Oleh:
Bella Septiara
NIM 2111070067
EKA193050 – 0K3A
PENDAHULUAN
Diera jaman sekarang ini adalah mudah untuk menilai apakah negara tersebut
merupakan negara yang sehat atau tidak atau apakah merupakan negara yang
berkembang atau mungkin negara maju. Untuk mengetahuinya, kita dapat melihat
stabil atau tidak. Salah satu tolak ukur stabil nya perekonomian negara adalah
dengan melihat apakah negara tersebut mengalami inflasi atau tidak. Inflasi sendiri
adalah fenomena alami dalam perekonomian dan bukanlah sebuah masalah, selama
Pada kondisi perekonomian yang tidak stabil, inflasi dapat terjadi kapan saja.
Dalam banyak kasus apabila inflasi terjadi dalam skala rendah masih tergolong
aman, tetapi jika terjadi dalam skala tinggi itu yang membuat perekonomian
menjadi tidak stabil dan harus segera diwaspadai. Pertumbuhan perekonomian yang
stabil juga dibarengi dengan tren yang positif yang memperlihatkan kondisi
ekonomi makro yang ideal. Hal ini terjadi karena adanya inflasi yang pada akhirnya
inflasi tersebut tinggi dan tergolong tidak stabil, maka akan sulit untuk dikendalikan
terus menerus, naiknya jumlah uang beredar dan mungkin juga karena faktor harga
minyak dunia, nilai tukar rupiah dan BI Rate. “Inflasi bukanlah masalah yang
terlalu berarti apabila keadaan tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang
diperlukan secara cukup dan dibarengi dengan naiknya tingkat pendapatan yang
lebih besar daripada persentasi tingkat inflasi tersebut”. (Pristyadi & Sukaris
(2019:4).
Selain faktor tersebut, “kemajuan teknologi digital yang pesat juga membuat
dunia, sehingga membuat negara tanpa batas. Hal tersebut juga berpengaruh secara
tidak langsung terhadap inflasi yang mungkin dapat terjadi dengan adanya gejolak
perekonomian di negara maju, yang akan segera berdampak pada negara lainnya”
(Tribudhi dan Soekapdjo dkk, 2019). Oleh karenanya, negara dapat membuat
Pengaruh lainnya adalah tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah yang
Pertambahan Nilai (PPN). Karena pada dasarnya, inflasi, nilai tukar rupiah dan
tingkat suku bunga merupakan variabel ekonomi makro yang saling berkaitan.
“Semakin banyak kenaikan jumlah uang beredar maka akan menaikkan tingkat
“Laju inflasi dan suku bunga sendiri dapat menimbulkan dampak yang
signifikan atas nilai tukar karena pada saat laju inflasi sebuah negara relatif naik
terhadap laju inflasi negara lain, permintaan atas valutanya menurun karena
ekspornya menurun. Hal ini mengakibatkan tingginya nilai valuta (mata uang
asing)”. (Madura, 2000). Selain itu, pesatnya pertumbuhan e-money juga memiliki
Berdasarkan uraian diatas, sangat terlihat begitu banyak faktor penyebab terjadi
nya inflasi. Oleh karena banyaknya pengaruh terhadap inflasi yang masih harus
mengenai pentingnya kestabilan ekonomi guna menjaga arus inflasi dengan judul
1. Apakah tingkat suku bunga dan kurs berpengaruh positif signifikan dengan
inflasi di Indonesia?
2. Apakah jumlah uang beredar secara nyata tidak berpengaruh terhadap inflasi di
Indonesia?
Indonesia?
4. Apakah penerimaan pajak dan nilai tukar rupiah berpengaruh secara positif
1. Menjelaskan tingkat suku bunga dan kurs apakah berpengaruh positif dengan
inflasi di Indonesia.
1. Bagi Penulis
ada, serta sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
referensi bagi mahasiswa jurusan akuntansi tentang inflasi dan hal lain yang
terkait.
3. Bagi Perusahaan
menjalin kerja sama baik antara perekonomian dan ruang lingkup kehidupan.
4. Bagi pembaca
Hibatullah, Afgan Yuan, and Diamonalisa Sofianty. 2022. “Tingkat Inflasi Dan
2(1): 862–68.
Kalalo, Harjunata Y.T., Tri Oldy Rotinsulu, and Mauna Th. B. Maramis. 2016.
Nainggolan, Ida Margareta, and Erna Garnia. 2020. “The Effect Of Volume And
Setyaningrum & Muljono. 2016. “Inflasi, Tingkat Suku Bunga Dan Nilai Tukar
https://journal.unimma.ac.id/index.php/bisnisekonomi/article/view/272.