Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROJEK KEARIFAN LOKAL

Disusun Oleh :
AL AINA SALSABIL HAIFA
NISN : 0066804007
Kelas : X.5

SMAN 2 TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, yang menjadi suri tauladan kita sepanjang zaman. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada bapak ibu guru


pembimbing yang telah memberikan dukungan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat waktu.

 Riana Magasing, S. Pd.M.Pd


 Sri Puji Wahyuni, S.Pd
 Mariyani, S.Pd
 Taufiq Rahmadhiyanto, S.Pd
 Fanny Rahma Pertiwi, S.Pd
 Siti Lamiah, S.Pd
 Siti Susavitanawati, S.Pd

Penulisan makalah berjudul ‘Makalah Projek Kearifan lokal’ bertujuan untuk


memenuhi tugas projek p5 di tahun 2023. Pada makalah diuraikan mengenai
materi kearifan lokal dalam bentuk pernikahan adat melayu. Penulis menyadari
bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan.

Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan
senang hati. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak.

Tanjungpinang, 23 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................

1.2 Tujuan ...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metode ..........................................................................................................................

2.2 Waktu ...........................................................................................................................

2.3 Tempat ..........................................................................................................................

2.4 Peserta ...........................................................................................................................

2.5 Materi ...........................................................................................................................

2.6 Pelaksanaan ..................................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................

3.2 Kritik dan Saran ............................................................................................................

DOKUMENTASI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang terdiri atas tradisi, agama, budaya lokal, adat istiadat, ras, suku
dan lainnya yang sangat beragam sudah sepantasnya terus kita junjung tinggi agar tidak
punah. Apalagi dengan merebaknya era globalisasi. Dampak dari dari era ini adalah para
generasi muda yang mulai asing dengan kearifan lokal. Oleh karena itu, agar kearifan
lokal ini tetap lestari maka harus tetap dipertahankan, dimulai dari budaya kita sendiri
yaitu budaya melayu.
Kearifan lokal telah diwariskan dari generasi ke generasi dan disebarkan secara
lisan. Ia tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Kearifan lokal ini harus tetap dilestarikan
dan diceritakan kepada para generasi muda. Akan tetapi, lama kelamaan kearifan lokal
sudah perlahan tergerus oleh pandangan baru/asing. Generasi muda kerap mengganggap
kearifan lokal ini adalah kuno dan semakin ditinggalkan. Padahal, kearifan lokal ini sudah
menjadi ciri khas dari suatu daerah atau wilayah yang patut dilestarikan.
Kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
kebijaksanaan. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai,
pandangan pandangan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota-anggota masyarakatnya (Nadlir, 2014: 305-330).
Dengan kata lain dapat dikatakan, kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu
masyarakat di wilayah tertentu yang telah menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Dari penjelasan di atas maka, dalam kesempatan ini, SMAN 2 Tanjungpinang
melaksanakan praktik projek p5 dengan tema “kearifan lokal budaya melayu” dalam
bentuk pernikahan adat melayu.

2.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengenalkan kearifan lokal berupa
pernikahan dengan budaya melayu serta melakukan praktik simulasi pernikahan adat
melayu di lingkungan sekolah sebagai bentuk pelestarian adat agar tidak hilang dari
masyarakat

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode
1. Materi

Materi yang diberikan adalah mengenai kearifan lokal yaitu pernikahan dengan
adat melayu

2. Praktik

Praktik yang dilakukan adalah pembuatan persiapan pesta pernikahan seperti


bunga telur, membuat souvenir, serta praktik pernikahan adat melayu

2.2 Waktu

15/06/2023 : mendiskusikan bahan souvenir dan pemberian materi pernikahan


adat melayu

16/06/2023 : membuat souvenir

17/06/2023 : melakukan gladi kotor dan menyelesaikan souvenir

19/06/2023 : gladi bersih di lapangan SMAN 2 Tanjungpinang

22/06/2023 : puncak pernikahan adat melayu

2.3 Tempat

a) Kelas : tempat untuk berdiskusi mengenai persiapan penikahan dan pembuatan


souvenir, serta bunga telur
b) Masjid : tempat pemberian materi pernikahan adat melayu
c) Lapangan SMAN 2 Tanjungpinang : tempat untuk melaksanakan gladi dan
praktik pernikahan adat melayu

v
2.4 Peserta

Dalam pelaksanaan praktik pernikahan adat melayu, peserta terdiri dari siswa
siswa kelas 10 dan para guru SMAN 2 tanjungpinang

2.5 Materi

a) 15/05/2023 : penjelasan mengenai pernikahan adat melayu


Adat istiadat pernikahan melayu :
1. Merisik, dilakukan saat berkunjung rumah mempelai. Arti dari merisik
adalah berbisik-bisik atau kepo.
2. Bertunangan
a. Menggunakan cincin tanda. Terdapat kesepakatan kapan ,dimana, apa.
Cincin tanda digunakan di jari manis sebelah kiri. Urutan lamaran adalah
tepak sirih, bunga rampai, dan niat
b. Menggantung-gantung. Dalam acara ini terdapat bubur
Asyura/sumsum/merah putih/pulut kuning
3. Pernikahan
1. Berkhatam, biasa di pihak perempuan, filosofi dalam acara berkhatam
ini adalah memberi konfirmasi bahwa pihak perempuan bisa mengaji
dan menghemat biaya
2. Betangas (mandi dengan rempah-rempah), berandam (ritual
kepercayaan), misalnya 3 hari pernikahan saling tidak boleh melihat
muka. Haram hukumnya jika yang melakukan make-up perempuan
adalah laki-laki.
3. Malam berinai. Terdapat inai kecil (suami istri diberi tepuk tepung
tawar) dan inai besar
Note:
 Biasanya menikah di malam hari. Setelah menikah lalu harus balik.
Setelah itu arak-arak, lalu tidur sekamar. Besoknya mandi sampam
oleh pihak keluarga. Ritualnya adalah menendang kelapa dan ketupat
lepas
 MC haram menyebutkan calon keluarga dan proses pernikahan

vi
 Gading-gading (perjaka yang belum menikah yang mendampingi
mempelai)
 Proses akad nikah usahakan di bawah, tidak memakai kursi
 Fotografer harus ada etika. Tidak perlu fotografer dadakan
 Setelah akad selesai, barulah datang pengantin laki-laki

4. Sungkeman
 Pengantin dibawa ke pelaminan dan dilakukan tepuk tepung tawar.
Harus ada beras basuh (beras yang sudah dicuci bersih), beras kunyit
(beras yang kuning karena kunyit), beras betih (padi digoreng, hasil
letupannya itulah yang disebut beras betih), beras tumbuk, dan
tepung beras
 Urutan tepuk tepung tawar pada pengantin perempuan dan laki-laki :
Di kening, pundak kanan, tangan kiri, tangan kanan, pundak kiri, lalu
dicolek inai di tangan kanan dan tangan kiri
 Daun-daun dalam tepuk tepung tawar : daun gandarusa, daun juang-
juang, daun sedingin, daun sepuik, dan diikat dengan daun ribu-ribu.
 Yang berada dalam nampan : daun penepuk tepung tawar, 4 jeniis
beras, dan inai
 Jumlah penepuk tepung tawar harus ganjil
b) 17/05/2023 : pembuatan souvenir

2.6 Pelaksanaan

Pelaksanaan pernikahan adat melayu dilakukan di Lapangan SMAN 2


tanjungpinang pada tanggal 22/05/2023

vii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan dilaksanakaanya praktik penikahan adat melayu dari salah satu


bentuk kearifan lokal diharapkan siswa siswi dapat mengetahui, mempelajari dan
melestarikan pernikahan dengan budaya melayu yang telah dipraktikkan. Filosofi
dan makna juga makin terasa saat menyaksikan secara langsung setelah diberikan
teori mengenai hal tersebut.

Selain itu, kearifan lokal juga dapat digunakan sebagai “pagar” bagi para
generasi muda agar tidak mudah terpengaruh dari budaya asing. Di samping itu
rasa solidaritas, kekeluargaan, kebersamaan, kekompakan, telah dicapai saat
bersama-sama menyiapkan segala perlengkapan dalam acara pernikahan.

3.2 Kritik dan saran

Saat melaksanakan acara pernikahan, ada baiknya peserta acara diberikan


tenda dan kursi agar dapat dengan baik menyaksikan acara pernikahan yang
dilaksanakan.

viii
DOKUMENTASI

ix
x
xi

Anda mungkin juga menyukai