Anda di halaman 1dari 18

INFLASI: STABILITAS NILAI UANG DOMESTIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
I Dosen Pengampu : Dr. Herlan Firmansyah, S.Pd., M.Pd, ME

Disusun Oleh:

Astri Nur Annisa (6020221009)


Destha A. Santosa P. Pratama (6020221013)
Muhammad Aditialis (6020221025)
Resti Noormalasari (6020221031)

5A Ekonomi Syariah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan kita nikmat iman dan sehat. Berkat ridha-Nya kami akhirnya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Inflasi: Stabilitas Nilai uang
Domestik”. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memperjuangkan untuk manusia ke jalan yang
benar dan menjadi pelajaran bagi kita semua.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Dr. Herlan Firmansyah, S.Pd., M.Pd, ME selaku dosen pada mata
kuliah Ekonomi Makro Islam I. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Inflasi: Stabilitas Nilai uang Domestik bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
berkenan membantu dari tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan
ini. Terimakasih dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.

Cianjur, 04 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS ISLAM UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR TAHUN 2023
1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................4

BAB II........................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................6

A. Pengertian Inflasi.........................................................................................6

B. Sejarah Inflasi..............................................................................................7

C. Teori Ekonomi Konvensional......................................................................8

D. Teori Ekonomi Islam...................................................................................9

E. Necessary & Sufficient Condition Stabilitas Uang...................................13

F. Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (24 November 2023)....14

BAB III.....................................................................................................................16

KESIMPULAN........................................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................16

B. Saran..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pekerjaan bisnis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh
umat Muslim, dan harus selalu berada dijalan yang lurus. Oleh sebab itu,
tujuan utama dari pekerjaan bisnis adalah mencapai ridha Allah SWT. melalui
aktivitas duniawi, memenuhi kehidupan hidup kegiatan memenuhi kebutuhan
hidup ini merupakan kecenderungan alamiah dari diri manusia untuk hidup
dalam kenyamanan secara material, maka ajaran Islam mencela orang yang
meninggalkan dunia demi mengejar kehidupan abadi di akhirat, orang tersebut
hanya mengejar kepuasan spiritualitas saja.
Dari latar belakang diatas, maka jelas sekali bahwa Allah melarang umatnya
untuk bekerja hanya untuk akhirat saja, tetapi diwajibkan untuk berusaha
didunia ini untuk bekerja. Maka daripada itu, disini penulis akan menjelaskan
makalah yang berjudul Inflasi: Stabilitas Nilai Uang Domestik secara ringkas
agar mudah untuk dimengerti bersama.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu Inflasi?

b. Bagaimana Sejarah Inflasi?

c. Bagaimana Teori Ekonomi Konvensional?

d. Bagaimana Teori Ekonomi Islam?

e. Bagaimana Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Inflasi
b. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Inflasi
c. Untuk mengetahui bagaimana teori ekonomi konvensional
d. Untuk mengetahui bagaimana teori ekonomi islam

4
e. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai
Rupiah?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inflasi

Menurut Ekawarna, M.Si dan Fachruddiansyah, S.Pd.,M.Pd., (2008)


Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum
dan terus-menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang hams
dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflası :

 Kenaikan Harga

 Bersifat Umum

 Berlangsung Terus- Menerus

1. Kenaikan Harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode
sebelumya. Misalnya, harga sabun mandi 80 gram per buah kemarin adalah Rp
1.000,00 Hari ini menjadi Rp 1.100,00. Berarti harga sabun per buah han ini Rp
100,00 lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi
kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukukan dengan jarak
waktu yang lebih pannjang seminggu, sebulan, triwulan dan setahun.

Perbandingan harga juga bisa dilakukan berdasarkan patokan musim.


Misalnya, pada musim paceklik harga beras bisa mencapai Rp 3000,00 per
kilogram. Sebab harga gabah telah naik. Tetapi di musim panen harganya dapat
lebih murah, karena harga gabah juga biasanya lebih murah. Dengan demikian,
dapat dikatakan pada musim paceklik selalu terjadi kenaikan harga beras.

2. Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan berdampak inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.

Harga buah mangga harum manis di Jakarta, jika belum musimnya dapat
mencapai Kp 10.000,00 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, sekitar akhir
tahun, dapat dibeli dengan harga Rp 4000,00-Rp 5.000,00 per kilogram. Jadi harga
mangga pada penode-renode tertentu akan mengalami kenaikan dua sampai tiga kali

6
lipat. Tetapi kenaikan harga mangga yang sangat tajam tersebut tidak menimbulkan
inflasi, karena harga-harga komoditas lain tidak naik. Mangga harum manis
bukanlah komoditas pokok, sehingga tidak memiliki dampak besar terhadap
stabilitas harga.

Ceritanya akan menjadi lain jika yang naik adalah harga bahan bakar minyak
(BBM). Pengalaman Indonesia, menunjukkan setiap pemerintah menaikkan harga
BBM, harga- harga komoditas lain turut naik. Karena BBM merupakan komoditas
strategis, maka kenaikan harga BBM akan merambat kepada kenaikan harga
komoditas yang lain.

Jika harga mangga harum manis naik, harga BBM belum tentu naik. Tetapi
jika harga BBM naik, harga mangga harum manis di Jakarta pasti naik. Mengapa?
biaya transportasinya naik? BBM adalah komponen input paling penting untuk
dapat membuat roda-roda mobil angkutan umum (bus, truk) dan mobil pribadi
untuk dapat berputar. Karenanya, kenaikan harga BBM menyebabkan biaya
operasional transportasi akan naik.

3. Berlangsung Terus Menerus


Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan menimbulkan inflasi, jika
terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang
waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga
bersifat umum dan terus-menerus. Rentang waktu yang lebih panjang adalah
triwulanan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah
10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% per tahun. Inflasi triwulan rata- rata
2,5% (10%:4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83% (10%: 12).
B. Sejarah Inflasi
Semuanya mengalami apa yang dinamakan inflasi. Awal inflasi mata
uang dinar dimulai bahkan pada saat Irak sedang dalam masa puncak
jayanya dan inflasi ikut mendahului perkembangan yang cepat dari
peminjaman uang (pertumbuhan kredit) serta perbankan khususnya di Itali,
yang merupakan motor pertubuhan lebih lanjut dari perekonomian. Inflasi
acap kali berbentuk kenaikan tingkat harga secara gradual daripada ledakan
kekacauan ekonomi.
Lalu mengapa inflasi terjadi? Pada saat tingkat harga secara umum
naik, pembeli harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk jumlah barang
7
dan jasa yang sama. Dengan kata lain, inflasi tidak akan berlanjut jika tidak
dibiayai dengan berbagai cara. Jika konsumen tidak dapat menemukan uang
lebih untuk membeli barang demi mempertahankan tingkat
pembelanjaannya, mereka akan membatasi pembelian dengan membeli
lebih sedikit yang kemudian pada akhirnya akan membatasi kemampuan
penjual untuk menaikkan harga.
Kaum Monetaris berpendapat bahwa revolusi harga tidak akan terjadi
jika tidak dibantu oleh kenaikan penawaran uang yang berasal dari bullion
emas dan perak yang diproduksi oleh new wold yang walaupun banyak juga
emas dan perak tersebut akhirnya ditumpuk oleh pribadi sehingga keluar
sirkulasi, ataupun jadi perhiasan dan ornamen-ornamen untuk bangunan
istana dan katedral serta banyak juga dari emas tersebut akhirnya
dikapalkan ke Asia dan tidak pernah kembali lagi. Bisa dikatakan bahwa
inflasi terjadi dimana pun, terhadap mata uang apa pun dan pada periode
kapanpun.
C. Teori Ekonomi Konvensional
Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi
dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan
nilai unit perhitungan moneter terhadapa suatu komoditas. Definisi inflasi
oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah
uang yang harus dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap
barang-barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah
penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap
barang-barang/komoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation).
Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat
perubahan dari tingkat harga secara umum. Persamaanya adalah sebagai
berikut:
Tingkat hargat – tingkat hargat-1 X 100 = Rate of Inflation
Tingkat hargat-1
Umumnya, otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik
perekonomian suatu negara menggunakan ‘Consumer Price Index’ atau CPI
dan ‘Producer Price Index’ atau PPI sebagai pengukur tingkat inflasi. Hanya
saja, kedua metode pengukuran tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan,
8
yang salah satunya adalah karena menggunakan kumpulan yang mewakili
sebuah subset dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh
keseluruhan perekonomian, sehingga index harga tersebut tidak
merefleksikan secara akurat seluruh perubahan harga yang terjadi.
Para ekonom cenderung lebih senang menggunakan 'Implicit Gross
Domestic Product Deflator' atau GDP Deflator untuk melakukan
pengukuran tingkat inflasi. GDP Deflator adalah rata-rata harga dari seluruh
barang tertimbang dengan kuantitas ba-rang-barang tersebut yang betul-
betul dibeli. Penghitungan dari GDP Deflator ini sangat sederhana,
persamaannya adalah sebagai berikut:

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan


(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah
desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi
(product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Untuk
sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter
(Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh
Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
D. Teori Ekonomi Islam
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian
karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan,
fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan.
2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat.
3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan
barang-barang mewah.
4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif, yaitu penumpukkan
kekayaan seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan

9
mengorbankan investasi kearah produktif seperti : pertanian, industrial, perdagangan,
transportasi, dan lainnya.
Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364 M – 1441
M), menggolongkan inflasi dalam dua golongan, yaitu:
 Natural Inflation
Natural Inflation dapat diartikan sebagai :
1. Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
perekonomian (T).
2. Naiknya daya beli masyarakat secara riil.

 Human Error Inflation


Human Error Inflation dikatakan sebagai inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan dari
manusia itu sendiri. Human Error Inflation dapat dikelompokkan menurut penyebab-
penyebabnya sebagai berikut:
1. Korupsi dan administrasi yang buruk (corruption and Bad Administration)
2. Pajak yang berlebihan (Excessive Tax);
3. Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan (Excessive
Seignorage)
a. Corruption and Bad Administation
Jika kita merujuk pada persamaan MV = PT maka korupsi akan mengganggu tingkat
harga ( P ) karena para produsen akan menaikkan harga jual produksinya untuk
menutupi biaya-biaya 'siluman' yang telah mereka keluarkan tersebut. Dimasukkannya
'biaya siluman' tersebut dalam COGS (Cost Of Goods Sold). COGS akan mendorong
ATC dan MC naik ke ATC, dan M*C_{2} sehingga harga jual pada keadaan normal
profit naik dari P ke P * Hal ini akan mengakibatkan COGS menjadi tidak merefleksikan
nilai sumber daya sebenarnya yang digunakan dalam proses produksi. Harga yang terjadi
terdistorsi oleh komponen yang seharusnya tidak ada sehingga akan mengakibatkan
ekonomi biaya tinggi (high cost economy). Pada akhir- nya, akan terjadi inefisiensi
alokasi sumber daya yang akan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Jika merujuk pada persamaan AS-AD maka akan terlihat bahwa korupsi dan
administrasi pemerintahan yang buruk (red tape) akan menyebabkan kontraksi pada
kurva Penawaran Agregatif (AS ).

10
11
b. Excessive Tax

Efek yang ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan pada perekonomian hampir sama
dengan efek yang ditimbulkan oleh korupsi dan administrasi yang buruk yaitu kontraksi
pada kurva Penawaran Agregatif (AS↓). Namun, jika dilihat lebih jauh, excessive tax
tersebut mengakibatkan apa yang dinamakan oleh para ekonom dengan 'efficiency loss'
atau 'dead weight loss'.

c. Excessive Seignorage

Menurut Ir. Adiwarman A.Karim,S.E.,M.B.A.,M.A.E.P Seignorage arti


tradisionalnya adalah keuntungan dari pencetakan koin yang didapat oleh percetakannya
di mana biasanya percetakan tersebut dimiliki oleh pihak penguasa atau kerajaan.
Tindakan Seignorage ini juga salah satu penyebab inflasi, menurut Milton Friedman,
seorang ekonom monetarist terkemuka, dikatakannya dengan: "inflation is always and
everywhere a monetary phenomenon". Para otoritas moneter di negara-negara Barat
umumnya meyakini bahwa pencetakan uang akan menghasilkan keuntungan bagi
pemerintah (inflation tax), hal tersebut sesuai dengan persamaan sebagai berikut:

dimana u adalah tingkat pertumbuhan uang. Nilai u yang tinggi akan menyebabkan
tingkat inflasi (π) yang tinggi, sehingga implikasinya adalah suatu nilai nominal yang
lebih tinggi pula dari tingkat suku bunga (R = r + π). Oleh karena itu, disimpulkan bahwa
suatu tingkat pertumbuhan uang yang tinggi akan menghasilkan tingkat pajak yang lebih
tinggi pula dari pajak memegang uang (tax for holding money).

Ekonom Islam sendiri mengelompokkan uang dalam beberapa jenis. Untuk


memudahkan dalam memahami bentuk-bentuk uang dalam sistem ekonomi Islam marilah
kita lihat ilustrasi berikut ini.

12
E. Necessary & Sufficient Condition Stabilitas Uang

Untuk memudahkan dalam memahami penjelasan diatas Necessary condition and


Sufficient Condition untuk menjaga stabilitas jenis-jenis uang dalam perekonomian
dapat dilihat tabel berikut:

No. Jenis Uang Necessary Condition Sufficient Condition

1. Full Bodied Money - -

Pengesahan Pemerintah -
2. 100% Reserve
sebagai alat pembayaran

3 Partial Reserve Pengesahan pemerintah Pemerintah harus


sebagai alat pembayaran. menjaga nilainya

4. Token Money - Pengesahan Pemerintah harus


Pemerintah sebagai alat mencegah dan melarang
pembayaran perdagangan uang.

- Pemerintah harus

13
menjaga nilainya

5. Fiat Money - Pengesahan pemerintah - Pemerintah harus


sebagai alat mencegah dan
pembayaran melarang
perdagangan
- Pemerintah harus
uang.
menjaga nilainya
- Pemerintah harus
mencegah dan
melarang
perdagangan
uang palsu.

6. Bank Money N/A (bukan uang) N/A (bukan uang)

F. Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (24 November 2023)

No.25/319/DKom

Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia


menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 20 -24 November 2023

Pada akhir hari Kamis, 23 November 2023

1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.550 per dolar AS.


2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,63%.
3. DXY[1] stabil pada 103,92.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,404%.

Pada pagi hari Jumat, 24 November 2023

1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.540 per dolar AS.


2. Yield SBN 10 tahun stabil pada 6,63%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV November 2023)


14
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 23 November 2023 sebesar 73,85 bps, turun
dibandingkan per 17 November 2023 sebesar 74,40 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 20 – 23 November 2023, nonresiden di pasar
keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,03 triliun (beli neto Rp1,59 triliun di
pasar SBN, beli neto Rp0,30 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp5,13 triliun di
SRBI).
3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 23 November 2023,
nonresiden beli neto Rp62,54 triliun di pasar SBN, jual neto Rp17,77 triliun di
pasar saham, dan beli neto Rp27,14 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta
mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Jakarta, 24 November 2023

Departemen Komunikasi

Erwin Haryono

Direktur Eksekutif

15
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

a. Menurut Ekawarna, M.Si dan Fachruddiansyah, S.Pd.,M.Pd., (2008) Inflasi adalah


gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
b. Semuanya mengalami apa yang dinamakan inflasi. Awal inflasi mata uang dinar
dimulai bahkan pada saat Irak sedang dalam masa puncak jayanya dan inflasi ikut
mendahului perkembangan yang cepat dari peminjaman uang (pertumbuhan kredit)
serta perbankan khususnya di Itali, yang merupakan motor pertubuhan lebih lanjut
dari perekonomian. Inflasi acap kali berbentuk kenaikan tingkat harga secara gradual
daripada ledakan kekacauan ekonomi.

c. Definisi inflasi oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari
jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap
barang-barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan
nilai unit penghitungan moneter terhadap barang-barang/komoditas dan jasa
didefinisikan sebagai deflasi (deflation). Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of
inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum
d. Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian
karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan,
fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan.
2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat.
3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan
barang-barang mewah.
4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif, yaitu penumpukkan
kekayaan seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan
mengorbankan investasi kearah produktif seperti : pertanian, industrial, perdagangan,
transportasi, dan lainnya.
e. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait
serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas

16
makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih
lanjut.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat penulis susun, semoga bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca. Pemaparan diatas hanya sebagai bahan referensi makalah
mengenai “Inflasi: Stabilitas Nilai Uang Domestik”. Penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan
lugas. Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan
penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ekawarna dan Facharuddiansyah Muslim. (2010). Pengantar Teori Ekonomi


Makro. Jakarta : Gedung Persada

Ir. Adiwarman A.Karim,S.E.,M.B.A.,M.A.E.P (2020). Ekonomi Makro Islam


Edisi Ketiga. Depok : PT Rajagrafindo Persada

Erwin Haryono (2023) “Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (24


November 2023)”, https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_2531923.aspx [Diakses pada 04 November 2023]

18

Anda mungkin juga menyukai