Tentang
“TAPAK LAPAN”
Di Susun Oleh :
Kelas : X Mipa B
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah,dengan mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah
swt,yang telah memberikan kemudahan kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Tapak Lapan” dan kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas ini dengan baik.
Pada akhirnya hanya Allah jua-lah yang memberikan tawfiq dan ma’unahnya
kepada kita semua. Semoga keberadaan tugas ini mendapatkan ridha_NYA.
Akhirnya kritik dan saran senantiasa diharapkan agar untuk masa-masa yang akan
datang dapat disempurnakan semoga tugas makalah ini memberikan manfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Batasan Masalah.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi.........................................................................................................3
B. Perkembangan Perseptual...............................................................................................4
C. Sifat-Sifat Persepsi..........................................................................................................5
D. Bentuk-Bentuk Persepsi .................................................................................................5
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menggali, meneliti, mengkaji, serta menulis tentang Melayu rasanya tiada
pernah akan habis-habisnya karena bangsa Melayu telah memainkan peranan yang
sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia bahkan dunia. Namun
dalam perjalanannya, definisi Melayu semakin memudar dan sekarang menjadi
etnis atau suku bangsa.
Kata Melayu berasal dari kata “mala” yang artinya mula dan “layu” yang
artinya negeri. Jadi, Melayu dapat diartikan sebagai negeri asal mula atau negeri
asal usul. Dalam konteks prilaku, frasa Melayu diartikan pula “layu” yang
bermakna rendah atau merendah. Tapi bukan rendah diri, orang Melayu itu rendah
hati, menghormati pemimpin dan orang yang lebih tua dari dirinya. Masyarakat
Melayu memiliki adat dan tradisi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
pengaruh lingkungan alam.
Keberadaan orang melayu diyakini telah ada sejak 3000 tahun sebelum
masehi di wilayah Nusantara, yang dikenal sebagai proto-melayu. Namun pada
saat ini keberadaan orang Melayu lebih dominan berada di wilayah Sumatera.
Masyarakat Melayu merupakan masyarakat kompleks. Masyarakat Melayu
Riau memiliki adat dan tradisi yang homogen. Homogenitas corak adat dan tradisi
tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan alam dan
keadaan setempat. Kegiatan kehidupan masyarakat sehari-hari tidak lepas dari
kegiatan mata pencaharian masyarakatnya. Sumber pendapatan orang Melayu
Riau berasal dari pekerjaan tapak lapan, yaitu: beladang (pertanian), beternak
(peternakan), menangkap ikan (perikanan), beniro (menetek enau atau kelapa),
industry pengolahan hasil hutan (agroindustri), berkebun (perkebunan), bertukang,
berniaga (perdagangan). Tapak lapan merupakan penggabungan dua atau lebih
jenis pekerjaan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berbicara tentang ekonomi masyarakat Melayu, tentu kita berbicara
tentang mata pencaharian masyarakat Melayu sehari-hari. Masyarakat
Melayu biasanya melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan alam sekitar.
Dimana masyarakat Melayu cenderung memanfaatkan hasil alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
3
Orang Melayu juga masih kental terhadap kebudayaan dan tradisi turun
temurun yang masih melekat didalam kegiatan sehari-harinya. Setiap kegiatan
masyarakat Melayu didasarkan kepada adat istiadat, termasuk dalam melakukan
pekerjaan. Masyarakat Melayu memiliki unsur kepercayaan dan kebudayaan
terhadap alam sekitar, masyarakat Melayu juga mempunyai pantang larang yang
harus ditaati oleh semua masyarakat Melayu. Apabila pantang larang tersebut
dilanggar, maka masyarakat Melayu percaya bahwa mereka akan mendapatkan
kutukan atau pun musibah.
Unsur-unsur kebudayaan melekat pada sistem mata pencaharian di Melayu
Riau, yaitu dari mitos, legenda, syair, pantun, randai dan ritual atau upacara-
upacara adat. Alam menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi sistem mata
pencaharian masyarakat Melayu. Hilangnya hutan menyebabkan terancam dan
hilangnya mata pencaharian masyarakat Melayu dan juga unsur kebudayaan pada
siklus pekerjaan juga ikut menghilang karena tidak lagi menjadi mata pencaharian
dan dipraktekkan sebagaimana biasanya oleh masyarakat Melayu. Didalam
melakukan pekerjaannya, masyarakat Melayu memiliki etos kerja yang sangat
baik. Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok masyarakat. Masyarakat Melayu cenderung
memiliki etos kerja yang berhubungan dengan agama, norma dan adat istiadat
yang ada dalam menjalankan pekerjaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi orang Melayu?
2. Bagaimana sejarah ekonomi orang Melayu?
3. Apa yang dimaksud dengan Tapak Lapan?
4. Apa hubungan antara Tapak Lapan dengan kelestarian lingkungan?
5. Apa hubungan antara Tapak Lapan dengan etos kerja?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sistem ekonomi orang Melayu
2. Untuk mengetahui sejarah ekonomi orang Melayu
3. Untuk mengetahui konsep Tapak Lapan
4. Untuk mengetahui hubungan antara Tapak Lapan dengan kelestarian
lingkungan
5. Untuk mengetahui hubungan antara Tapak Lapan dengan etos kerja
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan dari sistem ekonomi orang melayu “Tapak Lapan” ini adalah
untuk meragamkan sumber pendapatan orang Melayu dan juga stategi untuk
menghadapi kegagalan atau krisis akibat dari hanya satu pekerjaan sebagai
sumber pendapatan.
Sistem ekonomi orang Melayu lebih menekankan kepada sistem ekonomi
kerakyaan, dimana sistem tersebut lebih berpihak kepada kelompok masyarakat
dengan ekonomi lemah dan menengah kebawah. Dan juga sistem ekonomi orang
Melayu, selalu memanfaatkan hasil alam yang ada disekitarnya. Sistem ekonomi
yang digunakan orang Melayu membuat masyarakatnya memiliki dua atau lebih
pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Melayu memiliki perekonomian yang
stabil. Dengan melakukan sistem tapak lapan ini, orang Melayu dapat
menghindari krisis dengan melakukan pergantian pekerjaan dengan pekerjaan
yang lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Sistem ekonomi orang Melayu didasarkan kepada unsur-unsur kebudayaan.
Dimana didalam melakukan semua pekerjaan sistem ekonomi ini, masyarakat
Melayu selalu melakukan semua kegiatannya sesuai dengan kepercayaan,
ritual dan upacara-upacara adat tertentu.
5
6
B. Sejarah Ekonomi Orang Melayu
Perekonomian paling awal dari masyarakat Riau ditandai dengan sifat-sifat
yang dimiliki oleh daerah maritim, dimana kehidupan masyarakatnya bertumpu
pada sektor perdagangan, sedang sektor pertanian merupakan usaha-usaha
perkebunan untuk melengkapi keperluan perdagangan. Jika diukur dengan masanya,
tingkat perekonomian orang Melayu dikatakan cukup maju. Khususnya dalam
bidang perdagangan.
Perekonomian orang Melayu diawali pada masa kerajaan Malaka dimana
perubahan cukup berarti dialami oleh masyarakat Melayu ketika sektor perdagangan
tidak mampu lagi menopang kehidupan mereka, sehingga sektor pertanian
yang kemudian menjadi basis perekonomian masyarakat Melayu. Berikut
beberapa tahap perkembangan ekonomi masyarakat Melayu:
a. Perkembangan Ekonomi pada Masa Kerajaan
Pada masa kerajaan ini, sumber perekonomiannya berada pada sektor
perdagangan, dimana kerajaan yang paling menguasainya adalah kerajaan
Sriwijaya pada abad ke VII-XIII. Namun pada abad ke XVI, pengaruh agama
Islam menumbuhkan banyak kerajaan Islam yang sumber perekonomiannya
bersandar pada sektor perdagangan.
Keberadaan Selat Malaka dilintas jalur perdagangan telah menjadi ajang
pertemuan bagi para pedagang yang berasal dari Cina, India, Arab dengan
penduduk Melayu. Wilayah Riau yang letaknya strategis secara otomatis
mendapat peluang pemasok barang dalam kancah perdagangan tersebut. Hal ini
membuat ekonomi orang Melayu menjadi semakin meningkat.
7
ada diwilayah Riau. Hal ini tentu saja menyebabkan ekonomi orang Melayu
mengalami kemunduran atau kemerosotan. Dengan jatuhnya kekuasaan atas
pusat-pusat dagang, bangsa pribumi Melayu yang semula berperan aktif dalam
menjalankan roda perniagaan telah bergeser dan semakin tenggelam dalam
kehidupan mereka yang agraris.
c. Perkembangan ekonomi barter menjadi ekonomi pasar
Secara tradisional, wilayah sepanjang aliran sungai merupakan daerah
hunian penduduk Melayu (perkampungan). Orang Melayu yang tinggal di
perkampungan tersebut memakai sistem barter untuk mendapatkan barang
kebutuhannya. Upaya orang Melayu dalam menambah pendapatan
keluarga dengan menjadi buruh. Hal ini membuat perekonomian orang Melayu
selalu mempunyai kedudukan yang lemah. Pada masa ini perekonomian
orang Melayu lebih mengutamakan pada sektor pertanian.
Sistem perekonomian orang Melayu yang masih memakai sistem barter
membuat munculnya sistem perekonomian Kapitalis, dimana orang Melayu
berada dibawah kepemimpinan bangsa Belanda. Dalam sistem ekonomi
kapitalis ini, Belanda telah mempunyai aturan perdagangan yang sesuai dengan
kepentingannya. Pemberlakuan sistem ini merupakan bentuk eksploitasi
terhadap sumber pendapatan orang Melayu. Hal ini menyebabkan
perekonomian orang Melayu tradisional yang bendasar pada sistem barter
mulai mengenal monetisasi. Hal ini menyebabkan perekonomian rakyat Melayu
mengalami goncangan.
d. Perkembangan ekonomi pada masa orde baru sampai sekarang
Sejak kemerdekaan Indonesia, keadaan perekonomian belum menentu.
Mengingat belum stabilnya situasi politik saat itu, namun sejak pemerintahan
Orde Baru memegang kekuasaan, maka kebijakan ekonomi diupayakan untuk
mendorong pengusaha pribumi. Pada masa ini pemerintah mengupayakan suatu
iklim perekonomian yang stabil, bebas hambatan serta mendorong
pertumbuhan industri. Pemerintah banyak mendirikan badan-badan tertentu
untuk tujuan membantu petani memperbaiki kedudukan ekonomi mereka.
Pada saat ini ekonomi orang melayu bersumber pada sektor pertanian.
Namun pada saat ini terjadinya kemerosotan ekonomi nasional yang
menyebabkan harga jual dari hasil pertanian orang Melayu menjadi rendah.
Hal ini menyebabkan ekonomi orang Melayu mengalami penurunan
8
pada saat ini. Namun orang Melayu dapat mengatasi hal tersebut, yaitu dengan
melakukan tradisi Tapak Lapan. Dimana orang Melayu melakukan beberapa
jenis pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga menyebabkan
perekonomian orang Melayu yang melakukan tradisi Tapak Lapan pada saat
ini menjadi stabil.
10
dukun dan tetua Melayu membuat berbagai macam cerita atau mitos yang
membuat masyarakat Melayu takut untuk merusak alam lingkungan.
Namun pada saat ini, sistem tapak lapan semakin menghilang. Hal ini
terutama disebabkan setelah lingkungan hidup berupa tanah ulayat mereka
diintervensi dengan kekuasaan yang curang dan pemilik modal yang serakah,
mereka terdesak dan saat ini pun kebanyakan dari masyarakat Melayu bersandar
dari satu jenis pekerjaan saja. Akibatnya mereka sangat rentan terhadap resiko.
Padahal dulu mereka adalah pedagang, petani dan tukang yang merdeka, yang
hanya sekedar menanti peninggalan sumber daya manusia untuk meningkatkan
taraf hidupnya.
Budaya Melayu sistem tapak lapan ini, telah membentuk mentalitas
masyarakat Melayu menjadi manusia yang bebas, mudah bergerak kemana-mana,
bisa bersaing, memperlihatkan kualitas teknis serta punya harga diri yang tinggi.
13
pekerjaan tapak lapan, masyarakat Melayu juga memiliki etos kerja yang berupa
keyakinan untuk dapat menstabilkan perekonomian keluarga dan untuk
menghindari krisis dengan melakukan pergantian pekerjaan dengan pekerjaan
yang lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem perekonomian orang melayu sangat bergantung kepada jenis-jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakatnya. Orang melayu cenderung untuk
melakukan sistem ekonomi tapak lapan, dimana terdapat delapan pekerjaan yang
biasanya dilakukan.
Dengan menggunakan sistem tapak lapan ini, masyarakat melayu memiliki
perekonomian yang stabil dan juga dapat terhindar dari krisis dengan melakukan
pergantian pekerjaan dengan pekerjaan yang lebih tepat dan sesuai dengan
kebutuhan. Sistem ekonomi tapak lapan ini, memiliki hubungan dengan alam
sekitar. Dimana pekerjaan tapak lapan semuanya berhubungan dengan alam
lingkungan yang dikaitkan dengan unsur-unsur kebudayaan dan kepercayaan
didalamnya.
Masyarakat melayu juga harus memiliki etos kerja yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan tapak lapan. Masyarakat melayu harus memiliki keyakinan
dan semangat dalam melakukan pekerjaan tapak lapan dengan baik karena akan
mengukur tingkat kemulian orang Melayu berdasarkan pekerjaan yang
dilakukannya.
B. Saran
Dalam zaman sekarang ini, sebaiknya masyarakat Melayu masih
mempertahankan pekerjaan tapak lapan yang ada. Hal ini dikarenakan sistem
ekonomi tapak lapan dapat menstabilkan perekonomian masyarakat Melayu yang
ada dan juga untuk mensejahterakan masyarakatnya. Sistem tapak lapan ini dapat
melestarikan unsur kepercayaan dan kebudayaan masyarakat yang ada
didalamnya dan juga dapat mengajarkan tentang hubungan manusia dengan alam.
Sehingga masyarakat melayu pada saat ini dapat melakukan pelestarian alam. Kita
juga dapat mencontoh etos kerja yang ada pada masyarakat melayu, karena
mereka menjunjung tinggi nilai agama, norma dan adat istiadat.
15
Daftar Pustaka
Effendi, Tenas. 2006. Tunjuk Ajar Melayu (Butir-butir Budaya Melayu Riau).
Yogyakarta: Adicita.
Rahman, Elmustian. Marni, Tien. Zulkarnain. 2003. Alam Melayu: Sejumlah
Gagasan Menjemput Keagungan. Pekanbaru: Unai Press.
Jamil, Taufik Ikram. Karim, Syaukani Al. Rahman, Elmustian. 2012. Ikhtisar
Budaya Melayu Riau. Riau: Yayasan Pustaka Riau.
Dahlan, Ahmad. 2014. Sejarah Melayu. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Mubyarto, dkk. 1993. Riau Menatap Masa Depan. Yogyakarta: Aditya Media.
Koentjaraningrat, dkk. 2007. Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam
Perubahan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Universitas Riau. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru:
Universitas Riau.
Binsar, Khalis. Mashuri. 2017. Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA Kelas
XI. Pekanbaru: PT Inti Prima Aksara.
Effendi, Tenas. 2003. Budaya Melayu yang Mengandung Nilai Ethos Kerja.
Pekanbaru: Unri Press.
http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/Innovatio/article/download/544/508
https://media.neliti.com/media/publications/40330-ID-revitalisasi-kearifan-lokal-
melayu-dalam-menjaga-harmonisasi-lingkungan-hidup.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Etos
16
17
18
19
20
21
22
1