Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INFLASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro islam

Dosen Pengampu: Bayu Nurhadi M. Si

Disusun Oleh:

1. Putri Masla Atika Fauzia 63040210012


2. Khikmatul Azizah 63040210014
3. Sinta Shofiyatun 63040210016
4. Syifa’ul Qulub 63040210032

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA


2023

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih Maha
Penyayang yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Inflasi Dalam Prespektif Islam”. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut -pengikut beliau hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Ekonomi Makro Islam, Bayu Nurhadi M. Si tak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro Islam atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Makalah ini diarapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita
cari. Berbagai cara kami kemas dalam makalah ini dan juga kami berharap bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita
semua. Tak ada kebenaran mutlak dalam hidup ini melainkan bahwa sang pencipta semata,
demikian pula dengan makalah ini tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Salatiga, 24 Mei 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Inflasi.......................................................................................................................2
B. Teori Inflasi Islam......................................................................................................................3
C. Jenis-Jenis Inflasi.......................................................................................................................3
D. Indikator Terjadinya Inflasi........................................................................................................5
E. Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi...........................................................................................5
F. Pengendalian Inflasi Dalam Ekonomi Syari’ah.........................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Uang dalam masyarakat menjadi alat pertukaran yang lazim diterima, di mana
barang dan jasa dapat diperjual-belikan dengan uang. Sepanjang sejarah, nilai moneter
berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi karena sifat alamiah dari uang itu sendiri.
Keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang terpenting,
ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang akan
mengakibatkan perkeonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan. Hal ini akan
semakin mempersulit untuk merealisasikan keadilan dalam sosial ekonomi dan
kesejahteraan sosial.

Pada saat tingkat harga secara umum naik, masyarakat harus mengeluarkan uang
lebih banyak untuk jumlah barang atau jasa yang sama. Inflasi tidak akan berlanjut jika
tidak diikuti dengan berbagai cara. Jika konsumen tidak dapat menemukan uang lebih
untuk membeli barang demi mempertahankan tingkat pembelanjaannya, mereka akan
membatasi pembelian dengan membeli lebih sedikit yang kemudian akan membatasi
kemampuan penjual untuk menaikkan harga.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian inflasi?
2. Bagaimana penjelasan teori inflasi dalam prespektif islam?
3. Apa saja jenis-jenis inflasi?
4. Bagaimana Indikator terjadinya inflasi?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi inflasi?
6. Bagaimana Pengendalian inflasi syari’ah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian inflasi.
2. Untuk mengetahui tentang teori inflasi Islam.
3. Untuk mengetahaui Jenis-jenis inflasi.
4. Untuk mengetahui tentang Indikator terjadinya inflasi.
5. Untuk mengetahui tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi.
6. Untuk mengetetahui tentang Pengendalian inflasi syari’ah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan dalam
kehidupan ekonomi, karena memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan makro
ekonomi, pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga dan distribusi pendapatan suatu negara.
Sebagai pelaku ekonomi, memperhatikan naik turunnya harga-harga barang di pasaran
sangat diperlukan. Inflasi akan menentukan harga barang-barang yang ada di pasar,
dimana barang-barang tersebut yang selalu dibutuhkan di kehidupan sehari-hari.

Tingkat Inflasi harus dijaga pada angka yang normal agar tidak terjadi suatu
gejolak perekonomian. Akan jadi bahaya apabila Inflasi tidak bisa dikendalikan, untuk
itu perlu dilakukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu Inflasi. Taqyuddin
Ahmad Ibn Al-Maqrizi (1364-1441) dalam Euis Amalia (2005:17) menyatakan bahwa
Inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan yang berlangsung
secara terusmenerus. Pada saat itu persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan,
sedangkan konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan
jasa yang sama. Sehingga hal tersebut akan mengakibatkan Inflasi. Menurut Adiwarman
Azwar karim (2004:424), pengertian Inflasi islam tidak berbeda dengan Inflasi
konvensional. Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga
barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Sehingga, Inflasi merupakan gejala yang
terjadi karena kenaikan harga barang yang secara sengaja maupun secara alami dan tidak
hanya terjadi di satu tempat, tetapi di seluruh penjuru negara bahkan dunia. Kenaikan
harga ini berlangsung secara terus menerus atau lama dan bisa jadi semakin meninggi
jika tidak ditemukan solusi pemecahan masalah yang menyebabkan terjadinya Inflasi
tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan hargaharga secara umum dan berlangsung secara terus-menerus. Dengan
kata lain, Inflasi juga merupakan suatu keadaan menurunnya nilai mata uang secara
terus-menerus.1

1
Mulyani, R. (2020). Inflasi dan cara mengatasinya dalam islam. Lisyabab: Jurnal Studi Islam dan
Sosial, 1(2), 267-278.

2
B. Teori Inflasi Islam
Dengan mengemukakan berbagai fakta bencana kelaparan yang pernah terjadi di
Mesir, Al-Maqrizi menyatakan bahwa peristiwa inflasi merupakan sebuah fenomena
alam yang menimpa kehidupan seluruh masyarakat diseluruh dunia sejak masa dahulu
hingga sekarang. Menurutnya, Inflasi terjadi karena harga-harga secara umum
mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat ini, persediaan barang
dan jasa mengalami kelangkaan dan konsumen, karena sangat membutuhkannya mereka
(konsumen) harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa
yang sama. (Al-Maqrizi, 1986 :30 dikutip dalam buku Euis Amalia, 2005 : 268).2

Pada dasarnya didalam islam tidak dikenal dengan Inflasi, karena mata uang yang
digunakan adalah dinar dan dirham yang memiliki nilai yang stabil dan dibenarkan oleh
islam. Kondisi defisit pernah terjadi di zaman Rasulullah dan hanya terjadi sekali, yaitu
sebelum Perang Hunian. Al-Maqrizi membagi Inflasi kedalam dua macam, yaitu Inflasi
akibat berkurangnya persediaan barang dan Inflasi akibat kesalahan manusia. Di zaman
Rasulullah Inflasi terjadi akibat berkurangnya persediaan barang karena kekeringan dan
peperangan.3

C. Jenis-Jenis Inflasi
1. Inflasi menurut sifatnya
Menurut Nopirin (1992:122), ada beberapa jenis Inflasi antara lain sebagai berikut:
a. Inflasi merayap (creeping inflation), merupakan laju Inflasi yang rendah yaitu:
kurang dari 10% per tahunnya. Kenaikkan harga berjalan secara lambat dengan
presentase kecil dan dalam jangka waktu relatif lama.
b. Inflasi menengah (galloping inflation), yaitu kenaikan harga yang cukup besar, dan
berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta memiliki sifat akselerasi. Maksudnya
adalah, harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi ndari minggu/bulan lalu dan
seterusnya.Inflasi menengah memiliki efek lebih berat dibandingkan dengan Inflasi
merayap.
c. Inflasi tinggi (hyper inflation), Inflasi ini merupakan Inflasi yang paling parah.
Harga-harga menjadi naik sampai tiga atau empak kali lipat dari harga normal.
Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai mata uang rupiah
2
Fadilla, F. (2017). Perbandingan Teori Inflasi dalam Perspektif Islam dan Konvensional. Islamic
Banking: Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Perbankan Syariah, 2(2), 1-14.
3
Mulyani, R. (2020). Inflasi dan cara mengatasinya dalam islam. Lisyabab: Jurnal Studi Islam dan
Sosial, 1(2), 267-278.

3
anjlok dan perputaran uang menjadi lebih cepat. Biasanya keadaan ini muncul
apabila pemerintah mengalami deficit anggaran belanja sehingga mencetak uang.
2. Inflasi menurut sebab terjadinya
Menurut Boediono (1995:53-55) Inflasi berdasarkan sebab terjadinya dibagi menjadi:
a. Demand Pull Inflation
Inflasi ini berawal dari kenaikan permintaan, sedangkan produksi berada pada
keadaan kesempatan kerja penuh. Jika terjadi kesempatan kerja penuh (full
employement) telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanya akan
menaikkan harga. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan
GNP berada diatas atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh, terjadilan
inflationary gap. Jika terajadi inflationary gap maka akan terjadi Inflasi.
b. Cosh Push Inflation
Cosh push inflation ditandai dengannaiknya harga dan turunnya suatu produksi.
Akibatnya, Inflasi disertai dengan resesi, ini akan menimbulkan dengan adanya
penawaran total yang turun sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikkan
produksi akan menaikkan harga dan menurunkan jumlah produksi.
3. Inflasi menurut asalnya
Inflasi menurut asalnya dibagi menjadi:
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation),
Inflasi ini berasal dari dalam negeri seperti terjadi karen defisit anggaran belanja
sehingga melaukan pencetakan uang baru, selain itu gagal panen juga merupakan
Inflasi yang terjadi didalam negeri. Dengan gagal panen maka akan terjadi
kelangkaan sehingga menyebabkan harga barang naik dan akhirnya terjadi Inflasi.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation),
Inflasi ini terjadi karena kenaikkan harga-harga diluar negeri sehingga menyebabkan
hal-hal berikut:
 kenaikkan indeks biaya hidup karena sebagian barang-barang yang ada berasal
dari luar negeri;
 kenaikkan indeks harga melaluia kenaikkan biaya produksi dari berbagai barang
yang menggunakan bahan mentah yang diimpor;
 kenaikkan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikkan pengeluaran
pemerintah/swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tersebut.

4
D. Indikator Terjadinya Inflasi
Indikator inflasi merupakan sekumpulan data dan informasi yang akan diamati dan
dianalisis untuk kemudian dapat menunjukkan arah fluktuasi inflasi di masa depan.
Dengan demikian, perumusan kebijakan moneter dapat dilakukan dengan lebih efektif
dan efisien. Indikator inflasi mencakup nilai inflasi itu sendiri beserta besaran makro-
ekonomi lainnya seperti suku bunga, nilai tukar, ukuran harga, ekspektasi inflasi, kupon
obligasi pemerintah, serta permintaan dan penawaran agregat. Secara umum, terdapat
dua jenis indikator kebijakan moneter dalam kerangka kebijakan moneter. Pertama,
leading indicators yang merupakan indikator ekonomi dan keuangan yang dapat
memberikan sinyal-sinyal pergerakan inflasi di masa depan. Kedua, policy indicators
yaitu indikator keuangan dan ekonomi yang dapat dijadikan bahan analisis untuk
menentukan arah kebijakan moneter. Indikator inflasi tergolong dalam klasifikasi
leading indicators.

Terdapat tiga indikator yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat inflasi di
suatu negara, dapat dijabarkan sebagai berikut. 4

1. Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks ini menggunakan harga beli masyarakat
terhadap sejumlah barang atau jasa yang merefleksikan pengeluaran konsumen.
2. Gross National Product (GNP) Deflator. Metode perhitungan inflasi ini mengukur
rata-rata harga seluruh barang yang dihitung juga dengan memasukkan jumlah items
yang sebenarnya dibeli.
3. Indeks Harga Produsen (IHP). Indeks ini menghitung perubahan harga jual yang
diterima produsen, termasuk menghitung biaya produksi yang meliputi bahan baku
dan barang setengah jadi.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi


Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi inflasi antara lain: 5

1. Meningkatnya kegiatan ekonomi sehingga ada peningkatan permintaan agregat tidak


diimbangi dengan meningkatnya penawaran agregat karena adanya kendala struktural
perekonomian.
2. Melemahnya nilai tukar rupiah sehingga harga cenderung naik dan sulit untuk turun
apabila nilai tukar rupiah menguat.

4
Solikin M. Juhro, F. S. (2020). EKONOMI MONETER ISLAM. Depok: Rajawali Pers. Hlm 223.
5
M. Ridwan, Ekonomi Makro dan Mikro Islam, (Jakarta : Citapustaka Media, 2013), h. 178

5
3. Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan seperti kenaikan harga BBM,
listrik, menaikkan upah minimum dan gaji pegawai.
4. Tingginya ekspektasi inflasi masyarakat, ada kecenderungan masyarakat yang sangat
tinggi terhadap konsumsi sehingga memicu kenaikan harga.

F. Pengendalian Inflasi Dalam Ekonomi Syari’ah


Kebijakan moneter atau politik moneter merupakan politik negara dalam
menentukan peraturan-peraturan dan tindakan-tindakan dalam lapangan keuangan
negara. Secara lebih khusus kebijakan moneter mempunyai pengertian sebagai tindakan
makro pemerintah melalui bank sentral dengan cara mempengarui penciptaan uang.
Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa mempengaruhi jumlah
uang beredar, yang selanjutnya pemerintah bisa mempengaruhi pengeluaran investasi,
kemudian mempengaruhi permintaan agregat dan akhirnya tingkat harga sehingga
tercipta kondisi ekonomi sebagaimana yang dikehendaki. Kebijakan moneter dalam
Islam berbijak pada prinsipprinsip dasar ekonomi Islam sebagai berikut :

1. Kekuasaan tertinggi adalah milik Alloh dan Allohlah pemilik yang absolut.
2. Manusia merupakan Pemimpin (kholifah) di bumi, tetapi bukan pemilik yang
sebenarnya.
3. Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karena seizin Alloh, dan
oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung memiliki hak atas
sebagian kekayaan yang dimiliki saudara- saudaranya yang lebih beruntung.
4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
5. Kekayaan harus diputar.
6. Menghilangkan jurang perbedaaan antara individu dalam perekonomian, dapat
menghapus konflik antar golongan.
7. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu,
termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin.

Dalam aspek teknis, kebijakan moneter Islam harus bebas dari unsur riba dan
bunga bak. Dalam Islam riba, yang termasuk didalamnya bunga bank diharamkan secara
tegas. Dengan adannya pengharaman ini maka bunga bank yang dalam ekonomi kapitalis
menjadi instrument utama manajemen moneter menjadi tidak berlaku lagi. Manajemen
moneter dalam Islam didasarkan pada prinsip bagi hasil. Kebijakan moneter merupakan

6
bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Tujuan kebijakan ekonomi makro
umumnya adalah mencapai kemakmuran masyarakat (social welfare).

Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter sebagaimana sudah diungkapkan di


atas, maka bank sentral mengeluarkan berbagai instrumen atau alat untuk mempengaruhi
situasi perekonomian sehingga bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan pemerintah.
Kebijakan moneter dengan sasaran tunggal, yaitu stabilisasi harga (pengendalian tingkat
inflasi), pada umumnya menggunakan pendekatan harga. Sedangkan kebijakan moneter
dengan sasaran multi, yaitu disamping stabilisasi harga juga pertumbuhan ekonomi,
perluasan kesempatan kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran, pada umumnya
menggunakan pendekatan kuantitas. 6

6
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: 2005), h. 47.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan hargaharga secara umum
dan berlangsung secara terus-menerus. Dengan kata lain, Inflasi juga merupakan suatu
keadaan menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus. Menurut Al-Maqrizi, Inflasi
terjadi karena harga-harga secara umummengalami kenaikan dan berlangsung terus-
menerus. Pada saat ini, persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan dan konsumen,
karena sangat membutuhkannya mereka (konsumen) harus mengeluarkan lebih banyak
uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama. Jenis inflasi di bagi menjadi 3, yaitu
menurut sifatnya, sebab terjadinya, dan asalnya. Kemudian terdapat tiga indikator yang
biasa digunakan dalam mengukur tingkat inflasi di suatu negara yaitu IHK, GNP, dan
IHP. Kemudian inflasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya kegiatan
ekonomi, melemahnya nilai tukar rupiah, kebijakan pemerintah, dan tingginya ekspetasi
inflasi masyarakat. Akan tetapi ada cara untuk mengendalikan inflasi dalam perspektif
syariah, yaitu dengan kebijakan moneter oleh pemerintah negara dengan menggunakan
prinsip syariah, seperti bebas dari unsur riba yang menjadikan bunga bank dalam
ekonomi kapitalis menjadi instrument utama manajemen moneter menjadi tidak berlaku
lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”,
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: 2005).
Fadilla, F. (2017). Perbandingan Teori Inflasi dalam Perspektif Islam dan Konvensional.
Islamic Banking: Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Perbankan Syariah, 2(2).

M. Ridwan, Ekonomi Makro dan Mikro Islam, (Jakarta: Citapustaka Media, 2013), h. 178
Mulyani, R. (2020). Inflasi dan cara mengatasinya dalam islam. Lisyabab: Jurnal Studi Islam
dan Sosial, 1(2).

Solikin M. Juhro, F. S. (2020). EKONOMI MONETER ISLAM. Depok: Rajawali Pers. Hlm
223.

Anda mungkin juga menyukai