Anda di halaman 1dari 8

Available at https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 868-875

Studi Literatur Kebijakan Moneter Islam Tanpa Bunga


Nirmadarningsih Hiya1), Saparuddin Siregar2)
1
Fakultas Ekonomi, Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia
2
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan
*Email korespondensi: nirmadarningsih.hiya@gmail.com

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana kebijakan moneter tanpa bunga. Bank sentral sebagai otoritas
moneter menggunakan instrument salah satunya suku bunga dalam menciptakan stabilitas moneter. Bunga
sebagai penentu setiap kegiatan ekonomi seperti konsumsi, tabungan, investasi, kesempatan kerja, ekspor impor
dan lain-lain.Inflasi selalu menjadi persoalan yang paling mendapat perhatian dari pemerintah dan para ekonom,
sejatinya inflasi tidak selalu menimbulkan dampak negative bagi pertumbuhan ekonomi bahkan inflasi bisa
menimbulkan dampak positif dan untuk menstabilkan laju inflasi pemerintah melakukan kebijakan moneter dan
fiskal. Dalam ekonomi Islam pengendalianinflasi bukan melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dengan
instrument suku bunga melainkan dengan pendekatan bahwa tidak ada penambahan uang, jika harus menambah
atau mencetak uang harus di ikuti dengan penambahan barang dan jasa, selain itu aspek moral dan nilai-nilai
sosial, tidak berlebihan dalam konsumsi dan melarang investasi yang tidak produktif atau spekulasi dan
bertransaksi melalui profit and loss sharing. Penelitian ini mendeskripsikan asumsi-asumsi bagaimana
berperilaku kebijakan moneter tanpa bunga, menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menganalisis
penelitian-penelitian terdahulu dari jurnal-jurnal berbagai negara. Penegasan bahwa Kebijakan Moneter tanpa
bunga dapat menjadikan inflasi berdampak positif bagi perekonomian dan fungsi bank sentral tidak hanya
menjaga kestabilan harga tapi juga kemakmuran bagi semua masyarakat dan menggunakan akad-akad yang ada
dalam ekonomi Islam dalam operasinya.

Keywords: KebijakanMoneter, tanpabunga, inflasi

Saran sitasi: Hiya, N., & Siregar, S. (2022). Studi Literatur Kebijakan Moneter Islam Tanpa Bunga. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 8(01), 868-875. doi: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v8i1.4307

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v8i1.4307

1. PENDAHULUAN merupakan salah satu sektor yang paling berperan


Kebijakan moneter berfungsi sebagai kunci dalam menjalankan kebijakan moneter. Sejarah
untuk mencapai sasaran tujuan ekonomi makro dalam mencatat bagaimana krisis keuangan yang melanda
sebuah negara. Pemerintah melalui Bank Sentral Indonesia 1997-1998 merupakan kenangan terburuk
selaku aksekutor kebijakan moneter terus berusaha dalam dunia perbankan Indonesia. Berdampak pada
mengatur jumlah uang yang beredar dengan berusaha runtuhnya beberapa lembaga perbankan dan
memelihara kestabilan nilai uang dari berbagai faktor menambah beban tugas pemerintah untuk turun
internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut tidak tangan dalam upaya menyelamatkan lembaga-
terlepas dari langkah-langkah pemerintah dalam lembaga keuangan dari krisis likuiditas. Ditambah
menetapkan dan mengatur suku bunga, kredit, harga dengan situasi sosial politik yang terus memburuk
aset, neraca perusahaan, nilai tukar dan ekspektasi menambah panjangnya krisis keuangan yang melanda
inflasi. Berbagai langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia. Sehingga menimbulkan permasalahan
selaku pengelola moneter di atas, perbankan ekonomi di Indonesia yang semakin konflik.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 869
Gambar 1.1 serta negara mana yang telah menerapkan kebijakan
Lingkaran Permasalahan Ekonomi Indonesia tersebut.
pada Masa Krisis Moneter
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analisis
deskriptif dengan studi literature menggunakan data
sekunder selama periode 2010 - 2020 yang sudah
dipublikasikan sebagai jurnal ilmiah baik nasional
maupun internasional terkait Kebijakan Moneter
Islam tanpa Bunga. Jurnal- jurnal tersebut diperoleh
dengan mengakses secara online dari jurnal yang telah
dipublikasikan. Metodologi yang digunakan dalam
Sumber: Bank Indonesia, LaporanTahunan 1997- penelitian ini adalah pendekatan metode kualitatif
1998 dengan statistic deskriptif studi literatur terhadap 20
Lain dari itu, perkembangan bank syariah di jurnal dan riset tentang Kebijakan Moneter Islam
Indonesia berdampak pada pengembangan Tanpa Bunga yang diperoleh dengan software Publish
mekanisme kebijakan moneter yang berbeda dengan and Perish 10 dan secara manual 10 dari emerald
bank konvensional. Tercatat 12 Bank Umum Syariah insight.
(BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), 163 Bank Artikel atau jurnal yang diperoleh selanjutnya
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan total diklasifikasikan sesuai konten pembahasan yaitu
jaringan kantor sebanyak 2.934 (OJK 2015). Sehingga konsep, stabilisasi dan inkonstitualisasi. Analisis
suku bunga berbasis riba tidak dapat diterapkan dalam konten dalam penelitian ini merupakan teknik yang
perbankan syariah yang mengharamkan riba. Maka sistematis untuk menganalisis makna pesan dan cara
pemerintah melalui UU No. 3 Tahun 2004 bahwa mengungkapkan pesan terkait dengan kebijakan
Bank Indonesia diberi amanah sebagai otoritas ganda moneter islam tanpa bunga. Pengklasifikasian dengan
yang dapat menjalankan kebijakan moneter membuat tabel excel kemudian dibagi beberapa
konvensional dan syariah secara bersamaan demi bagian penjelasan yaitu sitasi (referensi), abstrak,
mendukung lembaga perbankan syariah. Langkah temuan, kesimpulan, jenis penelitian, jenis pendekatan
utama dimulai dengan pengenalan instrumen moneter dan tahun terbit. Selanjutnya akan diambil kesimpulan
baru pada Februari 2000, dengan Sertifikat Wadi’ah dari tiap bidang pembahasan artikel.
Bank Indonesia (SWBI) dengan sistem pemberian
bonus. Penentuan tingkatan bonus merupakan rate 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kebijakan moneter syariah (Sukmana dan Ascarya Penelitian yang dilakukan Akbar Komijani
2010). Namun kemudian diganti denganSertifikat (2011) berupa Jurnal Money and Economy, yang
Bank Indonesia Syariah (SBIS) dengan akad ju’alah berjudul Performance of Monetary Policy Under the
pada tahun 2008. Dengan demikian penggunaan suku Interest Free Banking Law in Iran, (1972-2010).
bunga pada kebijakan moneter konvensional dapat Penelitian ini membahas mengenai mengendalikan
diganti dengan bagi hasil, fee, atau margin. Tingkat inflasi dan mencapai stabilitas harga dan untuk
imbalan hasil SBIS mengacu kepada Sertifikat Bank mengevaluasi dan bandingkan kinerja Bank sentral
Indonesia (SBI) satu bulan, namun bila SBI satu bulan Iran terutama pada tingkat inflasi di bawah dua
tidak digunakan lagi, dapat mengacu kembali kepada Hukum Uang dan Perbankan. Penelitian ini
SBIS dengan tenor terpendek (Ascarya 2010). mengunakan metodologi studi leteratur. Hasil
Langkah ini merupakan terobosan baru bagi Bank penelitian ini antara lain : (1) Bank Sentral Islam
Indonesia, sebagai bentuk respon positif pemerintah Republik Iran telah melalui masa-masa yang penuh
dalam menyambut pangsa bank syariah yang terus gejolak dan mendapatkan hasil yang beragam hasil
berkembang pesat. Berangkat dari hal tersebut, dalam usahanya.(2) Penilaian kinerja Pusat Bank
mekanisme transmisi kebijakan moneter syariah Republik Islam Iran (CBI) juga penting dariaspek lain
menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk yang merupakan pengalaman Bank Sentral dalam
dibahas lebih mendalam untuk mengetahui alur implementasi perbankan syariah berbasis syariah di
transmisi dan efektifitas kebijakan moneter syariah Iran.(3) Riba (bunga) Hukum Perbankan Bebas Iran

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 870
disahkan beberapa tahun setelah Revolusi Islam 1979 kepada sektor riil dengan menciptakan lapangan
dan membuka cakrawala baru di dunia perbankan pekerjaan baru berupa peningkatan produktivitas
praktek di Iran. dengan cara membuka peluang investasi riil sebagai
Penelitian lain adalah berupa artikel karya perimbangan dengan jumlah uang yang beredar.
Mohammad Selim (2019) berjudul The effectiveness Penelitian yang dilakukan Luqmanul Hakiem
of Qard-al-Hasan (interest free loan) as a tool of Ajuna (2017) berupa jurnal Al-Buhuts dengan judul
monetary policy membahas mengenai menyelidiki KebijakanMoneter Syariah. Penelitian ini membahas
efek makro ekonomi Qard-al-Hasan (QH) sebagai alat mengenai bagaimana menjaga dan merawat stabilitas
kebijakan moneter (MP) dan efektivitasnya dalam ekonomi negara. Metode yang digunakan dalam
mencapai kesempatan kerja dan stabilitas harga dalam penelitian yakni Library Research . Hasil penelitian
perekonomian dalam artikel tersebut memaparkan MP ini adalah (1)Kebijakan yang tercipta atas respon
berbasis QH secara positif mempengaruhi sektor riil ekonomi mikro yang kemudian dikelola secara makro
ekonomi dan meningkatkan output, dan ekonomi oleh pemangku Kebijakan (2) Langkah pengambilan
kembali ke pekerjaan penuh. QH memberikan biaya kebijakan harus sesuai dengan scenario syariah agar
pinjaman serendah mungkin di seluruh perekonomian ekonomi yang diharapkan pertumbuhannya tersebut
dan dengan demikian memicu pergeseran ke kanan mendapatkan berkah sehingga falah yang menjadi
dalam kurva penawaran agregat dan dengan demikian tujuan akhir ekonomi segaligus terwujud seiring
meningkatkan output dan menurunkan tingkat harga. kebijakan diambil. (3) Kebijakan moneter adalah
Metodologi yang digunakan Studi Library Research upaya mengendalikan atau mengarahkan
atau Penelitian Kepustakaan. perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan
Sementara Peneliti yang dilakukan Thomas (yang lebihbaik)dengan mengatur jumlah uang
Raffinot (2017) berupa jurnal denganjudul Interest- beredar (4) Kebijakan moneter merupakan peraturan
Rates-Free Monetary Policy Rule penelitian ini dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter
mengunakan metode Ekprorasi penulisan artikel ini untuk mengontrol uang yang beredar, inflasi dan
menggunakan teori Taylor, artikel ini memaparkan untuk memelihara stabilitas ekonomi suatu Negara.
mengenai untuk menilai sikap kebijakan moneter (5) Sistem moneter sepanjang zaman telah mengalami
tanpa bergantung pada suku bunga. Hasil penelitian banyak perkembangan, system keuangan inilah yang
ini bahwa (1) Aturan Kebijakan Moneter Bebas Suku paling banyak di lakukan studi empiris maupun
Bunga berimplikasi kebijakan moneter tanpa aturan historis bila dibandingkan dengan disiplin ilmu
Taylor mengacu pada suku bunga jangka pendek.(2) ekonomi lainnya. Sistem keuangan pada zaman
Ukuran Inflasi dan Target Inflasi ECB bertujuan untuk Rasulullah SAW.
menjaga inflasi indeks harga konsumen (CPI) di Penelitian yang lain Hoirul Amri (2018) berupa
bawah mendekati 2 persen dalam jangka menengah. jurnal Islamic Banking dengan judul Analisis
Penelitian selanjutnya Irwan Maulana dkk (2019) Kebijakan Moneter Pada Awal Pemerintahan Islam
Asy- Syukryyah berjudul Kebijakan Moneter Tanpa Terhadap Pembangunan Perekonomian Islam.
Bunga dan membahas mengenai mendeskripsikan Membahas mengenai kebijakan Moneter pada awal
asumsi bagaimana melakukan kebijakan moneter Pemerintahan Islam dalam Pembangunan Ekonomi
tanpa bunga, hasil pembahasan artikel ini adalah Islam .Metode yang dipakai studi pustaka (library
(1)menjadikan fungsi uang berjalan dengan baik di research).Hasil Penelitian ini bahwa pengelolaan
tengah masyarakat yaitu sebagai alat pembayaran system moneter pada awal Pemerintahan Islam
transaksi dan merefleksikan nilai suatu barang, bukan diserahkan kepada lembaga Baitul Mal dan dampak
menjadikan uang sebagai komoditas yang bisa di kebijakan moneter terhadap ekonomi pada permulaan
perjual belikan. (2) kebijakan moneter tanpa bunga berdampak terhadap kenaikan Agregate Demand
dialihkan dengan sistem bagi hasil atau investasi ke sekaligus Agregate Supply.
sektor riil menggunakan akad-akad muamalah Islam. Sementara penelitian yang dilakukan Mustafa
Penelitian ini menggunakan metodologi Library Edwin Nasution, Ph.D; Mohammad Soleh Nurzaman,
Research penelitian ini memberikan pemahaman SE (2006) berupa jurnal dengan judul Analisis
solusi yang harus dilaksanakan sebagai sebuah Stabilitas Dan Efektivitas Relatif Besaran Moneter
kebijakan moneter tanpa bunga adalah dengan Bebas Bunga Di Indonesia (Sebuah Pengujian
menjadi penarikan uang yang beredar lebih diarahkan Ekonometrik Pada Data Time Series Tahun 1971:1 –

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 871
2002:4) penelitian ini membahas tentang menganalisis keadaan depresi dimana kredit yang di kucurkan dapat
, mengevaluasi dan membuktikan keabsahan dari digunakan untuk membangkitkan aktifitas ekonomi
keefektifan dan kestabilan instrument-instrumen (3) Refinance ratio yaitu sejumlah proporsi dari
moneter syariah. Metode yang digunakan dalam pinjaman bebas bunga (4) Profit sharing ratio yang
penelitian ini adalah pendekatan kontegrasi dan error- sudah ditetapkan sebelum memulai suatu usaha,
correction mechanism. Hasil Penelitian velositas dimana bank sentral dapat menggunakan profit
agregat yang menunjukkan bahwa otoritas moneter sharing ratio ini sebagai instrument moneter.
dalam hubungannya dengan kebijakan pengaturan Penelitian yang lain Rudy Haryanto (2010)
tingkat harga, besaran moneter yang bebas bunga berupa jurnal Al Ihkam dengan judul Bagi Hasil Dan
mempunyai hubungan yang lebih erat dengan tingkat Bank Syariah (Solusi Terhadap Bunga Bank)
harga dibandingkan dengan besaran-besaran moneter Penelitian ini membahas mengenai kajian literasi
yang telah mengandung bunga. tentang bagi hasil yang diterapkan dalam perbankan
Selanjutnya Penelitian yang dilakukan Bambang syariah. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini
Sugiharto (2017). Berupa artikel jurnal Jurnal Stindo kajian literature. Hasil pembahasan diketahui ada
Profesional dengan judul Inflasi, Kebijakan Moneter persamaan antara ribâ dengan bunga bank. (1) Dengan
dan Fiskal. Dalam Ekonomi Islam artikel ini kesamaan itulah karena ribâ haram maka bunga bank
membahas tentang Menganalisis bagaimana ekonomi juga haram.(2) Bunga bank hukumnya haram karena
islam menyikapi tentang inflasi, kebijakan moneter adanya imbalan atas jasa yang diberikan oleh pemilik
dan fiscal. Hasil pembahasan artikel ini adalah (1) modal ataspokok modal yang dipinjamkan (3)
inflasi disebabkan bertambahnya uang yang beredar Tambahan imbalan jasa itu bersifat mengikat dan
melebihi yang seharusnya yang dapat disebabkan oleh diperjanjikan sebelumnya, sehingga besarannya sudah
factor permintaan dan penawaran, inflasi yang ditentukan di awal transaksi. Alasan lain kenapa
diakibatkan dari ekspektasi pelaku ekonomi yang bunga bank haram, karena yang menikmati bunga
berfikir laju inflasi yang terjadi di waktu-waktu lalu bank adalah para pemilik modal.(4) Jadi berdasarkan
akan berlangsung terus dimasa yang akan datang, kesamaan sifat antara ribâ dan bunga bank, maka
inflasi yang diakibatkan dari penyimpangan oleh bunga bank mengikuti hokum ribâ, yaitu haram.
penguasa negara (2) Dalam ekonomi islam baik Kecenderungan masyarakat menggunakan system
prinsip maupun prakteknya tidak hanya digunakan bunga (interest atau pun usury) lebih bertujuan untuk
pada perbankan tapi juga diterapkan pada semua lini mengoptimalkan pemenuhan kepentingan pribadi,
termasuk bank sentral, sehingga fungsi bank sentral sehingga kurang mempertimbangkan dampak sosial
tidak hanya menjaga kestabilan harga tapi juga yang di timbulkannya
kemakmuran masyarakat. Penelitian ini menggunakan Mohammad Selim dan M Kabir Hassan(2019)
metodologi kajian literature. dalam Artikenya berjudul Interest free monetary
Selanjutnya Penelitian yang dilakukan Siti Aisyah policy and its impact on inflation and unemployment
dkk (2019) berupa jurnal Jurnal Syariah berjudul rates menjelaskan bahwa implikasi yang mendalam
Aktualisasi Kebijakan Moneter Islam. Dalam bagi pembuat kebijakan dan pemimpin-pemerintah
Permasalahan Makro Ekonomi Islam penelitian ini yang mencari solusi untuk mempertahankan inflasi
membahan mengenai memberikan kajian literasi yang rendah dan tingkat pengangguran. Temuan
bagaimana kebijakan moneter ekonomi islam dapat dalam studi ini dengan jelas menggambarkan bahwa
memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan situasi ideal hanya bisa terjadi dicapai dengan
makro ekonomi Metode yang digunakan kajian mengejar IFMP. Tak heran jika negara-negara yang
literature. Hasil Penelitian adalah (1) reserve ratio secara historis mengejar IFMP seperti Jepang, Swiss,
yaitu presentase tertentu dari simpanan bank yang Swedia, Belanda dan Denmark telah mampu menahan
harus dipegang oleh bank sentral, sehingga dalam inflasi dan juga tingkat pengangguran dibandingkan
mengontrol jumlah uang yang beredar bank sentral dengan rekan-rekan mereka di antara negara-negara
cukup menaikkan reserve ratio ini tanpa harus berbahasa Inggris. Orisinalitas / nilai – Ini adalah salah
menambah atau mencetak uang (2) Moral suasion satu percobaan baru tentang perbedaan kinerja
yaitu peran bank sentral untuk meminta Lembaga ekonomi antara IFMP dan IBMP. Hasilnya memiliki
perbankan untuk meningkatkan kreditnya sebagai nilai yang signifikan bagi pembuat kebijakan dan
tanggungjawab mereka Ketika ekonomi dalam gubernur bank sentral yang telah berjuang untuk

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 872
mempertahankan MI yang lebih rendah selama dilakukan bank di sector riil. Jika investasi dan
beberapa dekade. produksi di sector riil berjalan dengan lancar, maka
Irwan Maulana dan Ruslan Husein Marasabessy return pada sector moneter akan meningkat. Sehingga
dalam artikelnya yang berjudul Kebijakan Moneter disimpulkan bahwa kondisi sektor moneter
Tanpa Bunga menjelaskan bahwa, Suku bunga merupakan cerminan kondisi sektor riil. Ketiga, solusi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam yang harus dilaksanakan sebagai sebuah kebijakan
kegiatan ekonomi terutama dalam mobilisasi dana moneter tanpa bunga adalah dengan menjadi
tabungan untuk investasi dan sebagai instrumen utama penarikan uang yang beredar lebih diarahkan kepada
kebijakan moneter hanyalah mitos dan artificial yang sector riil dengan menciptakan lapangan pekerjaan
dikembangkan oleh kaum kapitalis untuk baru berupa peningkatan produktivitas dengan cara
mempertahankan dominasinya dalam perekonomian. membuka peluang investasi riil sebagai perimbangan
Suku bunga dibangun oleh teori-teori seperti time- agar jumlah uang yang beredar bisa terkontrol dan
preference theory, liquidity preference theory, stabil. Dengan kata lain, permintaan terhadap uang
interestand deposit mobilization, bunga sebagai harga akan lahir terutama dari motif transaksi dan tindakan
kelangkaan dari modal, Penerapan suku bunga dalam berjaga-jaga yang ditentukan pada umumnya oleh
perekonomian ini menimbulkan alokasi sumber tingkatan pendapatan, makin besar permintaan akan
financial yang tidak efisien, ketidakadilan dalam akses uang untuk tingkatan pendapatan agregat tertentu Hal
untuk investasi, distribusi, dan konsumsi; ini sesuai dengan pendapat Keynes yang mendukung
ketimpangan antara sektor finansial dan sektor riil, penurunan suku bunga diimbangi dengan kesempatan
dan ketidakstabilan ekonomi. Sistem bunga dalam kerja penuh (full employment). Ia mengatakan jika
mobilisasi dana tabungan untuk investasi ini harus kesempatan kerja penuh akibat dari investasi yang
diganti dengan qardhasan, murabahah,dan pendanaan tinggi maka memerlukan penurunan tingkat bunga
yang berkeadilan (equityfinancing). Equity financing jauh dibawah rata-rata. Selanjutnya, transaksi
meliputi mudharabah, syirkah, dan kepemilikan pertukaran dalam kebijakan moneter harus terfokus
saham. Mobilisasi dana ini dilakukan oleh bank pada pertukaran barang dan jasa, sehingga perputaran
komersial yang menerapkan prinsip syariah. Bank uang dan barang serta jasa akan menjadi lebih balance
komersial Islam mengumpulkan dana dari simpanan tanpa terjadi sebuah ketimpangan dalam hubungan
biasa (demand deposit), tabungan mudharabah dan antara perimbangan peredaran uang, barang dan jasa
deposito mudharabah, serta saham. Dana ini Bank sentral sebagai regulator, bisa menggunakan
digunakan untuk menyediakan uang tunai bagi variable cadangan devisa, bukan suku bunga. Bank
nasabah, sebagai cadangan wajib, proyek pemerintah, sentral harus menggunakan kebijakan moneternya
dan investasi dalam bentuk mudharabah, syirkah, untuk menghasilkan suatu pertumbuhan dalam
saham, leasing, dan murabahah. Bank sentral sirkulasi uang yang mencukupi untuk membiayai
melakukan kebijakan moneter untuk mencapai tujuan pertumbuhan potensial dalam output selama periode
ekonomi tanpa menggunakan instrument suku bunga. menengah dan panjang, dalam kerangka harga-harga
Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan yang stabil dan sasaran sosioekonomi lainnya.
oleh Irwan Maulana (2019) dengan artikel yang Tujuannya untuk menjamin ekspansi moneter yang
berjudul Kebijakan moneter tanpa bunga, Perlunya pas, tidak terlalu lambat tetapi juga tidak terlalu cepat,
regulasi dari pemerintah berkoordinasi dengan bank tetapi cukup mampu menghasilkan kesejahteraan
sentral terkait kebijakan moneter tanpa bunga. yang merata bagi masyarakat. Laju pertumbuhan yang
Pertama, menjadikan fungsi uang berjalan dengan dituju haruslah yang bersifat kesinambungan, realistis
baik di tengah masyarakat yaitu sebagai alat serta mencakup jangka menengah dan jangka panjang.
pembayaran transaksi dan merefleksikan nilai suatu Terakhir, peluang dalam penerapan kebijakan moneter
barang, bukan menjadikan uang sebagai komoditas tanpa bunga perlu dukungan dalam pemahaman serta
yang bisa diperjual belikan. Kedua, kebijakan moneter kesadaran masyarakat muslim yang mempunyai
tanpa bunga dialihkan dengan system bagi hasil atau aturan yang sudah digariskan dalam nash mengenai
investasi kesektor riil menggunakan akad-akad keuangan yang mungkin kebijakan moneter lebihnya
muamalah Islam. Dalam system ekonomi, besar berada di tangan pemerintah sebagai regulator, yang
kecilnya pembagian keuntungan di sector moneter saat ini masih mengalami hambatan dalam kebijakan
ditentukan dari hasil investasi dan pembiayaan yang moneter yang Islami, akan tetapi kebangkitan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 873
keuangan secara syariah bukan ditentukan oleh dekade terakhir menciptakan stabilitas harga dan
kebijakan makro, tetapi perindividu muslim sangat produk di tingkat publik dan sehubungan dengan studi
menentukan sehingga dia bukan sekedar akan menjadi empiris dan teoritis yang dilakukan tentang hubungan
sebuah wacana, aktivitas dalam keuangan sehari-hari antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi, banyak
bahkan ia akan menjadi sebuah inspirasi kebijakan upaya telah dilakukan untuk memperkenalkan model
makro khususnya di bidang moneter. kebijakan moneter bebas bunga. Dalam hal ini dan
Artikel Bambang Sugiharto (2017) yang berjudul karena hubungan jangka panjang antara jumlah uang
Inflasi kebijakan moneter dan fiscal dalam Islam beredar dan likuiditas sebagai akibat inflasi, perhatian
dengan hasil penelitian, Mengendalikan inflasi dalam dan tindakan terpenting yang diambil oleh otoritas
ekonomi islam bukan melalui pengendalian jumlah moneter dan pejabat mengendalikan inflasi adalah
uang yang bererdar dan instrument suku bunga mengendalikan likuiditas. Karena ketidakstabilan
melainkan dengan pendekatan bahwa tidak ada permintaan uang dan ketidakstabilan hubungan antara
penambahan atau mencetak uang. Jika harus inflasi dan likuiditas yang disebabkan oleh inovasi
melakukan pencetakan uang maka harus di ikuti keuangan maka ekonom memperkenalkan model
dengan penambahan produktif barang dan jasa. Aspek moneter stabil yang menekankan mekanisme
moral dan nilai social yang perludibangun agar tidak transmisi moneter yang mana selama ini kebijakan
secara berlebihan melakukan konsumsi dan tidak moneter biasanya pasif dan dipengaruhi oleh
memperkenankan investasi yang tidak produkyif kebijakan keuangan di Iran. Inflasi tersembunyi secara
sehingga tercapai keseimbangan pasar uang dan stabil dalam ekonomi Iran, dan tingkat inflasi dua digit
barang melalui instrument profit dan loss sharing telah lama disaksikan di ekonomi Iran selama
sebagai pengganti suku bunga. bertahun-tahun.
Siti Aisyah dan Siti Nurmala (2019) Dalam
penelitiannya dapat diambil kesimpulan 1)Bunga 4. KESIMPULAN
merupakan permasalahan yang mengakibatkan Bahwasanya suku bunga mempunyai peranan
ketidakstabilan perekonomian, dalam keuangan islam yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi terutama
sector moneter memiliki ketergantungan terhadap dalam mobilisasi dana tabungan untuk investasi dan
sector riil. 2) Dalam kajian ekonomi islam bank sentral sebagai instrumen utama kebijakan moneter hanyalah
berfungsi antara lain memproduksi dan mitos dan artifisial yang dikembangkan oleh kaum
mendistribusikan uang berkoordinasi dengan kapitalis untuk mempertahankan dominasinya dalam
pemerintah dalam perannya sebagai penstabil internal perekonomian. Pentingnya peranan suku bunga
dan eksternal, sebagai pengawas lembaga keuangan dibangun oleh teori-teori seperti time-preference
yang ada dan sebagai pengelola system keuangan theory, liquidity preference theory, interest and
negara agar lebih stabil dan terarah. 3) Bahwa deposit mobilization, bunga sebagai harga kelangkaan
kebijakan ekonomi islam sejak zaman rasulullah SAW dari modal, opportunity cost of capital, bunga untuk
sudah dilaksanakan tanpa menggunakan instrument mengimbangi penurunan nilai uang karena Inflasi, dan
suku bunga. Sehingga hal ini menjadikan dasar yang bunga sebagai keuntungan yang tidak mempunyai
kuat untuk dapat diterapkan saat ini. dasar yang kuat. Penerapan suku bunga dalam
Rahman Saadat, Maryam Sheykhimehrabadi, perekonomian ini menimbulkan alokasi sumber
Alireza Masoudian (2016) Bank sentral biasanya finansial yang tidak efisien, ketidakadilan dalam akses
mengubah suku bunga, likuiditas, dan basis uang untuk investasi, distribusi, dan konsumsi;
untuk menegakkan kebijakan moneter. Aturan Taylor ketimpangan antara sektor finansial dan sector riil, dan
adalah salah satu aturan yang dikenal dalam transmisi ketidakstabilan ekonomi. Sistem bunga dalam
kebijakan moneter yang menjadi dasar bank sentral mobilisasi dana tabungan untuk investasi ini harus
menurunkan atau menaikkan suku bunga untuk diganti dengan qardhasan, murabahah, dan pendanaan
mengendalikan inflasi dan meningkatkan yang berkeadilan (equity financing). Equity financing
pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, studi yang meliputi mudharabah, syirkah, dan kepemilikan
dilakukan pada makro ekonomi memberikan banyak saham. Mobilisasi dana ini dilakukan oleh bank
bukti yang menunjukkan akan kebutuhan aturan atau komersial yang menerapkan prinsip syariah. Bank
kebijakan, dengan kata lain setelah berkembangnya komersial Islam mengumpulkan dana dari simpanan
kebijakan moneter bebas bunga ini dalam beberapa biasa (demand deposit), tabungan mudharabah dan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 874
deposito mudharabah, serta saham. Dana ini PenelitianIlmiah: Teori dan Aplikasi Teknis.
digunakan untuk menyediakan uang tunai bagi MateriPresentasi Forum RisetKeuangan Syariah
nasabah, sebagai cadangan wajib, proyek pemerintah, 2014 di Institute Pertanian Bogor Karim,
Adiwarman A (2001).
dan investasi dalam bentuk mudharabah, syirkah,
saham, leasing, dan murabahah. Bank sentral Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta:
melakukan kebijakan moneter untuk mencapai tujuan Rajawali Pers Karim, Adiwarman A (2007)
ekonomi tanpa menggunakan instrumen suku bunga Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada
5. REFERENSI Irwan Maulana, Kebijakan Moneter tanpa bunga,
Ascarya. Januari 2012. Alur Transmisi dan Jurnal Asy-syukriyah vol 19 No 01 Februari 2018
EfektifitasKebijakanMoneterGandadi Indonesia, Mustafa Edwin Nasution, Moh Soleh Nurzaman,
BuletinEkonomiMoneter dan Perbankan Vol. 14, Analisis stabilitas dan efektifitas relative besaran
Nomor 3. moneter bebas bunga di Indonesia, Jurnal
Daniar .Februari 2016 TransmisiKebijakanMonete , ekonomi dan pembangunan Indonesia Vol VI
Jurnal Falah Ekonomi Syariah Vol. 1, No.1. No.02 Januari 2006
Al-Maqrizi, Ighatsah al-Ummah bi Kasyfi al- Bambang Sugiharto, Inflasi, kebijakan moneter dan
Ghummah, al-Haram: ‘Ain al-DirasatwaalBuhuts fiscal dalam ekonomi islam, Jurnal stindo
al-Insaniyahwa al-Ijtima’iyah Amri Amir (2011). professional Vol 18 No.01 Maret 2017
Redenominasi Rupiah dan SistemKeuangan, Siti Aisyah, Siti Nurmala, Aktualisasi kebijakan
JurnalParadigmaEkonomika, Vol. 1, Nomor 4 moneter islam dalam permasalahan makro
Antonio, Muhammad Syafi`I (2001). ekonomi islam, Jurnal Syariah Vol VII No,02
Bank Syariah Dari TeoriKePraktek. Jakarta: Maret 2019
GemaInsani Press Ascarya, 2007. “Optimum Rudy Hatyanto, Bagi Hasil dan Bank Syariah, Jurnal
Monetary Policy under Dual Financial/Banking Al Ihkam Vol V No.02 Desember 2010
System.” Paper. Dipresentasikan pada USIM Heri Sudarsono, Analisis efektifitas transmisi
Islamic Economics Conference (IECONS 2007). kebijakan moneter konvensional dan syariah
Kuala Lumpur, Malaysia: UniversitiSains Islam dalam mempengaruhi tingkat inflasi, Jurnal
Malaysia, 17-19 Juli. Badri, M. A., Syamhudi, Ekonomi & Keuangan Islam Vol 3 No.2 Juli
K., Tuasikal, M. A., & Abu Ahmad Zainal 2017
Abidin, L. (2012). Edisi 02/2012-Majalah Anita Rahmawaty, Uang dan Kebijakan Moneter
Pengusaha Muslim: Masih AdakahRiba di Bank dalam perspektif ekonomi islam, Jurnal
Syariah? (Vol. 24). Yayasan Bina Pengusaha Equilibrium Vol 1 No.2 Desember 2013
Muslim. Amien Wahyudi, Kebijakan Moneter berbasis prinsip-
Chapra, M. Umer, SistemMoneter Islam, Jakarta : prinsip islam, Jurnal Justitia Islamica Vol 10
GemaInsani Press, 2000. No.1 Jan-Jun 2013
Chapra, M. Umer, Islam dan TantanganEkonomi, Lukmanul Hakiem Ajuna, Kebijakan Moneter
Jakarta : GemaInsani Press, 2000. Syariah, Jurnal Al Buhuts Vol 13 No.1 Juni 2017
Edwin Nasution, Mustafa dkk (2007). Hoirul Amri, Analisis Kebijakan Moneter pada awal
PengenalanEksklusifEkonomi Islam. Jakarta: Pemerintahan Islam terhadap Pembangunan
KencanaFathurrahman, Ayief (2015). Perekonomian Islam, Jurnal Islamic Banking Vol
Fractional Reserve Free-Banking 2 No.2 Februari 2018
DalamPerspektifMaslahah: Moh Selim, M Kabir Hassan, INTEREST FREE
SebuahKomparasiPemikiranEkonomi Islam dan MONETERY POLICY AND ITS IMPACT ON
Ekonomi Austria. INFLATION AND UNEMPLOYMNT RATES,
JurnalAkademika. Vol. 20 No. 02 Juli-Desember ISRA International Journal of Islamic Finance,
Fatwa Majelis Ulama Indonesia No.1 Tahun Emerald Publishing Limited 0128-1976 DOI
2004 10.1108/IJIF-06-2018-0065, Vol.11
Hatta M, No.01Maret2019
TelaahSingkatPengendalianInflasiDalamPerspek Saadat, Maryam Sheykhimehrabadi, Alireza
tifKebijakanMoneter Islam, Masoudian, TAYLOR RULE: A MODEL FOR
JurnalEkonomiIdeologis, http://www.jurnal- THE MECHANISM OF MONETARY POLICY
ekonomi.org/2008/06/16/telaahsingkat- AND INFLATION CONTROL IN THE
pengendalian-inflasi-dalam-perspektif- FRAMEWORK OF THE INTEREST-FREE
kebijakan-moneter-islam. HusainiAdian (2013). BANKING ACT, Advanced in Mathematical
FilsafatIlmu: Perspektif Barat dan Islam. Jakarta: Finance & Application, Published by IA
GemaInsaniIsmal, Rifki (2014). University of Arak, Iran, Vol.01 No.02 2016,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(01), 2022, 875
Akbar Komijani, Performance of Monetary Policy Khairul Anuar, Are Deposit and Investment Accounts
Under the Interest Free Banking Law in Iran, in Islamic Banks in Malaysia Interest-Free?
(1972-2010), Journal Money and Economy, Vol. JKAU: Islamic Econ Vol. 27 No. 2, pp: 29-58
6, No. 1 Mei 2021 (July 2014)
Mohammad Selim, The effectiveness of Qard-al- Bijan Bidabad, Abul Hassan, Interest-Free Bonds
Hasan (interest free loan), as a tool of monetary Financial Innovation: A Monetary Instrument for
policy, Emerald Insight Journal, Direvisi 11 Economy at Crisis, Journal of Economic
Maret 2018, 26 April 2018 14 Mei 2018 Diterima Cooperation and Development Vol. 32, 1 (2011),
8 Juli 2018 Vol. 12 No. 1 55-70
Thomas Raffinot, Interest Rates Free Monetary Policy Yusuf DINC, ECONOMIC CONTRIBUTIONS OF
Rule, Mercatus Journal 2017 INTEREST-FREE FINANCE MODELS,
Akmal S. Hyder, Ph.D, INTEREST-FREE BANKING Journal of Islamic Economics and Finance (JIEF)
IN SWEDEN: How much is it Islamic?, Diva- Vol. 2018 4(2) 175-194
Portal Org, Nov 2013
H.SadumanOkumus, Prof. Dr., ElifGunerenGenc,
Asst. Prof. Dr, INTEREST FREE BANKING IN
TURKEY: A STUDY OF CUSTOMER
SATISFACTION AND BANK SELECTION,
European Scientific Journal, vol.9, No.16 ISSN:
1857 – 7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431 thn 2013

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

Anda mungkin juga menyukai