PENDIDIKAN PANCASILA
Di susun Oleh :
Mohamad Danial (24622006)
Dosen :
Linawati Handayani. SE.,MM
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Pemberian kompensasi. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang di
berikan dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila di Akfar Persada Sukabumi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
I.3Tujuan...........................................................................................................
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masih dilakukan secara turun menurun yang dianggap memiliki nilai-nilai
yang masih relevan bagi kebutuhan masyarakat. Salah satu masyarakat yang
masih mempertahakan tradisi upacara adat ini adalah masyarakat
Pelabuhanratu, kabupaten Sukabumi, provinsi Jawa Barat . Upacara adat labuh
saji yang dilaksanakan oleh masyarakat nelayan pesisir pantai Palabuhanratu
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widi yang memberikan
kesejahteraan dalam kehidupan mereka.
Unsur-unsur yang terkandung di dalam upacara tradisional adalah bersaji,
berkorban, bertapa dan berdo’a. Masyarakat nelayan pesisir Pelabuhanratu
dahulu mempersiapkan sesaji dengan menyembelih kerbau yang kepalanya
akan dilarungkan ke laut dan mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan
seperti bale lancuran, balandongan, kolek sajen, jampana anjung meru,
jampana matur, saung talu, hanjuang siang, pucuk, parukuyan, wawadahan
dan busana. Atraksi wisata adalah daya tarik dari suatu objek pariwisata
ataupun hasil kesenian suatu daerah tertentu yang dapat menarik wisatawan
atau turis asing untuk berkunjung ketempat wisata tersebut. Upacara adat ini
dilaksanakan setiap tahun sekali bertujuan untuk melestarikan tradisi upacara
adat labuh saji dan juga untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di
Pelabuhanratu. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Koentjaraningrat
(2002: 378)
I.3 Tujuan
Menjelaskan tentang perbedaan budaya hari nelayan di Palabuhanratu
kabupaten sukabumi dengan hari nelayan di daerah pantai ujung pandaran
kabupaten kotawaringin timur
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
II.3 Contoh Budaya Hari Nelayan
4
5
6
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kebudayaan merupakan salah satu warisan budaya dari pada nenek
moyang yang sampai sekarang masih di lestarikan oleh masyarakat. Larung saji
merupakan warisan budaya dari nenek moyang nuntuk para seniman yang sudah
memberikan kreatifitas. Pada umumnya, prosesi tersebut memakan waktu 7 hari.
Dikarenakan persiapan yang sangat mendetail guna kesempurnaan dalam
kelangsungan upacara tersebut. Prosesi jalannya Upacara Larung saji ini di mulai
dari sehari sebelum kegiatan inti esok harinya, malam harinya di adakan kegiatan
selametan yang di pimpin langsung oleh Bapak Camat beserta seorang pemuka
agama. Setelah selesai selametan, acara berikutnya yaitu memasang pranata sesaji
ke dalam perahu-perahu kecil yang sudah di siapkan dalam prosesi upacara untuk
keesokan harinya di larungkan oleh masyarakat ke laut.
Tradisi upacara ritual larung saji ini mengandung makna sebagai
pengungkapan rasa Syukur kepada Allah atas nikmat yang di berikan melalui laut.
Karena secara tidak langsung penerimaan, penjagaan, serta pelestarian dapat
terwujud di dalamnya. Sehingga, kegiatan ini dapat menjaga keseimbangan alam
agar tidak terjadi hal-hal negatif yang tidak di inginkan.
Melalui tradisi upacara ritual larung saji telah mampu mengumpulkan
semua masyarakat Desa menjadi satu, banyaknya masyarakat yang mengikuti
Tradisi ini maka solidaritas diantara mereka sebagai kesatuan kelompok atau
komunitas terjaga. Keseimbangan sosial pun juga dapat tercipta setidaknya dari
situasi rukun yang terjalin oleh partisipan Tradisi tersebut. Dengan berkumpul
seperti ini maka solidaritas yang terbentuk dapat terjaga dengan harmonis. Secara
ekonomi dapat meningkatkan pemasukan warga sekitar, karena warga tidak hanya
menyaksikan meriahnya acara Larung Saji tetapi juga menggunakan kesempatan
tersebut untuk berjualan makanan, cemilan, minuman atau makanan. Dari
kalangan pejabat pemerintahan pun ikut menyaksikan dan mengikuti Upacara
Larung Saji. Bahkan bisa juga sampai menarik perhatian ke mancanegara.
7
III.2 SARAN
Apapun yang di lakukan mengenai ritual Petik Laut, hendaknya mereka
bias lebih mengarahkan kepada ritual yang berupa positif dan bukan hal yang
berbau mistis agar orang yang belum memahami tentang ritual ini tidak salah
paham mengenai apa dan untuk apa ritual ini di lakukan.
Ritual yang di lakukan harusnya lebih memiliki dampak yang positif bagi
seluruh masyarakat yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dalam ritual
tersebut. Walaupun memang sesungguhnya dampak negatif sedikit banyak pasti
ada, tetapi usahakanlah untuk memiliki lebih banyak dampak yang positif
sehingga banyak masyarakat yang bisa mengambil hikmah dari ritual yang
mereka lakukan.
Sebagai makhluk yang di berikan kelebihan berupa kepandaian untuk
mempelajari hikmah-hikmah yang dapat di ambil dalam berbagai kegiatan yang di
lakukan, baik itu dalam keluarga maupun masyarakat, maka sebaiknya di coba
untuk tidak menghukumi bahwa kegiatan ini hukumnya haram ataupun
menyimpang dari ajaran agama islam, tetapi sebaiknya di mengerti dahulu apa isi
dan makna yang terkandung di dalam ritual ini yang juga mengusung berbagai
kegiatan islami dan juga tidak lupa untuk meminta keselamatan dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Ritual yang di lakukan merupakan sebuah ritual untuk melestarikan
kebudayaan yang di bawa oleh nenek moyang mereka. Maka sebaiknya di dalam
ritual ini, warga masyarakat tidak mengotori dengan berbagai perbuatan yang
tidak terpuji
III.3 PENUTUP
Dengan ucapan syukur, alhamdulilahi rabbil ‘alamin yang tiada batasnya,
atas rahmat yang telah Allah SWT. Berikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari akan banyaknya
keterbatasan, sehingga uraian makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca
sangat penulis harapkan demi proses menuju kesempurnaan yang lebih lanjut
8
makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta salam yang tak pernah henti-hentinya
penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang karena
jasanya telah membawa kita menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT. Kepada
para pembaca, penulis ucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktunya
untuk membaca hasil karya penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis, juga bagi para pembaca sehingga dapat mengambil pelajaran yang positif
dari makalah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan kita ridhonya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ratna Nyoman Kutha. Sastra dan Cultural Studies: Respresentasi Fiksi dan
Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2005
Ginkel, 2007
Norjani 2019
10
Apa yang menjadi kendala bagi bangsa Indonesia untuk menjadi Negara maju ?
Kalo di lihat dari segi pendidikan, di Negara kita tericnta ini masih banyak
orang orang dengan mayoritas berpendidikan rendah, hal tersebut di pengaruhi
karena masalah perekononomian di Indonesia yang belum sejahtera sehingga
mengakibat benyaknya pengangguran dimana dimana yang berdampak
banyaknya perusahan perusahan besar yang mempekerjakan warga Negara asing.
sedangkan untuk menjadi Negara maju harus memiliki kualiatas pendidikan yang
lebih dan bermutu.
11