MAKALAH
Disusun Oleh :
SITTI MULYANA
RACHMADANA
(STAI-DDI) PINRANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai
upaya tugas makalah ini yang berjudul “Teori Inflasi” ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Definisi Inflasi...............................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Definisi Inflasi
1
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,
2016, h.152.
3
4
4
Zarkasi, Pengangguran, Inflasi dan Daya Beli Masyarakat Kalimantan Barat,
Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2015, h.44-45.
9
yang tak terduga akan berpengaruh terhadap distribusi dan alokasi sumber
daya dalam suatu perekonomian.
Sebagaimana diketahui, inflasi akan mengakibatkan merosotnya daya
beli suatu mata uang. Dengan kata lain, secara riil nilai suatu mata uang
menjadi lebih kecil dari nilai nominalnya. Apabila kita memiliki dan
menyimpan uang selama satu tahun sebesar Rp 100 dan pada tahun tersebut
laju inflasi adalah sebesar 7%, maka daya beli atau nilai riil uang tersebut
pada akhir tahun sebenarnya telah berkurang sebesar Rp7. Berkurangnya nilai
riil uang tersebut akan berpengaruh terhadap permintaan atau keinginan
masyarakat untuk memegang atau menyimpan uang. Dalam hal
perekonomian mengalami inflasi yang tinggi, maka dapat dipastikan bahwa
masyarakat akan berusaha mengurangi jumlah uang yang dipegang dan,
sebaliknya akan berusaha untuk menukarkannya pada barang yang nilainya
tidak mudah merosot karena inflasi.
Hal tersebut lebih lanjut akan berpengaruh terhadap transaksi ekonomi
dan alokasi sumber daya yang ada dalam perekonomian yang bersangkutan.
Contoh: dalam transaksi pinjam meminjam uang, inflasi akan berpengaruh
terhadap alokasi dana antara debitur dan kreditur. Bagi debitur pembayaran
kembali pokok dan bunga atas uang yang dipinjam secara riil menjadi lebih
kecil. Dengan demikian, dalam kondisi inflasi yang tinggi kreditur menjadi
pihak yang dirugikan dan debitur menjadi pihak yang diuntungkan. Laju
inflasi juga akan mendistorsi pajak pendapatan atau keuntungan yang
dikenakan oleh pemerintah kepada masyarakat, baik pajak terhadap
perseorangan maupun badan usaha yang pada umumnya bersifat progresif.
Artinya, semakin besar pendapatan atau laba yang diperoleh, maka tarif
pajaknya akan semakin besar. Sebagaimana diketahui, pajak pada umumnya
dikenakan pada pendapatan atau laba nominal yang diperoleh. Denganadanya
inflasi maka kenaikan pendapatan atau keuntungan tersebut juga tidak
mencerminkan adanya kenaikan pendapatan atau keuntungan yang
11
S
P2
P1
D2
D1
Q
Q1 Q2
5
Eko Sudarmanto, dkk., Teori Ekonomi: Mikro dan Makro, Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021, h.196-198.
12
6
Mahyarni dan Astuti Meflinda, Ekonomi Makro Terintegrasi, Pekanbaru: Suska Press,
2015, h.16-17.
7
Zarkasi, Pengangguran, Inflasi dan Daya Beli Masyarakat Kalimantan Barat,
Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2015, h.38-39.
13
S2
S1
P2
P1
Q
Q2 Q1
10
Eko Sudarmanto, dkk., Teori Ekonomi: Mikro dan Makro, Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021, h.194-195.
16
Selain cara ini bank central dapat menggunakan apa yang disebut
dengan tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan oleh bank
sentral pada bank umum. Pinjaman ini biasanya berwujud tam-
bahnya cadangan bank umum yang ada pada bank central.
Disconto rate ini bagi bank umum merupakan biaya untuk
pinjaman yang diberikan oleh bank sentral. Apabila tingkat dis-
konto dinaikkan oleh bank sentral, maka gairah bank umum untuk
meminjam makin kecil sehingga cadangan yang ada pada bank
sentral juga mengecil. Akibatnya kemampuan bank umum untuk
memberikan pinjaman pada masyarakat makin kecil sehingga jum-
lah uang beredar turun dan inflasi dapat dicegah.
Instrumen lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi
adalah politik pasar terbuka atau jual beli surat berharga. Dengan
cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkem-
bangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat ditekan
atau lebih rendah.11
Kebijakan moneter ini juga dapat dilakukan dengan cara:
a. Tight Money Policy, kebijakan uang ketat ini merupakan
suatu cara yang paling ampuh untuk mengatasi terjadinya
inflasi karena tindakan ini mempengaruhi segala sektor
perekonomian. Dengan tindakan ini seluruh sektor ekonomi
akan mengalami kemacetan dalam menjalankan aktivitasnya.
Kebijakan ini dalam sejarah perekonomian Indonesia pernah
diterapkan pada akhir tahun 1990 dan berhasil menurunkan
inflasi pada tahun 1992 secara tajam.
b. Menaikkan suku bunga bank melalui bank sentral.
Menaikkan suku bunga bank melalui bank sentral akan
meningkatkan minat masyarakat untuk menabung. Dengan
naiknya suku bunga akan menyebabkan permintaan uang
11
Zarkasi, Pengangguran, Inflasi dan Daya Beli Masyarakat Kalimantan Barat,
Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2015, h.46-47.
17
12
Mahyarni dan Astuti Meflinda, Ekonomi Makro Terintegrasi, Pekanbaru: Suska Press,
2015, h.24.
18
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk mengelola/ mengarahkan perekonomian ke
kondisi lebih baik atau yaang diinginkan dengan cara mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan pemerintah menyangkut pengaturan tentang
pengeluaran pemerintah serta perpajakan ini secara langsung dapat
mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mem-
pengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permint-
aan total. Kebijakan Fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran
pemerintah serta kenaikan pajak akan mengurangi permintaan total,
sehingga inflasi dapat ditekan pada tingkat terendah.13
Kebijakan fiskal yang dijalankan pemerintah untuk
mengurangi volume uang yang beredar agar inflasi dapat ditekan
adalah :
a. Meningkatkan Pajak
Dengan naiknya pajak yang ditetapkan oleh pemerintah
terhadap pendapatan masyarakat akan dapat menekan tingkat
konsumsi masyarakat sehingga laju peredaran uang dapat
dikurangi.
13
Zarkasi, Pengangguran, Inflasi dan Daya Beli Masyarakat Kalimantan Barat,
Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2015, h.47.
19
15
Ahmad Syakir, Inflasi Dalam Pandangan Islam, Medan: researchgate.net, 2016, h.2.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Priyono dan Teddy Chandra. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Surabaya: Zifatama
Publisher.
Priyono dan Zainuddin Ismail. 2012. Teori Ekonomi. Surabaya: Dharma Ilmu.
Sudarmanto, Eko dkk. 2021. Ekonomi: Mikro dan Makro. Medan: Yayasan Kita
Menulis.