Anda di halaman 1dari 12

KEARIFAN LOKAL

PERKAWINAN ADAT MELAYU

GURU PEMBIMBING: Endang Alfiansari,S.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

KELAS: X.1

1. Imelda Lamtiur Silalahi


2. Trian Dala Sari
3. Siti Nurain
4. Raditya Difa Anugrah Putra
5. Miftahulkhoir

SMA NEGERI 4 TANJUNGPINANG

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami lantunkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami semua
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata pelajaran P5 BAHASA
INDONESIA yang berjudul “Pernikahan Adat Melayu” sehingga dapat selesai pada
waktunya. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas P5 BAHASA INDONESIA .
Selain membahas perkawinan adat melayu, makalah ini juga menjelaskan aturan aturan
pernikahan adat melayu.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan kami
mengharapkansegala bentuk kritik dan saran yang konstruktif agar dapat menjadi pelajaran
untuk pembuatan makalah-makalah selanjutnya.

Tanjungpinang, 6 oktober 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3,4

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................5


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

2.1 Apa Itu Pernikahan Adat Melayu ...............................................................................6

2.2 Bagian-Bagian Pernikahan Adat Melayu....................................................................6

A. Merisik..........................................................................................................................6

B. Merasi...........................................................................................................................6

C. Meminang.....................................................................................................................7

D. Mengantar Tanda..........................................................................................................7

E. Mengantar belanja.........................................................................................................7

F. Mengajak Dan Menjemput............................................................................................7

G. Menggantung gantung..................................................................................................8

H. Berandam......................................................................................................................8

I. Limau Manis Limau Setawar.........................................................................................8

J. Berinai............................................................................................................................9

k. Khatam Quran ...............................................................................................................9


3
2.3 Pernyataan Umum ......................................................................................................9

* Isi...............................................................................................................................10

* Manfaat......................................................................................................................11

BAB III PENUTUP ........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................12

3.2 Saran .........................................................................................................................12

3.3 Lampiran.......................................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekayaan budayanya. Dilansir dari
situs resmi Kemendikbud Ristek terdapat 1728 warisan budaya tak benda di
Indonesia. Salah satu yang akan dibahas disini yaitu Budaya Melayu. Budaya ini
dapat kita temukan di kawasan Sumatera Timur, Malaysia dan Singapura.
Provinsi dengan kebudayaan melayu di Indonesia yaitu Riau dan Kepulauan Riau.
Sama seperti budaya-budaya lainnya kebudayaan melayu ini pun memiliki sangat
banyak tradisi dan adat.

1.2 Rumusan Masalah


Arus globalisasi merupakan salah satu rintangan terbesar kita dalam
mempertahankan tradisi, adat, dan budaya kita. Gawai dan internet telah ada dimana-
mana, dan penerus bangsa kita tentu akan cepat melupakan tradisi dan adat budaya-
budaya Indonesia. Terlebih lagi masuknya budaya-budaya asing di Indonesia
membuat budaya-budaya asli Indonesia termasuk budaya melayu akan segera
menghilang.

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana tahapan tahapan adat
perkawinan budaya melayu di era sekarang ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Pernikahan Adat Melayu

Pernikahan adat Melayu merupakan prosesi adat yang paling sering dilakukan dengan
berbagai ritual dalam pelaksanaannya, disebabkan pernikahan mempunyai arti sangat
penting dalam kehidupan, dalam adat pernikahan orang Melayu didalamnya terdapat
kepercayaan Islam di sebutkan “adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah” atau
“Syarak mengata, adat memakai” (apa yang diterapkan oleh syarak itulah yang harus
digunakan dalam adat). Masyarakat Melayu di Kepulauan Riau mengenal prinsip Adat
sebenar adat yang merupakan prinsip dalam kehidupan masyarakat dimana aturan adat ini
tidak bisa dirubah.

2.2 Bagian-Bagian Pernikahan Adat Melayu

A.Merisik

Proses pernikahan adat suku melayu dimulai dari tahap merisik. Merisik berasal dari kata
risik yang artinya adalah menyelidiki.pada ritual ini,perwakilan dari pihak keluarga calon
mempelai pria atau yang disebut sebagai perisik akan berusaha menyelidikan calon
mempelai wanita dari dekat.perisik yang ditunjuk untuk bertugas umumnya diwakili oleh
seorang wanita paruh baya atau orang yang dituakan.ia kemudian bertandang ke rumah
calon mempelai wanita untuk mengamati bagaimana latar belakang dan perangai pihak
perempuan,apakah orang yang tersebut benar benar cocok untuk dijadikan sebagai calon
menantu atau tidak.

B,Merasi

Merasi adalah tindakan meramai keerasian antara kedua calon mempelai yang hendak
dipersatukan.tahap merasi umunnya akan melibatkan seorang ahli dari daerah setempat
yang memang dikenal memiliki kemampuan khusus untuk memastikan jodoh sekarang.
Nantinya,sang ahli tersebut akan berusaha mencari tahu apakah pasangan tersebut cocok
untuk melangkah ke pelaminan atau tidak.

6
C.Meminang

Tahap selanjutnya dan prosesi pernikahan adat suku melayu adalah meminang. Pihak
keluarga laki laki akan melakukan musyawarah internal terkait waktu yang dirasa paling
tepat untuk melamar. kemudian, mereka mengutus perwakilan dari orang yang dituakan
untuk memberi kabar pada keluarga calon pengantin perempuan soal keinginan untuk
melamar beserta tanggal yang telah disepakati. 5 orang rombongan dari pihak keluarga calon
mempelai pria lalu berkunjung ke kediaman calon mempelai wanita dengan niat untuk
melamar. Orang yang ditunjuk sebagai perwakilan haruslah memiliki kemampuan yang baik
dalam hal betcakap dan menenpatkan diri.

D,Mengantar Tanda

Apabila lamaran terebut telah diterima debgan baik oleh keluarga calon mepelai wanita,
maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengantar tanda. Ritual ini uumnya
dilakukan pada hari ke-4 atau 5 setelah acara peminang. Rombongan keluarga laki-laki yang
terdiri dari kerabat dekat, tetangga, dan handai tolan akan berkunjung kembali ke rumah
calon pengantin wanita. Mereka datang sambil membawa seserahan adat Melayu Riau
berupa cincin, tepak sirih, bunga rampai, hingga barang pengiring lainnya. Sementara isi
dari tepak sirih yang perlu dipersiapkan yaitu kapur sirih, satu buah pinang, gambir, daun
sirih, kacip, dan tembakau.

E. Mengantar Belanja
Pada dasarnya, mengantar belanja adalah sebuah prosesi di mana keluarga calon mempelai
pria datang ke rumah keluarga perempuan sambil membawa hantaran berupa kebutuhan pesta
pernikahan hingga benda-benda khusus yang telah diminta oleh sang wanita. Hantaran tersebut
bisa berupa seperangkat sandang, sejumlah uang, dan benda istimewa lainnya. Layaknya
seserahan pada umumnya, isi dari hantaran juga telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak
jauh sebelum prosesi mengantar belanja dilakukan.

F. Mengajak dan Menjemput


Kedua belah pihak keluarga lalu akan mengadakan pertemuan kembali untuk membahas
prosesi selanjutnya, yaitu mengajak dan menjemput. Dalam sesi diskusi itu, nantinya diputuskan

7
mengenai siapakah pihak yang akan mengajak dan siapa yang menjemput. Tahap pra-pernikahan
ini dinilai sebagai persiapan untuk melaksanakan kegiatan di majelis nikah-kawin. Prosesi
mengajak dan menjemput biasanya melibatkan sepasang suami-istri yang telah berpengalaman
dan begitu disegani oleh masyarakat setempat.

G. Menggantung-gantung
Pada hari ke-4 atau 5 sebelum momen pernikahan tiba, terdapat kegiatan menggantung-
gantung yang akan dilakukan di kediaman calon mempelai wanita. Ini merupakan ritual
persiapan pernikahan yang dilakukan oleh keluarga besar calon pengantin wanita, mulai dari
membersihkan rumah, merapikan dapur, menghias kamar pengantin, hingga mendekorasi setiap
sudut kediaman pengantin wanita dengan berbagai ornamen yang telah direncanakan
sebelumnya. Bagian kursi pelaminan pun menjadi titik fokus paling utama yang perlu dibuat
dengan indah.

H. Berendam
Salah satu prosesi pernikahan adat suku Melayu yang paling unik adalah berendam. Kegiatan
ini dinilai menjadi ruang untuk membersihkan hati, pikiran, dan fisik kedua mempelai dari
kemungkinan adanya kotoran atau hal-hal negatif yang melekat dalam diri. Mereka kemudian
dianjurkan untuk mencukur bulu-bulu tipis di bagian tengkuk, pelipis, wajah, serta dahi.
Sedangkan pihak mempelai laki-laki perlu mencukur rambutnya serapi mungkin.

I.Limau Manis Limau Setawar


Usai prosesi berendam atau cukuran, tibalah saatnya calon pengantin untuk mengikuti tahapan
limau manis limau setawar. Nantinya, seorang ibu yang disebut sebagai mak Andam akan
berjalan mengelilingi pengantin wanita sebanyak tiga kali sambil membawa buah kelapa yang
telah dililit dengan benang lima warna. Kelapa tersebut disusun menyerupai sebuah gunung,
yang berarti sebuah harapan agar keluarga pasangan kelak bisa menghasilkan keturunan rupawan
layaknya pegunungan yang dilihat dari kejauhan, sedangkan benang lima warna adalah
gambaran dari keluarga pengantin yang selalu diberikan limpahan rezeki bak derasnya aliran
sungai.

8
Selain buah kelapa, mak Andam juga mengelilingi calon mempelai perempuan dengan
membawa dua batang lilin yang menyala. Ini menyimbolkan harapan agar kehidupan rumah
tangga calon pengantin senantiasa rukun dan diterangi oleh dan dijauhkan dari segala hal yang
tidak baik.

J. Berinai
Berinai adalah sebuah ritual menghias kuku jari tangan dan kaki dari kedua mempelai. Tradisi
ini juga sekaligus berfungsi untuk penolak bala agar pasangan pengantin dapat terhindar dari
berbagai marabahaya. Bahkan, inai diketahui mampu memancarkan aura keindahan yang
dimiliki oleh kedua mempelai.

K. Khatam Qur'an
Acara khatam quran pada rangkaian prosesi pernikahan adat suku Melayu umumnya
dilaksanakan sehari sebelum berlangsungnya akad nikah. Di sini, kedua calon pengantin dituntun
untuk duduk di depan pelaminan sambil didampingi oleh seorang guru ngaji beserta para
jamaahnya. Mereka kemudian akan melantunkan sejumlah ayat-ayat suci Al-Qur'an. Usai prosesi
khatam Qur'an, calon pengantin kemudian bertandang ke rumah sang guru ngaji untuk
mengantar bingkisan atau tabak, yaitu berupa pulut kuning yang diletakkan di dalam wadah kayu
berhiaskan ulur-ulur, bunga telor, dan telur merah.

Setelah sebelas rangkaian prosesi pernikahan adat suku Melayu tadi berhasil dilaksanakan,
tibalah saatnya untuk menggelar acara puncak ijab qabul yang dipimpin langsung oleh seorang
penghulu dan dua orang saksi.

2.3 Pernyataan Umum


Identitas narasumber: wawancara dilaksanakan:
Nama: Harianti Desy Tanggal: 8 November 2023
Jenis kelamin: Perempuan Waktu wawancara: Pukul 19.30 Wib
Usia: 43 Tahun Lokasi: Rumah bu Desy
Alamat :Jl.cendrawasih
Perum puri cendrawasih

9
2.3.1 Isi wawancara
Pertanyaan:
1.“Apa yang dapat anda ceritakan tentang persiapan pernikahan dalam budaya melayu?

2.“Bagaimana proses lamaran dan persetujuan dalam perkawinan adat Melayu?”

3.“Apa simbolisme yang melekat dalam upacara pernikahan Melayu?”

4.“Bagaimana adat-istiadat dalam perkawinan Melayu mencerminkan nilai dan tradisi


budaya?”

5.“Bagaimana peran keluarga dalam upacara pernikahan Melayu?”

6.“Apa saja upacara khusus yang harus dilalui oleh pasangan yang akan menikah dalam
budaya Melayu?”

7.“Bagaimana penyebaran perkawinan adat Melayu di berbagai wilayah dan kelompok


Melayu yang berbeda?”

8.”Bagaimana perkawinan adat Melayu telah berubah atau berkembang seiring berjalannya
waktu?”

9.“Apa nasihat atau pesan ibu untuk pasangan yang ingin menjalani perkawinan adat
Melayu?”

10.“Bagaimana ibu melihat masa depan perkawinan adat Melayu di era modern ini?”

Jawaban:

1.”Awal persiapan adat melayu ada beberapa hal yang pertama merasik, meminang,
mengantar tanda, mengantar belanja, gantung-gantung, berinai, acara berandam.”

2.”Prosesnya sama saja dengan proses nomor 1(merisik). Merisik itu adalah mencari tau
apakah si gadis ini sudah punya pasangan atau belum, jadi rombongan pihak laki laki datang
kerumah pihak si gadis”

10
3.”Simbolis dalam pernikahan melayu itu biasanya berandam dan berinai.”

4.”Yang mencerminkan tradisi itu biasanya didalam perkampungan itu biasanya mereka
sling bergotong royong untuk bekerja sama dalam acara perkawinan tersebut.”

5.”Peran keluarga itu biasanya sebagai tuan rumah biasanya tidak ikut saling bekerja,
mereka hanya mengontrol pekerjaan apa yang kurang yang warga lakukan untuk
mempersiapkan perkawinan.”

6.”Upacara khusus itu biasanya dalam pernikahan adat melayu itu dari pengantin laki laki itu
datang ke rumah perempuan dengan cara menghadang di iringi oleh pantun dan diselingi
dengan silat dan disambut dengan tepuk tepung tawar.”

7.”Secara kelompok biasanya saling migrasi berpindah tempat tidak selalu menetap.”

8.”Berdasarkan wilayah tempat kalau adat melayu itu secara perkawinan itu melakukan
dengan datang mengundang dengan datang kerumah satu persatu untuk berkeliling
kampung. Tapi kalau untuk sekarang secara modern dengan undangan atau secara share
share secara modern.”

9.”Selalu mengutamakan semoga pihak pengantin menjadi keluarga sakinah mawadah


warahmah dan sejahtera sampai anak cucu.”

10.”Kalau di era modern sangat jauh berbeda dikarenakan kalau adat melayu. Kalau dulu
biasanya selama seminggu mereka tidak keluar rumah dengan kata tidak menginjak tanah
sebelum pelamin, dibuka dengan adanya adat modern sekarang satu hari sudah keluar rumah
itu perbedaan antara adat melayu dengan modern sekarang.

2.3.2 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi tentang tahapan
tahapan pernikahan adat melayu dalam kehidupan sehari hari.

11
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Sangat banyak ritual yang harus di lakukan sebelum melakukan pernikahan. Pernikahan itu
sakral, maka dari itu tidak boleh di lakukan sembarangan atau di kurang-kurangi ritualnya.
Semua ini kita lakukan demi melestarikan kembali budaya yang sudah ada sejak zaman nenek
moyang kita dulu. Sangat disayangkan bila hilang begitu saja terbawa arus globalisasi.

3.2 Saran

Sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa melestarikan budaya-budaya yang ada.
Melestarikan bukan harus melaksanakannya. Tapi dengan mempelajarinya juga termasuk
melestarikan. Giatlah dan selalu semangat dalam belajar muatan lokal. Jangan biarkan
budaya Melayu kita hilang

3.3 Lampiran

12

Anda mungkin juga menyukai