Anda di halaman 1dari 11

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL

RITUAL DAN SIMBOL BUDAYA JAWA


SEDEKAH LAUT (NYADRAN)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Budaya Lokal
Dosen Pengampu : Manijo, S.AG., M.AG.

Disusun Oleh :
Eri Lailiyatul Mufarrohah (2111010083)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS TAHUN
AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya akan membahas materi Ritual dan Simbol Budaya Jawa tentang Sedekah
Laut atau sering disebut juga dengan Nyadran.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Islam dan Budaya Lokal Bapak Manijo, S.AG., M.AG.
yang telah memberikan tugas terhadap saya dan juga ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak – pihak yang turut serta membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya sebagai penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan juga jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya senantiasa
menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna menyempurnakan
makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberi apresiasi kepada pembaaca dan
terutama kepada saya sendiri. Selain itu, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
pihak – pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kudus, 16 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................

C. Tujuan...............................................................................................................................

D. Manfaat.............................................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................................

PEMBAHASAN..........................................................................................................................

A. Pengertian Sedekah Laut (Nyadran).................................................................................

B. Jenis-Jenis Urutan Acara Sedekah Laut............................................................................

C. Simbol yang Terdapat di Acara Sedekah Laut..................................................................

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
Bab 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laut adalah sumber daya alami yang membawa banyak manfaat bagi manusia.
Manusia dapat mengambil banyak manfaat yang ada di dalam laut. Nelayan dapat
mengambil ikan, orang pesisir bergotong royong untuk membangun wisata berupa
pantai, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Orang pesisir mempunyai kepercayaan bahwa laut memiliki banyak
keberkahan dari Allah SWT. Sedekah laut adalah salah satu simbol rasa syukur yang
dilakukan masyaraat pesisir di berbagai wilayah jawa atas hasil tangkapan ikan
nelayan yang melimpah ruah serta berdo’a agar hasilnya dalam menangkap ikan akan
selalu melimpah dan diberi keselamatan ketika bekerja.
Sedekah laut (Nyadran) adalah sebuah bentuk rasa syukur atas limpahan
rezeki yang diberikan Allah melalui hasil laut. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh
masyarakat nelayan di pesisir. Pada waktunya, tradisi ini dilaksanakan berbeda-beda
di setiap daerah. Pada acara nyadran, banyak ritual dan simbol yang terkandung di
dalamnya. Berikut adalah yang akan dibahas pada makalah berikut ini…
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sedekah Laut (nyadran)?
2. Apa saja runtutan acara pada tradisi Sedekah Laut?
3. Simbol apa saja yang terdapat dalam tradisi Sedekah Laut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Sedekah Laut
2. Untuk mengetahui runtutan acara dalam tradisi Sedekah Laut
3. Untuk mengetaui symbol yang da didalam tradisi Sedekah Laut
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang budaya masyarakat jawa, karena sedekah laut
hanya dilakukan oleh masyarakat dipinggir laut.
2. Mengetahui apa saja acara ang akan dilakukan di tradisi Sedekah bumi, dan
symbol apa saja yang terkandung didalamnya.
Bab 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sedekah Laut (Nyadran)


Sedekah Laut adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir laut
khususnya nelayan guna menunjukan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan keberkahan berupa hasil laut yang melimpah, serta dilanjutkan dengan
doa agar hasil laut dalam menangkap ikan akan selalu melimpah dan diberi
keselamatan ketika bekerja.
Telah dijelaskan bawah Sedekah Laut adalah cara menunjukkan rasa syukur
masyarakat pesisir kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dari laut yang didapatkan
serta doa keselamatan pada para nelayan yang pergi melaut (menyang), tp di sisi lain
sebagian kecil masyarakat pesisir masih terkait dengan tradisi lama, yaitu dengan
mengaitkan rasa syukur tersebut kepada penguasa laut. Maka daripada itu kita perlu
untuk menggali lebih jauh mengenai makna-makna dalam tradisi kebudayaan upacara
sedekah laut yang rutin dilaksanakan masyarakat di pesisir. ritual upacara sedekah
laut.
Tradisi tersebut merupakan ritual dengan melarungkan berbagai macam sesaji
kelautan lepas dengan diawali pembacaan doa-doa khusus. Masyarakat Desa Bendar
biasa menyebutnya dengan sedekah laut, yang berarti menyedekahkan berbagai
macam makanan atau barang ke laut. Mereka percaya bahwa dengan melarungkan
berbagai macam sesaji, mereka akan terhindar dari segala bentuk bencana yang ada di
lautan.
Sedekah laut sendiri merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh
masyarakat pesisir Pulau Jawa baik pesisir selatan maupun pesisir utara. Tujuannya
adalah untuk mewarisi budaya nenek moyang dan memohon perlindungan agar
terhindar dari marabahaya selama melaut.
(Nyadran) biasanya dijadikkan pula sebagai sarana hiburan rakyat yang tentu
saja dengan menampilkan hiburan seperti : pagelaran wayang, panggung hiburan
musik atau juga pengajian akbar, dan yang ikut meramaikan juga bukan orang pesisir
saja melainkan warga kampung sebelah atau warga pendatang yang sekedar ingin
melihat prosesi ritual sedekah laut atau Cuma ingin melihat hiburan rakyat saja. Hal
ini dilakukan untuk terus menjaga tradisi warisan leluhur supaya tidak hilang dimakan
oleh zaman. Tradisi ini dilakukan setiap bulan Syawal

B. Urutan Ritual Sedekah Laut


Pada kesempatan penyampaian kali ini, saya akan mnyampaikan urutan dari
ritual tradisi sedekah laut di daerah Juwana, Pati.
Malam hari sebelum dilakukannya sedekah laut, masyarakat sekitar menggelar
kesenian wayang kulit, nah keesokan harinya baru acara sedekah laut tersebut
dilaksanakan dengan menyerahkan selendang kepada juru kunci Pantai Laut di
Juwana.
Rombongan jaranan membentuk iring-iringan dan akan dipimpin oleh sosok
berpenampilan Anoman yang membawa sebuah palu gada berjalan menuju pantai
utara Juwana. Biasanya rombongan ini membawa kepala kerbau dan sejumlah sesaji
yang ditempatkan di atas tandu.
Setelah sampai di pantai tersebut, sesepuh desa akan membacakan doa dalam
Bahasa jawa. Setelahnya gunungan sesaji serta kepala kerbau tersebut akan diletakkan
diatas perahu untuk dibawa memutari teluk sebanyak 3 kali. Setelah itu gunungan
sesaji dan kepala kerbau tersebut akan dibawa ke dermaga dan akan dilarung ke
tengah laut.

Nb : Gambar sesaji berupa kepala kerbau yang dibawa rombongan iring-iring jaranan.
Nb : Kepala Kerbau Putih yang akan di larung.

Nb : Gunungan yang diwadahi dengan miniature kapal. (Twitter/Redaksi_5News)


Biasanya, kepala kerbau yang digunakan berasal dari kerbau yang berusia
2 sampai 4 tahun. Setelah disembelih dan diambil kepalanya, daging kerbau akan
dimasak oleh ibu-ibu nelayan dan disantap bersama setelah acara pelarungan
sesaji di laut telah selesai.
Acara yang terakhir yaitu makan-makan yang dilakukan Bersama-sama
dengan semua orang yang telah mengikuti prosesi ritual tradisi budaya sedekah
laut tersebut.

C. Simbol Budaya Tradisi Sedekah Laut (Nyadran)


Unsur nilai-nilai yang terkandung didalam sedekah laut meliputi nilai spiritual,
ekonomis, kebersamaan, gotong royong, serta politis. Selain fungsi dan dan unsur
nilai, beraneka macam sesaji yang terdapat pada sedekah laut memiliki simbolisasi
atau makna simbolik yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Dilihat dari aspek
ekonomi, upacara ini secara umum dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik
wisata, disamping aspek personal sebagai media pembelajaran untuk transformasi etos
kerja. Kandungan nilai sedekah laut bermakna sebagai sebentuk ungkapan dari
pengharapan masyarakat nelayan Bajomulyo untuk mendapatkan berkah kemurahan
rejeki.
Ada beberapa simbolik yang dapat saya uraikan disini, diantaranya
 Simbol dari Kepala Kerbau
Kepala kerbau pada tradisi nyadran dilambangkan sebagai semua
bentuk keburukan seperti sifat malas, bodoh, dan kesialan. Tujuan
kepala kerbau dilarung di laut untuk menjauhkan dan
menghilangkan sifat-sifat buruk tersebut dari manusia.
 Simbol dari Gunungan
Gunungan juga menjadi penggambaran masyarakat Jawa tentang
filosofi “sangkan paraning dumadi” yang artinya dari mana
manusia berasal dan kemana manusia akan kembali.
Ada 2 gunungan yang akan dipakai saat ritual sedekah laut, yaitu :
1. Gunungan yang dilarung di laut usai didoakan oleh para
sesepuh desa dan para kyai.
2. Gunungan yang bisa diperebutkan masyarakat. Khusus untuk
gunungan jenis kedua, masyarakat percaya kalau mendapatkan
salah satu dari isi gunungan tersebut, maka diyakini dapat
mendatangkan keberuntungan sekaligus membuang sial.
 Simbol dari Miniatur Kapal
Pada wadah sesaji dapat kita lihat wadah tersebut berbentuk seperti
kapal. Masyarakat juwana memang sengaja membuatnya seperti
bentuk kapal yang persis sebagai makna kehidupan para nelayan
sewaktu berlayar.  Yang menarik, masyarakat Juwana membuatnya
semirip mungkin dengan kapal nelayan, lengkap dengan
cantrangnya Biasanya, sesaji yang ditempatkan di miniatur kapal
ini adalah pisang sanggan, nasi tumpeng, nasi among, kelapa
muda, kepala kerbau, ketupat dan lepet, bunga tujuh warna, dan
jajanan pasar.

Bab 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sedekah Laut adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir laut
khususnya nelayan guna menunjukan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan keberkahan berupa hasil laut yang melimpah, serta dilanjutkan dengan
doa agar hasil laut dalam menangkap ikan akan selalu melimpah dan diberi
keselamatan ketika bekerja. Tradisi tersebut merupakan ritual dengan melarungkan
berbagai macam sesaji kelautan lepas dengan diawali pembacaan doa-doa khusus.
Acaranya sebagai berikut :
1. Malam hari sebelum sedekah laut dilakukan masyarakat akan mengadakan
pagelaran wayang kulit.
2. Pagi hari, rombongan iring-iring membawa sesaji mereka ke pantai
juawana untuk dilakukan ritual selanjutnya. Sebelumnya sesepuh desa
akan membacakan doa tertentu menggunakan Bahasa Jawa.
3. Setelah sampai di pantai, sesaji akan dibawa memutari teluk selama 3x
putaran,
4. Setelah selesai, sesaji akan dibawa ke dermaga di doakan oleh sesepuh
desa lalu dilarungkan di tengah laut.
5. Masyarakat Kembali ke daratan, lalu bersambung dengan makan Bersama.
6. Selesai.
Simbol dari ritual diantaranya :

1. Kepala kerbau merupakan symbol sifat buruk seperti kemalasan, kebodohan, dan
kesialan. Dilarungkan agar membuang semua sifat buruk tersebut pada diri
manusia
2. Gunungan. Memiliki makna “sangkan paraning dumadi” yang artinya dari
mana manusia berasal dan kemana manusia akan kembali.
3. Miniatur kapal sebagai gambaran kehidupan para nelayan yang sedang pergi
berlayar. Maka miniature tersebut akan dibuat semirip mungkin dengan yang
aslinya.

B. Saran
Tanpa mengurangi rasa hormat dengan penulisan makalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami materi tentang Ritual dan Simbol Budaya Jawa, yaitu
Sedekah laut. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusun kalimatnya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar
senantiasa dapat memberi kritikan dan masukan yang bersifat membangun supaya
dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ghana Tawakal, Kharisma. 2022. “Melarung Sesaji, Tradisi Sedekah Laut yang Mengakar di
Pati”. Artikel. Ini baru Indonesia.

Isnaeni, Adisty Noor. 2020. “Nilai-Nilai Dan Makna Simbolik Tradisi Sedekah Laut Di Desa Tratebang
Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan”. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Maelan, Endra. 2013. Fungsi Ritual Sedekah Laut Bagi Masyarakat Nelayan Pantai Gesing Gunung
Kidul. Yogyakarta: Skripsi UIN Kalijaga.

Karyono, Mukahar, & Supii. (2020, Desember Sabtu). Tradisi sedekah laut Di Desa Bendar. (Z. F.
Ahmad, Interviewer).

Widati, S., “Tradisi Sedekah Laut di Wonokerto Kabupaten Pekalongan: Kajian Perubahan Bentuk dan
Fungsi” Jurnal PP, Vol. 1, No. 2, (2011).

Anda mungkin juga menyukai