Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Disusun Oleh:
Kelompok 3
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Inflasi dalam Perspektif Syariah”. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Ekonomi Mikro Islam .
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari
itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB III PENUTUP
3.2 Saran.................................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi inflasi dalam perspektif syariah
2. Untuk mengetahui penggolongan inflasi dalam perspektif syariah
3. Untuk mengetahui faktor penyebab inflasi dalam perspektif syariah
4. Untuk mengetahui dampak inflasi
5. Untuk mengetahui pengendalian inflasi dalam perspektif syariah
6. Untuk mengetahui inflasi dalam perspektif syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 PENGGOLONGAN INFLASI
Menurut Nopirin (1992), beberapa jenis inflasi, yaitu sebagai berikut.
2.2.1 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya
1) Inflasi merayap (creeping inflation); ditandai dengan laju inflasi yang
rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara
lambat, dengan persentase yang kecil dan dalam jangka yang relative lama.
2) Inflasi menengah (galloping inflation); ditandai dengan kenaikan harga
yang cukup besar (biasanya double digit atau triple digit dan kadang-
kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat
akselerasi. Artinya, harga-harga minggu/bulan in lebih tinggi dari
minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih
berat daripada inflasi yang merayap (creeping inflation ).
3) Inflasi tinggi (hyper inflation), inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-
harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan
untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin
ditukarkan dengan barang. Perputaran uang semakin cepat, harga naik
secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya
perang) yang dibelanjai/ditutup dengan mencetak uang.
4
berada di atas atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh, terjadilah
inflationary gap. Inflationary gap inilah yang akan menyebabkan inflasi.
2) Cost pust inflation
Menurut Boediono (1995), jenis inflasi menurut asal dari inflasi dibagi menjadi
sebagai berikut:
5
2.2.4 Jenis Inflasi Berdasarkan Harapan Masyarakat
a) Natural inflation, Jenis ini terjadi akibat berbagai faktor diluar kendali kita
atau dikontrol umat manusia pada umumnya. Al-Maqrizi berpendapat
ketika bencana.alam terjadi, berbagai kebutuhan pokok seperti bahan
makanan serta hasil bumi lainnya mengalami tekanan drastis dan
mengakibatkan kelangkaan. Satu sisi, dikarenakan sifatnya
yang.signifikan dalam keberlangsungan hidup, permintaan.terhadap
barang Kebutuhan pokok tadi mengalami peningkatan. Harga-harga di
pasaran naik tajam melebihi daya beli masyarakat luas. Inflasi yang
disebabkan oleh tekanan pada. Penawaran Agregatif (AS). atau
menguatkan Permintaan pasar Agregatif (AD) sesuai pendapat Al-Maqrizi.
b) Human error inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan manusia,
yaitu sebagai berikut:
1) Corruption and bad administration (korupsi dan buruknya administrasi),
akibat pengangkatan para pejabat yang berdasarkan suap, nepotisme, pada
berbagai jabatan penting dan terhormat yang menyalahgunakan
6
kekuasaannya untuk meraih kepentingan pribadi, baik untuk menutupi
kebutuhan finasial pribadi atau keluarga maupun demi kemewahan hidup.
Akibatnya akan terjadi penurunan drastis terhadap penerimaan dan
pendapatan negara. Keadaan inilah yang membuat perekonomian
Indonesia semakin terpuruk. Virus korupsi dan buruknya administrasi ini
mewabah mulai dari pejabat tinggi sebagai pemegang otoritas tertinggi
sampai ke tingkat lurah/desa. Di mana-mana setiap berurusan dengan
administrasi dan birokrasi selalu ada uang siluman.
2) Excessive tax (pajak yang tinggi), akibat dari banyaknya pejabat
pemerintahan yang bermental korup, pengeluaran negara mengalami
peningkatan yang sangat drastis. Sebagai kompensasi, mereka menerapkan
sistem perpajakan tinggi dan menerapkan berbagai jenis pajak. Efek yang
ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan adalah efficiency loss atau dead
weight loss. Konsekuensi dari biaya-biaya produksi meningkat, dan akan
berimplikasi pada kenaikan harga barang produksi.
3) Excessive sieignore (percetakan uang berlebihan), ketika terjadi defisit
anggaran, baik sebagai akibat dari kemacetan ekonomi maupun perilaku
buruk para pejabat yang menghabiskan uang negara, pemerintah
melakukan percetakan uang secara besar-besaran. Menurut Al-Maqrizi
seperti yang dikutip Adiwarman Azwar Karim, percetakan uang yang
berlebihan akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P1), menurunnya
nilai mata uang secara drastis, akibatnya uang tidak lagi bernilai.
7
b) Selain karena peningkatan uang beredar, peningkatan permintaan juga
disebabkan oleh expected inflation. Apabila masyarakat meyakini
bahwa inflasi pada tahun ini akan tinggi, masyarakat cenderung
membelanjakan uangnya saat ini untuk membeli dan menyimpan
barang, terutama barang barang yang bisa melindungi kekayaan dari
inflasi, misalnya emas dan properti. Akibatnya, inflasi menjadi
melambung.
c) Inflasi juga bisa terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya. Keterbatasan kekayaan yang dimiliki menyebabkan
masyarakat menggunakan kartu kredit untuk melakukan belanja.
Penggunaan kartu kredit untuk konsumsi merupakan upaya belanja
dengan menggunakan kekayaan yang diharapkan akan diterima pada
masa datang. Hal ini menyebabkan bertambahnya uang beredar yang
melebih pendapatan yang bersangkutan yang mendorong terjadinya
inflasi.
2.4 DAMPAK INFLASI
Dampak yang ditimbulkan inflasi adalah sebagai berikut.
a) Redistribusi pendapatan dan kekayaan. Salah satunya adalah redistribusi
dari kreditur ke debitur.
b) Distorsi harga. Pada inflasi rendah, pembeli dan penjual menyadari inflasi
tersebut dan bisa membedakan perbedaan inflasi antarbarang yang saling
substitusi (misalnya, daging dengan telur), jadi jika harga daging lebih
tinggi, orang beralih ke telur, tetapi pada inflasi tinggi, orang tidak
memahami perbedaan laju inflasi karena harga semua barang naik.
c) Distorsi penggunaan uang. Setiap orang mengubah cara menggunakan
uang. Karena inflasi berarti menurunkan nilai real uang, orang cenderung
meminimalisasi jumlah uang yang dipegang.
d) Distrosi pajak. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi beban pajak secara
rill.
8
2.5 PENGENDALIAN INFLASI
1) Kebijakan moneter atau politik moneter
merupakan politik negara dalam menentukan peraturan-peraturan dan
Tindakan tindakan dalam lapangan keuangan negara.Secara lebih khusus
kebijakan moneter mempunyai pengertian sebagai tindakan makro
pemerintah melalui bank sentral dengan cara mempengarui penciptaan
uang. Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa
mempengaruhi jumlah uang beredar, yang selanjutnya pemerintah bisa
mempengaruhi pengeluaran investasi, kemudian mempengaruhi
permintaan agregeat dan akhirnya tingkat harga sehingga tercipta kondisi
ekonomi sebagaimana yang dikehendaki.
Kebijakan moneter dalam Islam berbijak pada prinsip prinsip dasar
ekonomi Islam sebagai berikut ;
a) Kekuasaan tertinggi adalah milik AllahSWT. dan Alla-lah
pemilik yang absolut.
b) Manusia merupakan Pemimpin (kholifah) di bumi, tetapi bukan
pemilik yang sebenarnya.
c) Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah
karena seizin Alloh, dan oleh karena itu saudara-saudaranya
yang kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaan
yang dimiliki saudara- saudaranya yang lebih beruntung.
d) Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
e) Kekayaan harus diputar.
f) Menghilangkan jurang perbedaaan antara individu dalam
perekonomian, dapat menghapus konflik antar golongan.
g) Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi
semua individu, termasuk bagi anggota masyarakat yang
miskin.
9
Kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro.
Tujuan kebijakan ekonomi makro umumnya adalah mencapai kemakmuran
masyarakat (social welfare). Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter
sebagaimana sudah diungkapkan di atas, maka bank sentral mengeluarkan
berbagai instrumen atau alat untuk mempengaruhi situasi perekonomian sehingga
bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan pemerintah. Kebijakan moneter dengan
sasaran tunggal, yaitu stabilisasi harga (pengendalian tingkat inflasi), pada
umumnya menggunakan
10
2.6 INFLASI DALAM PERSPEKTIF SYARIAH
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi karena mata uang yang
digunakan adalah dinar dan dirham, yang memiliki nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh Islam. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah
dan hanya terjadi satu kali, yaitu sebelum Perang Hunian. Walaupun
demikian, Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu inflasi
akibat berkurangnya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia.
Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur
rasyidin, yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat
kesalahan manusia ada tiga hal, yaitu korupsi, administrasi yang buruk dan
pajak yang berlebihan, serta pencetakan uang dengan maksud menarik
keuntungan yang berlebihan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil telaah pustaka dan analisa yang telah diuraikan pada bab
terdahulu maka kesimpulan dari pokok permasalahan yang dibahas adalah
sebagai berikut:
1) Faktor penyebab terjadinya inflasi
a. Natural inflation (inflasi yang terjadi karena sebab alamiah) :
Bencana alam
b. Human error (inflasi terjadi karena kesalahan manusia) : Korupsi
dan administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan, pencetakan
uang yang berlebihan, sifat Israf atau berlebih-lebihan dari setiap
individu.
2) Pengaruh Inflasi Terhadap Perekonomian Indonesia
12
3.2 SARAN
Penulis menyarankan pembaca untuk mendalami masalah inflasi dalam
perspektif syariah dan dapat merealisasikan cara pengendaliannya agar
dapat membatu menstabilkan perekonomian masyarakat yang ada di
indonesia sehingga dapat memberikan dampak positif bagi orang yang
mengamalkannya dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
13
DAFTAR PUSTAKA
14