh baik sejarah perkembangannya, alat dan bahan menganyam, motif
anyaman, hingga teknik dalam menganyam. Indonesia merupakan negara yang
memiliki budaya yang sangat beranekaragam, ini merupakan daya tarik tersendiri
yang dimiliki Indonesia. Kebudayaan yang timbul merupakan kebudayaan yang
diturunkan secara turun temurun, yang dapat dikatakan sebagai kearifan lokal,
kebudayaan yang terdapat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda sesuai adat
dan aturan yang berlaku di masyarakat, Salah satu tradisi budaya yang telah
berkembang secara turunntemurun yaitu adalah kerajinan anyaman, anyaman
merupakan suatu produk yang dihasilkan dari kegiatan mengatur bilah-bilah seperti
pandan, bambu, dan bahan lainnya tindih menindih atau silang menyilang. Seni
anyam sudah ada sejak dahulu kala, hingga sekarangpun masih akrab dalam
kehidupan masyarakat. Bahkan hampir di seluruh nusantara terdapat home industri
pengrajin barang anyam-anyaman. Maka bisa dikatakan seni anyam termasuk kategori
warisan budaya yang harus dilestarikan. Menurut beberapa sumber keterampilan
anyaman masuk ke Indonesia sejak beberapa ribu tahun lalu, ketika migrasi besar-
besaran penduduk dari dataran Asia Tengah menuju ke Nusantara, keterampilan itu
terus berlanjut hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia anyaman
berkembang menjadi suatu komoditas yang menjanjikan, namun beberapa sumber
mengatakan bahwa anyaman merupakan kebudayaan asli bangsa melayu, termasuk
Indonesia, tanpa adanya pengaruh dari dunia luar. Di wilayah Jawa Barat tepatnya
kecamatan Rajapolah, merupakan komoditas yang berharga, karena kebanyakan
penduduknya merupakan pengrajin anyaman yang hidup dari menganyam, sehingga
Rajapolah berkembang menjadi salah satu sentra Industri anyaman
Selama bertahun-tahun Rajapolah telah menjadi ikon pariwisata dan belanja
cinderamata di daerah Tasikmalaya, jenis anyaman Rajapolah terbagi menjadi 3 jenis
yaitu mendong, pandan, dan bambu, setiap anyaman memiliki karakteristik dalam
teknik pembuatannya maupun motifnya. Motif anyaman Rajapolah merupakan motif
yang 2 dipercayai merupakan motif yang dibuat oleh suku Sunda, contohnya saja
pada bambu, motif anyaman bambu yang beredar di masyarakat Rajapolah sama
dengan motif-motif yang beredar di Suku Sunda pada daerah lain, seperti Garut dan
Cirebon hanya saja beberapa anyaman memiliki panggilan yang berbeda walaupun
bentuknya sama, ini dipengaruhi oleh adat istiadat yang berkembang di Masyarakat,
keadaan alam dan status kekerabatan pada suku Sunda yang mendiami suatu daerah.
Dalam perkembangan anyaman, tidak adanya pewarisan formal ilmu menganyam
dan kurangnya dokumentasi mengenai pola anyaman di Rajapolah merupakan salah
satu bukti kurangnya pelestarian dan kecintaan kita terhadap budaya Indonesia.
Banyak pengrajin membuat motif anyaman hanya karena mengejar keuntungan,
banyak sekali motif anyaman Rajapolah yang tata cara penamaannya didapat dari
mengarang nama saja, sehingga banyak motif anyaman Rajapolah dengan bentuk
yang sama, beredar dalam satu tempat, tapi memiliki nama yang berbeda. Jika hal ini
dibiarkan maka anyaman Rajapolah tidak memiliki karakteristik dan ciri khas,
sehingga tidak menutup kemungkinan anyaman Rajapolah hanya akan menjadi
sesuatu yang biasa, dan hal ini mungkin akan menjadi suatu masalah di kemudian hari
seperti batik yang diklaim oleh negara lain karena menjadi sesuatu yang biasa bagi
kita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian, tujuan, dan fungsi dari seni kerajinan anyaman ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan seni anyaman ?
3. Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk berkarya anyaman ?
4. Apa saja jenis motif anyaman ?
5. Apa saja teknik berkarya anyaman ?
6. Apa saja bentuk cipta karya anyaman ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan fungsi dari seni kerajinan anyaman.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan seni anyaman.
3. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk berkarya anyaman.
4. Untuk mengetahui jenis motif anyaman.
5. Untuk megetahui teknik berkarya anyaman.
6. Untuk mengetahui bentuk cipta karya anyaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Anyaman

Seni anyaman merupakan kegiatan tindih-menindih dan silang menyilang


sehingga membentuk suatu benda yang indah dan menarik. Menganyam menjadi
salah satu seni tradisi tertua di dunia. Menganyam merupakan salah satu kerajinan
tangan yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat di pedesaan. Kegiatan
menganyam ditiru manusia dari cara burung menjalin ranting-ranting menjadi
bentuk yang kuat.
Di Indonesia, seni anyaman sudah menjadi tradisi yang turun-temurun dilakukan
di beberapa daerah, seperti Aceh dan Sumatera Selatan. Dalam buku Secuil Kisah
Wirausaha di Bumi Lampung (2017) oleh Pujiati, seni anyaman adalah milik
masyarakat melayu yang sangat dikagumi dan digemari sampai saat ini. Kegiatan
seni anyaman telah ada semenjak zaman dahulu, dilihat dari rumah-rumah orang
dahulu yang menggunakan anyaman pada dindingnya. Seni anyaman dipercaya
berawal dan berkembang tanpa pengaruh luar. Penggunaan tali, akar, dan rotan
merupakan asas dalam penciptaan kerajinan tangan anyaman.

B. Sejarah perkembangan anyaman


Sejarah anyaman di Indonesia merupakan masalah yang masih diperrdebatkan
sampai sekarang. Ada 2 teori mengenai awal mula masuknya keahlian
menganyam di Nusantara. teori pertama adalah menganjam merupakan keahlian
asli dari orang melayu termasuk Indonesia, teori ini diperkuat dengan
ditemukannya tempat tinggal dan tembikar yang terbuat dari anyaman. Hal ini
tidak dimiliki di daerah lainnya.
Pada jaman dahulu anyaman merupakan pekerjaan para wanita dan bukan sebagai
mata pencarian, namun sebagai pengisi waktu senggang. Seseorang wanita
dianggap tidak mempunyai sifat kewanitaan yang lengkap jika tidak mahir dalam
seni menganyam. anyaman dahulu hanya alat untuk digunakan sendiri, hadiah,
dan kemasan hantaran saat berkunjung kepada kerabat atau keluarga. Beberapa
anyaman dibuat dengan bentuk yang sangat besar, sebagai alat untuk menyimpan
barang ketika bepergian, serta di jaman penjajahan digunakan untuk menyimpan
atau menyeludupkan senjata.
Menurut sejarah, Sunan Gunung Jati mengajarkan berbagai kerajinan tangan
untuk menarik minat masyarakat untuk memeluk islam. Ternyata cara ini
membuat Islam berkembang sangat pesat hingga tersebar di Jawa Tengah dan
Jawa Barat. Ki Tegalmatra mengajarkan teknik menganyam kepada masyarakat
Cirebon. Di Desa Tegalmantra dan Tegalwangi tempat dimana Ki Tegalmantra
menyebarkan agama Islam dikenal dengan pusat kerajinan anyaman terbesar di
Jawa. Di daerah Jawa Barat seperti Rajapolah, tasikmalaya, dan Garut merupakan
penghasil dari kerajinan anyaman yang dikenal oleh wisatawan domestik dan
internasional.

C. Alat dan Bahan berkarya anyaman


a. Bahan Anyaman
Terdapat beberapa macam jenis bahan kerajinan anyaman yang dapat digunakan
dalam kegiatan praktek keterampilan di SD, diantaranya adalah:

1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk praktek menganyam di SD adalah jenis kertas


yang cukup tebal sehingga akan lebih mudah dalam penggunaannya dan dapat
menghasilkan bentuk anyaman yang baik. Jenis kertas tersebut yaitu kertas
gambar, kertas manila, kertas buffalo, kertas asturo, kertas bewarna/hias,
kertas origami maupun kertas kalender. Untuk dapat digunakan sebagai bahan
anyaman maka kertas harus dipotong terlebih dahulu berbentuk panjang-
panjang dan lebarnya sesuai dengan yang diinginkan. Kertas yang digunakan
ialah kertas yang kuat agar tidak mudah putus.
2. Daun Pisang

Penggunaan daun pisang pada kegiatan praktek menganyam digunakan untuk


membuat motif/bentuk anyaman yang bersifat sementara. Gunakan daun
pisang yang sudah cukup tua dan lembarannya cukup lebar. Langkah-langkah
dalam pembuatan anyaman dari daun pisang yaitu daun pisang dirobek
mengikuti serat daun dengan ukuran lebar antara 1 cm – 2 cm, kemudian
dibentuk anyaman sesuai motif yang diinginkan. Selain membuat anak
terampil menganyam, maka kegiatan ini dapat mempraktikkan karakteristik
daun pada anak.
3. Daun Kelapa

Penggunaan bahan daun kelapa (janur) pada kegiatan praktek keterampilan di


TK antara lain dapat dilakukan untuk melatih anak membuat anyaman yang
berbentuk anyaman pita, anyaman yang berupa lembaran/motif anyaman
tunggal maupun anyaman ganda.
4. Pita

Bahan yang digunakan untuk membuat anyaman yaitu pita kado (pita sintesis)
dan bukan pita kain. Lebar pita disesuaikan dengan bentuk anyaman yang
akan dibuat.
5. Plastik
Plastik sebagai bahan anyaman telah dirancang sengaja untuk bahan anyaman.
Plastik ini banyak dijumpai di toko-toko alat tulis, bentuknya seperti sedotan
minuman dengan pewarnaan langsung sehingga tidak perlu mewarnai lagi.
6. Karet

Karet sebagai bahan anyaman telah dirancang sengaja sebagai bahan kerajinan
anyam. Bahan ini bisa dijumpai di toko alat tulis dengan bentuk lembaran-
lembaran, sehingga apabila akan dipakai harus dipotong-potong terlebih
dahulu menggunakan gunting atau cutter.
7. Bahan Anyaman lainnya

dapat disesuaikan dengan ketersediaan di lingkungan sekitar dan tingkat kemudahan dalam
penggunaannya. Misalnya bahan alam seperti daun pandan, enceng gondok, iratan bambu,
dan pitrit (iratan rotan).
Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2008: 6.11-6.16) bahan yang digunakan
untuk bahan anyaman ada di bawah ini:
a. Bambu tali
Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai kualitas paling baik dibanding dengan jenis
yang lain karena bambu ini sangat lentur, kuat dan tidak mudah putus dan tidak mudah patah.
Bambu ini harus diirat terlebih dahulu sehingga menjadi lembaran-lembaran yang pipih.
Untuk mengiratnya menggunakan pisau.
b. Rotan hinis
Rotan hinis ini merupakan iratan rotan bagian luarnya. Jenis rotan ini selain dipakai sebagai
bahan anyaman sering juga dipakai sebagai bahan pengikat dan pelengkap pada seni
kerajinan.
c. Rotan pitrit
Rotan ini sama bahannya dengan rotan hinis, tetapi rotan pitrit ini digunakan yang ada pada
bagian dalamnya, bentuknya gilig. Rotan ini digunakan untuk jenis anyaman silinder dengan
berbagai teknik diantaranya untuk anyaman membelit dengan pakan tunggal dan ganda
misalnya keranjang.
d. Pandan
Pandan adalah jenis daun yang banyak tumbuh di pinggir sungai bahkan termasuk tumbuhan
liar. Agar dapat digunakan sebagai bahan anyaman daun pandan harus diserat sehingga
menjadi lenih kecil (sesuai dengan ukuran yang diinginkan) dan harus dikeringkan terlebih
dahulu dengan cara dijemur. Agar lebih kuat, ada pula pengrajin yang sengaja merebusnya.
e. Mendong
Mendong adalah jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam oleh para petani dan sengaja
untuk dipersiapkan sebagai bahan kerajinan anyaman. Agar dapat digunakan sebagai bahan
kerajinan anyam, maka mendong ini dikeringkan dengan cara dijemur dan dilumuri dengan
abu (sisa pembakaran) agar warnanya putih bersih sehingga memberikan kesan cerah.
Bahkan akan lebih mudah dalam pewarnaan.
f. Blarak/janur
anyam ada yang dipisah dengan lidinya, ada pula yang tidak dipisahkan dari lidinya.
Blarak/janur yang tidak dipisah dari lidinya berfungsi sebagai penguat hasil anyamannya.
j. Kain
Selain menggunakan kertas, plastik, karet untuk kegiatan menganyam juga dapat digunakan
bahan dari kain, karena kain dianggap lebih aman dan praktis. Adapun cara penggunaan dan
memotongnya sama dengan kertas dan karet.
Semakin bervariasi bahan menganyam yang dikenalkan/diajarkan kepada anak maka
akan meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam pengembangan motorik halusnya,
selain itu agar anak mengajarkan anak untuk selalu melestarikan kerajinan yang ada di
Indonesia ini.
b. Alat Menganyam
Menurut Basuki (2011: 11-12) alat yang diperlukan untuk kegiatan menganyam adalah:
1. Lem : merupakan salah satu alat yang mutlak diperlukan dalam pembuatan kerajinan.
2. Penggaris: alat yang diperlukan untuk mengukur anyaman, kertas, pandan, kain,
sehingga dapat memperoleh hasil ukuran yang sesuai.
3. Bolpoint atau pensil: alat ini diperlukan untuk menandai ukuran yang telah
ditentukan, dan saat kita memotong kita dapat mengikuti garis yang telah tergores
oleh pensil atau bolpoint tersebut.
Sedangkan menurut Sumanto (2005: 122), alat yang digunakan untuk menganyam
antara lain:
1. Gunting digunakan untuk memotong lembaran kertas yang akan digunakan untuk
membuat bagian-bagian anyaman
2. Alat ukur yaitu penggaris yang dapat digunakan untuk membentuk ukuran panjang
dan lebar sewaktu menyiapkan bagian-bagian anyaman
3. Bahan pembantu yaitu lem kertas.
Dalam pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda anyaman
mudah rusak. Benda anyaman mungkin juga tidak indah, dan tidak aman
untuk digunakan. Sebagai contoh untuk membuat keranjang dan bakul dipilih
bahan bambu, karena selain kuat bambu juga mudah untuk dibentuk. Bambu
bersifat lunak, mudah dihaluskan dengan pisau atau ampelas. Oleh karena itu,
keranjang dan bakul bambu aman digunakan, kuat dan indah. Bayangkan jika
keranjang dan bakul nasi dibuat dari daun kelapa atau kertas. Walaupun
keranjang atau bakul nasi tersebut terlihat indah tetapi tidak dapat digunakan
karena tidak kuat. Selongsong ketupat juga dibuat dengan teknik menganyam.
Bahan yang baik untuk membuat selongsong ketupat yakni janur, daun pandan
dan daun lontar. Bahan-bahn tersebut mudah dianyam dan aman. Kerajinan
anyaman janur selain selongsong ketupat yakni kisa “tempat ayam” dan
anyaman dekorasi pesta perkawinan. Dalam pemilihan bahan untuk berkarya
kerajinan anyaman perlu memperhatikan fungsi dan keindahan benda yang
akan dibuat. Pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda
anyaman mudah rusak.

D. Teknik Anyaman
 Anyaman dua sumbu

Teknik dasar anyaman ini mempunyai beberapa sebutan lain yaitu Anyaman Silang,
Anyaman Sasag, Anyaman Tunggal. Sasag menurut Purwadi dan Purnomo, merupakan
bahasa sansekerta yang berarti sasak atau telur. Sasak adalah nama suku di Indonesia,
mengingat mereka juga pengrajin anyam-anyaman.
Membuat anyaman dua sumbu dapat dilakukan dengan cara menyilangkan dua sumbu. Setiap
bilah silangkan dengan bilah lainnya hingga terbantuk struktur bersilang. Posisi anyaman
tidak harus selalu lurus, melainkan bisa membentuk garis miring. Akhir dari sumbu atau bilah
akan diikat sehingga anyaman menjadi kuat.
 Anyaman tiga sumbu

Teknik dasar anyaman ini mirip seperti teknik anyaman bilik. Perbedaannya terletak pada
pola yang membentuk tiga arah. Bahan anyaman, yaitu pakan dan lusi akan disusun sesuai
dengan tiga arah yang telah ditentukan. Hasil dari teknik dasar anyaman ini akan ada dua
yaitu anyaman tiga sumbu jarang dan anyaman tiga sumbu rapat. Sumbu jarang memberikan
lubang yag renggang dan sumbu rapat akan memberikan kekuatan yang lebih kuat. Khusus
untuk anyaman tiga sumbu rapat, apabila dibentuk dengan pola bentuk heksagonal / segi
enam beraturan, sering disebut dengan anyaman segi enam. Secara umum anyaman tiga
sumbu sering digunakan untuk membungkus ketupat.
 Anyaman empat sumbu
Teknik dasar anyaman empat sumbu mempunyai pola yang mirip seperti dua sumbu. Pola
menyulam akan menyisip dan menumpangkan bahan, yaitu pakan dan lusi, secara satu sama
lainnya dengan arah yang berbeda. Perbedaannya dengan teknik dasar anyaman dua sumbu
adalah bahan yang ditaruh berbeda arah akan lebih banyak jumlahnya. Akan ada empat buah
sumbu yang terdapat di arah lainnya.
Teknik dasar anyaman empat sumbu termasuk teknik dasar anyaman yang mempunyai
lubang dengan bentuk pola oktogonal / segi delapan beraturan. Nama lain dari teknik dasar
anyaman empat sumbu adalah teknik dasar anyaman segi delapan karena mempunyai lubang
dengan bentuk segi delapan beraturan.
 Anyaman bilik atau anyaman kepang

Teknik dasar anyaman bilik ini sering disebut dengan teknik menganyam dua-dua. Selain itu
nama lain nya adalah Anyaman Kepang, karena pembuatannya sama dengan membuat
kepangan pada rambut. Bahan-bahan akan dianyam dengan cara menyilang secara berurutan
dan bersamaan, sama seperti teknik dasar anyaman sasak. Perbedaannya adalah renggangan
atau sela yang dimasuki bilah dalam menganyam lebih variasi. Cara menggunakan teknik
dasar anyaman ini adalah dengan menganyam bahan-bahan dengan menyilang secara
bergantian dari kiri dan dari kanan. Teknik dasar anyaman ini umumnya digunakan untuk
membuat bilik dan nyiru.
 Anyaman cengkih

Sama seperti teknik anyaman teratai, teknik dasar anyaman cengkih cukup susah untuk
dilakukan. Cengkih atau cengkeh, sesuai dengan namanya, hasil dari pola anyaman ini akan
membentuk pola memanjang yang menyerupai kembang cengkih/cengkeh. Cara membuat
anyaman cengkih dilakukan dengan cara penggabungan beberapa teknik dasar anyaman
tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Sesuai dengan penjelasan gambar, bisa Teknik
dasar anyaman cengkih umumnya dibuat menjadi barang-barang seperti kipas, tolok, sangku,
atau benda anyaman lainnya. Hasil akhir dari anyaman cengkih yang paling sering dijumpai
secara umum adalah kipas sate.
 Makrame
Teknik dasar anyaman renggang dibuat dengan cara menyimpulkan bahan dengan
menggunakan tangan atau alat pengait seperti jarum. Gerakan menyimpul menjadi teknik
utama dalam menciptakan pola makrame. Simpulan tersebut akan membentuk sebuah
sambungan berpola. Hasil dari pola makrame contohnya adalah sweater, keset, kain taplak
meja, dan lain-lain. Cara membuat makrame ada empat teknik yaitu teknik simpul kepala,
teknik simpul rantai, teknik simpul mati, teknik simpul tunggal. Penggunaan teknik tersebut
dapat digunakan secara individu atau digabung untuk mendapatkan hasil lebih variatif.
Membuat makrame membutuhkan suatu barang yang menjadi penyanggah makrame. Pada
umum nya digunakan barang seperti kayu kecil yang halus atau menggunakan barang
sejenisnya seperti badan pensil. Setelah persiapan membuat makrame, penyangga dan benang
selesai, maka makrame siap dibuat. Langkah pertama adalah dengan mengaitkan benang
dengan teknik dasar anyaman makrame yang telah disebutkan. Simpul yang paling mudah
adalah simpul kepala karena gerakan menyimpulnya sama dan mudah dimengerti. Pola yang
telah terbentuk diulangi lagi sehingga menjadi rangakain simpul yang disebut sennit. Setelah
selesai, maka sennit akan digabungkan dan diikat menjadi makrame.
E. Jenis motif anyaman
 Motif sasak

prinsip motif ini ialah selang-seling jalinan satu tumpang dengan pengembangan
variasinya. menyambung jalinan dilakukan dengan langsung menyisipkannya pada
saat melakukan tumpang tindih. Contoh benda yang dibuat dengan motif ini adalah
keranjang, tas, dan jok kursi (antik)
 Motif bilik/Kepang
untuk motif ini, selang-seling jalinannya adalah dua tumpang satu dan
pengembangannya. contoh benda yang bermotif ini adalah bilik, tikar, bakul, kipas,
dan lainnya.
 Motif bintang

selang-seling jalinan anyaman motif bintang membentuk segi enam


beraturan yang setiap sudutnya tumpang tindih bergantian. Contoh benda
anyaman, motif ini misalnya keranjang besar dan kecil.
 Motif lilit

Cara menganyam dengann motif lilit dengan melilitkan tali selang-seling pada jalinan.
Contoh motif lilit yaitu keranjang buah, kerai, tempat pensil, bangku, meja, dipan, dan
lainnya.
F. Tujuan dan Manfaat Anyaman
Menurut Martha Christianti (2007: 90) menganyam banyak kegunaannya bagi anak
TK dan SD level kelas rendah, selain mempunyai unsur pendidikan juga untuk
mengembangkan koordinasi mata dan tangan, antara lain:
 Mengembangkan keterampilan motorik halus.
 Dapat melatih sikap emosi dengan baik.
 Anak dapat mengungkapkan perasaannya.
 Dengan mengkoordinasikan mata dan tangan, anak dapat melatih konsentrasinya.
 Anak dapat membangkitkan minatnya dalam mengikuti pembelajaran
 Anak menjadi terampil dan kreatif.
 Anak dapat belajar matematika.
 Anak dapat mengenal kerajinan tradisional yang ditekuni oleh masyarakat Indonesia.

G. Hasil Karya Kelompok


Dinda Octa Revani

Shifa Sonya Nur Amanda

Yulvani Juniawati Sinaga


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anyaman adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang
kaku, biasanya untuk membuat keranjang, tas atau perabot. Seni ayaman
adalah proses menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk
dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan. Dalam
perkembangannya, anyaman sebagai produk karya seni rupa semakin beragam
sejalan dengan perkembangan bahan dan teknik yang digunakan. Saat ini
anyaman tidak hanya berbahan alami, tapi juga berbahan sintesis. Produknya
beranekaragam pula, dari benda-benda yang tergolong seni terapan hingga
seni murni dalam pemilihan bahan untuk berkarya kerajinan anyaman perlu
memperhatikan fungsi dan keindahan benda yang akan dibuat. Pemilihan
bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan benda anyaman mudah rusak.
Terdapat berbagai macam motif dan teknik yang dapat digunakan dalam
membuat kerajinn anyaman, setiap motif dan teknik yang digunakan
menghasilkan nilai keindahan pada suatu karya anyaman. Yang terpenting
adalah kita harus merencanakan dengan matang dalam membuat suatu karya
anyaman, kegunaan apa yang nantinya dihasilkan, maka pemilihan bahan,
penggunaan motif, hingga teknik harus disesuaikan, sehingga kerajinan
anyaman yang dihasilkan memiliki nilai yang tinggi.

B. Saran

Penulis mengetahui bahwa penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis memberikan saran kepada
penulis lainnya agar bersedia memberikan informasi dan saran untuk
membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap kepada
pembaca agar setelah membaca makalah ini dapat memahami Seni Kerajinan
Anyaman dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abbeard.blogspot.com. Agustus 2016. Motif Dasar Anyaman.


http://abbeart.blogspot.com/2016/08/motif-dasar-anyaman.html
Ardina, Yatra Reski. 2016. Keterampilan Menganyam. Skripsi. Yogyakarta: UNY
https://123dok.com/document/q2nj7xjq-keterampilan-menganyam-kelompok-gugus-
kecamatan-pengasih-kulon-progo.html
Kompas.com. Januari 2021. Pengertian dan Macam-Macam Seni Anyaman.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2021/01/12/200000869/
pengertian-dan-macam-macam-seni-anyaman
Kompas.com. Februari 2021. Karya Seni Anyaman: Pengertian dan Jenisnya.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2021/02/18/171640269/karya-
seni-anyaman-pengertian-dan-jenisnya
ragamhandicraftrajapolah. Desember 2013. Sejarah Anyaman di Indonesia.
https://ragamhandicraftrajapolah.wordpress.com/2013/12/20/sejarah-anyaman-di-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai