Anda di halaman 1dari 2

Nama : Daffa Praditya Devano Ramadhan

Kelas : XI Bahasa dan Budaya

RITUAL PETIK LAUT


Ritual diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Kemudian perahu kecil (perahu sesaji)
disiapkan dan dibuat seindah mungkin mirip kapal nelayan yang biasa digunakan melaut,
kemudian sesaji tersebut di hanyutkan ke laut.
Dalam upacara petik laut para nelayan menghias perahu seindah mungkin, selain itu berbagai
perayaan-perayaan yang dilaksanakan seperti halnya mengadakan pengajian, orkes dangdut,
dan sebagainya sesuai keinginan para nelayan di masing-masing daerah.
Tidak ada yang tahu kapan tradisi Petik Laut mulai diadakan di Muncar, Banyuwangi.
Menurut penuturan para sesepuh yang ada di sana, tradisi ini sudah ada sejak puluhan tahun
yang lalu. Para nelayan yang berasal dari etnik Madura memulai tradisi ini dibantu oleh
nelayan dari daerah lain yang kebetulan juga bekerja dan menangkap ikan di kawasan
perairan Muncar dan sekitarnya.

Tradisi yang awalnya hanya untuk syukuran hasil laut yang melimpah mendadak berubah
menjadi semacam pesat rakyat. Petik Laut adalah event tahunan yang digarap dengan sangat
apik oleh warga lokal sana. Mereka akan mendedikasikan banyak waktunya untuk menghias
perahu hingga menyiapkan segala keperluan yang ada hingga lengkap di hari Petik Laut
berlangsung.

Tujuan Petik Laut


Tujuan utama dari Petik Laut adalah untuk bersyukur kepada Tuhan yang telah
memberikan banyak rezeki kepada nelayan. Setiap tahun, nelayan bisa memanen banyak ikan
seperti tidak ada habisnya. Sebagai wujud rasa syukur itu, warga melakukan sedekah laut
dengan mengarak banyak kapal yang telah diberi hasil bumi dan beberapa sesaji lainnya.

Tujuan petik laut Selain bersyukur kepada Tuhan, prosesi ini juga dilakukan untuk
memberikan persembahan kepada penguasa laut selatan. Tidak bisa dimungkiri lagi, bagi
pelaut atau nelayan, kekuatan tidak kasat mata di laut selatan masih dipercaya dengan kuat.
Selain kepada penguasa laut selatan, upacara larung sesaji ini juga dilakukan untuk
menghormati leluhur yang telah mengajarkan mereka cara menangkap ikan dengan benar di
lautan.

Prosesi Petik Laut


Prosesi Petik Laut diadakan dengan mengumpulkan banyak barang sesaji. Benda yang
harus ada untuk prosesi ini adalah kepala kambing hitam dengan badan yang berwarna putih.
Kelak kepala kambing ini akan diberi pancing yang terbuat dari emas dan ditancapkan pada
lidahnya. Saat prosesi dilakukan, kepala ini akan dilarung ke lautan sebagai wujud rasa
syukur yang tiada batasnya.

Sebelum arak-arakan menuju kawasan lautan dilakukan, sesaji akan diarak keliling desa. Para
penari gandrung akan menyambut arak-arakan itu sebelum akhirnya naik ke atas perahu.
Setelah semua sesaji dinaikkan ke atas kepal, mereka akan segera menuju tengah lautan yang
berarus tenang. Satu per satu sesaji yang dibawa akan dilemparkan ke lautan. Oh ya, dalam
prosesi ini biasanya ada warga yang terjun ke lautan untuk mengambil barang-barang yang
telah dilemparkan itu.

Nilai Budaya dalam Petik Laut


Nilai budaya yang terkandung dalam ritual Petik laut ini sangatlah besar. Warga menjunjung
tinggi dan menjaga laut mereka yang memberikan rezeki tanpa batas. Dengan adanya tradisi
ini, mereka akan menjaga lautan dari perusakan agar terus mendapatkan banyak limpahan
rezeki. Tanpa laut, hidup mereka tidak akan berjalan dengan baik.

Selain unsur budaya, unsur kekeluargaan juga terlihat dengan sangat besar pada prosesi ini.
Semua warga bahu-membahu dalam menyiapkan acara. Mereka akan bersama-sama
menyukseskan acara yang sangat penting bagi mereka. Tidak ada si kaya atau si miskin,
semua melakukan pekerjaan bersama-sama demi kemakmuran.

Anda mungkin juga menyukai