Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MATERI PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro


Dosen : Riyan Hidayat, S.E., M.M

Dibuat oleh;

Febri Annas Al – Malik 23040416

Kelas Pagi B
Tingkat/Semester : I (Satu) / II (Dua)
Materi : INFLASI DAN PENGANGGURAN

PROGRAM STUDI STRATA SATU


UNIVERSITAS YATSI MADANI (UYM) TANGERANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Inflasi dan
Pengangguran.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro.
Tidak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kata, kami berharap semoga tugas makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang
telah membaca makalah ini hingga akhir.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Definisi Inflasi dan Pengangguran....................................................................................................5
2.2 Jenis - Jenis Inflasi..........................................................................................................................5
2.3 Dampak Dari Inflasi........................................................................................................................6
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................................................7
3.3 Referensi.......................................................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk pada suatu negara mengalami peningkatan. Secara potensial Indonesia mempunyai
kemampuan sumber daya manusia yang cukup untuk dikembangkan namun dilain pihak dihadapkan
dengan berbagai masalah seperti pengangguran.
Inflasi adalah kenaikan terus menerus dalam rata-rata tingkat harga suatu perekonomian
akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat. Inflasi karena
kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull inflation (inflasi karena ditarik
permintaan), sedangkan inflasi karena penurunan penawaran agregat sering disebut dengan cost-push
inflation (McEachern, 2000:133).
Dapat dikatakan bahwa inflasi dan pengangguran merupakan masalah jangka pendek dan
jangka panjang yang selalu menjadi momok bagi perekonomian suatu negara. Dikatakan baik
buruknya suatu perekonomian negara dapat dilihat dari tingkat inflasi yang ada di negara tersebut.
Insukindro (2010) menuturkan bahwa perilaku inflasi di Indonesia memiliki karakter yang khas
sebagai negara berkembang, terjadinya ketidak sempurnaan informasi dan permasalahan lembaga
terkadang juga ikut mempengaruhi. Indonesia juga menganut sistem ekonomi terbuka yang dimana
dapat mempengaruhi guncangan inflasi sendiri. Jadi banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
inflasi di Indonesia. Indonesia dari awal berdiri hingga sekarang selalu menghadapi permasalahan
inflasi dan pengangguran. Perkembangan inflasi di Indonesia menunjukkan fluktuasi yang bervariasi
dari waktu ke waktu. Pembicaraan mengenai inflasi di Indonesia mulai populer ketika laju inflasi
demikian tinggi hingga mencapai 650 persen pada dasawarsa 1960-an.
Salah satu penyebab pengangguran meningkat adalah bertambahnya jumlah pencari kerja
yang pesat namun tidak diikuti dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, jumlah
pengangguran yang saat ini lebih di dominasi oleh lulusan SLTA/Kejuruan dan Perguruan Tinggi
(tenaga kerja terdidik) menunjukan kemerosotan produktivitas sumber daya manusia yang
seharusnya sumber daya manusia harus dimanfaatkan dengan benar, karena sumber daya manusia
merupakan pelaku dalam proses pembangunan ekonomi, problematika ini sudah selayaknya
memperoleh perhatian yang serius.
Salah satu faktor yang menyebabkan pengangguran adalah menurunnya daya beli
masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun jelas menurunkan jumlah barang/jasa yang
diproduksi oleh perusahaan, dengan keadaan seperti ini maka perusahaan akan mengurangi
permintaan tenaga kerja yang berdampak pada berkurangnya kesempatan kerja sehingga
pengangguran akan semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana fenomena kurva phillips antara tingkat inflasi dan pengangguran di Indonesia.
2. Bagaimana fenomena jangka pendek dan jangka panjang mengenai hubungan antara inflasi
dan pengangguran di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Inflasi dan Pengangguran

Inflasi dan pengangguran merupakan bagian dari masalah yang menjadi perhatian utama bagi
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Inflasi dan pengangguran yang terlalu tinggi, akan
berdampak pada fundamental perekonomian negara tersebut. Rendahnya inflasi dan pengangguran
terkadang tidak menguntungkan juga, karena inflasi yang rendah akan berdampak pada produktifitas
industri negara tersebut. Hal ini diakibatkan karena adanya deflasi dari harga barang yang dihasilkan,
maka masalah ini nantinya akan berdampak pada pengurangan lapangan pekerjaan, yang nantinya
hanya akan menambah pengangguran.
Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil
tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan
naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami
penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga tujuan
jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat
yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia
adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat
inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat
suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan
nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah
inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar
kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

2.2 Jenis - Jenis Inflasi

Inflasi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu inflasi moderat, inflasi ganas, dan hiperinflasi.

1. Inflasi Moderat. Inflasi moderat ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat
atau biasa disebut dengan inflasi satu digit per tahun. Apabila harga-harga relatif stabil,
masyarakat percaya pada uang. Mereka bersedia memegang uang karena uang akan hampir
sama nilainya pada bulan atau tahun mendatang sebagaimana nilainya hari ini.
2. Inflasi Ganas. Inflasi dalam dua digit atau tiga digit seperti 20, 100 atau 200 persen per tahun
disebut inflasi ganas. Jika inflasi ganas timbul maka timbullah gangguan-gangguan serius
terhadap perekonomian. Dalam kondisi ini uang kehilangan nilainya dengan sangat cepat;
tingkat bunga riil dapat mencapai.
3. Hiperinflasi. Meskipun perekonomian tampaknya dapat bertahan dari inflasi ganas, jenis
inflasi ketiga dan sangat mematikan bisa saja terjadi yaitu apabila wabah hiperinflasi
menyerang. Tidak ada segi baik perekonomian pasar, apabila harga-harga meningkat jutaan
atau bahkan triliunan persen pertahun. Berbagai penelitian telah menemukan beberapa
gambaran umum mengenai hiperinflasi. Pertama, permintaan yang riil (diukur dengan stok
uang dibagi dengan tingkat harga) menurun drastis. Kedua, harga-harga menjadi relatif tidak
stabil.
2.3 Dampak Dari Inflasi

1. DAMPAK NEGATIF
 Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang
memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara
rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
 Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan
guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank
kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang
tersedia.
 Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar
keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
 Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada
daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki
banyak uang.
 Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan
semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
 Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada
sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

2. DAMPAK POSITIF
 Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien
mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
 Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh.
 Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk
melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

2.4 Faktor Penyebab Inflasi

Penawaran uang (Jumlah Uang Beredar) Pengertian uang yang paling sempit adalah uang
kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat. Uang tunai ini disebut uang kartal atau dalam
bahasa Inggris dinamakan currency. Para ekonom klasik cenderung untuk mengartikan uang beredar
sebagai currency karena uang inilah yang benar-benar merupakan daya beli yang langsung bisa
digunakan dan langsung mempengaruhi harga barang-barang.
Dengan berkembangnya peranan Bank dalam perekonomian maka pengertian uang beredar
sebagai uang kartal sudah ditinggalkan. Saldo rekening koran/giro milik masyarakat umum yang
disimpan di Bank (uang giral/demand deposit) mempunyai status yang sama dengan currency dan
harus dimasukkan dalam pengertian uang beredar. Uang beredar yang didefinisikan sebagai uang
kartal ditambah uang giral disebut uang dalam arti sempit (narrow money) dan disimbolkan dengan
M1 (Sadono Sukirno, 1997:207).
Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran uang akan menyebabkan inflasi. Jika
penawaran uang (jumlah uang yang beredar) terlalu banyak inflasi akan meningkat, dan sebaliknya
jika penawaran uang terlalu sedikit terjadilah deflasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan inflasi
merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar bebas, kedua
masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila
salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis makro ekonomi
perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan bentuk – bentuk kebijakan
pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi kedua masalah. Ada dua cara yg di gunakan
untuk melihat masalah pengangguran. Yang pertama adalah dengan melihar sumber dari wujud
masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya
pengangguran dibedakan kepada : pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal
(kunjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri – cirinya
pengangguran dibedakan kepada : pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran
bermusim dan setengah menganggur.

3.2 Saran

Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di Indonesia
yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapi
kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif.
Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang
unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau
dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas
yang standarnya adalah standar global.

3.3 Referensi

1. https://www.google.com/url?q=https://osf.io/gwnb3/
download&sa=u&ved=2ahukewiuonkpgykfaxx6zmwghzmea2gqfnoecb4qaq&usg=aovv
aw3iajk1ipyamsckhrl3oaxk
2. http://scholar.unand.ac.id/44316/2/2.%20BAB%20I.pdf
3. https://doi.org/10.15294/edaj.v4i2.14821

Anda mungkin juga menyukai