Anda di halaman 1dari 2

Upacara Adat Nadran dari Jawa

By Livelle Laura Lesmana (Grade 5.1.)

Nadran adalah upacara adat yang diadakan oleh nelayan di sepanjang pantai utara
Jawa untuk mensyukuri atas hasil tangkapan laut yang berlimpah. Upacara ini
diadakan setiap tahun di daerah Subang, Cirebon, dan Indramayu.
Dalam upacara ini, nelayan akan melarung berbagai jenis makanan ke laut. Melalui
Nadran, nelayan berharap untuk tetap mendapat tangkapan ikan yang banyak dan
juga memohon keselamatan dalam melaut di tahun mendatang.
Source:
https://www.kata.co.id/Kebudayaan/Upacara-Adat-Di-Indonesia/2324
https://id.wikipedia.org/wiki/Nadran

Saya memilih Upacara adat ini karena sangat menarik untuk saya mengetahui
bahwa rakyat memberikan persembahan kembali ke laut setelah mendapatkan hasil
tangkapan laut yang banyak.

Saya tidak setuju dengan upacara adat ini karena tidak bijaksana membuang-buang
makanan ke laut, sedangkan banyak orang yang masih kelaparan di dunia ini.
Sebaiknya makanan yang berlebih disumbangkan kepada orang-orang miskin saja.
Nadran
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search

Nadran di Kandanghaur, Indramayu

Nadran adalah upacara adat para nelayan di pesisir pantai utara Jawa,
seperti Subang, Indramayu dan Cirebon yang bertujuan untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan,
mengharap peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdo’a agar tidak mendapat aral
melintang dalam mencari nafkah di laut. Inilah maksud utama dari Upacara Adat Nadran yang
diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Selain upacara ritual adat, kesenian tradisional serta
pasar malam pun diselenggarakan selama seminggu. Di Kabupaten Indramayu, umumnya
Upacara Adat Nadran diselenggarakan antara bulan Oktober sampai Desember yang bertempat
di Pantai Eretan Kulon, Eretan Wetan, Dadap, Limbangan dan Karangsong. Sedangkan di
Kabupaten Subang, di antaranya adalah di Pantai Blanakan.
Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang
diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian
masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan
janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual
dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi
limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang
berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya.
Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah
ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring,
barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara
nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
Nadran atau kadang disebut labuh saji dapat juga diartikan sebagai sebuah upacara pesta laut
masyarakat nelayan sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rezeki yang diberikan-Nya lewat hasil laut yang selama ini didapat. Selain itu, dalam upacara
nadran juga dilakukan permohonan agar diberi keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil
laut mereka berlimpah pada tahun mendatang.

Anda mungkin juga menyukai