PROPOSAL
Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan
baik yang berjudul : Perubahan dan Kesinambungan Fungsi Makna Tradisi Pecah
Lubuk Pakam.
Tradisi Pecah Telur dalam Adat Perkawinan Masyarakat Jawa di Desa Masjid II
Kecamatan Lubuk Pakam. Skripsi ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan studi
untuk memperoleh gelar Strata satu (S-1), pada program studi Pendidikan Bahasa
terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
proposal skripsi ini dan masih banyak terdapat kesahalan. Oleh karena itu sudi
kiranya pembaca memberikan saran dan kritik yang sifatnya dapat memperbaiki
dan dapat dijadikan pelajaran bagi yang membaca. Semoga dengan selesainya
proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan semua
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
2.2 Perkawinan.........................................................................................10
ii
2.3 Tradisi................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki suku dan kebudayaan. Salah satunya adalah suku Minang, Jawa, Batak,
Angkola Mandailing, dan Fakpak Dairi, Dari setiap suku tersebut tentunya
memiliki beragam kebudayaan dan terdapat pula berbagai adat istiadat, bahasa,
tata nilai dan budaya yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Adat istiadat, tata
nilai dan budaya tersebut antara lain mengatur beberapa aspek kehidupan, seperti
sanksi adat dan budaya, yang berlaku dilingkungan masyarakat yang ada.
dalam pasal 1 adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang
perempuamn sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Suci I sini dapat diartikan sebagai pengikat janji antara seorang pria dan wanita
dalam menjalankan dan memenuhi perintah tuhan. Hal itu bertujuan agar nantinya
kehidupan kedua mempelai berjalan baik dan juga sejahterah (Hilman, 1990:10).
lainnya itu berbeda-beda caranya. Perkawinan juga dipengaruhi oleh unsyr adat
dan tradisi masyarakat setempat. Tradisi tersebut adalah ritual atau upacara yang
dilakukan secara turun-temurun dan sampai saat ini masih sering dilaukan.
1
2
kemudian hari, disebut sebagai upacara adat. Setiap kegiatan yang dilakukan
dijadikan sebagai antara tata hidup, Adat istiadat ataupun kebiasaan hidup setiap
bangsa tentunya memiliki perbedaan. Kebiasaan yang yang dilakukan oleh suku
berbagai ragam budaya, salah satu dianataranya ialah budaya daerah. Setiap
daerah mempunyai keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki daerah lain. Hukum
adat merupakan hukum tidak tertulis yang berdasarkan kepada pandangan hidup
dan juga kebudayaan, serta dapa menjadi pedoman bagi orang indonesia bagi
kehidupan sehari-hari dan memiliki keterkaitan satu dengan yang lain, baik daerah
kota maupun desa. Setiap upacara adat yang dilakukan diberbagai turun-temurun
Seperti pada tradisi pecah telur yang ada dalam adat perkwaninan jawa
yang dilaksanakan secara turun temurun sampai sekarang. Adat ataupun upacara
yang dikenal dengan sebutan tradisi pecah telur merupakan upacara yang
dilakukan dalam perkwinan adat jawa. Tradisi pecah telur yang dilaksanakan di
desa Masjid II Lubuk Pakam dilaksanakan dengan cara pengantin pria yang
menginjak telur dan pengantin wanita yang membersihkan telur tersebut. Makna
dari pecah telur ini bahwa seorang pria atau suami harus bertanggung jawab atas
3
istrinya dan memenuhi segala kebutuhan istrinya dan sang istri juga harus
memenuhi apa yang diperintahkan suami dan dapat memberikan ketenangan serta
Kecamatan Lubuk Pakam telah mengalami perubahan. Upacara dan tradisi pecah
telur tidak seperti dahulu pelaksanaannya pada saat ini tradisi pecah telur
tradisi pecah telur dan tradisi adat jawa lainnya. Dan ada juga yang tidak
mengadakan pecah telur ini dikarenakan didalam islam tidak mewajibkan adanya
pecah telur tersebut dan yang tidak melaksanakan tradisi pecah telur ini biasanya
sudah mendalami dan memahami ajaran islam. Tetapi masih banyak yang tetap
ada yang tidak setuju yaitu sebagian masyarakat yang telah mendalami ajaran
islam tidak diperbolehkan untuk melaksanakan tradisi pecah telur. Meskipun ada
sebagian yang tidak melaksanakan tradisi pecah telur tersebut, tetapi kita harus
terhadap leluhur. Budaya adalah salah satu warisan nenek moyang kita yang tak
ternilai harganya. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang membuat kita
memiliki kekhasan yang berbeda dengan negara-negara lain. Maka dari itu kita
Sampai ini pun etnis jawa tetap bertahan di sumatera utara, salah satunya
adalah di desa masjid II Kecamatan Lubuk Pakam, dan kebanyakan oran jawa
tempat ini masih menggunakan tradisi jawa yang turun temurun dari orang tua.
Salah satunya tradisi pecah telur dalam perkawinan jawa. Hal ini dilakukan agar
kehidupan selanjutnya dan keluarga yang melangsungkan acara ini terhindar dari
mara bahaya, tradisi ini telah dilakukan bertahun-tahun lamanya yang telah
menjadi kepercayaan dalam masyarakat suku jawa yang tidak hanya dilakukan di
desa Masjid II Kecamtan Lubuk Pakam saja tetapi disetiap tempat suku jawa
berada.
Pakam demgam cara pengantin pria menginjak telur dan pengantin wanita yang
membersihkan telur tersebut. Makna sari pecah telur ini bahwa seorang pria atau
suami harus bertanggung jawab atas istrinya dan memenuhi segala kebutuhan
istrinya dan sang istri juga harus mematuhi apa yang diperintahkan suami dan
Banyak yang mengatahui tradisi pecah telur dalam pernikahan jawa tetapi
banyak juga yang tidak mengetahui maknanya bahkan orang yang sudah
melaksanakannya ada sebagian yang tidak tahu apa makna melakukan tradisi
tersebut. Tradisi pecah telur berasal dari Jawa tetapi tidak hanya dilaksanakan di
lingkungan jawa bahkan wilayah Sumatera utara yang bersuku Jawa saja bahkan
wilayah Sumatera utara yang bersuku Jawa juga masih melaksankan trasisi ini..
5
sejak dahulu jadi mereka harus melakukannya juga. Jadi peneliti disini ingin
meneliti tradisi pecah telur dalam perkawinan adat jawa agar masyarakat tau
makna didalam tradisi pecah telur dan peneliti juga ingin mengetahui bagaimana
perkembangan upacara dan tradisi pecah telur di desa Masjid II Kecamatan Lubuk
Pakam. Dari uraian diatas peneliti mengangkat materi peneliti ini dengan fokus
peneliti pada judul “Perubahan dan Kesinambungan Fungsi Makna Tradisi Pecah
Pakam”.
perubahan.
tradisi pecah telur dalam prosesi perkawinan suku jawa di desa Masjid II
6
Kecamatan Lubuk Pakam yang mana penulis akan membatasi ruang lingkup
penelitian yaitu:
2. Apa makna simbolis yang terkandung pada Tradisi Pecah Telur dalam
Pakam?
1. Untuk mengetahui prosesi Tradisi Pecah Telur pada sistem suku jawa di
Pakam.
7
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini penulis berharap agar penelitian ini menjadi bahan
kajian sumber tentang bagaimana tradisi pecah telur dalam adat perkawinan
masyarakaty jawa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan agar tradisi pecah
telur lebih dikenal dan diketahui oleh masyarakat. Untuk penulis sendiri
dilakukan untuk mengetahui pandangan islam mengenai adat dan tradisi pecah
khususnya tentang adat dan tradisi perkawinan jawa di desa Masjid II.
Sebagai sumber dan kajian mahasiswa, selain itu juga seagai bahan informasi
penelitian ini sebagai berikut. Tradisi pecah telur sampai saat ini masih
pecah telur dalam adat perkainan jawa. Maka keluarga yang melangsungkan acara
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut sugiyono (2017:81) “teori adalah alur logika atau penalaran, yang
bahasa sangsekerta buddaya.merupakan bentuk jaml dari buddi, yag memiliki ari
budi atau akal. Secara etimogis, kata kebudayaan memiliki arti hal-hal yang
berkaitan ataupun berhubungan dengan akal. Namun ada yang beranggapan pula
bahwa kata “budaya” (culture) berasal dari disiplin ilmu Antropologi; dengan
keyakinan harapan, sikap, dan norma yang dimiliki bersama dan mengikat suatu
Berikut ini adalah definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
9
10
keahlian. Itu semua didapatkan bukan semata karena kreativitas sendiri, akan
tetapi warisan masa lalu yang didapatkan melalui pendidikan formal atau
informal.
gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia yang dijadikan bahan ajaran
2.2 Perkawinan
tahun 1974 tentang Perkawinan dalam pasal 1 adalah ikatan lahir batin
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri dengan
11
tujuan membenuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal
Perkawinan menurut syara’ nikah adalah akad serah terima antara laki-laki
dan perempuan dengan tujuan untuk saling memuaskan satu sama lainnya
dan untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang sakinah serta
masyarakat yang sejahtera. Para ahli fiqih berkata, zawwaj atau nikah
adalah akad yang secara keseluruhan didalam nya mengandung kata; inkah
atau tazwij.Hal ini sesuai ungkapan yang ditulis oleh Zakiyah Derajat dan
hal-hal yang pokok saja dan tidak mengatur hal-hal yang bersifat khusus
setempat.
12
1. Beragama Islam
2. Laki-laki
3. Jelas orangnya
4. Cakap bertindak
1. Beragama Islam
2. Perempuan
3. Jelas orangnya
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
13
5. Pria
1. Baligh
2. Berakal
3. Merdeka
4. Pria
5. Islam
dengan lisan. Ini disebut dengan akad atau perjanjian pernikahan. Kalau dilakukan
oleh orang yang memiliki keterbatasan dalam bicara atau bisu dilakukan dengan
memberi isyarat tangan atau kepala yang dapat dimengerti. Ijab qabul
Hukum dari sighat akad antara lainnya adalah Calon suami harus sepadan
dengan calon istri, yaitu bahwa dia yang berakhlaq mulia, memiliki komitmen
keagamaan tinggi, serta dapat menjaga amanah dan dalam pelaksanaan sighat
akad, seseorang boleh menunjuk orang lain sebagai wakilnya. Oleh karena itu,
14
calon suami boleh mewakilkan akad pernikahan kepada siapa saja yang
dikehendakinya.
jenis, dan hak serta kewajiban yang berhubungan dengan akibat perkawinan
hukum yang lazim dikenal dengan sebutan al ahkam al-khamsah (hukum yang
lima) yakni: wajib (harus), sunnah atau mustahab atau tathawwu’ (anjuran atau
atau makruh (kurang atau tidak disukai, sebaiknya ditinggalkan) dan haram
(larangan keras)
1. Wajib (harus)
Wajib yaitu perkawinan yang harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki
(nafsu syahwat) dan khawatir benar dirinya akan melaukan zina manakala tidak
wajib.
2. Sunnah
15
perkawinan sunnah, bila dia kawin menerima pahala, kalau tidak atau belum
3. Mubah
Pernikahan akan menjadi mubah apanila seseorang belum memiliki hasrat dan
kemauan untuk menikah. Selain itu, tidak ada rasa khwatir dalam dirinya,
4. Makruh
dalam menikah, hal ini disebabkan karena ia mengidap penyakit, baik itu
5. Haram
terhadap istri dan memiliki tujuan yang negatif dlam pernikannya (Shuffa,
2014:383).
dilingkungan keraton saja, tetapi juga diluar keraton. Dalam dan dan tradisi jawa,
terapat sistem tata nilai dan juga norma yang berlaku dalam kehidupan
16
Wagnalls, 2013:78).
merupakan prinsip yang berlaku dalam hidup masyarakat jawa,. Hal ini bertujuan
agar mendapat kebahagiaan dan kesejahteraan selama hidup. Seperti dalam firman
32. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan
juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-
laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha
Mengetahui.
Salah satu budaya lokal yang cukup penting dan berpengaruh di Indonesia
ialah budaya dan adat jawa, karena sebagian besar etnis ini menjadi populasi di
Indonesia. Terdapat korelasi yang kuat antara islam dan jawa. Islam datang dan
berkembang di daerah jawa dipengaruhi oleh kultur budaya yang ada. Korelasi
ataupun hubungan antara islam dengan budaya jawa dapat digambarkan oleh
aspek hitoris dan antropologis. Perpaduan antara ajaran Islam dan jawa lebih
sering terlihat dari kewalihan jalan mistik dan kesempurnaan manusia yang
tradisional. Jiwa kebatinan yang dimiliki orang jawa bersumber dari ajaran agama
yang berhiaskan budaya daerah. Kehidupan orang jawa berorientasi kepada nilai
(Endrawarsa,2017:27).
Adat budaya perkawinan jawa merupakan salah satu kebudayaan yang ada
Budaya yang sudah diturunkan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Sesuai
dengan ungkapan yang mengatakan bahwa, bngsa yang besar merupakan bangsa
pria dan wanita dalam susunan kerajaan jawa. Hal itu terus diajarkan dan
Berikut ini hal yang menjadi dasar-dasar perkawinan dalam hukum adat:
yang nantinya memiliki hubungan kekeraban damai, rukun dan juga bahagia.
2. Pernikahan yang dilakukan harus sah berdasarkan hukum agama dan juga
bisa menolak atas pernikahan tersebut jika tidak diakui masyarakat adat.
diperbolehkan. Hal itu dampak atas perceraian tersebut dapat mencegah belah
5. Dalam hukum adat, terdapat keseimabangan antara suami dan juga istri. Itu
semua tergantung keadaan hukum adat yang mereka pakai serta gunakan.
Sebagian hukum adat ada yang menetapkan istri hanya sebagai ibu rumah
1. Mempelai Pria.
2. Mempelai Wanita.
3. Wali, orang tua dari mempelai perempuan yang akan menikahkannya. Jika
orang tua sudah tidak ada lagi, maka bisa digantikan oleh saudara kandung
6. Mahar bisa berupa uang ataupun barang yang nantinya akan digunakan oleh
1. Nontoni
19
perempuan. Nontoni ini bertjuan agar kedua calon pengantin saling kenal satu
sama lain. Kalau dalam islam nontoni ini disebut dengan taaruf jika pria dan
perempuan sudah mengenal satu sama lain maka dilanjutkan dengan acara
lamaran. Tetapi pada saat sudah banyak yang tidak menggunakan nontoni
2. Lamaran
masyarakat atau kerabat kedua belah pihak. Jika lamaran diterima maka
3. Paningsetan
Yang dimaksud dengan paningsetan adalah tukar cincin atau biasanya yang
disebut pada saat ini tunangan. Tujuan dari paningsetan adalah mengikat atau
4. Ulem
5. Siraman
siraman. Yang bertujuan sebagai pembersih jiwa dan raga calon pengantin.
6. Midodareni
20
Calon penantin perempuan dirias dan ditinggaalkan dikamar tidak boleh tidur
sampai tengah malam. Pada malam mododareni ini calon pengantin akan
3. Lempar Sirih, kedua pengantin saling melempar sirih yang berisi kapur
sirih yang diikat dengan benang. Lempar sirih ini bertujuan untuk
4. Pecah Telur, pengantn pria menginjak telur ayam kampung sampai pecah
keadaan suka dan duka, serta menikmati apa yang telah dimiliki bersama.
dipelaminan sebagai tanda telah sah sebagai suami istri dan bisa duduk
berdekatan.
juga wanita melakukan sungkem kepada kedua orang tua, baik orang tua
(Bayundhy,2015:60).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makan adalah (1) arti, (2) maksud
yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Ada beberapa
penjelasan tentang pengertian makna salah satunya adalah suatu hubungan khas
yang tidak teranalisis dengan hal-hal atau benda-benda lain, yang kedua
22
pengalaman untuk masa yang akan dating, yang keempat suatu kegiatan yang
leksikal atau sesuai dengan konsep yang digambarakan pada kata tersebut,
Makna sendiri adalah pertautan yang ada di unsur-unsur bahasa itu sendiri.
Terdapat tiga hal untuk menjelaskan istilah makna, (1) kata yaitu elemen terkecil
dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi
kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, (2)
kalimatt adalah gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu dalam bentuk lisan
maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti, dan (3)
Dari definisi tersebut maka makna merupakan arti atau suatu maksud yang
tersimpul dari kata, jadi antara makna, tulisan, dan komunikasi sangat
2.3 Tradisi
kebiasan yang bersifat magsi-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang
yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang
sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari suatu
Tradisi adalah kesamaan baik benda material maupun gagasan yang berasal
dari masa lalu, akan tetapi bentuknya masih ada sampai sekarang, tidak rusak dan
ataupun masa lalu dalam hal adat, bahasa, dan sebagainya yang diturunkan ke
mudah diterima masyarakat. Pasalnya mereka beranggapan bahwa jika sesuatu itu
benar lebih baik diterima saja,. Setiap daerah memiliki tradsinya masing-masing,
seperti bahasa daerah yang digunakan dalam setiap daerah (Shadly, 2018:3).
Setiap prosesi yang dilakukan dalam upacara pecah telur memiliki makna
dan simbol tersendiri. Saat proses menginjak telur dan mencuci kaki dengan ai
menurunkan benih dan mendapatkan keturunan yang baik. Adapun proses yang
24
dilakukan saat prosesi pecah telur ialah: pengantin pria berdiri, bersiap dengan
posisi kaki siap untuk menginjak telur. Telur yang akan diinjak diletakan diatas
Acara ritual pecah telur memiliki makna filosofiss yang penting bagi kedua
mempelai. Telur yang digunakan dalam adat perkawinan jawa harus telur ayam
kampung. Telur ini diletakan diatas kaki kanan pengantin pria, telur harus
dipecahkan, setelah selei kaki kanan pengantin pria dibersihkan lalu dikeringkan.
menyimbolkan bahwa sang mempelai wanita taat dan patuh kepada suami. Makna
dari ritual pecah telur melambangkan adanya proses peralihan dari masa lajang
bagi kedua mempelai yang akan memasuki kehidupan nyata yang penuh
rintangan. Oleh sebab itu, saat menginjak telur pengantin pria mengucapkan
penelitian yang akan dilakukan tentang nilai budaya dalam tradisi pecah telur di
1. Skripsi Afsah Awaliyah tahun 2020 yang berjudul “Tradisi Pecah Telur
adanya tradisi pecah telur dan mengapa masi dikembangkan dan dilaksanakan
pada saat ini. Dan mengeahui bagaimana makna-makna simbolis dari prosesi
pecah telur.
2. Skripsi Siti Komariah tahun 2018 yang berjudul “Makan Simbolis Pecah
Telur Pada Prosesi Perkawinan Suku Jawa Studi Kasus di Desa Catur
yang harus dilakukan ketika akan melakukan acara pecah telur, kapan
dilaksanakan prosesi pecah telur. Dalam penelitian ini juga membahas makan
3. Skripsi Siti Aliyah Sembiring tahun 2018 yang berjudul “Makan Simbolik di
Balik Tradisi Pecah Telur Dalam Pernikahan Adat Jawa”. Dalam skripsi ini
makna yang terkandung dalam tradisi pecah telur pada upacara pernikahan
adat jawa. Dan juga membahasa tentang peratan yang dipakai ketika tradisi
.
BAB III
METODE PENELITIAN
mengumpulkan data dan menganalisis data. Sebab itu desain penelitian sangat
data penelitiam.
memperoleh data terkait penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini sangat
ini akan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dan juga lisan dari orang
yang dianggap menjadi saksi sejarah atau peristiwa. Penelitian kualitatif ini
merupakan jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti suatu objek yang
bersifat alamiah. Penelitian ini juga berguna untuk memperoleh informasi sesuai
dengan objek yng diteliti. Penelitian kualitatf sengaja penelti gunakan karena
dapat mendeskripsikan secara jelas penelitian yang penulis teliti yaiyu, bagaimana
tradisi pecah telur dalam adat perkawinan jawa yang ada di desa Masjid II
26
27
yang sudah menjadi pedoman sekelompok masyarakat, baik berupa nilai, perilaku,
Data Primer
masalah yang ada. Biasanya data yang didapat, dikumpulkan langsung oleh
peneliti, karena data ini hanya didapatkan langsung dari sumber pertama. Sumber
yang berkaitan langsung dengan penelitian yang penulis teliti. Menurut Lexy,
perekaman video (Lexy, 2016 :157). Penulis mendapatkan data primer dari hasil
wawancara langsung bersama tokoh yang memahami dan mengerti terkait tradisi
pecah telur. Adapun tokoh yang menjadi sumber utama penulis ialah ketua adat
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah dikumpulkan dari data yang
dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel, jurnal
serta situs di internet yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Oleh karena
itu, selain data primer peneliti juga menggunakan sumber data sekunder. Adapun
data sekunder yang penulis dapatkan terkait penelitian ini ialah data yang
bersumber buku dan jurnal. Umumnya buku dan jurnal tersebut memiliki
keterkaitan dengan tradisi pecah telur serta nilai kehidupan sosial budaya yang ada
memahami dan menguasai data yang dibutuhkan oleh peneliti untuk tujuan
memahami pokok bahasan yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis memilih
1. Sutini
sang mempelai, proses pelaksanaan tradisi pecah telur dalam perkawinan jawa
yang ikut berperan dalam melangsungkan proses tradisi pecah telur. Ibu sutini
2. Sisum
tersebut dan apa saja yang diperlukan dalam melaksanakan tradisi pecah telur
3. Inem
29
Merupakan ketua adat dalam proses pelaksanaan tradisi pecah telur dalam
perkawinan jawa yang berperan penting dalam pelaksanaan tradisi pecah telur.
4. Lusi
5. Waginah
tradisi pecah telur pada masa dulu masih sama dengan masa sekarang.
untuk mendapatkan data pennelitian. Tanpa adanya instrumen peneliti tidak akan
bisa mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti untuk peneliti. Peneliti
a. Observasi
dan wawancara secara langsung oleh masyarakat kegunaan observasi ini agar
dalam prosesi pecah telur sebagai pengamat dan yang memaknai setiap peristiwa
tersebut.
b. Wawancara
pengetahuan mengenai makna subjektif yang berkaitan dengan topik yang diteliti
2014:133).
31
menjadi sumber utama dari metode observasi, dalam teknik wawancara ini
bertatap muka dengan narasumber untuk mendapatkan informasi dan juga data
yang diperlukan.
c. Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
memilih dan menyusun data berupa doumentasi ataupun data yang didapatkan
analisis data kualitatif yang diperoleh dalam bentuk ucapan atau perbuatan tradisi
pecah telur. Miles dan Hubermen berpendapaat bahwa dalam menganalisis data
kualitatif, perlu dilakukan secar interaktif dan berlangsung teru menerus. Menurut
sugiyono, dalam menganalisis data terdapat reduksi data, penyajian data, dan
a. Reduksi Data
32
penting dan perlu. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas
b. Penyajian Data
menyusun data apa saja yang diperlukan serta merencanakan apa saja langkah
hanya menggunakan teks naratif saja, tetapi juga berupa grafik, matrik, network
c. Penarikan Kesimpulan
ketikan data yang didapatkan sudah lengkap, maka sebaiknya lakukan verivikasi
yang digunakan untuk teknik pemeriksaan data yang bertujuan untuk pengecekan
atau sebagai perbanding data (Lexyy, 2014:330). Tujuan dari triangulasi ialah
dapat mengetahui kebenaran dan keabsahan suatu data mengenai adat dan tradisi
pecah telur dalam perkawinan jawa di Desa Masjid II Kecamatan Lubuk Pakam.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan yang berbeda, hal ini
diragukan.
cara melebihkan informan dalam pengumpulan dan juga analisa data. Secara
untuk menggali benar atau tidaknya suatu informasi. Baik informasi yang
bersumber dari buku, arsip, dokumen, gambar ataupun foto. Setiap sumber
4. Triangulasi Teori, merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian. Metode ini
(Mudja:2013).
teori. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan informan yang berbeda, dengan
tujuan memastikan data yang didaptkan merupakan data yang benar. Setelah itu,
DAFTAR PUSTAKA
Milenia, P. P. (2022). Tradisi Pecah Telur Pada Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Di Kota Jambi Tahun 1979-2021 (Doctoral dissertation, Ilmu sejarah).
Sentia, I. (2021). Makna Simbolis dan Nilai Budaya Pecah Telur pada Prosesi
Pernikahan Suku Jawa di Dusun IX Desa Sidua-Dua Kecamatan Kualuh
Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara (Doctoral dissertation, Universitas
Sumatera Utara).
Siti Komariah, A., Mailinar, M., & Aminuddin, A. (2018). Makna Simbolis Pecah
Telur Pada Prosesi Perkawinan Suku Jawa Studi Kasus Di Desa Catur
Rahayu Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kajian
Etnografi) (Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
Surahman, E., Satrio, A., & Sofyan, H. (2020). Kajian teori dalam
penelitian. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(1), 49-58.
1. Apakah fungsi makna tradisi pecah telur dalam perkawinan adat jawa?
sekarang?
9. Apa yang dimaksud makna pecah telur dalam perkawinan jawa dan
10. Apa fungsi makna tradisi pecah telur telur dalam perkawinan adat jawa ?
38
Nama : Sisum
Umur : 59
Keahlian : Memasak
Nama : Waginah
Umur : 75
Keahlian : Menjahit
Nama : Sutini
Umur : 48
Nama : Lusi
Umur : 43
Keahlian : Memasak
Nama : Inem
Umur : 43
BAB IV