Anda di halaman 1dari 12

Festifal Budaya Hajat Laut

Di Pantai Pangandaran

Ngafifurohman Praja Iswara

(1500024133)

Abstrak

Budaya Hajat laut merupakan budaya lokal masyarakat pesisir pantai pangandaran, yang sudah
bertahan sejak nenek moyang hingga sekarang. Budaya hajat laut ini memiliki arti penting bagi
masyarakat sebagai pemersatu masyarakat pangandaran dan hajat laut ini memiliki nilai budaya
yang sangat tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata untuk berkunjung ke
pangandara dan agar masyarakat lebih mengenal lagi tentang budaya yang ada di dareahnya
dalam hal ini hajat laut yang ada di daerah pesisir pantai pangandaran.

Kata kunci : Nilai budaya tinggi, Daya tarik wisata, Pengenalan budaya daerah.

Abstrac

Culture Hajat Laut is a local culture of coastal communities of Pangandaran, which has
survived since ancestors until now. This Hajat Laut culture has an important meaning for the
community as a unifying community of pangandaran and this Hajat Laut has a very high cultural
value, so it can be used as a tourist attraction to visit the pangandara and so that people know
more about the culture in area in this case Hajat Laut of existing in the coastal area of
Pangandaran.

Keywords: High Culture Value, Tourist Attraction, Introduction of Cultural Area.


1. Pendahuluan

Indoneesia Terdiri dari ribuan suku dan budaya masing-masing suku dari sabang sampai
merouke mempunyai budaya yang berbeda beda, walaupun mempunyai suku dan budaya yang
berbeda Indonesia tetap di dapat bersatu karena bhineka tunggal ika, tanpa terkecuali di jawa.
Jawa sendiri terdidiri dari berbagai suku dan setiap suku di jawa juga mempunyai budaya yang
berbeda, budaya jawa tengah dan jawa barat berbeda, budaya jawa tengah dan jawa timur juga
berbeda, adapun budaya yang mirip antar suku tetapi tetap masih ada yang berbeda entah itu dari
namanya entah itu dari kegiatannya entah itu dari sesajennya entah itu dari tujuannya, ada
beberapa budaya jawa tengah yang mirip dengan budaya jawa barat salah satunya adalah budaya
sedekah laut jika di cilacap jawa tengah dan budaya hajat laut di pangandaran jawa barat kedua
budaya ini memiliki tujuan yang sama yaitu mengucap syukur kepada Tuhan YME karena telah
memberikan berkat yang melimpah dari lautan tetapi walau kedua budaya ini memiliki tujuan
yang sama tetap saja ada yang berbeda karena beda suku maka beda budaya.

Pangandaran sendiri memang terkenal karena keindahan lautnya dan setelah menjadi
kabupaten sendiri pangandaran kini menjadi semakin indah dan lebih tertata dan semakin maju
walaupun semakin maju tetapi tetap tidak meninggalkan budaya budaya yang sejak dulu ada
salah satunya adalah budaya Hajat laut ataupun sering dikenal sebagai Pesta Laut (Syukuran
Nelayan) adalah salah satu budaya yang masih dipertahankan dari dulu hingga sekarang di
pangandaran.

2. Pembahasan

Hajat Laut dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian hajat adalah maksud, keinginan,
kehendak, kebutuhan atau keperluan. Apabila dikaitkan dengan kata laut, maka hajat laut adalah
maksud atau keinginan, juga kehendak serta kebutuhan yang dimiliki oleh masyarakat yang
berada dalam lingkungan laut.Sementara hajat laut, di sini adalah kata yang biasa digunakan
dalam Bahasa Sunda, yaitu padanan kata pesta atau kegiatan yang diikuti oleh masyarakat
banyak, untuk tujuan tertentu. Jadi hajat lautadalah kegiatan masyarakat di sekitar laut, untuk
tujuan tertentu.

Pesta Laut (syukuran Nelayan) atau Hajat Laut adalah acara yang diselenggarakan setiap
bulan Muharam pada Kamis Wage menjelang Jumat Kliwon, Hajat Laut dimaksudkan sebagai
ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki serta keselamatan
terhadap para nelayan

Saat Hajat laut diselenggarakan akan berlangsung sangat meriah pesta seperti festifal karena
itu hajat lau juga sering disebut Festifal budaya hajat laut karena kemeriahannya selain hajat laut
sebagai acara utama ada juga beberapa acara pendukung untuk lebih memeriahkan hajat laut ini
seperti diselenggarakannya Pertunjukan Seni Wayang Golek, Pengajian, Kesenian Ronggeng
Gunung, Kesenian Kuda Lumping, Festival layang-layang malam,Pentas Tari Tradisional,
Khitanan Masal, Penyantuman terhadapt Anak Yatim Piatu dan masih banyak hal lain lagi.

2.1. Persiapan

A. Dana
Masyarakat Pangandaran biasanya sudah mempersiapkan untuk acara ini jau jauh hari
sebelum acara hajat laut dilakukan terutama masalah dana untuk mengadakan Acara
Hajat Laut biasanya dana ini dikumpulkan jauh sebelum hari H yang di lakukan
secara iuran antara nelayan dan masyarakat sekitar, dana ini juga akan di bantu oleh
pemerintah daerah.

B. Peralatan
Ada beberapa peralatan yang di gunakan dalam hajat laut ini yaitu perahu karnival
perahu ini biasanya adalah perahu yang dihias seunik mungkin yang membentuk
berbagai macam seperti naga ikan dan lainnya , selanjutnya adalah Dongdang yaitu
wadah sesaji yang terbuat dari bambu dan daun-daun kelapa wajah sesaji ini yang
nantinya akan dibawa ketengah dengan kapal karnival dan diiringi dengan kapal
kapal karnival yng lain.
C. Sesajen
Biasanya ada beberapa makanan yang digunakan sesajen seperti nasi kuning tumpeng
dan lauk pauknya, ada juga berbagai macam buah buahan, minuman minuman dan
ada juga kepala kerbau ada juga benda lain seperti baju perempuan, baju perempuan
ini adalah benda yang disakralkan, Dalam keyakinan warga nelayan kala itu, sesaji itu
dihantarkan untuk Ratu Roro Kidul, sosok gaib yang dianggap sebagai penguasa Laut
Selatan., sesaji itu dianggap warga sebagai ungkapan rasa terimakasih atas berkah
hasil laut yang diterima nelayan, serta memohon agar usaha mereka tetap diberi
kelancaran pada waktu mendatang,. Untuk sekarang sesajen itu dianggap sebagai
kelengkapan untuk acara adat hajat laut, di luar prosesi sesaji tersebut doa-doa
dilafalkan kepada Tuhan dengan cara Islam. Dan beberapa sesaji seperti kepala
kerbau beberapa tahun yang lalu juga diganti dengan menebar bunga ke laut.

D. Babarit ( Makan Bersama)


Malam sebelum melakukan tradisi hajat laut dilakukan acara makan bersama atau
sering disebut babaritan oleh masyarakat pangandaran hal ini dilakukan untuk dapat
menambah kerukunan antar warga.

E. Pengajian
Malam Sebelum dilakukannya hajat laut juga pasti diadakan pengajian yang biasanya
dilakukan di jalan dipinggiran laut ini juga sudah menjadi tradisi yang melekat pada
ritual melakukan acara adat hajat laut.

2.2. Pelaksanaan Hajat Laut

Pertama-tama para nelayan menyiapkan beberapa jampan (sesaji) terlebih dahulu


walaupun menggunakan sesajen ini bukan berarti musyrik karena sesajen ini hanya
untuk kelengkapan saja karena sejak dulu sudah menggunakan sesajen walapun begitu
tetapi ada juga yang berpikir ke hal hal ghaib. Isi dari sesaji ini berupa kepala kerbau
dan kepala kambing.
Biasanya kerbau dan kambing di beli para nelayang dengan penggalangan dana
dari masyarakat Pangandaran. Setelah sesaji siap, para tokoh ulama dan masyarakat
Pangandaran mengadakan doa bersaman terlebih dahulu dengan membacakan Yasin dan
Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an. Kemudian setelah doa selesai dibacakan inti dari Ritual
Hajat Laut pun tiba, beberapa nelayan membawa jampan (sesajen) ke pinggir laut. Satu
demi satu jampan (sesajen) dinaikan ke atas perahu. Setelah itu bebrapa nelayan
membawa jampan (sesajen) tersebut ke tengah laut sampai ke jarak yang sudah
ditentukan dari pesisir pantai Pangandaran. Seluruh nelayan ikut dalam iring-iringan,
mengawal perahu utama yang membawa jampan (sesajen). Perahu paran nelayan dihias
sedemikian rupa dan warna serta menambahkan ornament-ornamen tertentu yang dapat
menarik perhatian seperti ornament yang berbentuk naga ataupun berbentuk ikan atau
bentuk unik lainnya.

Perahu hias ini menjadi daya tarik para wisata yang melihat Ritual Hajat Laut.
Setelah sampai di tengah laut, satu persatu jampan (sesajen) pun di tenggelamkan. Para
nelayan terjun ke laut sambil membawa ember untuk berebut air laut disekitar jampan
yang ditenggelamkan. Air ini apabila di guyurkan atau di mandikan kepada perahu
mereka dipercaya mendapatkan berkah selama satu tahun kedepan dengan hasil
tangkapan yang banyak dan berlimpah. Setelah prosesi penurunan jampan selesai para
nelayan kembali ke pesisir pantai.

Tradisi hajat laut ini hampir selalu meriah dan dihadiri ribuan orang, termasuk
wisatawan yang ingin mengikuti prosesi dari awal hingga akhir. Hajat laut biasanya
digelar serempak di 10 titik pangkalan nelayan dengan kegiatan puncak digelar di
Pangandaran.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi masayarakat pesisir Pangandaran ini
merupakan momentum introspeksi diri bagi warga nelayan dan masyarakat pada
umumnya. Terlebih lagi, tradisi budaya semacam ini juga berdampak positif terhadap
perkembangan kegiatan pariwisata di Pantai Pangandaran. Para wisatawan dapat
menumpang atau menyewa kapal-kapal nelayan untuk ikut mengantar sesaji hingga ke
tengah lautan dan menyaksikan prosesinya dari awal hingga akhir.
2.3. Fungsi dan Manfaat Hajat Laut

1. Sebagai Daya Tarik Wisata

A. Menurut Shaw dan William (1997)


Bahwa “Dalam kegiatan pariwisata terdapat sepuluh elemen budaya yang menjadi
daya tarik wisata, yakni: (1) Kerajinan, (2) Tradisi, (3) Sejarah dari suatu daerah atau
tempat, (4) Arsitektur, (5) Makna lokal atau tradisional, (6) Seni dan musik, (7) Cara
hidup suatu masyarakat, (8) Agama, (9) Bahasa, (10) Pakaian tradisional”.

B. Menurut Damanik dan Weber (2006)


Bahwa daya tarik wisata yang baik sangat terkait dengan empat hal, yakni
memiliki keunikan, orijinalitas, otentisitas, dan keragaman.

Dan dalam acara adat hajat laut ini mengandung unsure unsure yang terdapat pada
elemen elemen yang dapatmeningkatkan kegiatan pariwisata sehingga dengan
diadakannya hajat laut ini maka diharapkan juga acara ini dapat menarik banyak
wisatawan yang membuat masyarakat pangandaran sendiri dapat sejahtera.

2. Sebagai Pelestarian Budaya


Semakin Berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang makin pesat
banyak sekali budaya budaya asing yang masuk kedalam budaya kita sehingga jika
budaya ini tidak dilestarikan maka lama kelamaan budaya kita akan akan menghilang
dan salah satu cara agar masyarakat apalagi kaum pemuda tidak melupakan budaya
asli daerah yang sejak dulu sudah ada sering dilakukan acara budaya seperti ini selain
membuat masyarakat melupakan kebudayaan daerah ini juga diharapkan dapat
membuat kaum muda menjadi mencintai budayanya lebih daripada budaya asing
yang masuk.
3. Sebagai penghubung solideritas masyarakat
Acara hajat laut ini diharapkan dapat menambah solederitas anatar masyarakat,
karena dengan diadakannya acara ini masyarakat menjadi lebih rukun dan lebih akrab
dan berkurangnya konflik anatar masyarakat dan mempererat gotong royong rukun
dalam bermasyarakat.

4. Sebagai Pengenalan Budaya terhadap luar.


Dengan diadakannya acara ini diharapkan budaya local seperti hajat laut dapat
dikenal dunia karena pengunjung atau orang yang menyaksikan acara ini tidak hanya
masyarakat local tetapi juga banyak wisatawan asing dan wisatawan luar daerah

5. Sebagai Ungkapan Syukur Terhadap Tuhan Y.M.E


Dengan diadakannya hajat laut ini sebagai rasa syukur masyarakat pesisir pantai
pangandaran terhadap tuhan yang maha esa Karen sudah diberikan kesehatan dan
kemakmuran yang di dapat dari laut dan berharap akan selalu diberi kemakmuran dan
rezeki yang lebih.

2.4. Nilai yang didapat dari hajat laut ini

1. Nilai Religi
Upacara tradisional hajat laut ini diselenggarakan untuk memeriahkan Tahun Baru
Islam, melalui kegiatan seperti lomba adzan, pembacaan ayat suci al-qur’an, kaligrafi,
hafalan alqur’an. Selain itu upacara ini diselenggarakan untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah Swt, karena dengan adanya laut tersebut, masyarakat bisa
merasakan hasil dan manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, mendoakan pahlawan,
keluarga, sahabat yang meninggal di laut (ziarah). Dan dalam penyelenggaraannya pun
terdapat bacaan ayat suci al-qur’an, dan sholawat.
2. Nilai Saling Menghormati
Upacara ini diselenggarakan untuk menghormati dan mengenang jasa para khalifah,
pahlawan, keluarga, atau kerabat yang meninggal di laut. Dan menghormati nenek
moyang atau orang-orang yang telah membawakan nilai-nilai yang ada, sehingga
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakatnya.

3. Nilai Kepatuhan atau Ketaatan


Sebelum dan sesudah upacara tradisional hajat laut ini diselenggarakan, para nelayan
dilarang melaut selama dua atau tiga hari, hal tersebut merupakan ketentuan sejak jaman
dahulu, dan jika ada yang melanggar, perahunya akan dibawa ke KUD, dan dikenai
denda, dan selama ini masyarakat tidak ada yang melanggar. Hal ini menunjukkan
adanya nilai kepatuhan yang ditunjukkan oleh masyarakat kepada pimpinannya.

4. Nilai Gotong Royong dan Nilai Keindahan

Untuk menyelenggarakan hajat laut, masyarakat termasuk para nelayan mendirikan


panggung bersama-sama, diadakan perlombaan untuk bapak-bapak, ibu-ibu, dan
anakanak nelayan, memasak makanan. Dan menghias perahu, ini menunjukkan adanya
nilai gotong royong, sehingga perahu tersebut terlihat indah. Keindahan tersebut
menunjukkan adanya keserasian, keserasian antara hajat laut dengan perahu yang di hias.

5. Nilai Kesenian
hajat laut ini merupakan kesenian karena didalamnya terdapat seni musik dan seni
tari, dan kesenian merupakan bentuk kebudayaan. Kesenian ini juga bisa bermanfaat
sebagai sarana dalam mengumpulkan masyarakat, hal tersebut dapat terlihat dari
banyaknya masyarakat yang menyaksikan syukuran nelayan tersebut.

6. Nilai Solidaritas atau Nilai


Kebersamaan Dengan adanya hajat laut tersebut, banyak masyarakat yang menghadiri
upacara tersebut dan dari wajah mereka terlihat senang. Ini menunjukkan adanya nilai
solidaritas.
7. Nilai Cinta Tanah Air dan Cinta
Sejarah Kebudayaan Dengan masih terselenggaranya hajat laut, antusiasme masyarakat
terhadap upacara ini, menandakan adanya rasa cinta terhadap kebudayaan asli Indonesia.
Dan kecintaan mereka terhadap nilai sejarah kebudayaan ditunjukkan dengan masih
adanya sesaji yang sediakan. Sesaji tersebut merupakan nilai sejarah tradisional dari
upacara hajat laut. Dan dalam sesaji juga terdapat nilai-nilai sosial.

8. Nilai Ekonomi
Penyelenggaraan upacara ini memberikan keuntungan secara ekonomis kepada para
pedagang yang berjualan saat upacara berlangsung. Banyaknya masyarakat yang dating
membuat para pengunjung yang menyaksikan pun berbelanja dan membeli makanan
.
Kesimpulan :
Festifal Hajat laut merupakan salah satu upacara adat pangandaran yang dilakukan
setahun sekali diselenggarakan setiap bulan Muharam pada Kamis Wage menjelang
Jumat Kliwon di pangandaran sendiri mulai beberapa tahun yang lalu ada sesajen yang
diganti oleh bupati pangandaran, hajat laut ini selain sebagai pengenalan budaya
pangandaran juga bertujuan sebagai daya tarik wisata karena pangandaran adalah kota
wisata dengan diselenggarakannya hajat laut ini di harap para wisatawan baik dari local
maupun mancan Negara banyak yang dating ke pangandaran.
Daftar Pustaka

 DisparPangandaran,2017,“Hajat Laut Pangandaran”,


http://dispar.pangandarankab.go.id/2017/09/11/hajat-laut-pangandaran-2017/
 Rofiah,R.2015.Hajat Laut Pangandaran(syukuran Laut). http://budaya-
indonesia.org/Hajat-Laut-Pangandaran-Syukuran-Nelayan/

Anda mungkin juga menyukai