Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INFLASI

DOSEN PEMBIMBING

IKA TRISNAWATI ALAWIYAH,M.Si

DISUSUN OLEH

1. LUTFI LUKMANA H.M ( 0183130040)

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU METRO LAMPUNG

FAKULTAS PERBANGKAN SYARIAH

2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Money And Banking dengan judul “Inflasi”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan do’a,saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuanyang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk salan serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.Akhirnya
kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Metro,27 Oktober 2018

Penulis

1
i
Daftar isi

Cover
Kata Pengantar ...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................iii
B. Rumuskan Masalah ...............................................................................................iii
C. Tujuan ...................................................................................................................iii
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Inflasi ..................................................................................................1
2. Penggolongan Inflasi ............................................................................................2
3. Faktor-faktor penyebab timbulnya inflasi di Indonesia.......................................4
4. Dampak yang ditimbulkan dari inflasi .................................................................5
5. langkah-langkah untuk mencegah terjadinya inflasi ............................................6
6. Peran Bank Sentral terhadap inflasi ......................................................................8

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................10

2
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat
mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan
ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan
tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan
yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai
permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam
menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau
tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.
Permasalahan tersebut menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam modern, seperti Ahmad Hasan, Hifzu
Rab, dan ‘Umar Vadillo, yang menyerukan penerapan kembali mata uang dînâr dan dirham sebagai jalan
keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi inflasioner di dunia ekonomi modern.Mereka beralasan bahwa
mata uang logam mulia dînâr dan dirham dapat menjamin keamanan transaksi karena keduanya
memberikan keseimbangan nilai terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan. Gagasan ini memberikan
akses terwujudnya ekonomi makro yangkuat dengan dukungan penuh mata uang yang berbasis kekuatan
riil materialnya. Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil,
pendapatan masyarakat akan terganggu, mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan moral. Maka
dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan moneter. Pengaruh inflasi cukup besar
pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat
perhatian para ekonom, pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan
kebijakan dikembangkan supaya inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah

1.   Apakah yang dimaksud inflasi?


2.   Penggolongan Inflasi
3.   Faktor-faktor penyebab timbulnya inflasi di Indonesia ?
4.   Apakah dampak yang ditimbulkan dari inflasi?
5.   langkah-langkah apa saja yang harus di ambil untuk mencegah terjadinya inflasi?
6.   Peran Bank Sentral terhadap inflasi

C. TUJUAN

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang inflasi .
3

3iii
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan kebalikan
dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli
masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan
tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya
daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi,yaitu manakala harga-harga
secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus).Akibat dari inflasi secara umum
adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun.
Secara umum, Pengertian inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara
umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga yang bersifat sementara
seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap sebagai inflasi, karena disaat setelah
masa lebaran, harga-harga dapat turun kembali. Inflasi secara umum dapat terjadi karena jumlah
uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi
yang tidak pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya
sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.

4
Sumber dari http://www.academia.edu 1
2. Penggolongan Inflasi

a. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya


Jenis inflasi menurut sifatnya dibagi menjadi 1 :
1. Inflasi merayap (creeping inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan
secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.

2. Inflasi menengah (galloping inflation)


Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar, (biasanya double digit atau bahkan triple digit)
dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya,
harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap
perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap (creeping inflation).

3. Inflasi tinggi (hyper inflation)


Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau enam kali.
Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam,
sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi.
Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya
ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai/ditutup dengan mencetak uang.

b. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya

 Demand Pull Infaltiaon.


Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi
produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (fullemployment), akibatnya adalah sesuai dengan
hokum permintaan, bila permintaan banyaksementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila
hal ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena
itu, untukmengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan
penambahantenaga kerja baru.

 Cost Push Inflation.


Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi(naiknya biaya produksi dapat
terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs matauang negara yang bersangkutan jatuh/menurun,
kenaikan harga bahan baku industri, adanyatuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu:
pertama, langsungmenaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga
produknyanaik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

5
1 (Nopirin, 1992) 2
c. Jenis Inflasi Menurut Asalnya
Jenis inflasi menurut asal dari inflasi dibagi menjadi2:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan pencetakan uang baru, gagal panen dan sebagainya.

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)


Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam negeri ini dapat mudah terjadi pada negara-negara
yang perekonomiannya terbuka. Inflasi ini dapat terjadi karena kenaikan harga-harga di luar
negeri, sehingga dapat menyebabkan :
a. Secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian barang-barang yang tercakup di
dalamnya berasal dari impor.
b. Secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi dari berbagai
barang yang menggunakan bahan mentah yang diimpor.
c. Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan
kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor
tersebut.
6

6 3
2(Boediono, 1985)
3.Faktor-faktor penyebab timbulnya inflasi di Indonesia

1. Inflasi Karena Permintaan (Demand Pull Inflation)

Demand Pull Inflation dikenal juga sebagai inflasi karena guncangan permintaan. Hal ini
disebabkan karena adanya tarikan permintaan yang begitu kuat dari masyarakat terhadap
berbagai jenis barang. Inflasi ini dikenal dengan istilah  Philips Curve Inflation. Inflasi ini dipicu
karena adanya interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa domestic
yang banyak di butuhkan masyarakat. Kondisi ini biasa terjadi pada masyarakat yang
perekonomian tumbuh cepat.

2. Inflasi Karena Bertambahnya Uang Yang Beredar (Quantity Theory Inflation)

Faktor penyebab inflasi yang berikutnya ialah karena bertambahnya uang yang beredar di
masyarakat. Teori ini dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa terdapat
keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang yang
ada tetap, namun uang yang beredar lebih besar dua kali lipat. Maka harga barang tersebut akan
melonjak sebanyak dua kali lipat.

3. Inflasi Karena Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)

Kenaikan biaya produksi yang terus menerus juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
inflasi. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya desakan biaya faktor produksi yang terus
mengalami kenaikan yang merupakan ciri-ciri ekonomi pasar . Kenaikan ini mau tidak mau akan
memaksa produsen untuk menaikkan harga produksi. Sehingga akan berakibat pada harga
produk yang akan naik saat diperjual belikan.

4. Inflasi Campuran (Mix Inflation)


Inflasi ini terjadi karena adanya permintaan dan penawaran yang mengalami kenaikan.
Penyebabnya tidak lain adalah karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Kondisi dimana permintaan terhadap suatu barang yang meningkat akan menyebabkan
ketersediaan barang dan faktor produksi mengalami penurunan. Dalam hal lain pengganti barang
atau substitusi barang yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia. Kondisi ini tentu akan
menyebabkan harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan. Inflasi ini cenderung sangat
sulit di atasi dan dikendalikan kenaikan atau supply barang lebih tinggi ataupun setara dengan
permintaan.

5. Inflasi ekspektasi (Expected inflation)


Expected inflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat yang
berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi.
Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan datang juga bisa menyebabkan
terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit
untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu signifikan.

6. Kekacauan ekonomi dan politik


Situasi ekonomi dan politik di suatu negara juga mempengaruhi adanya inflasi. Bila suatu negara
dalam kondisi yang tidak aman, harga-harga barang di negara tersebut cenderung mahal. Hal ini
juga pernah terjadi di Indonesia ketika ada kekacauan politik dan ekonomi pada tahun 1998.
Pada masa tersebut, level inflasi di Indonesia mencapai 70% padalah level inflasi yang normal
berkisar antara 3 hingga 4%.7

7
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/penyebab-terjadinya-inflasi 4
4. Dampak yang ditimbulkan dari inflasi

a. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan

dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau


Inflasi
merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi infasi lunak), inflasi dapat mendorong parkembangen
ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian,
akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi
masyarakat yang berpenghasilan tetap Inflasi akan menyebabkm mereka rugi karena penghasilan
yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan ilustrasi berikut! Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000
dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi, maka harga beras yang
semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh karena nilai beli uang Rp 100.000,00 jika
ditukarkan dengan beras kini hanya menjadi 80 kg. Dari ilustrasi tersebut, diketahui ada
penurunan nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg — 80 kg). Sebaliknya, orang yang berutang akan
beruntung. Anggaplah seorang petani mempunyai utang Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani
itu harus menjual beras 100 kg untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras
menjadi Rp 1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk membayar
utangnnya sebesar Rp 100.000,00.

b. Dampak Inflasi terhadap Ekspor

Pada keadaan Inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing
terjadi karena harga barang ekspor makin mahal. Masi dapat menyulitkan para eksportir dan
negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang
mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.

c.Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung

Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima
pada kenyataannya berkurang karena laju Inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang
menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposit dalam satu tahun. Deposito tersebut
menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat Inflasi sepanjang Januari
2006

8
5
.
5. Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya inflasi

Untuk mengatasi inflasi, pada intinya pemerintah dapat melakukan tiga hal, yaitu mengurangi jumlah uang yang
beredar, memperbanyak jumlah barang dan jasa serta menetapkan harga maksimum (agar harga tidak terus naik).
Secara lengkap, untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat melakukan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

I. Kebijakan Moneter yang Bersifat Mengurangi Jumlah Uang Beredar


Untuk mengatasi inflasi, tentu digunakan kebijakan moneter yang bersifat mengurangi jumlah uang beredar, yang
meliputi:
1) Kebijakan Pasar Terbuka, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menjual SBI (Surat Bank Indonesia). Dengan menjual SBI, Bank Sentral akan menerima uang dari masyarakat.
Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
2) Kebijakan Diskonto, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menabung di bank lebih
banyak. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
3) Kebijakan Cadangan Kas, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menaikkan cadangan kas minimum. Sehingga, bank umum harus menahan uang lebih banyak di bank sebagai
cadangan. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
4) Kebijakan Kredit Selektif, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan mengurangi jumlah pengusaha yang
bisa memperoleh kredit. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
5) Sanering, yaitu kebijakan Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah mengalami
hiperinflasi (inflasi di atas 100%). Dengan memotong nilai mata uang maka nilai uang yang beredar dapat dikurangi.
6) Menarik atau memusnahkan uang lama, yaitu kebijakan Bank Sentral mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara menarik atau memusnahkan uang lama seperti uang logam Rp5,00; Rp10,00 dan Rp25,00 serta uang
kertas Rp100,00.
7) Membatasi pencetakan uang baru.
Untuk mengatasi inflasi pemerintah harus membatasi pencetakan uang baru, agar jumlah uang yang beredar tidak
semakin bertambah.

II. Kebijakan Fiskal (Kebijakan Anggaran)


Kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara mengubah
penerimaan dan pengeluaran negara. Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan kebijakan fiskal sebagai
berikut:
1) Mengurangi pengeluaran pemerintah.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran sehingga permintaan terhadap barang dan jasa
berkurang, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
2) Menaikkan tarif pajak.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Kenaikan tarif pajak akan mengurangi tingkat
konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi akan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa yang
akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
9

9
6
III. Kebijakan Bukan Moneter dan Bukan Fiskal
Selain dengan kebijakan moneter dan fiskal, untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat menjalankan kebijakan
berikut:
1) Menambah hasil produksi.
Untuk menambah hasil produksi, pemerintah dapat memberikan subsidi dan premi atau membuat peraturan yang
mendorong pengusahapengusaha menjadi lebih produktif sehingga mampu menambah hasil produksi.
Bertambahnya hasil produksi berupa barang dan jasa, diharapkan mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar.
2) Mempermudah masuknya barang impor.
Dengan masuknya barang impor, jumlah barang yang masuk ke dalam negeri menjadi lebih banyak dan diharapkan
mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar. Untuk mempermudah masuknya barang impor dapat melalui
penurunan bea masuk impor dan mempermudah
aturan impor.
3) Tidak mengimpor barang-barang dari negara yang sedang mengalami inflasi.  Untuk mencegah menularnya
imported inflation (inflasi dari luar negeri), sebaiknya pemerintah tidak mengimpor barang-barang dari negara yang
sedang mengalami inflasi yang umumnya menjual barang dengan harga lebih mahal.
4) Menetapkan harga maksimum.
Agar harga tidak terus-menerus naik, pemerintah dapat menerapkan harga maksimum sehingga produsen (penjual)
tidak bisa menjual melebihi harga maksimum.
5) Melarang penimbunan barang yang biasa dilakukan pedagang.
Penimbunan barang bisa menyebabkan langkanya barang di pasaran sehingga memicu kenaikan harga-harga.
Dengan melarang penimbunan, berarti mencegah kenaikan harga-harga.
6) Menjaga kestabilan tingkat upah.
Dengan menjaga kestabilan tingkat upah (tidak membiarkan upah naik terus-menerus) maka kenaikan biaya
produksi bisa ditekan. Dengan demikian, pemerintah bisa mencegah naiknya harga jual barang-barang. Dalam hal
ini pemerintah telah mencegah terjadinya Cost Push Inflation (inflasi dorongan biaya produksi, lihat lagi tentang
macam-macam inflasi

10

10
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/penyebab-terjadinya-inflasi 7
6. .   Peran Bank Sentral terhadap inflasi

Peran Bank Sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu
negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa
kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan
kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat
suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan
karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)
maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank

11

11
http://heranoviyanth.blogspot.com 8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Adapun simpulan dari penjelasan mengenai Inflasi tersebut di atas adalah :
1.      inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi
secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan
diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia
2.       Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi yaitu: Jumlah uang beredar, defisit anggaran
belanja pemerintah
3.       Efek yang ditimbulkan dari Inflasi yaitu:
 1 Efek terhadap pendapatan (Equity    Effect),
 2  Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect),
 3  Efek terhadap Output (Output Effect)
 4  Inflasi dan Perkembanngan Ekonomi,
 5  Inflasi dan Kemakmuran masyarakat.
4.        Cara mencegah Inflasi yaitu: Kebijakan moneter, kebijaksanaan fiskal,  kebijaksanaan
yang berkaitan dengan Output,  kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing,  kebijakan lain,
perbaikan prilaku masyarakat.
5.      Cara mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga.
2. Penjualan surat berharga.
3. Peningkatan cadangan Kas.
4. Pengetatan pemberian kredit.
6. Peranan Bank Sentral
bank sentral berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs).

12

12
9
DAFTAR PUSTAKA

1. http://heranoviyanth.blogspot.com
2. http://khairilanwarsemsi.blogspot.com
3. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/penyebab-terjadinya-inflasi
4. Sumber dari http://www.academia.edu 13

13
10

Anda mungkin juga menyukai