Kelas : XI TPM 4
Nama Anggta Kelompok:
MOCH. ILHAM ROBBY ( 02 )
MOH. RIZQI MAULANA F.A (06)
MUHAMMAD AZIEZ F. ( 13 )
RAFAEL DWI KURNIA R. ( 35 )
RAFI FERDIANSYAH (38)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Pare, 20 - 9 - 2023
ii
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN 1
- latar belakang 1
- rumusan masalah 2
- tujuan 2
BAB II: PEMBAHASAN 3
- isi 3
-isi 4
-isi 5
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
ISI
NTT adalah singkatan dari Nusa Tenggara Timur, sebuah provinsi di Indonesia
yang terletak di bagian timur kepulauan Indonesia. NTT terdiri dari berbagai
pulau, termasuk Timor, Flores, Sumba, dan banyak lainnya. Provinsi ini memiliki
keanekaragaman budaya, bahasa, dan tradisi yang kaya. Salah satu keistimewaan
NTT adalah keindahan alamnya, dengan pantai-pantai indah, gunung-gunung, dan
taman-taman nasional yang menakjubkan. Provinsi ini juga dikenal dengan
beragam seni dan budaya tradisionalnya, seperti tarian, musik, dan kerajinan
tangan. NTT adalah destinasi wisata yang menarik bagi mereka yang mencari
pengalaman alam dan budaya yang unik di Indonesia.
2. Pengaruh Hindu-Buddha:
- Pada abad ke-9 hingga abad ke-14, NTT terpengaruh oleh budaya Hindu-
Buddha yang membawa perubahan dalam busana, termasuk penggunaan kain
sarung yang lebih formal.
3. Pengaruh Islam:
- Pada abad ke-16, agama Islam mulai masuk ke NTT dan membawa pengaruh
pada gaya pakaian, seperti penggunaan jilbab dan busana yang lebih sederhana.
4. Pengaruh Kolonial:
- Era kolonial Portugis dan Belanda di NTT juga mempengaruhi busana
setempat. Pakaian tradisional NTT berubah sedikit demi sedikit, dan penggunaan
tenun ikat menjadi lebih umum.
3
5. Tenun Ikat:
- Tenun ikat menjadi ciri khas dalam busana adat NTT. Setiap daerah memiliki
pola dan warna kain ikat yang unik, mencerminkan identitas suku dan kebudayaan
mereka.
6. Era Modern:
- Dalam beberapa dekade terakhir, busana adat NTT mengalami perubahan lebih
lanjut. Beberapa orang NTT masih mengenakan pakaian adat sehari-hari, tetapi
banyak yang beralih ke pakaian modern.
Baju adat NTT, atau baju adat dari Nusa Tenggara Timur, memiliki makna
yang dalam dalam budaya dan tradisi masyarakat NTT. Baju adat NTT sering kali
mencerminkan identitas etnis, sosial, dan agama pemakainya. Setiap suku di NTT
memiliki pakaian adatnya sendiri dengan desain, warna, dan hiasan yang khas.
Misalnya, dalam suku Flores, baju adat biasanya terbuat dari kain tenun
tradisional yang dihiasi dengan motif-motif khas suku tersebut. Pemakaian baju
adat ini sering kali terkait dengan upacara adat, pernikahan, atau acara penting
lainnya. Baju adat NTT juga sering digunakan untuk mengekspresikan identitas
budaya dan sebagai simbol kebanggaan terhadap warisan budaya mereka.
Dengan demikian, makna dari baju adat NTT sangat beragam tergantung pada
konteks pemakaiannya dan suku etnis yang mengenakannya.
Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki beragam jenis baju adat yang
mencerminkan keanekaragaman budaya di wilayah tersebut. Beberapa jenis baju
adat NTT antara lain:
1. *Baju Ulap Doyo*: Baju tradisional suku Rote yang terbuat dari kain tenun ikat
dengan motif khas.
2. *Baju Seba*: Digunakan oleh suku Sabu, baju ini terdiri dari kain panjang yang
diikatkan di tubuh dengan aneka motif warna-warni.
4
3. *Baju So'a*: Baju adat suku So'a di pulau Timor terbuat dari kain tenun yang
dililitkan di badan.
4. *Baju Tenun Ikat Flores*: Masyarakat di pulau Flores juga memiliki tradisi
kain tenun ikat dengan berbagai motif dan warna yang digunakan sebagai pakaian
adat.
5. *Baju Lamaholot*: Digunakan oleh suku Lamaholot di Flores Timur, baju ini
terdiri dari kain tenun ikat dan aksesoris seperti kalung mutiara.
6. *Baju Hawu*: Masyarakat Hawu di Flores memiliki baju adat yang khas
dengan kain tenun dan aksesoris perhiasan.
7. *Baju Adat Sumba*: Pulau Sumba terkenal dengan kain tenun ikatnya yang
digunakan sebagai baju adat, seperti baju Kabukala dan Baju Katung.
8. *Baju Adat Alor*: Pulau Alor juga memiliki tradisi kain tenun ikat dengan
motif-motif unik yang digunakan sebagai baju adat.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN