Anda di halaman 1dari 9

Makalah penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu hasil tugas harian sekolah

Guru Pembimbing : Ibu Tini Nuriyah,S.Pd

Disusun oleh :

Nama : Ika Nur Riskiyanti

Kelas : X TKJ

NISN : 0041076755
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Makalah Ilmiah Budaya Melayu Riau ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Tini Nuriyah,S.Pd pada mata pelajaran Budaya Melayu Riau. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mata
Pencaharian “Tapak Lapan” Masyarakat Melayu Riau bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tini Nuriyah,S.Pd yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang dipelajari.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan.

Perhentian Raja, 26 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

ka 1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian “Tapak Lapan”

2.2. Mata Pencaharian Orang Melayu


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Riau menjadikan kesenian sebagai titik memulai (starting point)
dengan memposisikan unsur kesenian sebagai inti lingkaran unsur-unsur
kebudayaan, dan memposisikan unsur kebudayaan lainnya di lingkar luar
yang saling mengait dengan lingkar inti. Unsur seni dapat ditemukan
berhubung kait dengan system religius (kepercayaan).

Dalam sistem pencaharian, kesenian terhubung erat dengan siklus


perekonomian yang digeluti orang Melayu. Melalui berbagai genre seni
pertunjukkan dan sastra, misalnya batobo yang hadir sebagai seni
fungsional dalam peristiwa ekonomis gotong royong, dan sangat nyata
dalam peristiwa ekonomi “ Tapak Lapan” . Istilah ini untuk menjelaskan
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Melayu yang
menunjukkan jenis pekerjaan sebagai sumber pendapatan keluarga Melayu.

Dalam kehidupan masyarakat Melayu, etika atau budaya kerja


mereka telah diwariskan oleh orang tuanya secara turun menurun. Dalam
ekonomi melayu, prinsip keadilan dan kebersamaan merupakan hal yang
penting.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa pengertian dari “Tapak Lapan” ?


b) Mata pencaharian apa saja yang termasuk dari “Tapak Lapan” ?
c) Bagaimana pandangan orang melayu tentang mata pencaharian “Tapak
Lapan” ?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari “Tapak Lapan” .
b) Untuk mengetahui apa saja mata pencaharian dari “Tapak Lapan” .
c) Untuk mengetahui bagaimana pandangan orang melayu tentang mata
pencaharian.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian “Tapak Lapan”

“Tapak Lapan” merupakan sistem mata pencaharian masyarakat


melayu riau. Kearifan lokal melayu telah memperkenalkan macam-
macam pekerjaan untuk mata pencaharian. Oleh orang Melayu di
Rantau kuantan, istilahnya dikenal dengan nama “Tapak Lapan”.
Tapak Lapan berarti delapan tapak (tempat berpijak) mata
pencaharian tradisional untuk mencari penghidupan.

Mata pencaharian yang termasuk kedalam “Tapak Lapan”, yaitu:


Berladang ( padi atau sayuran), berkebun (terutama kebun getah),
beternak, baniro (mengambil air nira untuk dijual airnya atau diolah
menjadi gula enau), bapakarangan (mencari ikan), mendulang
(mencari emas di sungai atau mencari hasil hutan di sepanjang aliran
sungai), bertukang dan berniaga.

Karena itu, sampai tahun 1970-an, orang di kampung tidak


menanyakan apa pekerjaan seseorang? Akan tetapi, apa “Tapak
Lapan” seseorang? Itu terjadi karena seseorang dapat memiliki dua
sampai tiga matapencaharian. Itu baru keuntungan dari sisi ekonomi.
Dari sudut psikologi, Tapak Lapan dapat menghilangkan tekanan
perasaan karena selang-seling pekerjaan yang dipilih berdasarkan
kesukaan.
Makna konsep tapak lapan melayu adalah tapak lapan yang
merujuk kepada satu pilihan utama, sedangkan yang lain hanyalah
penyokong aktifitas penting. Disebutkan dalam sebuah
ungkapan,bahwasanya “Tapak Lapan tidak boleh ditinggalkan”,sebab
terkait soal posisi pilihan penting, urgen, dan fundamental sifatnya.
Jika ditinggalkan maka akan hilanglah tumpuan pijakan. “Tapak
Lapan” adalah posisi pusat atau inti yang harus senantiasa
diperkokoh. Dari posisi pusat itu orang dapat melakukan beragam
aktifitas kerja yang lain yang dipilihnya.

2.2. Mata Pencaharian Orang Melayu

Mata pencaharian masyarakat orang melayu beraneka ragam,


mulai dari usaha yang bergantung kepada alam sampai pada usaha
yang mengandalkan jasa. Kekayaan yang dimiliki oleh bumi melayu
merupakan anugrah Allah SWT dan membuat masyarakat hidup
dalam serba cukup.Secara geografis, mata pencaharian tradisional
masyarakat bisa di bagi dalam dua kelompok, yaitu masyarakat yang
hidup di daerah daratan yang berhutan lebat, bersungai-sungai dan
berawa-rawa dan masyarakat hidup di daerah pesisir yang berlaut
luas. Maka usaha tradisional pun disesuaikan dengan keadaan kedua
daerah tersebut.

Pada dasarnya, dahulu kedua jenis daerah ini sistem mata


pencahariannya adalah dengan cara mengumpulkan bahan bahan
makanan yang di sediakan alam. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya masyarakat tidak bisa lagi menggantungkan
kehidupannya hanya pada pemberian alam saja. Perkembangan ini
lambat laun menimbulkan pula pembagian kerja secara alamiah.
Mereka yang hidup di pesisir akhirnya terdiri dari masyarakat taniu
adan masyarakat nelayan. Dan mereka yang hidup di daerah
pedalaman yang berhutan, berawa-rawa dan bersungai, dalam
perkembangan kemudian lebih mengutamakan bercocok tanam
dengan sistem ladang.

Paling kurang , ada delapan mata pencaharian tradisional


masyarakat melayu. Kedelapan pencaharian ini disebut juga tapak
lapan , maksudnya dari situlah kehidupan berpijak atau bertumpu
(Hamidy, 1999 : 212). Adapun tapak lapan tersebut adalah:

1. Berkebun, yakni membuat kebun kelapa dan kebun getah.


2. Berladang, yakni menanam padi dan sayuran.
3. Beternak, yakni memelihara ayam, itik, kambing, sapi, dan
kerbau.
4. Bertukang, yaitu membuat bermacam barang dan bangunan.
5. Membuat gula enau (Beniro) , yakni mengambil (menetek) air
enau, lalu dijual atau dijadikan manisan dan gula terlebih dahulu.
6. Bergadang (Berniaga) , seperti menjadi saudagar getah, menjual
hasil bumi dari kampung ke pasar serta membuka kedai.
7. Mengambil hasil hutan, seperti rotan, damar , jelutung, gaharu,
buah-buahan, kayu Bangunan dan binatang buruan.
8. Menangkap ikan, yakni menjadi nelayan. Bisa juga sambil
mendulang emas di beberapa anak sungai tempat mencari ikan.
Dari 8 mata pencaharian yang menjadi mata pencaharian
pokok atau utama. Seperti diterangkan terlebih dahulu, maka
berkebun getah dan kelapa merupakan mata pencaharian utama
kebanyakan orang melayu di Riau. Mata pencaharian yang lain akan
berperan sebagai pembantu atau penunjang. Karena banyak orang
melayu pernah menjadi petani karet, maka mata pencaharian yang
lain diabaikan .

Anda mungkin juga menyukai