“PAKAIAN MELAYU”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas budaya melayu
Dosen pengampu:
Kelas 1 C
Kelompok 3
1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Tentang Pakaian Adat Melayu. Ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Budaya Melayu yang diampu oleh
bapak Dr.Darmadi M.Si pada program studi Pendidikan Matematika. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Pakaian Adat Melayu.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul……………………………………………………………………………………………………………………………..i
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………………..ii
Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………….iii
Bab 1 pendahuluan
1.3 tujuan………………………………………………………………………………………………………………………6
Bab 2 pembahasan
Bab 3 penutup
3.2 saran………………………………………………………………………………………………………………………..14
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………………………………….15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Riau merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kejayaan Melayu dalam masa silam.
Peradaban yang diwariskan menjadi bukti nyata bahwa Melayu pernah bertapak sampai
ke puncak. Pelbagai macam bentuk warisan yang ditinggalkan mulai dari adab, adat,
bahkan sampai pada pakaian. Dalam konsep Melayu, pakaian sebagai budaya yang
kepadanya dilekatkan adab dan wajib dipenuhi. Maka, pakaian diatur sesuai dengan
syarat dan syarak. Mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi atau tidak resmi, pakaian
pembesar, pakaian adat, dan lain sebagainya.
1.3 TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pakaian adat Riau adalah pakaian Melayu. Riau merupakan salah satu wilayah yang ada di
pulau Sumatra, sehingga masyarakatnya banyak memiliki nilai-nilai Melayu dengan luhur yang
berlandaskan agama Islam. Tak heran, jika model pakaian adat Riau memiliki corak dan
kesamaan dengan tradisi Melayu.
Hal itu juga berpengaruh pada bentuk pakaian adat Riau, yang memiliki model sesuai dengan
kultur pada kebanyakan masyarakat Indonesia, yakni tertutup sehingga mampu mempresentasikan
nilai kesopanan.
Bentuk corak atau motif, warna, dan penggunaannya pakaian Melayu telah ditentukan oleh adat.
Ketentuan adat tersebut diberlakukan untuk tujuan mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang
memakainya.
Malu orang Melayu dalam berpakaian adalah malu melanggar syarak. Orang Melayu
tahu diri, seperti ungkapan yang lazim kita dengar "kalau hendak melihat orang yang
tahu diri, tengok kepada pakaian diri". Tahu diri dapat dilihat dari ketentuan adat yang
menetapkan pakaian sesuai status pakaiannya, benar acara memakainya, tepat
penggunaan, betul tempat memakainya, benar tujuan memakainya, bersempurna pula alat
dan kelengkapan pakaian.
Ungkapan "kalau hendak melihat orang yang tahu diri, tengok kepada pakaian diri" juga
melekat pada budi orang Melayu. Prasa "pakaian diri" dalam ungkapan tersebut budi
orang Melayu juga tergambar dalam nilai-nilai bahasa, gerak laku, dan lain sebagainya.
Untuk ulasan ini telah pula diuraikan dalam bab I.Tunjuk ajar merujuk pada nilai yang
dapat dilihat dari alat dan kelengkapannya, dari penerapan motif dasarnya, dari cara
memakai, dan sebagainya. Motif dan ragam hias pakaian Melayu juga turut mengekalkan
jati diri Melayu. Prinsip membuat pakaian adat berdasarkan kepada kepatutan dalan
syariat dan kelaziman pakaian Melayu yang diwarisi secara turun temurun, sehingga orang
dapat melihatnya dari kemelayuan itu di dalam pakaian adatnya.
5
Dari fungsi tersebut, orang Melayu turut mengatur waktu dan tempat berpakaian sesuai
dengan adat dan ketentuan. Pelbagai adat dan aturan tersebut mengatur tentang bentuk, corak
(motif), warna, tata pakai, dan waktu penggunaanya. Ketentuan adat itu telah dipahami dan
diamalkan orang Melayu sebagai syarak.
1. Pakaian harian
Pakaian harian adalah pakaian yang dipakai oleh orang Melayu setiap harinya,baik
masa kanak-kanak,remaja,orang setengah baya maupun orang tua.Pakaian harian ini
digunakan untuk melaksanakan kegiatan harian,baik untuk bermain,keladang,ke laut,
dirumah maupun kegiatan dalam kehidupan di masyarakat.
2. Pakaian resmi dan setengah resmi
Pakaian setengah resmi adalah pakaian yang digunakan dalam berbagai acara
keluarga atau acara yang berkenaan dengan negeri atau kerajaan,misalnya acara
kenduri,menghadiri acara keagamaan,perkawinanan,sunnah rasul,dan lain-lain.Orang
melayu menggunakan pakaian sesuai dengan tempatdan waktu.Dalam acarakekeluargaan
biasanya,warna pakaian tidak diatur sperti acara resmi.
3. Pakaian resmi
Tidak sopan seandainya menghadiri upacara atau jemputan yang terhormat dri suatu
kegiatan(masa dahulunya dizaman kerajaan-kerajaan),memakai pakaian Melayu namun
tidak memakai kopiah dan juga kain samping,seseorang akan dicap orang tak tahu adat
sopan Melayu.Untuk menghadiri acara resmi seperti menghadiri jemputan dari
pemerintah,atau menghadiri rapat dewan yang resmi,harus berpakaian Melayu dan
memakai sepatu kulit.
Acara-acara resmi diatur oleh kerajaan dizaman dulunya,pada masa sekarang diatur
oleh pemerintah atau lembaga adat.Upacara adat adalah suatu kegiatan yang dibuat oleh
pemerintah (kerajaan) antara lain:
a) Upacara prnobatn Raja&Permaisuri
b) Upacara pemberian gelar
c) Upacara pelantikan Datuk-Datuk,Ketua Adat atau Menteri Kerajaan
d) Upacara menjunjung duli
e) Upacara menyambut tamu-tamu agung atau tamu-tamu yang dihormati
f) Upacara adat menerima anugerah persembahan dari rakyat atau dari Negara
lain yang bersahabat
6
4.Pakaian Upacara Keagamaan(Ritual)
1). Kalau acara resmi dalam rangka kegiatan Hari Raya,pada hari-hari agama
memakai pakaian baju melayu lengkap seperti melayu cekak musang atau baju
melayu teluk belanga,yang disebut baju melayu dgang dalam.
2). Untuk pergi sholat jum`at biasanya boleh memekai baju melayu harian atau
boleh baju melayu dagang luar dengan memekai kain saamping kain pelekat
dan pakai kopiah,pada umumnya kalau sudah pernah menunaikan ibadah haji
bisa memakai kopiah.
*Pengantin laki-laki
a) Baju kurung cekak musang dari bahan tenunan satu stelan baju dan celana sama
warnanya,
b) Dikepala memakai destar berbentuk mahkota dan ada kalanya pengantin memakai
tanjak
e) Pakai bengkung.
f)pakai keris
7
g) Pakai kalung panjang di lehernya pertanda ikatan keluarga,
*pengantin perempuan
Pakaian adat untuk pengantin perempuan dalam masyarakat Melayu Lingga terdapat
beberapa bentuk tergantung pada kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti:
a)acara malam berinai:memakai pakaian kebaya laboh atau baju kurung teluk belanga,
memakai hiasan dan perhiasan serta memakai sanggul.
b) upacara akad nikah memakai baju kurung teluk belanga atau baju kurung kebaya
laboh, kepala ditutup dengan hiasan serta memakai tudung mente.
c)acara mandi damai memakai baju kurung teluk belanga, baju kebaya laboh atau baju
kebaya pendek yang dibuat khusus untuk upacara mandi damai.
d)acara berandam memakai pakaian Melayu harian; kebaya laboh atau kebaya
pendek atau baju kurung teluk belanga. Rambut disanggul dengan sanggul lipat
pandan atau sanggul siput jonget dihiasi dengan bunga-bunga hidup seperti cempaka,
bunga melur dan bunga tanjung.
8
Sejenis kain putih yang tenunannya jarang Jarang
9.Kerudung
Sejenis kain tipis (trasparan) penutup kepala yang dipakai perempuan-perempuan
Melayu.Kerudung berbentuk persegi empat memanjang yang diberi corak dan motif
fungsi utamanya sebagai penutup rambut. Berbeda dengan jilbab yang berfungsi
menutup aurat, kerudung hanya diperuntukan untuk menutup sebagian rambut dan
leher dipakai ketika kenduri atau menghadiri kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
10. Lampin
kain pembalut untuk bayi atau anak kecil Lampin merupakan bagian dari kain
bedung, biasanya empat persegi berwarna putih yang dipasangkan kepada bayi untuk
menyerap air kencing, menggantikan fungsi celana.
11. Sarung
Kain panjang berukuran kurang lebih 2 m yang kedua ujungnya dijahit. Lebar kain
biasanya cukup untuk menutup bagian perut hingga ke mata kaki.
12. Selendang
Kain yang terbuat dari sutera atau katun yang dikenakan dengan menutupi kepala dan
kedua ujungnya menjuntai di dada, atau salah satu ujung menjuntai dada dan ujung
satunya diselempangkan ke bahu.
13. Serban
Penutup kepala yang digunakan oleh laki-laki. Berupa kain putih lembut dan jarang
tenunannya dan dipakai menutupi kepala dan rambut. Disebut juga dengan turban,
yang berasal dari istilah Parsi, dulband.Serban dan kopiah adalah dua jenis penutup
kepala yang dipakai berpasangan. Sebelum memakai serban, kopiah dikenakan dulu
kemudian serban dililit di luarnya.
14. Songket
Kain tenunan tradisional yang dibuat dengan corak motif yang indah dan beraneka
ragam, dibuat dengan menggunakan benang dari kapas, benang-benang perak, emas
dan lain-lain. Kain songket biasa dipakai untuk perlengkapan pakaian tradisional.
15.Teluk Belanga, Baju Kurung
Baju kurung teluk belanga biasa dikenakan untuk pakaian lelaki. Cirinya adalah
sebagai berikut,
* labuhnya paras punggung,
*cekak lehernya halus,
*berkocek tiga dan potongan badannya longgar.
16.Tanjak
Sejenis tutup kepala atau destar. Dipakai sehari-hari atau pakaian hari atau peristiwa
tertentu seperti yang dianjurkan pada, misalnya majlis perkawinan, sunat rasul, hari
raya, dan lain lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi tadi dapat kita simpulkan bahwa
9
3.2 saran
Apabila penulisan ini masih ada kurang atau salah mohon kritikkannya dan saran kami
sebagai penulis agar makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi sebagai pembelajaran
tentang
Daftar pustaka
10
11