Anda di halaman 1dari 18

INFLASI DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu : Dwithia Chan yo Putri, S.E., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Zohria Purnama Putri (2120603085)

Muhammad Raihan Nugroho (2120603096)

Kartika Syahbuana (2120603106)

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Inflasi dalam Perspektif Syariah”. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Ekonomi Mikro Islam .

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari
itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palembang, 09 maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inflasi ................................................................................................ 3

2.2 Penggolongan Inflasi .......................................................................................... 4

2.2.1 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya ................................................................... 4

2.2.2 Jenis Inflasi menurut sebab terjadinya....................................................... 4

2.2.3 Jenis Inflasi Menurut Asal Dari Inflasi...................................................... 5

2.2.4 Jenis Inflasi Berdasarkan Harapan Masyarakat ......................................... 6

2.3 Faktor Penyebab Inflasi ...................................................................................... 6

2.4 Dampak Inflasi .................................................................................................... 8

2.5 Pengendalian Inflasi ........................................................................................... 9

2.6 Bagaimana Inflasi dalam Perspektif ................................................................ 11

ii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12

3.2 Saran.................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Inflasi dalam dunia ekonomi memberi pengaruh negatif terhadap daya beli dan
tingkat kesejahteraan masyarakat secara luas. Hal ini dikarenakan inflasi dapat
mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi, investasi, kenaikan
biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang.
Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil,
pendapatan masyarakat akan terganggu, menghambat investasi, dan ketidakpastian
stabilitas ekonomi. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi
merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para
ekonom, pemerintah, maupun kebijakan suatu negara.
Kenaikan harga akan menyulitkan masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan
rendah dan yang berpenghasilan tetap. Jumlah uang yang sama diperoleh jumlah
barang yang lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Salah satu cara mengendalikan
inflasi adalah menggunakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter didefinisikan
dengan rencana dan tindakan otoritas moneter yang terkoordinasi untuk menjaga
keseimbangan moneter, kestabilan nilai uang, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup
rakyat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi inflasi dalam perspektif syariah?
2. Bagaimana penggolongan inflasi dalam perspektif syariah?
3. Apa faktor penyebab inflasi dalam perspektif syariah?
4. Apa dampak terjadinya inflasi?
5. Bagaimana pengendalian inflasi dalam perspektif syariah?
6. Bagaimana inflasi dalam perspektif syariah?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi inflasi dalam perspektif syariah
2. Untuk mengetahui penggolongan inflasi dalam perspektif syariah
3. Untuk mengetahui faktor penyebab inflasi dalam perspektif syariah
4. Untuk mengetahui dampak inflasi
5. Untuk mengetahui pengendalian inflasi dalam perspektif syariah
6. Untuk mengetahui inflasi dalam perspektif syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INFLASI

R. McConnell Campbell dan Stanley L. Brue mengemukakan inflasi


sebagai a rise in the general level of prices,' yang berarti inflasi merupakan
kenaikan harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama periode
waktu tertentu.

Taqyuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi (1364-1441) (Euis Amalia, 2005


menyatakan bahwa inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami
kenaikan yang berlangsung secara terus-menerus. Pada saat itu persediaan barang
dan jasa mengalami kelangkaan, sedangkan konsumen harus mengeluarkan lebih
banyak uang untuk sejumlah barang dan jas yang sama.
Menurut Adiwarman Azwar Karim, pengertian inflasi Islam tidak berbeda
dengan inflasi konvensional. Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala
kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari pengertian
ini, inflasi merupakan gejala yang terjadi karena kenaikan harga barang yang
terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu
tempat, tetapi di seluruh penjuru suatu negara, bahkan dunia, Kenaikan harga ini
berlangsung secara berkesinambungan dan bisa semakin meninggi jika tidak
ditemukan solus pemecahan penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan
terjadinya inflasi tersebut.

Maka secara umum definisi inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga


untuk menaikkan secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar
dari harga barang-barang lain.

3
2.2 PENGGOLONGAN INFLASI
Menurut Nopirin (1992), beberapa jenis inflasi, yaitu sebagai berikut.
2.2.1 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya
1) Inflasi merayap (creeping inflation); ditandai dengan laju inflasi yang
rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara
lambat, dengan persentase yang kecil dan dalam jangka yang relative lama.
2) Inflasi menengah (galloping inflation); ditandai dengan kenaikan harga
yang cukup besar (biasanya double digit atau triple digit dan kadang-
kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat
akselerasi. Artinya, harga-harga minggu/bulan in lebih tinggi dari
minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih
berat daripada inflasi yang merayap (creeping inflation ).
3) Inflasi tinggi (hyper inflation), inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-
harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan
untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin
ditukarkan dengan barang. Perputaran uang semakin cepat, harga naik
secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya
perang) yang dibelanjai/ditutup dengan mencetak uang.

2.2.2 Jenis Inflasi Menurut Sebab Terjadinya


Jenis inflasi menurut sebab terjadinya, menurut Boediono (1995), dibagi atas
sebagai berikut."
1) Demand Pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat demand),
sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh
atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Apabila kesempatan kerja
penuh (full employment) telah tercapai, penambahan permintaan
selanjutnya hanya akan menaikkan harga (sering disebut dengan inflasi
murni). Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP

4
berada di atas atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh, terjadilah
inflationary gap. Inflationary gap inilah yang akan menyebabkan inflasi.
2) Cost pust inflation

ditandai dengan kenaikan harga dan turunnya produksi. Dengan demikian,


inflasi yang disertai dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan
adanya penurunan dalam penawaran total (agregat supply) sebagai akibat
kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan
turunnya produksi.

2.2.3 Jenis Inflasi Menurut Asal dari Inflasi

Menurut Boediono (1995), jenis inflasi menurut asal dari inflasi dibagi menjadi
sebagai berikut:

1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)


Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul, misalnya karena deficit
anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, gaga panen,
dan sebagainya.
2) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam negeri ini dapat mudah terjadi
pada negara-negara yang perekonomiannya terbuka. Inflasi ini dapat
terjadi karena kenaikan harga-harga di luar negeri sehingga dapat
menyebabkan:
a.) kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian barang-barang yang
tercakup didalamnya berasal dari impor.
b.) kenaikan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi dari berbagai
barang yang menggunakan bahan mentah yang di impor.
c.) kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan
pengeluaran pemerintah/swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan
harga impor tersebut.

5
2.2.4 Jenis Inflasi Berdasarkan Harapan Masyarakat

Berdasarkan harapan masyarakat, inflasi dapat dikategorikan menjadi dua,


yaitu sebagai berikut,

1) Expected inflation, yaitu besar inflasi yang diharapkan atau diperkirakan


akan terjadi. Misalnya, apabila inflasi dari tahun 2001 sampai tahun 2006
konstan 6%, kemudian besarnya inflasi yang ditargetkan tahun 2007 6,5%.

2) Unexpected inflation, yaitu inflasi yang tidak diperkirakan akan terjadi.


Misalnya, diperkirakan inflasi tahun 2007 sebesar 6,5%, kemungkinan besar
inflasi tahun 2007 menyimpang dari 6,5% menjadi 6,8%. Penyimpangan
tersebut merupakan unexpected inflation.

2.3 FAKTOR PENYEBAB INFLASI

Secara umum, penyebab terjadinya inflasi menurut ekonomi Islam seperti


yang dikemukakan Al-Maqrizi Taqyudin (1996) adalah sebagai berikut:

a) Natural inflation, Jenis ini terjadi akibat berbagai faktor diluar kendali kita
atau dikontrol umat manusia pada umumnya. Al-Maqrizi berpendapat
ketika bencana.alam terjadi, berbagai kebutuhan pokok seperti bahan
makanan serta hasil bumi lainnya mengalami tekanan drastis dan
mengakibatkan kelangkaan. Satu sisi, dikarenakan sifatnya
yang.signifikan dalam keberlangsungan hidup, permintaan.terhadap
barang Kebutuhan pokok tadi mengalami peningkatan. Harga-harga di
pasaran naik tajam melebihi daya beli masyarakat luas. Inflasi yang
disebabkan oleh tekanan pada. Penawaran Agregatif (AS). atau
menguatkan Permintaan pasar Agregatif (AD) sesuai pendapat Al-Maqrizi.
b) Human error inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kesalahan manusia,
yaitu sebagai berikut:
1) Corruption and bad administration (korupsi dan buruknya administrasi),
akibat pengangkatan para pejabat yang berdasarkan suap, nepotisme, pada
berbagai jabatan penting dan terhormat yang menyalahgunakan

6
kekuasaannya untuk meraih kepentingan pribadi, baik untuk menutupi
kebutuhan finasial pribadi atau keluarga maupun demi kemewahan hidup.
Akibatnya akan terjadi penurunan drastis terhadap penerimaan dan
pendapatan negara. Keadaan inilah yang membuat perekonomian
Indonesia semakin terpuruk. Virus korupsi dan buruknya administrasi ini
mewabah mulai dari pejabat tinggi sebagai pemegang otoritas tertinggi
sampai ke tingkat lurah/desa. Di mana-mana setiap berurusan dengan
administrasi dan birokrasi selalu ada uang siluman.
2) Excessive tax (pajak yang tinggi), akibat dari banyaknya pejabat
pemerintahan yang bermental korup, pengeluaran negara mengalami
peningkatan yang sangat drastis. Sebagai kompensasi, mereka menerapkan
sistem perpajakan tinggi dan menerapkan berbagai jenis pajak. Efek yang
ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan adalah efficiency loss atau dead
weight loss. Konsekuensi dari biaya-biaya produksi meningkat, dan akan
berimplikasi pada kenaikan harga barang produksi.
3) Excessive sieignore (percetakan uang berlebihan), ketika terjadi defisit
anggaran, baik sebagai akibat dari kemacetan ekonomi maupun perilaku
buruk para pejabat yang menghabiskan uang negara, pemerintah
melakukan percetakan uang secara besar-besaran. Menurut Al-Maqrizi
seperti yang dikutip Adiwarman Azwar Karim, percetakan uang yang
berlebihan akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P1), menurunnya
nilai mata uang secara drastis, akibatnya uang tidak lagi bernilai.

Di samping itu, inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari:

a) Kenaikan harga barang impor; penambahan penawaran uang yang


berlebihan tanpa dikuti oleh penambahan produksi dan penawaran
barang: kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan
yang kurang bertanggung jawab.

7
b) Selain karena peningkatan uang beredar, peningkatan permintaan juga
disebabkan oleh expected inflation. Apabila masyarakat meyakini
bahwa inflasi pada tahun ini akan tinggi, masyarakat cenderung
membelanjakan uangnya saat ini untuk membeli dan menyimpan
barang, terutama barang barang yang bisa melindungi kekayaan dari
inflasi, misalnya emas dan properti. Akibatnya, inflasi menjadi
melambung.

c) Inflasi juga bisa terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya. Keterbatasan kekayaan yang dimiliki menyebabkan
masyarakat menggunakan kartu kredit untuk melakukan belanja.
Penggunaan kartu kredit untuk konsumsi merupakan upaya belanja
dengan menggunakan kekayaan yang diharapkan akan diterima pada
masa datang. Hal ini menyebabkan bertambahnya uang beredar yang
melebih pendapatan yang bersangkutan yang mendorong terjadinya
inflasi.
2.4 DAMPAK INFLASI
Dampak yang ditimbulkan inflasi adalah sebagai berikut.
a) Redistribusi pendapatan dan kekayaan. Salah satunya adalah redistribusi
dari kreditur ke debitur.
b) Distorsi harga. Pada inflasi rendah, pembeli dan penjual menyadari inflasi
tersebut dan bisa membedakan perbedaan inflasi antarbarang yang saling
substitusi (misalnya, daging dengan telur), jadi jika harga daging lebih
tinggi, orang beralih ke telur, tetapi pada inflasi tinggi, orang tidak
memahami perbedaan laju inflasi karena harga semua barang naik.
c) Distorsi penggunaan uang. Setiap orang mengubah cara menggunakan
uang. Karena inflasi berarti menurunkan nilai real uang, orang cenderung
meminimalisasi jumlah uang yang dipegang.
d) Distrosi pajak. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi beban pajak secara
rill.

8
2.5 PENGENDALIAN INFLASI
1) Kebijakan moneter atau politik moneter
merupakan politik negara dalam menentukan peraturan-peraturan dan
Tindakan tindakan dalam lapangan keuangan negara.Secara lebih khusus
kebijakan moneter mempunyai pengertian sebagai tindakan makro
pemerintah melalui bank sentral dengan cara mempengarui penciptaan
uang. Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa
mempengaruhi jumlah uang beredar, yang selanjutnya pemerintah bisa
mempengaruhi pengeluaran investasi, kemudian mempengaruhi
permintaan agregeat dan akhirnya tingkat harga sehingga tercipta kondisi
ekonomi sebagaimana yang dikehendaki.
Kebijakan moneter dalam Islam berbijak pada prinsip prinsip dasar
ekonomi Islam sebagai berikut ;
a) Kekuasaan tertinggi adalah milik AllahSWT. dan Alla-lah
pemilik yang absolut.
b) Manusia merupakan Pemimpin (kholifah) di bumi, tetapi bukan
pemilik yang sebenarnya.
c) Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah
karena seizin Alloh, dan oleh karena itu saudara-saudaranya
yang kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaan
yang dimiliki saudara- saudaranya yang lebih beruntung.
d) Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
e) Kekayaan harus diputar.
f) Menghilangkan jurang perbedaaan antara individu dalam
perekonomian, dapat menghapus konflik antar golongan.
g) Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi
semua individu, termasuk bagi anggota masyarakat yang
miskin.

9
Kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro.
Tujuan kebijakan ekonomi makro umumnya adalah mencapai kemakmuran
masyarakat (social welfare). Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter
sebagaimana sudah diungkapkan di atas, maka bank sentral mengeluarkan
berbagai instrumen atau alat untuk mempengaruhi situasi perekonomian sehingga
bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan pemerintah. Kebijakan moneter dengan
sasaran tunggal, yaitu stabilisasi harga (pengendalian tingkat inflasi), pada
umumnya menggunakan

pendekatan harga. Sedangkan kebijakan moneter dengan sasaran multi yaitu


disamping stabilisasi harga juga pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan
kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran, pada umumnya menggunakan
pendekatan kuantitas.

2) Uang Sebaiknya Dicetak Hanya pada Tingkat Minimal


Al-Maqrizi (Karim, 2007) menyatakan bahwa uang sebaiknya dicetak
hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk bertransaksi dan dalam
pecahan yang mempunyai nilai nominal kecil (agar tidak ditimbun/
hoarding).
3) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal di Baitul Mal memberikan dampak positif investasi,
penawaran agregat, dan secara tidak langsung memberikan dampak pada
tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi." Salah satu contohnya adalah
sangat jarang terjadi APBN mengalami defisit. Hal in disebabkan
pengeluaran hanya boleh dilakukan apabila ada penerimaan besarnya rate
kharaj ditentukan atas produktivitas lahan bukan atas zon dan perhitungan
zakat perdagangan atas dasar besarnya keuntungan bukan atas harga jual.

10
2.6 INFLASI DALAM PERSPEKTIF SYARIAH
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi karena mata uang yang
digunakan adalah dinar dan dirham, yang memiliki nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh Islam. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah
dan hanya terjadi satu kali, yaitu sebelum Perang Hunian. Walaupun
demikian, Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu inflasi
akibat berkurangnya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia.
Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur
rasyidin, yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat
kesalahan manusia ada tiga hal, yaitu korupsi, administrasi yang buruk dan
pajak yang berlebihan, serta pencetakan uang dengan maksud menarik
keuntungan yang berlebihan.

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk perekonomian,


yaitu sebagai berikut:

a) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi


tabungan (nilai simpanan), fungsi pembayaran di muka, dan fungsi unit
perhitungan. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali
atau dengan kata lain "self feeding inflation"
b) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save).
c) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja, terutama untuk nonprimer
dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity to Consume).
d) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang nonproduktif, yaitu penumpukan
kekayaan (hoarding), seperti tanah, bangunan, logammulia, mata uang
asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif, seperti pertanian,
industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil telaah pustaka dan analisa yang telah diuraikan pada bab
terdahulu maka kesimpulan dari pokok permasalahan yang dibahas adalah
sebagai berikut:
1) Faktor penyebab terjadinya inflasi
a. Natural inflation (inflasi yang terjadi karena sebab alamiah) :
Bencana alam
b. Human error (inflasi terjadi karena kesalahan manusia) : Korupsi
dan administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan, pencetakan
uang yang berlebihan, sifat Israf atau berlebih-lebihan dari setiap
individu.
2) Pengaruh Inflasi Terhadap Perekonomian Indonesia

a. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

b. Memperburuk distribusi pendapatan .


3) Cara Penanggulangan Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
a. Kebijakan Fiskal Dalam Islam
Dalam perspektif Islam kebijakan fiskal berperan penting karena
mengatur dalam pemasukan dan pengeluaran negara agar
terciptanya kehidupan masyarakat yang adil dan merata.
b. Kebijakan Moneter dalam Islam Dalam Kebijakan moneter Islam
dapat di artikan sebagai segala aktifitas yang bekaitan dengan uang
atau set likuid lainnya yang dilakukan dalam rangka menopang
aktifitas riil (baik aktifitas di sisi demand maupun supply)”.
Adapun tujuan dari kebijakan moneter islam adalah untuk menjaga
dan memelihara stabilitas uang.

12
3.2 SARAN
Penulis menyarankan pembaca untuk mendalami masalah inflasi dalam
perspektif syariah dan dapat merealisasikan cara pengendaliannya agar
dapat membatu menstabilkan perekonomian masyarakat yang ada di
indonesia sehingga dapat memberikan dampak positif bagi orang yang
mengamalkannya dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat

13
DAFTAR PUSTAKA

Peadja, Juhaya S. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia,2021

Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008)

Firdiansyah, Fitra Azkiya.(2019).Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Syariah: Pendekatan


Keuangan Fiskal Dan Moneter. Journal Of Islamic Economic Business FEBI Institut
Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan Vol. 2 No.1 pp. 16 - 32

14

Anda mungkin juga menyukai