Anda di halaman 1dari 7

Hajat Laut

Tradisi Nelayan Pesisir Pangandaran

Tugas mata kuliah Ilmu Budaya Sunda

Dosen : Dr. Iyus Rustandi, M.Si.

Disusun Oleh :
Anggota Kelompok 5

Sulthon Ahmad Aula (192030330)


Felicia Dea Utami (192030339)
Drajat Faadhillah Jaelani (192030343)
Rani Diana Mulia (192030359)
Ramadhan Gemilang (192030360)

Kelas H
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
Hajat Laut

I. PENDAHULUAN

Adat istiadat merupakan kebudayaan yang diwariskan oleh leluhur kepada generasi
selanjutnya dan telah menjadi pedoman bagi kehidupan sosial masyarakatnya. Dalam
adat istiadat Sunda, terdapat berbagai macam upacara adat yang bersifat ritual dan
spiritual, mencangkup di setiap bidang kehidupan sosial baik daur hidup manusia,
pertanian, sunatan, pernikahan, dan sebagainya. Tujuan dari upacara adat adalah
untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah
dan karuniaNya. Seperti yang dilakukan oleh para nelayan di Kabupaten
Pangandaran, Jawa Barat. Dalam rangka mengungkapkan rasa syukur atas hasil laut
yang melimpah serta telah diberikan berkah keselamatan ketika mereka mengarungi
lautan dalam mencari ikan ditunjukkan dalam bentuk acara tradisional yang telah
turun temurun yaitu Hajat Laut atau Pesta Laut.

Bentuk tradisi semacam ini juga dilaksanakan di beberapa kawasan di Pulau Jawa
seperti; Cilacap, Cirebon, atau Pelabuhan Ratu, meski teknis pelaksanaannya
berbeda-beda namun tujuannya tetap sama.

Tradisi Hajat Laut meliputi serangkaian kegiatan sebelum kegiatan puncak, yaitu
melarung dongdang atau sesaji ke tengah laut. Acara dibuka dengan pembacaan doa
dan Ayat Suci Al-Quran. Lalu, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai
perlombaan seperti panjat pinang dan tangkap bebek yang dilepas ke laut.

Hajat Laut juga disertai dengan pagelaran berbagai jenis Kesenian Tradisional.
Kegiatan puncak Hajat Laut diwujudkan dalam bentuk persembahan berupa
pelepasan dongdang atau sesaji ke tengah laut dan ditenggelamkan (dilarung).
II. PEMBAHASAN

2.1 Tempat dan Waktu Hajat Laut dilaksanakan

Hajat Laut diselenggarakan di Pantai Pangandaran. Acara tradisi ini biasanya


dilaksanakan setiap tahun pada bulan Muharram, Kamis Wage menjelang Jumat
Kliwon. Warga pesisir Pantai Pangandaran biasa menyelenggarakan Hajat Laut
setiap Bulan Syura.

2.2 Riwayat Singkat Adat Hajat Laut

Hajat Laut atau Pesta Laut merupakan salah satu tradisi yang telah dilakukan secara
turun-temurun oleh masyarakat nelayan di Pangandaran. Hajat Laut biasanya
dilaksanakan setiap tahun pada bulan Muharram, Kamis Wage menjelang Jumat
Kliwon. Warga pesisir Pantai Pangandaran biasa menyelenggarakan Hajat Laut
setiap Bulan Syura. Bentuk tradisi semacam ini juga dilaksanakan di beberapa
kawasan di Pulau Jawa seperti; Cilacap, Cirebon, atau Pelabuhan Ratu, meski teknis
pelaksanaannya berbeda-beda namun tujuannya tetap sama.

Secara historis, Hajat Laut merupakan simbolisasi dari ungkapan para nelayan
kepada penguasa laut selatan yang dalam kebudayaan masyarakat pesisir Selatan
Jawa mengenalnya sebagai sosok Nyai Dewi Roro Kidul.
Seiring perkembangan zaman dan pandangan dari sisi keagamaan, Hajat Laut
mengalami pergeseran makna menjadi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Hajat Laut pun berganti nama menjadi Syukuran Nelayan.

2.3 Tujuan Diadakan Hajat Laut

1. Dahulu Hajat Laut dilaksanakan sebagai ungkapan terima kasih dan rasa
syukur para nelayan kepada penguasa laut selatan yaitu Nyai Dewi Roro
Kidul yang telah memberi keselamatan dan hasil laut yang berlimpah untuk
nelayan.

2. Kini dengan perkembangan zaman, Hajat Laut menjadi acara tradisi dengan
nilai keagamaan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

3. Pelaksanaan tradisi Hajat Laut sebagai usaha melestarikan kebudayaan


masyarakat nelayan di Pangandaran dan menjadi acara silahturahmi antar
nelayan dan warga.

2.4 Pelaksana dan Peserta Hajat Laut

Pelaksana dan peserta acara tradisi Hajat Laut adalah para nelayan hingga masyarakat
pesisir Pantai Pangandaran.

Tradisi Hajat Laut meliputi serangkaian kegiatan sebelum kegiatan puncak, yaitu
melarung dongdang atau sesaji ke tengah laut. Terlebih dahulu, acara dibuka dengan
pembacaan doa dan Ayat Suci Al-Quran. Lalu, acara ini juga dimeriahkan dengan
berbagai perlombaan seperti panjat pinang dan tangkap bebek yang dilepas ke laut.

Hajat Laut juga disertai dengan pagelaran berbagai jenis Kesenian Tradisional seperti;
helaran, kirab dongdang, calung, wayang golek, Tari Jaipong, Ronggeng Gunung dan
tarian lainya.
Kegiatan puncak Hajat Laut diwujudkan dalam bentuk persembahan berupa
pelepasan dongdang atau sesaji ke tengah laut dan ditenggelamkan (dilarung).

Sesaji yang akan dilarung berupa kepala kerbau dan kambing, beragam makanan,
buah-buahan, perhiasan atau aksesoris, pakaian, dan sebagainya.

Ratusan perahu kayu dengan berbagai warna, ornamen, dan hiasan dilengkapi dengan
umbul-umbul dan ikut mengiringi perahu pengangkut joli atau dongdang yang telah
berisi bermacam sesaji berlayar ke tengah laut dan menabur bunga. Lokasinya dekat
perairan Batu Layar, atau sekitar lima mil laut dari Pantai Timur Pangandaran.

Dalam beberapa tahun terakhir, Hajat Laut atau kini Syukuran Nelayan ini telah
menjadi acara pariwisata skala besar di Kabupaten Pangandaran.

2.5 Dan lain-lain yang berkaitan dengan Hajat Laut

Hajat Laut dimeriahkan dengan berbagai perlombaan seperti panjat pinang dan
tangkap bebek yang dilepas ke laut. Acara tradisi ini juga disertai dengan pagelaran
berbagai jenis Kesenian Tradisional seperti; helaran, kirab dongdang, calung, wayang
golek, Tari Jaipong, Ronggeng Gunung dan tarian lainya.

III. REKOMENDASI

Hajat Laut atau kini Syukuran Nelayan ini telah menjadi acara pariwisata skala besar
di Kabupaten Pangandaran. Wisatawan dapat mengikuti acara tradisi ini dengan
mencoba berbagai perlombaan seperti panjat pinang dan tangkap bebek.

Berbagai Kesenian Tradisional seperti wayang golek dan tarian Tari Jaipong hingga
Ronggeng Gunung dapat dinikmati. Keseruan pada kegiatan puncak yaitu arakan
dongdang atau sesaji yang dinaikan ke salah satu perahu untuk dibawa ke tengah
laut dan ditenggelamkan (dilarung). Pada saat inilah, kita dapat menyaksikan ratusan
perahu kayu dengan berbagai warna, ornamen, dan hiasan dilengkapi dengan
umbul-umbul dan ikut mengiringi berlayar ke tengah laut.
IV. DAFTAR PUSTAKA

1. https://pesona.travel/keajaiban/4907/hajat-laut-tradisi-nelayan-pesisir-pangandar
an
2. https://www.mypangandaran.com/event/read/6/hajat-laut-prosesi-syukuran-nelay
an
3. http://traverse.id/budaya/hajat-laut-di-pangandaran/@himsaifanah

Anda mungkin juga menyukai