Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“DASAR – DASAR AKUNTANSI”


Dibuat untuk melengkapi tugas dasar–dasar akuntansi keuangan lembaga

Disusun Oleh :

1.Annisa Eka Wati (0081783876)


2.Aulia Fitri Handayani (3180268268)
3.Fara Hanayanti (0079202894)

SMK KARYA NUGRAHA BOYOLALI


Tahun Pelajaran 2023/2024
1. BUATLAH MAKALAH MENGENAI KEBIJAKAN MONETER DI
NEGARA INDONESIA !
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan
neraca pembayaran) demi tercapainya tujuan ekonomi makro. Stabilisasi
ekonomi dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai
untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer
pada sektor riil .

Amrini, et al (2013) menyatakan bahwa Inflasi merupakan fenomena


ekonomi yang selalu menarik dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya
yang luas terhadap perekonomian Indonesia. Inflasi adalah kenaikan terus
menerus dalam rata-rata tingkat harga. Inflasi bisa berdampak positif atau
negatif terhadap perekonomian tergantung parah atau tidaknya inflasi. Inflasi
cenderung terjadi pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia
dengan struktur perekonomian bercorak agraris. Kegagalan atau guncangan
dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik dan
berakhir dengan inflasi pada perekonomian. Terjadinya inflasi di Indonesia
juga dipicu oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
sejak 14 Agustus 1997. Sistem nilai tukar yang dianut oleh Indonesia adalah
sistem nilai tukar mengambang (free floating exchange rate) yang berarti
bahwa nilai tukar rupiah akan terbentuk dan diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar atau berdasarkan hukum permintaan dan penawaran di
pasar. Depresiasi nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing mengakibatkan meningkatnya nilai ekspor.
Harga barang domestik yang lebih murah menarik minat pihak luar negeri
untuk menambah jumlah permintaan akan barangnya sehingga perlahan-lahan
harga akan naik dan menyebabkan inflasi (Amrini. et al , 2013).

Perekonomian Indonesia juga berpengaruh terhadap inflasi dan


sebaliknya. Menurut Mankiw (2003) dalam analisis makro, produk domestik
bruto dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Pada masa
perekonomian yang berkembang pesat, kesempatan kerja yang tinggi
menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan
pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan
jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. Sebaliknya,
inflasi yang tinggi juga berpengaruh buruk terhadap kinerja perekonomian di
Indonesia.

Pembangunan ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari beberapa


indikator perekonomian. Salah satu di antaranya adalah tingkat pengangguran.
Sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi
ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Padahal masalah pengangguran
erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi
ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan 1 %,
tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan
ekonomi setiap tahunnya hanya mampu menyerap tenaga kerja lebih kecil dari
jumlah pencari kerja maka akan menyebabkan adanya sisa pencari kerja yang
tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di
indonesia bertambah setiap tahunnya (Lubis, 2013)

Cioran, (2014) mengatakan bahwa tujuan utama dari kebijakan moneter


adalah stabilitas harga yang dicerminnkan dari tingkat inflasi. Hasil
penenlitiannya yang berjudul monetary economy policy, influation and the
causal relation between the inflation and the some of the macroeconomic
variables menyimpulkan bahwa adanya hubungan positif
signifikan antara tingkat suku bunga dengan inflasi akan tetapi inflasi memiliki
hubungan negarif signifikan terhadap tingkat pengangguran .

Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo di
Indenesia yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif signifikan antara
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran (Utomo, 2013). Penelitian yang
dilakukan oleh Utomo dilakukan dalam jangka waktu yang relatif pendek yaitu
dari tahun 2007-2009. Adanya perbedaan pendapat inilah yang mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Inflasi, Pengangguran dan
Kebijakan Moneter di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan
kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan
moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar
yang mengambang (free floating). Koestandar (2001) berpendapat bahwa
Bank Indonesia masih ragu-ragu menerapkan sistem nilai tukar free floating
secara murni. Oleh karena itu, menurutnya sistem nilai tukar free floatingtidak
efektif diterapkan di Indonesia. Selain dipengruhi oleh sistem nilai tukar,
apakah tingkat inflasi juga dapat dipengaruhi oleh variabel ekonomi makro
lainnya seperti tingkat suku bunga dan tingkat pengangguran. Apakah
terdapat hubungan antara tingkat inflasi dengan variabel ekonomi makro
lainnya serta bagaimana variabel-variabel tersebut mempengaruhi tingkat
inflasi di Indonesia. Berdasarkan permasalah yang dipaparkan tersebut, maka
rumusan masalah dari penelitian
ini adalah menjelaskan bagaimana efektifitas kebijakan moneter yang
tercermin pada tingkat inflasi serta penelitian ini juga melihat bagaimana
hubungan inflasi dengan variabel ekonomi makro lainnya yaitu tingkat
perngaguran dan tingkat suku bunga.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana hubungan antara inflasi
dengan tingkat pengangguran dan tingkat suku bunga serta kebijakan moneter
di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yaitu :

1.4.1 Penelitian ini sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran


mengenai bagaimana hubungan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran dan kebijakan moneter yang ada di Indonesia

1.4.2 Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil
kebijakan dalam mengendalikan tingkat inflasi sehingga mampu berdampak
positif terhadap kinerja ekonomi makro.

1.4.3 Penelitian ini berfungsi sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu
pengetahuan untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
terutama jurusan Ilmu Ekonomi tentang inflasi, tingkat pengangguran dan
kebijakan menoter di Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Topik utama penelitian ini adalah kebijakan moneter, inflasi dan
pengangguran di Indonesia. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi
(CPI), Tingkat Pengangguran(U), dan Tingkat bunga (BIrate). Penelitian ini
menggunakan data time
series, dalam kurun waktu 1990-2015. Metode yang digunakan
adalah ARCH (autoregressive Conditional HeteroSICedastic).

1.6 Sistematika Penelitian


Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh dari
skripsi ini. Tulisan ini terdiri dari enam bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari enam sub bab yaitu: latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis

Dalam bab ini berisi teori-teori pendukung yang berkaitan dengan


variabel-variabel yang diteliti. Selain itu juga ditambah dengan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

BAB III : Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian dari beberapa sub bab diantaranya :definisi


operasional variabel, data dan sumber data ,model penelitian, dan metode
analisa.

BAB IV : Gambaran Umum

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum semua variabel sesuai


dengan rentang waktu penelitian.

BAB V : Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan hasil serta pembahasan dari hasil data semua variabel
yang telah diolah.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dari penelitian serta saran yang
ditujukan kepada pihak yang berkepentingan dengan penelitian.
2. BAGAIMANA PELAKSANAAN BANK INDONESIA AGAR
NILAI RUPIAH STABIL ?
Dengan;;

1. mengeluarkan kebijakan intervensi ganda baik di pasar valuta asing


(valas) maupun pemberian SBN dari pasar sekunder
2. otoritas moneter,
3. perbankan dan sistem pembayaran,
4. tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter,
namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem
pembayaran).

3. BAGAIMANA TINDAKAN BANK INDONESIA DALAM


MENGAWASI PERBANKAN DASAR ?
Tindakan Bank Indonesia dalam mengawasi perbankan di Indonesia
adalah:

1. Bank Indonesia menetapkan peraturan,


2. Bank Indonesia melaksanakan pengawasan atas bank yang beroperasi
di Indonesia,
3. Bank Indonesia memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau
kegiatan usaha tertentu dari bank,
4. Bank Indonesia mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4. BAGAIMANA BANK INDONESIA DALAM


MENGENDALIKAN MONETER BILA TERJADI INFLASI ?
Bank Indonesia dapat menerapkan kebijakan moneter yang ketat
dengan menaikkan suku bunga yang berdampak pada permintaan
agregat sehingga akan menurunkan tekanan inflasi. Sebaliknya,
penurunan BI 7DRR akan menurunkan suku bunga kredit sehingga
meningkatkan permintaan kredit dari perusahaan dan rumah tangga .
5. BUATLAH MAKALAH MENGENAI FUNGSI BANK SEBAGAI
BANK SIRKULASI ! SEBELUM DI KUMPUL SUPAYA
MEMPRESENTASIKAN DIKELAS !
Fungsi dan Peran Bank Sentral di Indonesia

Alasan mengapa Bank Indonesia disebut bank sirkulasi adalah karena


fungsi dan peran bank sentral dilaksanakan oleh BI. Hal itu tertulis
dalam UU No. 13 Tahun 1968 dan UU No. 23 Tahun 1999. Adapun
peran serta fungsi bank sentral adalah sebagai berikut.
1. Bank Sirkulasi
Bank sentral dimana dalam hal ini adalah Bank Indonesia, memiliki fungsi
sebagai bank sirkulasi. Bank sirkulasi merupakan pemegang hak individual
dalam mengatur penerbitan, peredaran, dan penarikan uang di sebuah
negara.
2. Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank sirkulasi juga berperan dalam melaksanakan kebijakan moneter.
Artinya, bank sirkulasi bertanggung jawab atas penerapan kebijakan
mengenai instrumen moneter seperti fasilitas diskonto, operasi pasar terbuka,
dan pengawasan kredit selektif.
3. Banker’s Bank
Bankir atau banker’s bank merupakan peran lain dari bank sirkulasi. Fungsi
dari bank sirkulasi adalah menyediakan kredit likuiditas dan kredit likuiditas
gadai ulang untuk bank-bank konvensional. Oleh karena itu, bank sirkulasi
disebut juga sebagai bankir bagi bank umum lainnya.
4. Menjaga Kondisi Likuiditas Negara
Bankir atau banker’s bank merupakan peran lain dari bank sirkulasi. Fungsi
dari bank sirkulasi adalah menyediakan kredit likuiditas dan kredit likuiditas
gadai ulang untuk bank-bank konvensional. Oleh karena itu, bank sirkulasi
disebut juga sebagai bankir bagi bank umum lainnya.
5. Lender of The Last Resort
Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2009 yang menjelaskan dan mempertegas
tentang fungsi Bank Indonesia sebagai bank sirkulasi adalah lender of the last
resort. Maksud dari UU tersebut, Bank Indonesia bisa memberikan bantuan
pinjaman tingkat akhir kepada bank konvensional untuk kredit likuiditas
darurat.

Anda mungkin juga menyukai