Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Ada pun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas karya ilmiah diakhir semester. Selaku
penulis telah mengucapkan terimakasih kepada Ibu Siti Saidah, S.Pd.,M.Pd.
selaku dosen pengampuh mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan
tugas ini. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Bahkan penulis
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bias pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, khsusunya pemerintahan agar dapat bisa mengatasi inflasi
dan pengangguran yang ada di Indonesia. Sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. LatarBelakang....................................................................................1
B. TujuanPenelitian................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A. Kesimpulan........................................................................................6
B. Saran..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu dari banyak negara yang termasuk negara
berkembang.Hal ini nyata,dan bagaimana agar indonesia menjadi negara maju?
solusinya adalah dengan mengurangi tingkat inflasi dan pengangguran.Karena
keduanya saling mempengaruhi perekonomian disuatu negara.negara-negara
ASEAN, termasuk indonesia telah mengalami Krisis moneter menyebabkan
terjadinya imported inflation sebagai akibat dari terdepresiasinya secara tajam
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yang selanjutnya mengakibatkan
tekanan inflasi yang berat bagi Indonenesia.Hal ini terjadi terus menerus dan
belom dapat terpecahkan solusinya.
Ada suatu hal menarik dari kaitan inflasi dan pengangguran dalam teori
kurva Phillips, pengangguran yang tinggi memang akan cenderung mengurangi
inflasi. Namun yang menarik di Indonesia fenomena yang sering terjadi adalah
ketika pengangguran tinggi,tingkat inflasi juga masih tetap tinggi. Padahal, tujuan
yang selalu dikehendaki untuk kedua masalah tersebut adalah rendah.
4
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur pembangunan
ekonomi adalah tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau
suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa
perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Sebaliknya
apabila suatu perekonomian tersebut tidak dapat berkembang dengan baik hal
terburuk yang akan muncul salah satunya adalah masalah pengangguran. Salah
satu masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia dewasa ini adalah masalah
pengangguran. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini
sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur dan
setengah penganggur mengalami peningkatan. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber
utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal,
dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
B.TUJUAN
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan mampu,
mendefinisikan bagaimana pengaruh dan dampak dari tingkat inflasi dan
pengangguran yang ada di indonesia. Hal ini pemerintah dan masyarakat
setidaknya harus serempak dalam mengatur perekonomian di Indonesia
khususnya untuk pemerintahan sendiri. Dan penulis harapkan kepada pembaca
akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan dari makalah ini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Nah,untuk mencapai hal tersebut maka negara indonesia khususnya harus
mengurangi tingkat pengangguran serta inflasi yang menjadi penyebab utama dari
hal tersebut.Sebagai contoh, Shatha Abdul-Khaliq et all (2014) melakukan
penelitian dengan upaya untuk menyelidiki hubungan antara pengangguran dan
pertumbuhan PDB di negaranegara Arab untuk periode tahun 1994 hingga 2010
menggunakan uji metodologi Root Unit dan Pooled EGLS (Data silang SUR).
Ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai dampak negatif dan
pengaruh signifikan atas pengangguran yang bernilai 1%. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat pengangguran sebesar 0,16%.
Selain itu, Koefisien dari laju pertumbuhan penduduk signifikan pada tingkat 5%
dan tanda positif menunjukkan bahwa 1% peningkatan dalam tingkat
pertumbuhan populasi akan meningkatkan tingkat pengangguran 0,37%.
7
berantakan,bahkan inflasi besar-besaran terjadi yang mengakibatkan timbulnya
demo-demo dimana mana.
8
Dari data-data diatas kita dapat raih pengertian bahwasanya perlu mencontoh dan
mengulangi tahun 2016-an tersebut,sebenarnya untuk pemerintahan tahun ini
sudah mulai ada perkembangan namun banyak permaianan politik dan juga
banyak nya pejabat-pejabat rakus akan jabatannya.Itulah salah satu penyebab
ketidakseimbangan perekonomian di negara tercinta ini.Bandingkan data yang
diatas dengan data yang telah didapat kan pada tahun 2022 ini;
Ga
mbar 3.3 data pengangguran yang terjadi pada tahun
2022,menurut(economic's).
9
Gambar 3.4 data inflasi yang terjadi pada tahun 2022,menurut (BANK
SENTRAL INDONESIA).
Tahun ini merupakan tahun terjadinya inflasi yang peningkatannya sangat drastis
dari tahun 2016,yang mengakabitkan kepada tingkat pengangguran di
indonesia.Tahun 2016 seperti titik tolak dari tahun ini dimana sesuai data telah
diketahui.Hendak nya pemerintahan mengambil langkah lebih jauh dan bermain
baik dalam mengatur roda perekonomian di negeri tercinta,yang masih disebut
negara berkembang ini.
10
yang terjadi. Nasution (1997) menyatakan ada beberapa cara yang dilakukan
pemerintah dalam mengatasi inflasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Kebijakan moneter
2. Kebijakan fiskal
Melihat keadaan saat ini, mungkin inflasi akhir tahun akan berada di kisaran
5,42persen. Karenanya suku bunga BI belum akan turun. Sepertinya inflasi
September lalu tidak disebabkan kenaikan empat kebutuhan pokok yakni beras,
minyak goreng, minyak tanah, gula. Tetapi hal tersebut disebabkan harga keempat
komoditas tersebut sudah lebih dahulu naik, sehingga kenaikannya pada
September sudah melambat. Menurut data yang saya peroleh, minyak goreng
hanya menyumbang inflasi 0,2 persen dan beras 0,1 persen.
Secara umum, kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan
1,81 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,45 persen; dan
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,18 persen. Kemudian kelompok
sandang 1,22 persen; kesehatan 0,44 persen, rekreasi dan olahraga 1,70 persen;
dan kelompok transpor. Tetapi setelah melihat perkembangan sampai saat ini, kita
masih dapat optimis bahwa target inflasi masih tetap dapat dicapai. Adanya
optimisme ini karena didukung dengan kebijakan yang hati-hati. Coba kita
perhatikan meskipun terdapat guncangan akibat kenaikan harga minyak dunia,
tetapi kita bisa meyakini guncangan tersebut tidak akan membuat krisis seperti
tahun 1997.
11
Sebelumnya Menko Perekonomia Boediono mengatakan, target inflasi
2007 sebesar 6,0 persen masih bisa dicapai meskipun pemerintah hanya memiliki
ruang inflasi 0,76 persen dalam dua bulan ke depan yang artinya sampai saat ini.
Saya kira bahan pokok stabil, saya kira bisa atau masih bisa mendekati. Yang
penting kita fokuskan pada harga kebutuhan pokok.. Tetapi kita perlu mewaspadai
tekanan inflasi terbesar yang diperkirakan akan datang pada bulan Desember, di
mana ada hari Natal dan tahun baru.
Ada banyak faktor yang harus dikaji, tak hanya melihat pertumbuhan
ekonomi saja sebagai dasar untuk menurunkan suku bunga tetapi juga berbagai
hal lainnya. Moneter policy, tak bisa one to one, seperti jika inflasi naik, suku
bunga harus diturunkan, begitu pula sebaliknya. Sebenarnya pada tahun ini daya
beli masyarakat dapat dikatakan berangsur mulai membaik, pemerintah juga
melalui Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan menurunkan suku bunga dengan
asumsi dapat menstimulus kalangan usaha untuk kembali menggairahkan sektor-
sektor strategis, kebijakan ini direspon positif oleh kalangan usaha yang terkait
langsung dengan suku bunga. Selain itu dalam paket kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan pemerintah, mulai menunjukkan kemajuan. Namun dari segi investasi
masih jauh dari optimal, hal ini disebabkan oleh peraturan investasi masih belum
ada kejelasan.Sampai saat ini dapat kita lihat, pemerintah belum bisa melakukan
restrukturisasi dalam bidang investasi, terutama menyangkut birokrasi yang
panjang dan kepastian hukum. Sehingga Perbankan sebagai sumber dana bagi
para investor menganggap resikonya terlalu tinggi jika mengeluarkan dana untuk
kredit investasi, Perbankan lebih tertarik dengan kredit konsumsi. Ditambah lagi
dengan berbagai aturan yang dibuat oleh DPR membuat para investor asing
memutuskan untuk beralih menyimpan dananya di negara lain yang lebih mudah
dan aman dalam berinvestasi.
12
DPR sebetulnya bisa menyelesaikan masalah ini dengan mengalokasikan
anggaran untuk membuat kebijakan mengoptimalkan modal kerja bagi masyarakat
miskin yang berdampak jangka panjang, peran pemerintah daerah dan UKM
sangat dimungkinkan untuk memfasilitasi program ini.
Untuk itu, mari kita bergotong royong membantu negara untuk menjaga
momentum pemulihan ekonomi agar tetap survive di tengah ketidakpastian
global.Agar indonesia dapat dikategorikan sebagai negara maju.Namun hal
tersebut bukan lah hal yang mudah melainkan suatu yang harus dikerja samakan
dari berbagai aspek,baik dari pemerintah maupun masyarakatnya.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
14
B.Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Khaliq Shatha Abdul dan Soufan, T. d. (2010-2016). Pengaruh Inflasi dan Tingkat
Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di indonesia. Developing
Country, Vol 4 No 7.
Khaliq Shatha Abdul dan Soufan, T. d. (2010-2016). Pengaruh Inflasi dan Tingkat
Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di indonesia. Developing
Country, Vol 4 No 7.
Khaliq Shatha Abdul dan Soufan, T. d. (2010-2016). Pengaruh Inflasi dan Tingkat
Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di indonesia. Developing
Country, Vol 4 No 7.
16
Pengangguran, P. P. (1998). Pembangunan Dan Ekonomi Indonesia. Ekonomi Syariah,
Vol 1 no 2.
17