Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH INFLASI TERHADAP PERTUBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tengah Semester
Genap Pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro

Oleh:

Lisnawati Sullyhangia Levia Rusyana

Program Studi Manajemen 2

NIM: 102018001

SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STIE) KRIDATAMA

BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir Makalah
Pengantar Ekonomi Makro dengan judul “Pengaruh Inflasi Terhadap
Pertubuhan Ekonomi Indonesia Tahun” sebagai salah satu syarat Ulangan
Tengah Semester (UTS).

Sholawat serta salam, penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad


SAW, yang penulis harapkan syafaatnya di hari perhitungan kelak. Penulis
mengungapkan rasa terimakasih kepada Bapak Maskarto Lucky Nara
Rosmadi, S.H, S.E., S.Sos.,M.M selaku Dosen Mata kuliah Pengantar
Ekonomi Mikro Penulis menyadari bahwa makalah ini hanya sebuah karya
sederhana yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Penulis mengucapkan maaf apabila dalam penulisan makalah ini


masih ada kekurangan dan kesalahan. Semoga karya sederhana ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.

Bandung, 9 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Tujuan .....................................................................................................1

II. Permasalahan

2.1 Rumusan Masalah...................................................................................2

III. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Inflasi.....................................................................................3

3.2 Macam-macam Inflasi..............................................................................5

3.3 Pengaruh Inflasi.......................................................................................7

3.3.1 Akibat Buruk Inflasi terhadap Perekonomian..................................9

3.3.2 Dampak Inflasi terhadap Individu dan Masyarakat.........................10

3.3.3 Cara Penanggulangan Inflasi..........................................................11

IV. Penutup

4.1 Kesimpulan..............................................................................................13

Daftar Pustaka...............................................................................................14

ii
I.

iii
II. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi merupakan kemerosotan nilai uang (kertas) karena
banyaknya dan cepatnya uang yang beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang. Sedangkan menurut kamus lengkap
ekonomi disebutkan bahwa inflasi merupakan suatu peningkatan
tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung
terus-menerus. Sehingga jika terjadi kenaikan harga barang (meskipun
dalam persentase yang besar) hanya sekali tidak bisa dikatakan
sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau
menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain
dan kenaikan harga-harga barang tersebut tidaklah harus dengan
persentase yang sama (Munthe, 2008).
Untuk mengidentifikasi inflasi lebih lanjut , inflasi dikelompokan
menrut sebabnya, menurut asalnya, pengaruh terhadap barang dan
atas besarnya laju inflasi.
Infalsi ini dapat mempengaruhi distribusi pendapatan (equity
effect), alokasi faktor produksi (efficiency effect), efek terhadap output
(output effect) dan efek terhadap distribusi (distribution effect) yang
dapat meberikan dampak yang positif atau pun negative baik itu di
masyarakat atau dalam suatu pemerintahan.

1.2 Maksud danTujuan


Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian Inflasi.
2. Agar mengetahui cara menangani inflasi.
3. Untuk mengetahui macam-macam jenis inflasi
4. Untuk mengetahui pertumbuhan

1
II. PERMASALAH

2.2 Rumusan Masalah

Bicara mengenai apa itu inflasi dan dampak bagi perekenomian


Indonesia, tentunya tidak bisa dilepaskan dari penyebab utamanya. Disadari
atau tidak, penyebabnya cukup banyak. Penyebabnya inilah yang membuat
inflasi terjadi. Baik itu yang bisa dikendalikan ataupun yang tidak.

Inflasi yang tidak terkendali bisa mempengaruhi perekonomian suatu


bangsa. Bahkan, jika tidak dikendalikan dengan benar, suatu negara akan
mengalami banyak masalah. Terutama dalam hal menyediakan kebutuhan
masyarakat.

Betapa tidak, masyarakat akan sulit untuk mendapatkan


kebutuhannya. Penyebabnya adalah mahalnya barang. Jika dipaksakan akan
mempengaruhi keuangan keluarga sehingga mau tidak mau masyarakat
perlu menahan diri untuk mendapatkannya. Kecuali barang-barang yang
sangat diperlukan meskipun dalam jumlah sedikit. Inflasi ini terjadi bukan
tanpa sebab. 

2
II. PEMBAHASAN

Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Perekonomian Indonesia

3.1 Pengertian Inflasi


Inflasi menurut Rahardja (1997:32) adalah kecenderungan dari harga-
harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga ini
ada yang dikatakan sebagai inflasi, ada juga yang tidak. Ketika harga barang
cuma satu atau dua buah saja, itu tidak disebut dengan inflasi. Melainkan ini
adalah strategi seorang penjual untuk mendapatkan keuntungan dari produk
yang dijualnya.

Sementara bila kenaikan harga ini saling mempengaruhi harga barang


lainnya dan terjadi terus-menerus, maka negara sedang mengalami inflasi.
Kondisi ini akan banyak mempengaruhi pada perekonomian suatu bangsa.

Intinya, bila kenaikan harga barang ini terus berkelanjutan dalam


setiap periode dan mempengaruhi harga jual barang lainnya, kondisi inilah
yang dikenal dengan sebutan inflasi. Dan inflasi ini biasa terjadi pada suatu
negara.

Adapun tiga Teori Inflasi yaitu :

1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas yaitu teori yang menjelaskan bahwa pada
prinsipnya inflansi terjadi karena bertambah uang yang beredar, bukan
karena faktor-faktor lain.
Berdasarkan teori kuantitas terdapat 2 faktor penyebab terjadinya
inflasi :

3
a. Jumlah uang yang beredar, banyaknya uang yang beredar
dimasyarakat akan meningkkatkan inflasi dan semakin besar
jumlah uang yang beredar maka tingkat inflasinya pun semakin
meningkat. Oleh karena itu pemerintah harus memperhitungkan
atau memperkirakan kemungkinan terjadinya inflasi apabila ingin
menambahkan uang baru, karena pembuatan uang baru dengan
jumlah terlalu banyak akan beerdampak ke pada ketidakstabilan
perekonomian,
b. Perkiraan masyarakat bahwa harga-harga akaan naik, ketika
masyarakat menganggap harga-harga akan naik maka hal yang
dilakukan masyarakat adalah membelanjakan uangnya dengan
barang, sehingga permintaan akan meningkat. Dalam teori ini
jelaskan bahwa untuk mengatasi inflasi yaitu dengan cara
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

2. Teori Keynes

Menurut teori ini inflasi terjadi karena masyarakat mempunyai


permintaan yang melebihi jumlah uang yang tersedia. Teori ini
memfokuskan bagaimana persaingan antar masyarakat dengan
penghasilan dapat memicu permintaan agrerat yang lebih besar
daripada jumlah barang yang tersedia sehingga menimbulkan
kenaikan barang.

3. Teori Stukturalis

Teori ini sering juga disebut dengan inflasi jangka panjang


karena teori ini mengatas sebab inflasi yang berasal dari stuktur
ekonomi, khusus bagi penyedia bahan makanan dan barang ekspor.

Teori ini juga menjelaskan bahwa penambahan barang terlalu lambat


sehingga tidak sebanding dengan pertumbuhan kebutuhan-nya dan

4
berakibat kenaikan harga bahan makan serta kelangkaan devisa
negara.

Jika sudah terjadi seperti ini maka kenaikan harga secara


merata dan terjadilah inflasi. Biasanya model inflasi ini cukup serius
cara menagatasinya, tiddsak hanya dengan caraa mengurangi uang
yang beredar, tetapi harus dengan peningkatan produktivitas dan
pembangunan sektor bahan pangan dan barang ekspor.

Dari kutipan di atas data diambil kesimpulan bahawa inflasi


adalah suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess
demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara
keseluruhan. Inflasi sebagai suatu kenaikan sebagai suatu kenaikan
harga yang terus-menerus dari barang jasa secara umum (bukan satu
jenis barang ddan dalam waktu yang singkat). Jadi, kenaikan harga
yang spordis bukan dikatakan sebagai inflasi.

3.2 Macam- Macam Inflasi


Untuk mengidentifikasi inflasi lebih lanjut , inflasi dikelompokan menrut
sebabnya, menurut asalnya, pengaruh terhadap barang dan atas
besarnya laju inflasi (Sugiyato, 1994:81).

1. Menurut besarnya laju inflasi


a. Inflasi Merayap (creeping inflation), adalah inflasi yang dditandai
dengan laju inflasi yang rendah (kurang 10% per tahun). Kenaikn
harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta
dalam jangka waktu yang relatiif lama.
b. Inflasi Menengah (galloping inflation), adalah inflasi yang ditandai
dengan kenaikann harga yang cukup besar (biasanya double atau
bahakan triple digit) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang
relative pendek.

5
c. Inflasi Tinggi (hyper inflation) adalah inflasi yang cukup parah
akibatnya. Dikarenakan harga-harga bisa naik sampai 5 atau 6 kali.
Keadaan ini timbul apabila pemerintahan mengalami defisit
anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya perang).

2. Berdasarkan Penyebabnya

a. Demand Pull Infaltion

Gambar 1.1
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregat demand) masyarakat yang terlalu tinggi sedangkan
produksi telah berada pada keadaan kesemapatan kerja penuh
atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh sehingga tidak
mungkin meningkatan produksi lagi. Dalam keadaan ini hamper
kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping
menaikkan harga dapat juga meningkatkan jumlah produksi
(output).

b. Cost Push Inflation

6
Gambar 2.2

Inflasi ini terjadi karena kenaikan harga atau biaya produksi


serta turunnya produksi. Dalam gambar 2.2 menggambarkan jika
biaya produksi naik dari P1 ke P2 (misalnya karena kenaikan harga
sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri atau kenaikan
harga bahan bakar minyak), maka kurva penawaran masyarakat
total (aggregate supply) akan bergeser ke S1 ke S2. Msks pad
gambar 2.2, kurva permintaan (aggregte demand) akan bergeser.

3. Menurut asal atau Sumbernya

a. Inflasi Domestik, adalah inflasi yang dimana sumber-


sumbernya baik dari sisi permintaan maupun penawaran
berasal dari dalam negeri Missalnya kenaikan gaji pegawau,
kenaikan tarif listrikk da kenaikan bahan bakar.
b. Inflasi luar Negeri, adalah inflasi yang disebabkan naiknya
harga barang impor yang bersal dari biaya produksi barang
diluar negrii yang tinggi atau naiknya tarif impor barang.

4. Menurut Pengaruh terhadap Harga Barang


a. Inflasi tutup (Closed Inflation), adalah yang terjadi akibat
kenaikan harga antara satu atau dua barnag tertentu.
b. Inflasi Teruka (open Inflation), adalah inflasi yang terjadi akibat
kenaikan harga semua barang.

3.3 Pengaruh Inflasi


Infalsi ini dapat mempengaruhi distribusi pendapatan (equity
effect), alokasi faktor produksi (efficiency effect), efek terhadap output
(output effect) dan efek terhadap distribusi (distribution effect)
(Sugiyono, 2004:85).

7
1. Equity effect, adalah efek yang ditimbulkan inflasi terhadap
pendapatan yang sifatnya tidak merata, dimana ada yang
dirugikan tetapi ada pula yang mendapatkan keunttungan
dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh
pendapatan tetap dan menyiman kekayaan berbentuk uang
akan memperoleh kerugian karena adanya inflasi.
Sebaliknya pihak-pihak yang memperoleh keuntungan
adalah mereka yang memperoleh keuntungan adalah
mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan
persentase yang ebih besar dar laju inflasi (Sugiyato,
2004:85).
2. Efficiency effect, Inflasi yang data mengubah pola alokasi
faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapatterjadi melalui
kenaikan perminntaan akan berbagai macam barang yang
kemudian dapat mendorong terjadinya suatu perubahan
dalam produkksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya
inflasi permintaan akan barang tertentu, akan terjadi
kenaikan yang lebih besar dari barang lain yang kemudian
akan mendorong terjadinya kenaikan produksi barang
tertentu
3. Output effect, Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya
kenaikan produksi. Alasannya, biasanya kenaikan harga
barang mendahului kenaikan upah sehinga keuntungan
perusahaan naik. Keuntungan perusahaan ini yang
mendorong kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi
cukup tinggi (hyper inflation) dapat mengakibatkan
penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai
uang turun dengan drastis, masyarakat  cenderung tidak
mempunyai uang kas, transaksi mengarah ke barter yang
biasanya diikuti dengan penurunan produksi barang.

8
4. Distribution effect, Inflasi yang disebabkan oleh naiknya
permintaan melebihi penawaran akan menyebabkan
redistribusi produk, dari mereka yang lemah daya belinya
kepada yang kuat. Apabila harga naik, maka daya beli
masyarakat akan turun. Meskipun demikian, ada
sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya
belinya melalui kredit perbankan, kenaikan penghasilan,
maupun pencetakan uang baru (khusus bagi pemerintah).
Dengan adanya inflasi, kelompok yang lemah tidak mampu
membeli produk yang mereka butuhkan dan mereka yang
kuat akan membeli sisa lebih produk-produk tersebut.

Menurut Sukirno (2002) menyatakan bahwa inflasi memiliki


dampak buruk yang terbagi menjadi 2 aspek yaitu akibat buruknya
kepada perekonomian dan akibatnya kepada individu-individu dan
masyarakat.

3.3.1 Akibat buruk inflasi terhadap Perekonomian


Dampak buruk atau negatif inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi disebabkan beberapa faktor penting yaitu.

1. Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif

saat terjadi inflasi pemilik modal lebih memilih


berinvestasi pada investasi yang bersifat spekulatif seperti
membeli rumah, tanah dan menyimpan barang berharga karena
akan lebih menguntungakan daripada melakukan investasi yang
produktif.

2. Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi


untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang
dipinjam, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga
pinjaman mereka. Makin tinggi inflasi maka makin tinggi pula

9
tingkat bunga. Tingkat bunga yagn tinggi akan mengurangi
keinginan investor untuk mengembangkan sektor produktif.

3. Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi


Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian
dan arah perkembangan ekonomi tidak dapat diramalkan
dengan baik sehingga mengurangi pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi.

4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran.


Inflasi menyeabkan harga barang impor lebih murah
sehingga menyebabkan impor berkembang lebih cepat tetapi
perkembangan ekspor menjadi lambat. Hal ini akan membuat
aliran modal keluar negeri akan lebih banyak daripada yang
masuk ke dalam negeri.
3.3.2 Dampak Inflasi terhadap individu dan Masyarakat
Inflasi yang terkendali bisa memberikan dampak positif bagi
perekonomian bangsa. Dampak positif ini berhubungan dengan
pendapatan masyarakat dalam bekerja. Betapa tidak, inflasi yang
terkontrol akan mendorong pengusaha dalam meningkatkan jumlah
produksinya. Ketika produksinya ditambah, jelas ini akan membuka
lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Masyarakat yang ditarik bekerja jelas akan mendapatkan
pendapatan. Ini menjadi bagian dari pengentasan kemiskinan. Dan
semuanya bisa berjalan baik bila ada kontrol dari pemerintah yang
mana bisa mengendalikannya dengan baik.
Selain itu, ada pihak lain yang diuntungkan. Terutama bagi
peminjam uang. Misalnya dulunya meminjam uang 100 ribu rupiah.

10
Akibat dari inflasi, uang 100 ribu yang dulunya terbilang mahal bisa
menjadi lebih ringan karena nilainya menurun.

Adapun dampak buruk atas individu-individu dan masyarakat


dapat dibedakan menjadi tiga aspek yaitu.

1. Memperburuk distribusi pendapatan.

Saat terjadi inflasi nilai harta tetap akan mengalami


kenaikan harga yang adakalanya terjadi lebih cepat dari
kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya bagi penduduk yagn
tidak memiliki harta tetap dan berpendapatan rendah akan
mengalami penurunan pada pendapatan riilnya.

2. Pendapatan riil merosot.

Dalam masa inflasi kenaikkan harga-harga mendahului


kenaikan pendapatan. Sehingga inflasi cenderung
menimbulkan penurunan pendapatan riil sebagian tenaga
kerja.

3. Nilai riil tabungan merosot.

Pada umumnya sebagian besar masyarakat


menyimpan kekayaannya dalam bentuk deposito dan
tabungan. Saat terjadi inflasi riil tabungan akan mengalami
penurunan. Serta pemegang uang tunai akan dirugikan
karena merosotnya nilai riilnya.

3.3.3 Cara Penggulangan Inflasi

1. Kebijaksanaa Moneter

11
Bisa dilakukan dengan cara penetapan cadangan
minimum, tingkat diskonto (discount rate), dan operasi pasar
terbuka (open market operation) (Rosnawati,2008).
a. Penetapan Cadangan Minimum (Reserve Requirements)
b. Tingkat Diskonto (Discount Rate)
c. Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation)

2. Kebijaksanaan Fiskal
a. Penurunan Pengeluaran Pemerintah
b. Menaikkan Pajak

3. Kebijaksanaan Non Moneter


a. Menaikkan Jumlah Hasil Produksi
b. Kebijaksanaan Upah
c. Pengawasan Harga dan Distribusi Barang-Barang

12
IV KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kelebihan
permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam
perekonomian secara keseluruhan. Inflasi sebagai suatu kenaikan
sebagai suatu kenaikan harga yang terus-menerus dari barang jasa
secara umum (bukan satu jenis barangddan dalam waktu yang
singkat). Jadi, kenaikan harga yang spordis bukan dikatakan sebagai
inflasi.
Infalsi ini dapat mempengaruhi distribusi pendapatan (equity
effect), alokasi faktor produksi (efficiency effect), efek terhadap output
(output effect) dan efek terhadap distribusi (distribution effect) dan
untuk mengatasi inflasi ini maka diperlukanlah kebijakaan moneter,
kebijakan fiscal dan kebijakan non moneter serta peranan pemerintah
dalam menanganani inflasi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Munthe, Kornel. (2008). “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Makroekonomi, dan
Kinerja Perusahaan Terhadap Kesulitan Keuangan
Perusahaan”. Medika Unika. Tahun 2008 No. 73 Edisi ke-4. Diakses
pada 23 Februari 2019

Sukirno, Sadono. 2003. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga.


Rajawali Pers. Jakarta.

Sugiyanto, Catur. 1994. Ekonomi, Uang dan Bank (Seri Diktat Kuliah).


Universitas Gunadarma.Jakarta. diakses 20 februari 2019

Merah Putih, (2019). “Kenali Inflasi dan dampaknya bagi perkonomian


Indonesia” dalam (https://merahputih.com/post/read/inflasi-dampak-
perekenomian-indonesia) diakses 24 februari 2019.

Imam Setiyanatoro, (2012). “Inflasi” dalam


(https://imamsetiyantoro.wordpress.com/tag/efek/) diakses 17 Februari
2019.

14

Anda mungkin juga menyukai