Disusun Oleh :
AL AINA SALSABIL HAIFA
NISN : 0066804007
Kelas : X.5
SMAN 2 TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, yang menjadi suri tauladan kita sepanjang zaman. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan
senang hati. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DOKUMENTASI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang terdiri atas tradisi, agama, budaya lokal, adat istiadat, ras, suku
dan lainnya yang sangat beragam sudah sepantasnya terus kita junjung tinggi agar tidak
punah. Apalagi dengan merebaknya era globalisasi. Dampak dari dari era ini adalah para
generasi muda yang mulai asing dengan kearifan lokal. Oleh karena itu, agar kearifan
lokal ini tetap lestari maka harus tetap dipertahankan, dimulai dari budaya kita sendiri
yaitu budaya melayu.
Kearifan lokal telah diwariskan dari generasi ke generasi dan disebarkan secara
lisan. Ia tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Kearifan lokal ini harus tetap dilestarikan
dan diceritakan kepada para generasi muda. Akan tetapi, lama kelamaan kearifan lokal
sudah perlahan tergerus oleh pandangan baru/asing. Generasi muda kerap mengganggap
kearifan lokal ini adalah kuno dan semakin ditinggalkan. Padahal, kearifan lokal ini sudah
menjadi ciri khas dari suatu daerah atau wilayah yang patut dilestarikan.
Kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
kebijaksanaan. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai,
pandangan pandangan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota-anggota masyarakatnya (Nadlir, 2014: 305-330).
Dengan kata lain dapat dikatakan, kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu
masyarakat di wilayah tertentu yang telah menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Dari penjelasan di atas maka, dalam kesempatan ini, SMAN 2 Tanjungpinang
melaksanakan praktik projek p5 dengan tema “kearifan lokal budaya melayu” dalam
bentuk pernikahan adat melayu.
2.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengenalkan kearifan lokal berupa
pernikahan dengan budaya melayu serta melakukan praktik simulasi pernikahan adat
melayu di lingkungan sekolah sebagai bentuk pelestarian adat agar tidak hilang dari
masyarakat
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode
1. Materi
Materi yang diberikan adalah mengenai kearifan lokal yaitu pernikahan dengan
adat melayu
2. Praktik
2.2 Waktu
2.3 Tempat
v
2.4 Peserta
Dalam pelaksanaan praktik pernikahan adat melayu, peserta terdiri dari siswa
siswa kelas 10 dan para guru SMAN 2 tanjungpinang
2.5 Materi
vi
Gading-gading (perjaka yang belum menikah yang mendampingi
mempelai)
Proses akad nikah usahakan di bawah, tidak memakai kursi
Fotografer harus ada etika. Tidak perlu fotografer dadakan
Setelah akad selesai, barulah datang pengantin laki-laki
4. Sungkeman
Pengantin dibawa ke pelaminan dan dilakukan tepuk tepung tawar.
Harus ada beras basuh (beras yang sudah dicuci bersih), beras kunyit
(beras yang kuning karena kunyit), beras betih (padi digoreng, hasil
letupannya itulah yang disebut beras betih), beras tumbuk, dan
tepung beras
Urutan tepuk tepung tawar pada pengantin perempuan dan laki-laki :
Di kening, pundak kanan, tangan kiri, tangan kanan, pundak kiri, lalu
dicolek inai di tangan kanan dan tangan kiri
Daun-daun dalam tepuk tepung tawar : daun gandarusa, daun juang-
juang, daun sedingin, daun sepuik, dan diikat dengan daun ribu-ribu.
Yang berada dalam nampan : daun penepuk tepung tawar, 4 jeniis
beras, dan inai
Jumlah penepuk tepung tawar harus ganjil
b) 17/05/2023 : pembuatan souvenir
2.6 Pelaksanaan
vii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain itu, kearifan lokal juga dapat digunakan sebagai “pagar” bagi para
generasi muda agar tidak mudah terpengaruh dari budaya asing. Di samping itu
rasa solidaritas, kekeluargaan, kebersamaan, kekompakan, telah dicapai saat
bersama-sama menyiapkan segala perlengkapan dalam acara pernikahan.
viii
DOKUMENTASI
ix
x
xi